Anda di halaman 1dari 10

9

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI


KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG

Magdalena Neni, Sukma Febrianti, Ishak


Sukma_febri@yahoo.co.id
IBE Indonesia Pontianak

ABSTRACT

The government is an organization that has the authority to regulate its territory by mobilizing human
resources effectively and efficiently to serve the community. The fifteen villages in Sungai Ambawang Sub-
district must have village officials who can work according to the demands of the job and must complete each
worker on time with perfect completion of work. This study aimed to determine and analyze the effect of work
motivation on the performance of village officials in the Sungai Ambawang District. The population in this
study was village apparatus, amounting to 75 people. In taking the sample, the researcher used a purposive
sampling technique, where the sampling technique was determined by determining certain criteria. So the
respondents who meet the criteria and can be used as samples amounted to 33 people. Data analysis using
SPSS version 26 software, validity test, and reliability test. Then the conclusion is drawn using a simple linear
regression statistical test and partially analyze the effect t-testt). Based on the results of the partial regression,
statistically tcount 0.741 < from ttable 1.69552 and sig. 0.464 < from 0,05. This means that the work motivation
variable has no significant effect on the performance of village officials. The value of R Square is 0.017. This
means that the influence of the work motivation of village officials in Sungai Ambawang District on
performance is 1.7% and the remaining 98.3% is influenced by other factors not observed in this study.

Keywords: Work Motivation and Village Apparatus.

PENDAHULUAN sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi


mencapai tujuan.
Pemerintah sebagai sebuah organisasi yang Menurut Mangkunegara (2005) “Kinerja
memiliki kewenangan untuk mengatur karyawan adalah keberhasilan seseorang
wilayahnya dengan menggerakkan sumber daya karyawan dalam bekerja secara kuantitas dan
manusia secara efektif dan efisien untuk melayani kualitas yang telah dicapai dalam melaksanakan
masyarakat. Begitu pula pemerintahan desa yang tugas dan kewajibannya sesuai dengan
merupakan perwakilan pemerintahan di wilayah tanggungjawab yang diberikan kepada karyawan.
Kecamatan Sungai Ambawang yang Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
menjembatani pelaksanaan tugas seperti kemampuan. Kinerja perangkat desa di
pembinaan dan pengawasan terhadap semua Kecamatan Sungai Ambawang dipengaruhi faktor
urusan pemerintahan desa yaitu pemerintahan dari dalam diri perangkat desa maupun
desa berhak mengatur dan mengelola desanya lingkungan dari luar.
secara mandiri. Menurut Mangkunegara (2009) Jumlah perangkat desa di Kecamatan Sungai
“Motivasi kerja merupakan kondisi atau energi Ambawang sebanyak 75 orang. Ke lima belas
yang menggerakan diri karyawan yang terarah desa tersebut harus memiliki perangkat desa yang
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi mampu bekerja sesuai tuntutan pekerjaan yang
perusahaan. Sedangkan menurut Siagian (2011) harus menyelesaikan setiap pekerja dengan tepat
“Motivasi kerja merupakan daya dorong bagi waktu dengan tingkat penyelesaian pekerjaan
seseorang untuk memberikan kontribusi yang yang sempurna, hal ini dapat mempengaruhi hasil
kerja yang berdampak pada pencairan dana-dana
desa. Jika pekerjaan terlambat maka pencairan

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


10

dana-dana desa dan surat pertanggungjawaban lebih memaham apa yang dimaksud dengan
(SPJ) juga akan terlambat yang mengakibatkan motivasi kerja maka kita harus memahami kedua
pembayaran gaji perangkat desa dan kegiatan kata ini. Menurut para ahli pengertian motivasi
penyaluran dana desa juga terhambat. Perangkat adalah sebagai berikut :
desa di Kecamatan Sungai Ambawang berusaha Menurut Mulyasa (2003) “Motivasi
untuk menyelesaikan pekerjaannya dan bersama- merupakan tenaga pendorong atau penarik yang
sama mencari solusi dengan cara mengunjungi menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu
kantor Kecamatan Sungai Ambawang maupun tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Sardiman
mengerjakan pekerjaan di rumah perangkat desa (2006), “Pengertian Motivasi merupakan
yang bisa terjangkau sinyal internet. perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya felling dan didahului
Berdasarkan uraian pada latar belakang di dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
atas, maka rumusan permasalahan dalam Dari pengertian motivasi menurut para ahli
penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh di atas maka dapat disimpulkan motivasi
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa merupakan suatu keadaan atau kondisi yang
di Kecamatan Sungai Ambawang? mendorong, merangsang atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencapai tujuannya.
mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi Sementara itu pengertian kerja menurut
kerja terhadap kinerja perangkat desa di para ahli adalah sebagai berikut:
Kecamatan Sungai Ambawang. Menurut Supriyadi (2003) “Kerja adalah beban,
kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan,
TINJAUAN TEORETIS gengsi, aktualisasi diri, dan lain-lain”. Sedangkan
Pengertian Motivasi Kerja Menurut Supriyadi (2003) “Kerja adalah beban,
Motivasi kerja merupakan dua kata yang kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan,
memiliki pengertian sendiri-sendiri, agar kita gengsi, aktualisasi diri dan lain-lain”.
Sutrisno (2009) mengemukakan bahwa hal yang dapat mendorong manusia yang berhasil
“Motivasi kerja adalah keinginan yang terdapat dari dalam diri manusia itu sendiri untuk melakukan
pada diri seseorang individu yang merangsangnya sesuatu hal supaya tujuan bisa dicapai dengan
untuk melakukan sesuatu, atau tidak melakukan menggunakan keahlian dan kemampuannya untuk
tindakan-tindakan”. Sedangkan menurut Rivai mengarahkan perangkat desa di Kecamatan Sungai
(2010) “Motivasi kerja adalah serangkaian sikap Ambawang supaya mau bekerja secara maksimal
dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk sehingga tujuan bisa tercapai, hal ini tidak luput dari
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan kerja keras yang menguras tenaga dan pikiran.
individu”.
Menurut Siagian (2002) “Motivasi kerja Teori-Teori Motivasi
sebagai daya dorong bagi seseorang untuk a. Teori Maslow
memberikan kontribusi yang sebesarnya demi Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa
keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan
dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan oleh Maslow berisikan pendapat yang mengatakan
organisasi berarti tercapai pula tujuan para pribadi bahwa manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima
anggota organisasi yang bersangkutan”. Sedangkan hierarki kebutuhan yaitu:
menurut Hasibuan (2008) “Motivasi kerja adalah 1) Kebutuhan Fisiologis, seperti sandang, pangan
pemberian daya penggerak yang menciptakan dan papan.
kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, 2) Kebutuhan akan keamanan, keamanan harus
bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala daya dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti
upayanya untuk mencapai tujuan”. keamanan fisik, akan tetapi juga keamanan
Menurut Sudirman (2007) motivasi kerja yang bersifat fisiologis
merupakan daya upaya yang mendorong seseorang 3) Pemuasan kebutuhan sosial, seperti kebutuhan
untuk melakukan sesuatu motivasi kerja dapat yang berkisar pada pengakuan akan
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan keberadaan seseorang dan penghargaan atas
luar subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas harkat dan martabatnya.
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 4) Kebutuhan prestise, pada umunya tercermin
Dari definisi yang telah dipaparkan tersebut, dalam berbagai simbol status.
maka motivasi kerja dapat diartikan sebagai sesuatu

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


11

5) Kebutuhan aktualisasi diri, dalam arti d) Lebih suka dengan orang lain dari pada
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk sendirian.
mengembangkan potensi yang terdapat dalam 3. Need for Power
dirinya sehingga berubah menjadi disiplin Need for power merupakan kebutuhan untuk
nyata. menguasai dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan ini menyebabkan orang yang
Kebutuhan yang pertama dan kedua di bersangkutan tidak atau kurang mempedulikan
klasifikasikan sebagai kebutuhan primer, perasaan orang lain. Individu yang tingkah
sedangkan kebutuhan-kebutuhan ketiga, keempat lakunya didorong oleh kebutuhan untuk
dan kelima diklasifikasikan sebagai kebutuhan berkuasa yang tinggi akan nampak sebagai
sekunder. berikut:
b. Teori Tiga Kebutuhan David Mc Clelland a) Berusaha menolong orang lain walaupun
Menurut teori ini yang dikemukakan oleh tidak diminta.
David Mc Clelland, bahwa setiap orang (individu) b) Sangat aktif dalam menentukan arah
mempunyai tiga kebutuhan pokok yang mendorong kegiatan organisasi dimana ia berada.
tingkah lakunya (Robbins, 2006) yaitu: c) Mengumpulkan barang-barang atau menjadi
1. Need for Archievement anggota suatu perkumpulan yang dapat
Need for Archievement merupakan kebutuhan mencerminkan prestise.
untuk mencapai sukses (keberhasilan) dalam
hidupnya, termasuk dalam pekerjaannya. c. Teori Mc Gregor
Dalam kehidupan organisasional, kebutuhan Teori Mc Gregor (Manullang, 2001),
untuk mencapai sukses ini, tercermin adanya Profesor Douglas MC Gregor dari Massachussetts
dorongan untuk meraih prestasi sesuai standar Institute of Technology, mengadakan suatu
yang telah ditetapkan. Individu yang tingkah pembahasan mengenai faktor motivasi efektif dan
lakunya didorong oleh kebutuhan berprestasi menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat
yang tinggi akan nampak sebagai berikut: manajemen yang mungkin diterapkan dalam
a) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara- perusahaan. Masing-masing pendekatan itu
cara baru dan kreatif. mendasarkan diri pada serangkaian asumsi
b) Mencari feed back (umpan balik) tentang mengenai sifat manusia yang dinamainya Teori X
perbuatannya. dan Toeri Y.
c) Memilih resiko yang moderat (sedang) 1. Asumsi Teori X mengenai manusia:
didalam perbuatannya ini berarti masih ada a. Pada umumnya manusia tidak menyukai
peluang untuk berprestasi lebih tinggi. pekerjaan
d) Mengambil tanggung jawab pribadi atas b. Pada umumnya manusia tidak senang
perbuatan-perbuatannya. berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan
2. Need for Affiliation lebih suka diarahkan
Need for affiliation merupakan kebutuhan c. Pada umumnya manusia harus diawasi dan
akan situasi persahabatan dan kehangatan dipaksa untuk memperoleh tujuan sebuah
dalam interaksi dengan orang lain dalam organisasi
organisasi, baik orang itu merupakan teman d. Motivasi hanya berlaku sampai tingkat
sekerja, bawahan maupun atasannya. lower order need.
Kebutuhan akan afflikasi biasanya diusahakan 2. Toeri Teori Y mengenai manusia:
agar terpenuhi melalui kerjasama dengan a. Bekerja adalah kodrat manusia
orang lain. Individu yang tingkah lakunya b. Untuk mencapai tujuan organisasi, maka
didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat diperlukan pengawasan diri sendiri
yang tinggi akan nampak sebagai berikut: c. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan
a) Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi memotivasi diri sendiri agar prestasi dapat
yang ada dalam pekerjaannya, dari pada segi dicapai
tugas-tugas yang ada dalam pekerjaannya. d. Manusia dapat melakukan inovasi
b) Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila
bekerjasama dengan orang lain dalam d. Process Theory
suasana yang lebih kooperatif. Hasibuan (2010) berpendapat Process
c) Mencari persetujuan atau kesepakatan Theory bukan menekankan pada isi kebutuhan dan
dengan orang lain. sifat dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi
pendekatan ini menekankan pada bagaimana dan

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


12

dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
Selanjutnya kebutuhan hanyalah salah satu elemen terhadap nilai-nilai yang dipercaya termaksud
dalam suatu proses tentang bagaimana para melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi
individu bertingkah laku, misalnya, seseorang tanggung jawabnya. Disiplin menunjukkan
mungkin melihat adanya kemungkinan yang besar suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada
untuk menerima suatu imbalan (katakan diri karyawan trhadap peraturan dan ketetapan
memperoleh kenaikan gaji) apabila mereka perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan
bertindak tertentu (misalkan dengan bekerja keras). hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara
Imbalan ini menjadi suatu perangsang (incentive) perusahaan dan karyawan. Disiplin juga
atau motivasi untuk perilaku mereka. berkaitan erat dengan sanksi yang perlu
Dasar dari teori proses tentang motivasi ini dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.
adalah adanya expectancy (pengharapan) - yaitu apa Dalam hal ini seseorang karyawan melanggar
yang dipercayai oleh para individu akan mereka peraturan yang berlaku dalam organisasi maka,
peroleh dari tingkah laku mereka. Sebagai misal, karyawan bersangkutan harus sanggup
apabila seseorang percaya bahwa bekerja dan menerima hukuman yang telah disepakati.
mampu mencapai deadline akan memperoleh Masalah disiplin para karyawan yan ada di
pujian, tetapi kalau tidak bisa selesai pada deadline dalam organisasi baik atasan maupun bawahan
tersebut akan memperoleh teguran, dan ia lebih akan memberi corak terhadap kinerja
suka untuk memperoleh pujian, maka ia akan organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai
bekerja untuk bisa selesai (sebelum) deadline. apabila kinerja individu mampu meningkatkan
Sebaliknya apabila selesai terlambatpun tidak akan kinerja kelompok.
diapa-apakan, sebagaimana selesai tepat pada 4. Pelayanan
waktunya juga tidak memperoleh apa-apa, maka ia Pelayanan sebagai suatu tindakan yang
mungkin tidak akan terdorong untuk menyelesaikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang
tepat pada waktunya. lain yang tingkat pemuasnya hanya dapat
Faktor tambahan dari teori ini adalah dirasakan oleh orang yang melayani maupun
kekuatan dari preferensi individu terhadap hasil yang dilayani. Pelayanan yang diberikan kepada
yang diharapkan. Sebagai contoh, apabila bekerja masyarakat haruslah yang berkualitas. Kualitas
keras untuk bisa melebihi target akan menyebabkan pelayanan adalah seberapa baik suatu lembaga
seseorang dinaik-pangkatkan menjadi supervisor, pemerintahan maupun meresponden kebutuhan
dan seseorang memang berkeinginan sangat kuat masyarakat setelah layanan diberikan kepada
untuk menjadi seorang supervisor, maka ia akan masyarakat. Kualitas pelayanan dapat diukur
bekerja keras untuk melampaui target produksi dengan waktu responden (kecepatan)
tersebut. pelayanan, jaminam pelayanan dan tingkat
kepuasan masyarakat.
Indikator Motivasi Kerja 5. Keaktifan Pemimpin
Robbins & Judge (2013) juga menyatakan Keaktifan pemimpin adalah aktivitas-
indikator motivasi kerja sebagai berikut: aktivitas yang dilakukan mampu mempengaruhi
1. Prestasi orang lain untuk bersama-bersama melakukan
Prestasi adalah keberhasilan sesorang aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian
pegawai dapat dilihat dari prestasi yang diraih tujuan.
agar pegawai dapat berhasil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
2. Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah orang yang Pengertian kinerja
melaksanakan segala sesuatu atau pekerjaan Secara umum kinerja (performance)
dengan bersunguh-sunguh dengan dan sukarela, didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan
berarti menanggung segala resiko dan segala seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
sesuatunya baik dari perkataan, perbuatan dan Robbins (2001) “menjelaskan
sikap. Tanggungjawab merupakan kewajiban bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai
wajib menanggung segala sesuatunya, artinya oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria
jika ada sesuatu hal boleh ditntut, dipersalahkan, tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan”.
diperkarakan dan sebagainya. Menurut Bangun (2012) mengatakan kinerja
3. Disiplin adalah “suatu hasil yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


13

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, 4. Sikap


pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Sikap kerja adalah kemampuan individu untuk
Kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil dari dapat melaksanakan pekerjaan yang sedang
kombinasi upaya yang dikerahkan oleh individu dilakukannya. Adapun aspek-aspek psikologi
dengan tingkat kemampuan yang mereka miliki yang termasuk di dalamnya adalah:
(menggambarkan keahlian, pelatihan, informasi, a. Daya tahan kerja, adalah kemampuan
dan lain-lain) dengan demikian upaya berkombinasi individu untuk tetap mempertahankan
dengan kemampuan untuk menghasilkan tingkatan produktivitasnya tanpa kehilangan
kerja tertentu. motivasi untuk melakukan kegiatan kerja
Sedangkan Moekijat (2012) mengartikan tersebut.
kinerja adalah seperangkat hasil usaha seseorang b. Kecepatan kerja yaitu kemampuan
yang dimodifikasikan dengan kemampuan, sifat individu untuk mengerjakan suatu
atau karakteristik individu dan persepsinya pekerjaan dengan batas waktu tertentu.
terhadap peran yang harus dilakukannya. Usaha c. Sistematika kerja merupakan kemampuan
dalam hal ini adalah sejumlah energi yang individu untuk melakukan kegiatan atau
dikerahkan individu terhadap pelaksanaan menyelesaikan pekerjaan secara
pekerjaannya baik energi fisik maupun mental. sisitematis.
Kemampuan dan sifat merupakan karakteristik Selanjutnya Robin (2006) kinerja karyawan
individu yang tercakup dalam kinerjanya. memiliki 6 (enam) indikator, yaitu:
Lebih lanjut, definisi kinerja yang dikemukan a. Kualitas
para ahli (Rivai dan Basri, 2015) mengemukakan Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan
bahwa kinerja adalah penampilan hasil karya terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
personal, baik kuantitas maupun kualitas dalam serta kesempurnaan tugas terhadap
suatu organisasi, kinerja dapat merupakan keterampilan dan kemampuan karyawan.
penampilan individu maupun kelompok kerja b. Kuantitas
personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas pada Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan
personil yang memangku jabatan fungsional dinyatakan dalam istilah sepeti jumlah unit,
maupun struktural, tetapi juga pada keseluruhan jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan
jajaran personil di dalam organisasi. c. Ketepatan waktu
Dari beberapa pengertian kinerja di atas, Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai diselesaikan pada awal waktu yang telah
menunjuk pada kemampuan pegawai dalam dinyatakannya, dilihat dari sudut koordinaasi
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung dengan hasil output serta memaksimalkan
jawabnya sesuai dengan tupoksinya. Tugas-tugas waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
tersebut biasanya dilihat dari tingkat keberhasilan d. Efektivitas
sebuah hasil dari pekerjaan. Efektivitas merupakan tingkat penggunaan
sember daya organisasi (tenaga, uang,
Indikator Kinerja teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan
Untuk mengukur tingkat prestasi kerja atau maksud menaikan hasil dari setiap unit dalam
pelaksanaan yang mengarah pada pencapaian penggunaan sumber daya.
sasaran ada 4 (empat) ukuran yang dapat digunakan e. Kemandirian
menurut Mangkunegara (2005), yaitu: Kemandirian merupakan tingkat seseorang
1. Kualitas karyawan yang nantinya akan dapat
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang menjalankan tugas kerjanya.
karyawan mengerjakan apa yang seharusnya f. Komitmen kerja
dikerjakan. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat
2. Kuantitas dimana karyawan mempunyai komitmen kerja
Kuantitas kerja adalah lama seorang pegawai dengan instansi dan tanggung jawab terhadap
bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja kantor.
dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap
pegawai. METODE PENELITIAN
3. Kehandalan Bentuk penelitian penulis menggunakan
Kehandalan kerja adalah seberapa jauh pegawai penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan
mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif kausal
atau tidak ada kesalahan. adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


14

pengaruh antara dua variabel atau lebih (Umar, Sungai Ambawang diwakili minimal dua orang
2005). Penelitian ini menjelaskan hubungan perangkat desa.
mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-
variabel yang akan diteliti yaitu variabel X sebagai HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
variabel bebas (independen) dan variabel Y sebagai
variabel terikat (dependen).
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Tempat penelitian berlokasi di kantor desa di Motivasi Kerja (X)
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten kubu
Raya Provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Waktu Uji Validitas adalah suatu ukuran yang
penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen.
dengan bulan Juni 2022. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
Pengukuran variabel yang digunakan adalah yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang
skala likert 5 (lima) tingkat, yaitu sebagai berikut: valid berarti memiliki validitas rendah (Arikuntoro,
2006).
a. Sangat Setuju =5
b. Setuju =4 Pada Tabel 4.4 di bawah ini dapat kita lihat
c. Kurang Setuju =3 hasil uji validitas Motivasi Kerja (X) yang
d. Tidak Setuju =2 dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
e. Sangat Tidak Setuju =1 Versi 26.
Skala pengukuran likert digunakan untuk
angket yang disediakan oleh peneliti dimana Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
responden hanya memilih jawaban yang disediakan Kerja (X) (n = 33, α = 5%, maka rtabel = 0,344)
oleh peneliti. Pertanyaan r r tabel Kesimpulan
hitung
Populasi dan Sampel Butir 1 0,575 0,344 Valid
Butir 2 0,672 0,344 Valid
Populasi Butir 3 0,646 0,344 Valid
Butir 4 0,567 0,344 Valid
Menurut Furchan (2004) “Populasi adalah Butir 5 0,470 0,344 Valid
objek, keseluruhan anggota sekelompok orang, Butir 6 0,725 0,344 Valid
organisasi, atau kumpulan yang telah dirumuskan Butir 7 0,466 0,344 Valid
oleh peneliti dengan jelas”. Adapun populasi dalam Butir 8 0,380 0,344 Valid
penelitian ini adalah seluruh perangkat desa di Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26
Kecamatan Sungai Ambawang yang berjumlah 75
orang. Dari Tabel 1 di atas dapat kita ketahui bahwa
semua rhitung butir pertanyaan yang terdapat dalam
Sample variabel Motivasi Kerja (X) lebih besar dari rtabel
maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
Menurut Sugiyono (2008) “Sampel adalah pertanyaan yang tercakup dalam variabel motivasi
suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik kerja (X) dinyatakan valid.
yang dimiliki oleh sebuah populasi”. Dalam
pengambilan sampel, peneliti akan menggunakan Pada Tabel 4.5 di bawah ini dapat kita lihat
sampel purposive sampling. Purposive sampling hasil uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X) yang
adalah teknik penentuan sampel dengan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Kriteria Versi 26.
sampel yang diambil dipilih berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu minimal satu sampel setiap tingkat Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi
pendidikan. Mahmud (2011) “menyatakan bahwa Kerja (X)
untuk penelitian yang menggunakan analisis data Reliability Statistics
statistik, ukuran sampel paling minimum adalah
tiga puluh”. Sehingga sampel yang akan saya teliti Cronbach’s N of Items
berjumlah sebanyak 33 orang yang terdiri dari Alpha
tamatan SMA sebanyak 22 orang, tamatan D3 0,686 8
sebanyak 4 orang dan tamatan S1 sebanyak 7 orang. Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26
Dengan ketentuan sampel setiap desa di Kecamatan

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


15

Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa Coefficientsª


Cronbach’s alpha sebesar 0,686. Maka dapat Model Unstandardized Standardized
disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja (X) Coefficients Coefficients
reliabel. B Std. Beta t Sig.
Error
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel (Const
1 23,40 4,489 5,214 0,000
Kinerja Perangkat Desa (Y) ant) 8
Pada Tabel 3 di bawah ini dapat kita lihat Motiva 0,098 0,132 0,132 0,741 0,464
hasil uji validitas Kinerja Perangkat Desa (Y) yang si
dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
a. Dependent Variabel: Kinerja Perangkat Desa
Versi 26.
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 26
Perangkat Desa (Y) Pada Tabel di atas, maka persamaan garis
(n = 33, α = 5%, maka rtabel = 0,344) regresi linear adalah sebagai berikut:
Pertanyaan rhitung Rtable Kesimpulan Y = a + bX
Butir 1 0,635 0,344 Valid Y = 23,408 + 0,098X
Butir 2 0,710 0,344 Valid
Butir 3 0,610 0,344 Valid Dengan penjelasan di bawah ini:
Butir 4 0,653 0,344 Valid a. Nilai koefisien regresi bertanda positif
Butir 5 0,385 0,344 Valid menyatakan adanya hubungan yang searah
Butir 6 0,710 0,344 Valid antara motivasi kerja dan kinerja perangkat
Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26 desa di Kecamatan Sungai Ambawang. Artinya
peningkatan motivasi kerja akan meningkatkan
Dari Tabel 3 di atas dapat kita ketahui bahwa kinerja perangkat desa di Kecamatan Sungai
semua rhitung butir pertanyaan yang terdapat dalam Ambawang.
variabel Kinerja Perangkat Desa (Y) lebih besar b. Nilai costant (a) sebesar 23,408 apabila
dari rtabel maka dapat disimpulkan bahwa semua motivasi kerja sama dengan 0 maka nilai
butir pertanyaan yang tercakup dalam variabel kinerja perangkat desa (Y) sebesar 23,408.
Kinerja Perangkat Desa (Y) dinyatakan valid. c. Nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,098
Pada Tabel 4 di bawah ini dapat kita lihat menyatakan bahwa jika motivasi kerja naik 1
hasil uji Realibilitas Kinerja Perangkat Desa (Y) satuan maka kinerja perangkat desa akan naik
yang dilakukan dengan menggunakan bantuan sebesar 0,098.
SPSS Versi 26.
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Hasil Uji Hipotesis
Perangkat Desa (Y) Hasil uji hipotesis dapat kita lihat dari nilai t
Reliability Statistics hitung (0,741) ˂ t tabel (1,69552), maka H0
(Hipotesis Nol) diterima dan H1 (Hipotesis
Cronbach’s N of Items Alternatif) ditolak, maka dapat disimpulkan
Alpha motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan
0,672 6 terhadap kinerja perangkat desa di Kecamatan
Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26 Sungai Ambawang.
Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa
cronbach’s alpha sebesar 0,672. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel Kinerja Perangkat
Desa (Y) reliabel.
Analisis Koefisien Determinasi (R Square)
Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana ini digunakan R Square untuk mengetahui seberapa besar
untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja sumbangan pengaruh variabel bebas terhadap
(X) terhadap variabel kinerja perangkat desa (Y). variabel terikat. Dengan kata lain, nilai R square
Tabel 5 Coefficient berfungsi untuk memprediksi dan melihat seberapa
besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel
X terhadap variabel Y.

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


16

Pada Tabel 6 di bawah ini merupakan nilai Berdasarkan hasil penelitian dan
R Square. kesimpulan, peneliti merekomendasikan beberapa
hal berikut ini:
Tabel 6 Model Summary 1. Bagi Kepala Desa di Kecamatan Sungai
Model Summary Ambawang agar tetap meningkatkan
Model R R Adjusted Std. The motivasi kerja kepada perangkat desa. Dari
Square R Square error in hasil kuesioner motivasi kerja didominasi
the oleh jawaban setuju yang artinya baik.
Estimate Sehingga kepala desa dapat meningkatkan
1 .132ª 0,017 -0,014 1,872 motivasi kerja lebih dari baik atau dengan
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja sangat baik. Kepala Desa agar
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 26 memperhatikan variabel-variabel lain yang
Berdasarkan Tabel 6 di atas diperoleh nilai mempengaruhi kinerja perangkat desa di
korelasi (R) sebesar 0,132. Dari output tersebut Kecamatan Sungai Ambawang, sehingga
diperoleh R Square sebesar 0,017 atau 1,7%. Ini dapat diketahui variabel-variabel apa saja
berarti besarnya pengaruh motivasi kerja pada yang sangat mempengaruhi kinerja
perangkat desa di Kecamatan Sungai Ambawang perangkat desa.
terhadap kinerja sebesar 1,7% dan sisanya 98,3% 2. Bagi perangkat desa agar semakin
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak meningkatkan motivasi kerja karena
diamati dalam penelitian ini. perangkat desa merupakan ujung tombak
bagi pelayanan kepada masyarakat yang
tertib, efisien dan bersinergi.
SIMPULAN DAN SARAN 3. Dari hasil kuesioner penilian kinerja
Kesimpulan perangkat desa di Kecamatan Sungai
Ambawang didominasi oleh jawaban setuju
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang artinya baik. Sehingga kepala desa
yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat dan perangkat desa dapat meningkatkan
disusun kesimpulan sebagai berikut: kinerjanya menjadi lebih baik atau sangat
baik.
1. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana 4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
diperoleh nilai koefisien regresi (b) sebesar dapat menambah pengaruh variabel lain
0,098 menyatakan bahwa setiap untuk dapat meningkatkan motivasi kerja
peningkatan motivasi kerja akan terhadap kinerja perangkat desa di
menaikkan kinerja perangkat desa sebesar Kecamatan Sungai Ambawang, ini
0,098 satuan. Begitu sebaliknya setiap bermanfaat sebagai pembanding terhadap
penurunan motivasi kerja akan menurunkan variabel lain yang akan diteliti sehingga
kinerja perangkat desa sebesar 0,098 dapat diketahui seberapa besar pengaruh
satuan. variabel tersebut terhadap kinerja perangkat
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat kita desa di Kecamatan Sungai Ambawang.
lihat dari nilai t hitung (0,741) ˂ t tabel
(1,69552), maka H0 (Hipotesis Nol)
diterima dan H1 (Hipotesis Alternatif)
ditolak, maka dapat disimpulkan motivasi
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perangkat desa di Kecamatan
Sungai Ambawang.
3. R Square sebesar 0,017 atau 1,7%. Ini
berarti besarnya motivasi kerja pada
perangkat desa di Kecamatan Sungai DAFTAR PUSTAKA
Ambawang terhadap kinerja berpengaruh Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Bandung
sebesar 1,7% dan sisanya 98,3% Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Cipta.
Saran Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka
Cipta..

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


17

Bernadim & Russel. (2015). Manajemen Sumber Moekijat. (2012). Manajemen Tenaga Kerja dan
Daya Manusia. Jakarta: PT Refika Hubungan Kerja Edisi Revisi. Bandung: CV
Aditama. Pioner Jaya.

Febriningrum, D. A., Sulistiyowati, L. N., & Pemerintahan Desa di Kecamatan Sungai


Ahmad, H. (2015). Pengaruh Budaya Kerja, Ambawang. (2021). Laporan Kinerja
Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Perangkat Desa di Kecamatan Sungai
Motivasi Terhadap Kinerja Perangkat Desa Ambawang Kabupaten Kubu Raya Tahun
Di Kecamatan Madiun (Studi Kasus di 12 2021.
Desa Kabupaten Madiun). Seminar Inovasi
Manajemen Bisnis dan Akutansi (SIMBA) E- Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya No. 2
ISSN: 2686 – 1771 Oktober 2021. Fakultas Tahun 2019 Tentang Pengantian Kepala
Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Desa.
Madiun. Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2014 Tentang
Ghozali, H. I. (2006). Aplikasi Analisis Desa.
Multivariate Dengan Program SPSS Edisi
ke 4. Semarang: Badan Peneribit Rahmanto, E. (2020). Pengaruh Pendidikan,
Universitas Diponegoro. Pelatihan, Motivasi dan Pengalaman Kerja
Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di
Hasibuan, M. S. P. (2008). Manajemen Dasar, Kecamatan Murung Pudak Kabupaten
Pengertian Dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Tabalong. Jurnal KINDAI Vol 16 No. 2
Aksara. (2020) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Banjarmasin. Indonesia.
Hasibuan, M. S. P. (2017). Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT Riani, A. L. (2011). Budaya Organisasi.
Bumi Aksara. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Husein, U. (2005). Metode Penelitian Untuk Tesis Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya
Dan Bisnis. Jakarta: Grafindo Persada. Manusia Untuk Perusahaan dan Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara. Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi Edisi
Sepuluh. Jakarta: Erlangga.
Mulyasa, H. E. (2003). Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi:
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Konsep, Kontroversi, Aplikasi Jilid 1 Edisi
Karya. 8. Jakarta: Prenhallindo.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Perilaku
Bandung: Pustaka Setia. Organisasi. Jakarta: Selemba Empat.

Mangkunegara, A. P. (2005). Manajemen Sumber Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi


Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja
Remaja Rosdakarya. Grafindo Persada.

Mangkunegara, A. P. (2001). Manajemen Sumber Siagian, S. P. (2011). Kiat Meningkatkan


Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Remaja Rosdakarya.
Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya
Mangkuprawira, S. (2002). Manajemen Sumber Manusia Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Daya Manusia Strategi. Jakarta: Ghalia Prenada Media Group.
Indonesia.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,
Manullang, M. (2001). Manajemen Sumber Daya Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Manusia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022


18

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,
(Mix Methods). Bandung: Alfabeta. Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Syahida, N., & Suryani, N. (2018). Pengaruh Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja Fisik dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat
Desa. Economic Education Analysis Journal Syahida, N., & Suryani, N. (2018). Pengaruh
(EEAJ) 7 (2) (2018) Jurusan Pendidikan Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja Fisik dan
Ekonomi, Faklutas Ekonomi, Universitas Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat
Negeri Semarang. Indonesia. Desa. Economic Education Analysis Journal
(EEAJ) 7 (2) (2018) Jurusan Pendidikan
Wijaya,W. S. & Anoraga, P. (2021). Pengaruh Ekonomi, Faklutas Ekonomi, Universitas
Kepempinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Negeri Semarang. Indonesia.
Perangkat Desa Di Kecamatan Subah
Kabupaten Batang. Jurnal of Economics and Wijaya,W. S. & Anoraga, P. (2021). Pengaruh
Banking Vol. 3 No. 2 Oktober 2021. Sekolah Kepempinan dan Motivasi Terhadap Kinerja
Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng Perangkat Desa Di Kecamatan Subah
Semarang. Indonesia. Kabupaten Batang. Jurnal of Economics and
Banking Vol. 3 No. 2 Oktober 2021. Sekolah
Winarni & Rahmaningtyas, W. (2020). Pengaruh Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng
Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Semarang. Indonesia.
Kompetensi Perangkat Desa dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Perangkat Winarni & Rahmaningtyas, W. (2020). Pengaruh
Desa. Jurnal Economic Education Analysis Kepemimpinan, Motivasi Kerja,
Journal 9 (1) (2020) 29 Februari 2020. Kompetensi Perangkat Desa dan Komitmen
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Organisasi Terhadap Kinerja Perangkat
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Desa. Jurnal Economic Education Analysis
Indonesia. Journal 9 (1) (2020) 29 Februari 2020.
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Jakarta: Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Rajawali Pers. Indonesia.

Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi: Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Jakarta:


Konsep, Kontroversi, Aplikasi Jilid 1 Edisi Rajawali Pers.
8. Jakarta: Prenhallindo.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Perilaku


Organisasi. Jakarta: Selemba Empat.

Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi


Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Siagian, S. P. (2002). Kiat Meningkatkan


Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya


Manusia Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

JES [Jurnal Ekonomi STIEP] Vol.7, No.2 ,November 2022

Anda mungkin juga menyukai