ABSTRACT
The government is an organization that has the authority to regulate its territory by mobilizing human
resources effectively and efficiently to serve the community. The fifteen villages in Sungai Ambawang Sub-
district must have village officials who can work according to the demands of the job and must complete each
worker on time with perfect completion of work. This study aimed to determine and analyze the effect of work
motivation on the performance of village officials in the Sungai Ambawang District. The population in this
study was village apparatus, amounting to 75 people. In taking the sample, the researcher used a purposive
sampling technique, where the sampling technique was determined by determining certain criteria. So the
respondents who meet the criteria and can be used as samples amounted to 33 people. Data analysis using
SPSS version 26 software, validity test, and reliability test. Then the conclusion is drawn using a simple linear
regression statistical test and partially analyze the effect t-testt). Based on the results of the partial regression,
statistically tcount 0.741 < from ttable 1.69552 and sig. 0.464 < from 0,05. This means that the work motivation
variable has no significant effect on the performance of village officials. The value of R Square is 0.017. This
means that the influence of the work motivation of village officials in Sungai Ambawang District on
performance is 1.7% and the remaining 98.3% is influenced by other factors not observed in this study.
dana-dana desa dan surat pertanggungjawaban lebih memaham apa yang dimaksud dengan
(SPJ) juga akan terlambat yang mengakibatkan motivasi kerja maka kita harus memahami kedua
pembayaran gaji perangkat desa dan kegiatan kata ini. Menurut para ahli pengertian motivasi
penyaluran dana desa juga terhambat. Perangkat adalah sebagai berikut :
desa di Kecamatan Sungai Ambawang berusaha Menurut Mulyasa (2003) “Motivasi
untuk menyelesaikan pekerjaannya dan bersama- merupakan tenaga pendorong atau penarik yang
sama mencari solusi dengan cara mengunjungi menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu
kantor Kecamatan Sungai Ambawang maupun tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Sardiman
mengerjakan pekerjaan di rumah perangkat desa (2006), “Pengertian Motivasi merupakan
yang bisa terjangkau sinyal internet. perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya felling dan didahului
Berdasarkan uraian pada latar belakang di dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
atas, maka rumusan permasalahan dalam Dari pengertian motivasi menurut para ahli
penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh di atas maka dapat disimpulkan motivasi
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Desa merupakan suatu keadaan atau kondisi yang
di Kecamatan Sungai Ambawang? mendorong, merangsang atau menggerakan
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencapai tujuannya.
mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi Sementara itu pengertian kerja menurut
kerja terhadap kinerja perangkat desa di para ahli adalah sebagai berikut:
Kecamatan Sungai Ambawang. Menurut Supriyadi (2003) “Kerja adalah beban,
kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan,
TINJAUAN TEORETIS gengsi, aktualisasi diri, dan lain-lain”. Sedangkan
Pengertian Motivasi Kerja Menurut Supriyadi (2003) “Kerja adalah beban,
Motivasi kerja merupakan dua kata yang kewajiban, sumber penghasilan, kesenangan,
memiliki pengertian sendiri-sendiri, agar kita gengsi, aktualisasi diri dan lain-lain”.
Sutrisno (2009) mengemukakan bahwa hal yang dapat mendorong manusia yang berhasil
“Motivasi kerja adalah keinginan yang terdapat dari dalam diri manusia itu sendiri untuk melakukan
pada diri seseorang individu yang merangsangnya sesuatu hal supaya tujuan bisa dicapai dengan
untuk melakukan sesuatu, atau tidak melakukan menggunakan keahlian dan kemampuannya untuk
tindakan-tindakan”. Sedangkan menurut Rivai mengarahkan perangkat desa di Kecamatan Sungai
(2010) “Motivasi kerja adalah serangkaian sikap Ambawang supaya mau bekerja secara maksimal
dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk sehingga tujuan bisa tercapai, hal ini tidak luput dari
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan kerja keras yang menguras tenaga dan pikiran.
individu”.
Menurut Siagian (2002) “Motivasi kerja Teori-Teori Motivasi
sebagai daya dorong bagi seseorang untuk a. Teori Maslow
memberikan kontribusi yang sebesarnya demi Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa
keberhasilan organisasi mencapai tujuannya, keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan
dengan pengertian bahwa tercapainya tujuan oleh Maslow berisikan pendapat yang mengatakan
organisasi berarti tercapai pula tujuan para pribadi bahwa manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima
anggota organisasi yang bersangkutan”. Sedangkan hierarki kebutuhan yaitu:
menurut Hasibuan (2008) “Motivasi kerja adalah 1) Kebutuhan Fisiologis, seperti sandang, pangan
pemberian daya penggerak yang menciptakan dan papan.
kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, 2) Kebutuhan akan keamanan, keamanan harus
bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala daya dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti
upayanya untuk mencapai tujuan”. keamanan fisik, akan tetapi juga keamanan
Menurut Sudirman (2007) motivasi kerja yang bersifat fisiologis
merupakan daya upaya yang mendorong seseorang 3) Pemuasan kebutuhan sosial, seperti kebutuhan
untuk melakukan sesuatu motivasi kerja dapat yang berkisar pada pengakuan akan
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan keberadaan seseorang dan penghargaan atas
luar subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas harkat dan martabatnya.
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. 4) Kebutuhan prestise, pada umunya tercermin
Dari definisi yang telah dipaparkan tersebut, dalam berbagai simbol status.
maka motivasi kerja dapat diartikan sebagai sesuatu
5) Kebutuhan aktualisasi diri, dalam arti d) Lebih suka dengan orang lain dari pada
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk sendirian.
mengembangkan potensi yang terdapat dalam 3. Need for Power
dirinya sehingga berubah menjadi disiplin Need for power merupakan kebutuhan untuk
nyata. menguasai dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan ini menyebabkan orang yang
Kebutuhan yang pertama dan kedua di bersangkutan tidak atau kurang mempedulikan
klasifikasikan sebagai kebutuhan primer, perasaan orang lain. Individu yang tingkah
sedangkan kebutuhan-kebutuhan ketiga, keempat lakunya didorong oleh kebutuhan untuk
dan kelima diklasifikasikan sebagai kebutuhan berkuasa yang tinggi akan nampak sebagai
sekunder. berikut:
b. Teori Tiga Kebutuhan David Mc Clelland a) Berusaha menolong orang lain walaupun
Menurut teori ini yang dikemukakan oleh tidak diminta.
David Mc Clelland, bahwa setiap orang (individu) b) Sangat aktif dalam menentukan arah
mempunyai tiga kebutuhan pokok yang mendorong kegiatan organisasi dimana ia berada.
tingkah lakunya (Robbins, 2006) yaitu: c) Mengumpulkan barang-barang atau menjadi
1. Need for Archievement anggota suatu perkumpulan yang dapat
Need for Archievement merupakan kebutuhan mencerminkan prestise.
untuk mencapai sukses (keberhasilan) dalam
hidupnya, termasuk dalam pekerjaannya. c. Teori Mc Gregor
Dalam kehidupan organisasional, kebutuhan Teori Mc Gregor (Manullang, 2001),
untuk mencapai sukses ini, tercermin adanya Profesor Douglas MC Gregor dari Massachussetts
dorongan untuk meraih prestasi sesuai standar Institute of Technology, mengadakan suatu
yang telah ditetapkan. Individu yang tingkah pembahasan mengenai faktor motivasi efektif dan
lakunya didorong oleh kebutuhan berprestasi menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat
yang tinggi akan nampak sebagai berikut: manajemen yang mungkin diterapkan dalam
a) Berusaha melakukan sesuatu dengan cara- perusahaan. Masing-masing pendekatan itu
cara baru dan kreatif. mendasarkan diri pada serangkaian asumsi
b) Mencari feed back (umpan balik) tentang mengenai sifat manusia yang dinamainya Teori X
perbuatannya. dan Toeri Y.
c) Memilih resiko yang moderat (sedang) 1. Asumsi Teori X mengenai manusia:
didalam perbuatannya ini berarti masih ada a. Pada umumnya manusia tidak menyukai
peluang untuk berprestasi lebih tinggi. pekerjaan
d) Mengambil tanggung jawab pribadi atas b. Pada umumnya manusia tidak senang
perbuatan-perbuatannya. berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan
2. Need for Affiliation lebih suka diarahkan
Need for affiliation merupakan kebutuhan c. Pada umumnya manusia harus diawasi dan
akan situasi persahabatan dan kehangatan dipaksa untuk memperoleh tujuan sebuah
dalam interaksi dengan orang lain dalam organisasi
organisasi, baik orang itu merupakan teman d. Motivasi hanya berlaku sampai tingkat
sekerja, bawahan maupun atasannya. lower order need.
Kebutuhan akan afflikasi biasanya diusahakan 2. Toeri Teori Y mengenai manusia:
agar terpenuhi melalui kerjasama dengan a. Bekerja adalah kodrat manusia
orang lain. Individu yang tingkah lakunya b. Untuk mencapai tujuan organisasi, maka
didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat diperlukan pengawasan diri sendiri
yang tinggi akan nampak sebagai berikut: c. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan
a) Lebih memperhatikan segi hubungan pribadi memotivasi diri sendiri agar prestasi dapat
yang ada dalam pekerjaannya, dari pada segi dicapai
tugas-tugas yang ada dalam pekerjaannya. d. Manusia dapat melakukan inovasi
b) Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila
bekerjasama dengan orang lain dalam d. Process Theory
suasana yang lebih kooperatif. Hasibuan (2010) berpendapat Process
c) Mencari persetujuan atau kesepakatan Theory bukan menekankan pada isi kebutuhan dan
dengan orang lain. sifat dorongan dari kebutuhan tersebut, tetapi
pendekatan ini menekankan pada bagaimana dan
dengan tujuan apa setiap individu dimotivasi. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh
Selanjutnya kebutuhan hanyalah salah satu elemen terhadap nilai-nilai yang dipercaya termaksud
dalam suatu proses tentang bagaimana para melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi
individu bertingkah laku, misalnya, seseorang tanggung jawabnya. Disiplin menunjukkan
mungkin melihat adanya kemungkinan yang besar suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada
untuk menerima suatu imbalan (katakan diri karyawan trhadap peraturan dan ketetapan
memperoleh kenaikan gaji) apabila mereka perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan
bertindak tertentu (misalkan dengan bekerja keras). hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara
Imbalan ini menjadi suatu perangsang (incentive) perusahaan dan karyawan. Disiplin juga
atau motivasi untuk perilaku mereka. berkaitan erat dengan sanksi yang perlu
Dasar dari teori proses tentang motivasi ini dijatuhkan kepada pihak yang melanggar.
adalah adanya expectancy (pengharapan) - yaitu apa Dalam hal ini seseorang karyawan melanggar
yang dipercayai oleh para individu akan mereka peraturan yang berlaku dalam organisasi maka,
peroleh dari tingkah laku mereka. Sebagai misal, karyawan bersangkutan harus sanggup
apabila seseorang percaya bahwa bekerja dan menerima hukuman yang telah disepakati.
mampu mencapai deadline akan memperoleh Masalah disiplin para karyawan yan ada di
pujian, tetapi kalau tidak bisa selesai pada deadline dalam organisasi baik atasan maupun bawahan
tersebut akan memperoleh teguran, dan ia lebih akan memberi corak terhadap kinerja
suka untuk memperoleh pujian, maka ia akan organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai
bekerja untuk bisa selesai (sebelum) deadline. apabila kinerja individu mampu meningkatkan
Sebaliknya apabila selesai terlambatpun tidak akan kinerja kelompok.
diapa-apakan, sebagaimana selesai tepat pada 4. Pelayanan
waktunya juga tidak memperoleh apa-apa, maka ia Pelayanan sebagai suatu tindakan yang
mungkin tidak akan terdorong untuk menyelesaikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang
tepat pada waktunya. lain yang tingkat pemuasnya hanya dapat
Faktor tambahan dari teori ini adalah dirasakan oleh orang yang melayani maupun
kekuatan dari preferensi individu terhadap hasil yang dilayani. Pelayanan yang diberikan kepada
yang diharapkan. Sebagai contoh, apabila bekerja masyarakat haruslah yang berkualitas. Kualitas
keras untuk bisa melebihi target akan menyebabkan pelayanan adalah seberapa baik suatu lembaga
seseorang dinaik-pangkatkan menjadi supervisor, pemerintahan maupun meresponden kebutuhan
dan seseorang memang berkeinginan sangat kuat masyarakat setelah layanan diberikan kepada
untuk menjadi seorang supervisor, maka ia akan masyarakat. Kualitas pelayanan dapat diukur
bekerja keras untuk melampaui target produksi dengan waktu responden (kecepatan)
tersebut. pelayanan, jaminam pelayanan dan tingkat
kepuasan masyarakat.
Indikator Motivasi Kerja 5. Keaktifan Pemimpin
Robbins & Judge (2013) juga menyatakan Keaktifan pemimpin adalah aktivitas-
indikator motivasi kerja sebagai berikut: aktivitas yang dilakukan mampu mempengaruhi
1. Prestasi orang lain untuk bersama-bersama melakukan
Prestasi adalah keberhasilan sesorang aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian
pegawai dapat dilihat dari prestasi yang diraih tujuan.
agar pegawai dapat berhasil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
2. Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah orang yang Pengertian kinerja
melaksanakan segala sesuatu atau pekerjaan Secara umum kinerja (performance)
dengan bersunguh-sunguh dengan dan sukarela, didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan
berarti menanggung segala resiko dan segala seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
sesuatunya baik dari perkataan, perbuatan dan Robbins (2001) “menjelaskan
sikap. Tanggungjawab merupakan kewajiban bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai
wajib menanggung segala sesuatunya, artinya oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria
jika ada sesuatu hal boleh ditntut, dipersalahkan, tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan”.
diperkarakan dan sebagainya. Menurut Bangun (2012) mengatakan kinerja
3. Disiplin adalah “suatu hasil yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan
pengaruh antara dua variabel atau lebih (Umar, Sungai Ambawang diwakili minimal dua orang
2005). Penelitian ini menjelaskan hubungan perangkat desa.
mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-
variabel yang akan diteliti yaitu variabel X sebagai HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
variabel bebas (independen) dan variabel Y sebagai
variabel terikat (dependen).
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Tempat penelitian berlokasi di kantor desa di Motivasi Kerja (X)
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten kubu
Raya Provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Waktu Uji Validitas adalah suatu ukuran yang
penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen.
dengan bulan Juni 2022. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
Pengukuran variabel yang digunakan adalah yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang
skala likert 5 (lima) tingkat, yaitu sebagai berikut: valid berarti memiliki validitas rendah (Arikuntoro,
2006).
a. Sangat Setuju =5
b. Setuju =4 Pada Tabel 4.4 di bawah ini dapat kita lihat
c. Kurang Setuju =3 hasil uji validitas Motivasi Kerja (X) yang
d. Tidak Setuju =2 dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
e. Sangat Tidak Setuju =1 Versi 26.
Skala pengukuran likert digunakan untuk
angket yang disediakan oleh peneliti dimana Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
responden hanya memilih jawaban yang disediakan Kerja (X) (n = 33, α = 5%, maka rtabel = 0,344)
oleh peneliti. Pertanyaan r r tabel Kesimpulan
hitung
Populasi dan Sampel Butir 1 0,575 0,344 Valid
Butir 2 0,672 0,344 Valid
Populasi Butir 3 0,646 0,344 Valid
Butir 4 0,567 0,344 Valid
Menurut Furchan (2004) “Populasi adalah Butir 5 0,470 0,344 Valid
objek, keseluruhan anggota sekelompok orang, Butir 6 0,725 0,344 Valid
organisasi, atau kumpulan yang telah dirumuskan Butir 7 0,466 0,344 Valid
oleh peneliti dengan jelas”. Adapun populasi dalam Butir 8 0,380 0,344 Valid
penelitian ini adalah seluruh perangkat desa di Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26
Kecamatan Sungai Ambawang yang berjumlah 75
orang. Dari Tabel 1 di atas dapat kita ketahui bahwa
semua rhitung butir pertanyaan yang terdapat dalam
Sample variabel Motivasi Kerja (X) lebih besar dari rtabel
maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
Menurut Sugiyono (2008) “Sampel adalah pertanyaan yang tercakup dalam variabel motivasi
suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik kerja (X) dinyatakan valid.
yang dimiliki oleh sebuah populasi”. Dalam
pengambilan sampel, peneliti akan menggunakan Pada Tabel 4.5 di bawah ini dapat kita lihat
sampel purposive sampling. Purposive sampling hasil uji Reliabilitas Motivasi Kerja (X) yang
adalah teknik penentuan sampel dengan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Kriteria Versi 26.
sampel yang diambil dipilih berdasarkan tingkat
pendidikan yaitu minimal satu sampel setiap tingkat Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi
pendidikan. Mahmud (2011) “menyatakan bahwa Kerja (X)
untuk penelitian yang menggunakan analisis data Reliability Statistics
statistik, ukuran sampel paling minimum adalah
tiga puluh”. Sehingga sampel yang akan saya teliti Cronbach’s N of Items
berjumlah sebanyak 33 orang yang terdiri dari Alpha
tamatan SMA sebanyak 22 orang, tamatan D3 0,686 8
sebanyak 4 orang dan tamatan S1 sebanyak 7 orang. Sumber: Data Olahan SPSS Versi 26
Dengan ketentuan sampel setiap desa di Kecamatan
Pada Tabel 6 di bawah ini merupakan nilai Berdasarkan hasil penelitian dan
R Square. kesimpulan, peneliti merekomendasikan beberapa
hal berikut ini:
Tabel 6 Model Summary 1. Bagi Kepala Desa di Kecamatan Sungai
Model Summary Ambawang agar tetap meningkatkan
Model R R Adjusted Std. The motivasi kerja kepada perangkat desa. Dari
Square R Square error in hasil kuesioner motivasi kerja didominasi
the oleh jawaban setuju yang artinya baik.
Estimate Sehingga kepala desa dapat meningkatkan
1 .132ª 0,017 -0,014 1,872 motivasi kerja lebih dari baik atau dengan
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja sangat baik. Kepala Desa agar
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 26 memperhatikan variabel-variabel lain yang
Berdasarkan Tabel 6 di atas diperoleh nilai mempengaruhi kinerja perangkat desa di
korelasi (R) sebesar 0,132. Dari output tersebut Kecamatan Sungai Ambawang, sehingga
diperoleh R Square sebesar 0,017 atau 1,7%. Ini dapat diketahui variabel-variabel apa saja
berarti besarnya pengaruh motivasi kerja pada yang sangat mempengaruhi kinerja
perangkat desa di Kecamatan Sungai Ambawang perangkat desa.
terhadap kinerja sebesar 1,7% dan sisanya 98,3% 2. Bagi perangkat desa agar semakin
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak meningkatkan motivasi kerja karena
diamati dalam penelitian ini. perangkat desa merupakan ujung tombak
bagi pelayanan kepada masyarakat yang
tertib, efisien dan bersinergi.
SIMPULAN DAN SARAN 3. Dari hasil kuesioner penilian kinerja
Kesimpulan perangkat desa di Kecamatan Sungai
Ambawang didominasi oleh jawaban setuju
Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang artinya baik. Sehingga kepala desa
yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat dan perangkat desa dapat meningkatkan
disusun kesimpulan sebagai berikut: kinerjanya menjadi lebih baik atau sangat
baik.
1. Berdasarkan hasil uji regresi sederhana 4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
diperoleh nilai koefisien regresi (b) sebesar dapat menambah pengaruh variabel lain
0,098 menyatakan bahwa setiap untuk dapat meningkatkan motivasi kerja
peningkatan motivasi kerja akan terhadap kinerja perangkat desa di
menaikkan kinerja perangkat desa sebesar Kecamatan Sungai Ambawang, ini
0,098 satuan. Begitu sebaliknya setiap bermanfaat sebagai pembanding terhadap
penurunan motivasi kerja akan menurunkan variabel lain yang akan diteliti sehingga
kinerja perangkat desa sebesar 0,098 dapat diketahui seberapa besar pengaruh
satuan. variabel tersebut terhadap kinerja perangkat
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat kita desa di Kecamatan Sungai Ambawang.
lihat dari nilai t hitung (0,741) ˂ t tabel
(1,69552), maka H0 (Hipotesis Nol)
diterima dan H1 (Hipotesis Alternatif)
ditolak, maka dapat disimpulkan motivasi
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perangkat desa di Kecamatan
Sungai Ambawang.
3. R Square sebesar 0,017 atau 1,7%. Ini
berarti besarnya motivasi kerja pada
perangkat desa di Kecamatan Sungai DAFTAR PUSTAKA
Ambawang terhadap kinerja berpengaruh Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Bandung
sebesar 1,7% dan sisanya 98,3% Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Cipta.
Saran Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka
Cipta..
Bernadim & Russel. (2015). Manajemen Sumber Moekijat. (2012). Manajemen Tenaga Kerja dan
Daya Manusia. Jakarta: PT Refika Hubungan Kerja Edisi Revisi. Bandung: CV
Aditama. Pioner Jaya.
Husein, U. (2005). Metode Penelitian Untuk Tesis Rivai, V. (2004). Manajemen Sumber Daya
Dan Bisnis. Jakarta: Grafindo Persada. Manusia Untuk Perusahaan dan Teori ke
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara. Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi Edisi
Sepuluh. Jakarta: Erlangga.
Mulyasa, H. E. (2003). Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi:
Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Konsep, Kontroversi, Aplikasi Jilid 1 Edisi
Karya. 8. Jakarta: Prenhallindo.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Perilaku
Bandung: Pustaka Setia. Organisasi. Jakarta: Selemba Empat.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif,
(Mix Methods). Bandung: Alfabeta. Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Syahida, N., & Suryani, N. (2018). Pengaruh Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja Fisik dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat
Desa. Economic Education Analysis Journal Syahida, N., & Suryani, N. (2018). Pengaruh
(EEAJ) 7 (2) (2018) Jurusan Pendidikan Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja Fisik dan
Ekonomi, Faklutas Ekonomi, Universitas Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perangkat
Negeri Semarang. Indonesia. Desa. Economic Education Analysis Journal
(EEAJ) 7 (2) (2018) Jurusan Pendidikan
Wijaya,W. S. & Anoraga, P. (2021). Pengaruh Ekonomi, Faklutas Ekonomi, Universitas
Kepempinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Negeri Semarang. Indonesia.
Perangkat Desa Di Kecamatan Subah
Kabupaten Batang. Jurnal of Economics and Wijaya,W. S. & Anoraga, P. (2021). Pengaruh
Banking Vol. 3 No. 2 Oktober 2021. Sekolah Kepempinan dan Motivasi Terhadap Kinerja
Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng Perangkat Desa Di Kecamatan Subah
Semarang. Indonesia. Kabupaten Batang. Jurnal of Economics and
Banking Vol. 3 No. 2 Oktober 2021. Sekolah
Winarni & Rahmaningtyas, W. (2020). Pengaruh Tinggi Ilmu Ekonomi Bank BPD Jateng
Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Semarang. Indonesia.
Kompetensi Perangkat Desa dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Perangkat Winarni & Rahmaningtyas, W. (2020). Pengaruh
Desa. Jurnal Economic Education Analysis Kepemimpinan, Motivasi Kerja,
Journal 9 (1) (2020) 29 Februari 2020. Kompetensi Perangkat Desa dan Komitmen
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Organisasi Terhadap Kinerja Perangkat
Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Desa. Jurnal Economic Education Analysis
Indonesia. Journal 9 (1) (2020) 29 Februari 2020.
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Jakarta: Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Rajawali Pers. Indonesia.