Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PIMPING
Jalan H.M. Ardans RT.20 Ds. Karang Agung Kec. Tanjung Palas Utara Kab. Bulungan,
Kalimantan Utara 77253, Telepon 08115902118, Laman puskesmaspimping@gmail.com,
web : pkmpimping.bulungan.go.id

PEDOMAN PELAKSANAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


UPTD. PUSKESMAS PIMPING

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2015
tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan
selanjutnya diatur dalam pasal 22 ayat (2) dan ayat (3)Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan , yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Sampai
saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan,
dan dituangkan dalam suatu sistem. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas
Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertarna di wilayah
kerjanya, dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM, puskesmas
berwenang untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

1 / 31
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan Kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, inforrrasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang Kesehatan;
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
Kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis Masyarakat;
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan Kesehatan;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Dari hasil pelaksanaan program Upaya program di tahun 2022 ditemukan
beberapa masalah yang menyebabkan beberapa Upaya program tidak mencapai
target kegiatan yang telah ditetapkan pada tahun sebelumnya. Beberapa program
pada Kesehatan Lingkungan yang sudah tercapai namun belum 100% yaitu Penduduk
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) 95,89%,
Persentase Rumah Sehat 98,28% Inspeksi Sanitasi TTU 100%, Pengelolaan Makanan
(TPM) Menurut status higiene Sanitasi 100%, Tempat pengelolaan makanan dibina
dan uji petik 100%, Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
100%, Desa yang melaksanakan STOP BABS 100%.
Sehubung hal tersebut maka pelayanan kesehatan dimasyarakat perlu
ditingkatkan baik bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Puskesmas
sebagai penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan terdepan tidak hanya
berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetapi juga sebagai
pusat komunikasi masyarakat.
Namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai
masalah antara lain kegiatan puskesmas kurang berorientasi pada masalah kebutuhan
masyarakat dan keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan belum dikembangkan secara optimal.
Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan
masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan oleh
puskesmas.

2 / 31
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas yang
mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas
program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas.
Selanjutnya pelayanan Kesehatan lingkungan juga dilakukan sesuai dengan tata nilai
Puskesmas yaitu KREASI : Kreatif, Ramah, Empati, Aman, Senyum dan Inovasi.
Kreatif : Kemampuan baik berfikir atau tindakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah dalam melaksanakan kegiatan pelayanan atau program
dengan tetap memperhatikan aturan, konsep, petunjuk yang telah
ditetapkan sehingga dapat memecahkan permasalahan dengan tepat
dan bermanfaat.
Ramah : Sikap bersahabat, mau menyapa setiap sasaran program serta sikap
ingin membantu dan perasaan senang saat bertemu dengan teman
kerja maupun sasaran program hingga merasa diterima secara layak
dan penuh harapan dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya dan merasa nyaman dalam memperoleh pelayanan
Kesehatan.
Empati : Kemampuan untuk merasakan keadaan emosional atau mengetahui
apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain/pasien/sasaran program
terkait dengan permasalahan yang dihadapinya dan menciptakan
keinginan untuk menolong sesama, merasa simpatik dan mencoba
menyelesaikan masalah dan mengambil perspektif orang lain.
Aman : Memenuhi dimensi keamanan dengan tujuan layanan program yang
diberikan harus aman, baik bagi sasaran program, pemberi layanan
maupun masyarakat sekitarnya, aman dari risiko cidera, infeksi, efek
samping, atau bahaya lain.
Senyum : Bahwa dalam memberikan pelayanan program petugas senantiasa
tersenyum sehingga dapat menularkan energi positif dan memberikan
perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap sasaran program.
Inovasi : Bahwa dalam proses pengembangan dan pemanfaatan/mobilisasi
pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan
pengalaman dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga
pelayanan dapat lebih efektif dan efisien. Bukan hanya dapat
meningkatkan derajat kesehatan, tetapi juga dapat menghemat waktu,
tenaga, dan materi serta memberikan manfaat bagi sasaran program.
B. TUJUAN PEDOMAN
Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Pimping dalam
menyelenggarakan kegiatan Kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas

3 / 31
Pimping. Sehingga pelayanan Kesehatan lingkungan dapat dilaksanaan sesuai
dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas Pimping meliputi :
1. Tolak ukur keberhasilan program Kesehatan lingkungan yaitu dinilai dari Cakupan
sarana air minum yang diawasi / diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar,
Jumlah Kepala Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat), Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman,
Jumlah KK akses rumah sehat, Persentase TFU yang dilakukan pengawasan
sesuai standar (IKL), Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi
syarat higienis Sanitasi Pangan (Laik HSP), Desa yang Melaksanakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat, Desa yang melaksanakan STOP BABS.
2. Kategori sasaran pelayanan Kesehatan lingkungan meliputi :
a. Sasaran Primer yakni individu, keluarga, kelompok dan Masyarakat dan
lingkunganya;
b. Sasaran Sekunder yakni tokoh Masyarakat;
c. Sasaran Tertier yakni stake holder/pengambil kebijakan.
3. Jumlah sasaran yang dilakukan pelayanan Kesehatan lingkungan yaitu :
a. Sarana air minum yang diawasi / diperiksa kualitas air minumnya sesuai
standar : 25 sarana air minum
b. Jumlah Kepala Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat) : 3.636 KK
c. Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman : 3.636 KK
d. Jumlah KK akses rumah sehat : 3.636 KK
e. Persentase TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standar (IKL) : 75 Sarana
TFU
f. Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi syarat higienis
Sanitasi Pangan (Laik HSP) : 118 TPP
g. Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat : 6 Desa
h. Desa yang melaksanakan STOP BABS : 6 Desa
4. Target cakupan yang dilakukan pelayanan Kesehatan lingkungan yaitu :
a. Sarana air minum yang diawasi / diperiksa kualitas air minumnya sesuai
standar : 72%
b. Jumlah Kepala Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat) : 70%
c. Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman : 70%
d. Jumlah KK akses rumah sehat : 70%

4 / 31
e. Persentase TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standar (IKL) : 70%
f. Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi syarat higienis
Sanitasi Pangan (Laik HSP) : 56%
g. Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat : 80%
h. Desa yang melaksanakan STOP BABS : 70%.
5. Target tersebut dicapai selambat-lambatnya dalam waktu kurang dari 11 bulan
dalam setahun berjalan.
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
1. Ruang lingkup pelayanan Kesehatan lingkungan meliputi :
a. Kegiatan Kesehatan lingkungan di dalam gedung puskesmas Pimping
1) Konseling
2) Pemeriksaan Kebersihan
3) Pengawasan pembakaran sampah dan IPAL
b. Kegiatan Kesehatan lingkungan di luar gedung puskesmas Pimping
1) Inspeksi Kesehatan lingkungan
2) Intervensi Kesehatan Lingkungan
3) Inspeksi TTU
4) Pengawasan
2. Jaringan pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas adalah :
a. Puskesmas Pembantu
b. Bidan / perawat Desa
c. Praktik mandiri kesehatan
3. Jejaring pelayanan promosi Kesehatan Puskesmas adalah :
a. Pemerintah Kecamatan
b. Unsur forkopimcam (Kantor urusan agama, Polsek, Koramil)
c. Pemerintah Desa
d. Institusi Pendidikan (TK/PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK,MA)
e. Lembaga kemasyarakatan (TP.PKK, TP.UKS, LMD, Desa Siaga, Dan lainnya)
E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya – upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif

5 / 31
dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
5. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.
6. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat.
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan
pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.

6 / 31
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan
berprofesi minimal berijazah Diploma Tiga ( D III ). Berikut ini Kualifikasi Sumber Daya
Manusia dan realisasi tenaga upaya kesehatan lingkungan yang ada di Puskesmas
adalah :
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum
D III Kesehatan 1 orang 1. Melaksanakan Konseling,
Kesehatan Lingkungan Pemeriksaan Kebersihan,
Pengawasan pembakaran sampah
dan IPAL.
2. Melakukan Inspeksi Kesehatan
lingkungan, Intervensi Kesehatan
Lingkungan, Inspeksi TTU dan
Pengawasan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas Pimping :
Puskesmas
No. Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan
1. Sarjana Kedokteran Umum 1 2 0
2. Sarjana Kedokteran Gigi 1 1 0
3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 2 0
4. Sarjana Farmasi 1 2 0
5. D III Keperawatan 5 8 0
6. D III Kebidanan 5 6 0
7. D III Analis Kesehatan 1 3 0
8. D III Rekam medis 1 1 0

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas Pimping yaitu :
No. Jenis Pelayanan Waktu Keterangan

7 / 31
1. Kesehatan lingkungan 07.30 s.d 14.00 Jadwal pelayanan khusus
dalam Gedung WITA hari Jumat sampai jam
Puskesmas, yaitu : 11.00 WITA dan hari Sabtu
a. Konseling sampai jam 13.30 WITA
b. Pemeriksaan
Kebersihan
c. Pengawasan
pembakaran sampah
dan IPAL
2. Kesehatan lingkungan Sesuai jadwal Jadwal lainnya yang
luar Gedung Puskesmas, pertemuan rutin menyesuaikan dengan
yaitu : lintas sektor situasi dan kondisi
a. Inspeksi Kesehatan /sesuai jadwal Masyarakat dapat
lingkungan yang dibuat untuk disepakati maksimal
b. Intervensi Kesehatan pertemuan yang hingga pukul 22.00 WITA
Lingkungan tidak rutin antara
c. Inspeksi TTU pukul 08.00 s.d
d. Pengawasan 15.00 WITA

8 / 31
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Ruang
Kesling
Penda
Loket

Apotik
Pintu masuk

Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung dilakukan oleh


Penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan yang menempati ruang yang
bersebelahan dengan ruang kepala Puskesmas dan poli khusus TB, berada dalam
satu ruang dengan ruang Promkes, P2P DBD, PIS-PK dan Kesehatan Anak. Adapun
pelaksanaan rapat koordinasi program UpayaKesehatan Masyarakat (UKM) dilakukan
di aula Puskesmas.
Sedang kegiatan luar gedung petugas dapat mengunjungi sasaran dengan ikut
kegiatan ke desa ( pemeriksaan rumah, SAB, Saluran pembuangan, Jamban, dll ) ke
Tempat tempat Umum (sekolah, tempat ibadah dll) dan kegiatan lain yang bersifat dan
berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
1. Ukurang Ruang (Gabung dengan ruang Promkes, P2P DBD, PIS-PK dan
Kesehatan Anak)
a. Luas ruangan 3,5m x 5 m
b. Pintu Ukuran 2,1 m x 1,2 m
c. Atap dan langit-langit kuat dan berwarna terang, mudah dibersihkan dan
ketinggian dari lantai 4 m.
d. Dinding terbuat dari material keras, rata dan tidak berpori, tidak silau, kedap
air dan mudah dibersihkan.
e. Lantai kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang dan mudah
dibersihkan.

9 / 31
f. Pintu dan jendela lebar dan dapat dibuka secara maksimal.
2. Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang.
B. STANDAR FASILITAS
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya
pelayanan Kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Berdasarkan
Pedoman Peralatan Kesehatan Puskesmas dari Dirjen Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, standar sarana/peralatan pelayanan
Kesehatan lingkungan di Puskesmas Pimping adalah sebagai berikut :
1. Meja : 1 unit
2. Kursi : 1 buah
3. Alat peraga percontohan : 1 paket
4. Media informasi cetak atau elektronik : 1 paket
5. Buku panduan : 1 buah
6. Buku catatan kegiatan : 1 buah
7. Senter : 1 buah
8. Alat pembasmi nyamuk : 1 set
9. Leaflet : 1 paket
10. Form check : 1 paket
11. Fly grill : 1 paket
12. Lux meter : 1 paket
13. PH meter : 1 set
14. Buku catatan kegiatan : 1 paket

10 / 31
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/ataugangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan dilaksanakan
secara terintegrasi dengan pelayananperawatan pengobatan
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungantidak memungkinkan untuk
menerima Konseling, Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap
keluarga yang mendampingi
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau
elektronik.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1) Kegiatan pengawasan Kebersihan lingkungan Puskesmas
2) Kegiatan pengawasan pembakaran sampah
3) Kegiatan Pengawasan pengolahan air limbah
2. Kegiatan Luar Gedung
a. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
1) Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
Lingkungan (sanitarian, entomolog dan mikrobiolog) yang membawa surat
tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Dalam pelaksanaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan
Lingkungan sedapat mungkin mengikutsertakan petugas Puskesmas yang
menangani program terkait atau mengajak serta petugas dari Puskesmas
Pembantu, Poskesdes, atau Bidan di desa.
3) Kegiatan meliputi Perumahan ( termasuk hasil konseling ), TTU, TPM, TP3
b. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan.
Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan,
dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial).
B. METODE
1. Metode Konseling

11 / 31
a. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. Dugaan penyebab; dan
d. Saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut :
a. Pengamatan fisik media lingkungan;
b. Pengukuran media lingkungan di tempat;
c. Uji laboratorium; dan/atau
d. Analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
d. Rekayasa Lingkungan.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat Jadwal
b) Persiapan
i. Menyiapkan ruangan;
ii. Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
iii. Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan
seperti poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban
sehat, dan lain-lain) serta alat peraga lainnya.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut :
a) Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
b) Khusus, meliputi :
i. Identifikasi perilaku/kebiasaan;
ii. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
iii. Dugaan penyebab; dan
iv. Saran dan rencana tindak lanjut.

12 / 31
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat
dengan "SATU TUJU" yaitu :
a) SA = Salam, Sambut:
i. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
ii. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan
dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan
waktu.
iii. Tunjukkan sikap ramah.
iv. Perkenalkan diri dan tugas Anda.
v. Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga
kerahasiaan percakapan anda dengan Pasien.
vi. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
b) T - tanyakan :
i. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk
menyampaikan masalahnya pada Anda.
ii. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
iii. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
iv. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
v. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk
menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi
Pasien.
c) U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap
perlu diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan
kebutuhannya untuk memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda
bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
supaya lebih mudah dipahami.
d) TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai
kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau
mengatasi masalahnya.
e) J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta
diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi.
Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah tersebut.

13 / 31
f) U – Ulangi :
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan
bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan
percakapan lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut
konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil
keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
b) Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan
sesuai hasil Konseling; dan
c) Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.
b. Pengawasan kebersihan / sampah / IPAL
1) Persiapan (P1)
a) Membuat jadwal pemeriksaan baik kebersihan / pembakaran sampah
maupun IPAL
b) Menyiapkan dan membawa form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Memeriksa baik kebersihan / pembakaran sampah maupun IPAL
b) Mengisi form kegiatan pemeriksaan dan alat tulis yang sudah ada
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian ( P3 )
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling :
a) Petugas mencatat hasil dan melaporkan hasil kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Inspeksi Sanitasi
1) Perencanaan (P1)
a) Membuat jadwal Inspeksi Sanitasi baik dari hasil Konseling maupun
hasil tahun sebelumnya
b) Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji kunjungan rumah dan
lingkungannya dengan Pasien dan keluarganya apabila dari hasil
konseling memerlukan tindak lanjut. ( Jika Hasil Konseling )
c) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)

14 / 31
d) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Melakukan pengamatan media / pemeriksaan :
i. Lingkungan sarana usaha / pasien dan perilaku pelaku usaha /
masyarakat sekitar.
ii. Pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium, dan
analisis risiko sesuai kebutuhan ( Jika diperlukan ).
iii. Melakukan penemuan penderita lainnya ( Jika dari Konseling )
iv. Melakukan pemetaan populasi berisiko ( Jika dari Konseling )
b) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (TTU, TPM, TP3,
keluarga pasien dan keluarga sekitar). Saran tindak lanjut dapat berupa
Intervensi Kesehatan Lingkungan yang bersifat segera. Saran tindak
lanjut disertai dengan pertimbangan tingkat kesulitan, efektifitas dan
biaya.
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
b. Intervensi Kesehatan Lingkungan
1) Perencanaan ( P1)
a) Membuat jadwal dengan dasar hasil Konseling dan hasil Inspeksi
Sanitasi
b) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan (formulir Inspeksi Kesehatan Lingkungan,
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, media penyuluhan,
alat pengukur parameter kualitas lingkungan)
c) Melakukan koordinasi dengan perangkat desa/kelurahan (kepala
desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas
kesehatan/bidan di desa.
2) Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
a) Intervensi Kesehatan Lingkungan harus mempertimbangkan tingkat
risiko berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
b) Intervensi Kesehatan Lingkungan dilakukan oleh Pasien sendiri.

15 / 31
c) Dalam hal cakupan Intervensi Kesehatan Lingkungan menjadi luas,
maka pelaksanaannya dilakukan bersama pemerintah, dan
masyarakat/swasta
3) Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
Kegiatan yang dilakukan petugas kesling
a) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
b) Petugas menganalisa hasil kegiatan
c) Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti
Adapun untuk kegiatan pemantauan evaluasi upaya kesehatan lingkungan
yaitu :
a) Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
b) Untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan
pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas.
c) Pemantauan dan evaluasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas mencakup Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
dan pelaksanaan pengawasan kualitas media lingkungan dalam rangka
program kesehatan.
d) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dibahas dalam
pertemuan integrasi lintas program Puskesmas secara berkala.
d) Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur kinerja
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang sekaligus
menjadi indikator dalam penilaian akreditasi Puskesmas.

16 / 31
BAB V
LOGISTIK

A. PERENCANAAN
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Kebutuhan
dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan Lingkungan direncanakan
dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas Pimping membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :
a. Meja, Kursi
b. Alat tulis
c. Buku catatan Kegiatan
d. Leaflet
e. Buku panduan
f. Komputer
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
a. Senter
b. Alat pembasmi nyamuk
c. Swim fog
d. Leaflet
e. Form check
f. Fly grill
g. Lux meter
h. PH meter
i. Buku catatan kegiatan
B. PROSEDUR PENGADAAN
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini
lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas.
Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh
koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan
dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action ).

17 / 31
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk
mencapai luaran yang optimum. Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari
potensi masalah dalam pelayanan Kesehatan lingkungan yang sebenarnya bertujuan untuk
membantu sasaran.
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran
pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas Pimping, meningkatnya akuntabilitas
(tanggung jawab) petugas Kesehatan lingkungan terhadap sasaran, menurunnya KTD
(kejadian tidak diharapkan), serta terlaksananya program-program pencegahan, sehingga
tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan). Sasaran keselamatan sasaran
pelayanan Kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud meliputi tercapainya hal-hal
sebagai berikut :
A. Sasaran Keselamatan
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan
dimulai sejak membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko
yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal

18 / 31
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan
sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan
tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.
B. Sistem Keselamatan
Sistem Keselamatan Sasaran Pelayanan Kesehatan lingkungan dilakukan dengan
melakukan assesment resiko, identifikasi resiko, dampak dan menyusun implementasi
solusi untuk mengendalikan atau meminimalkan resiko.
Sistem Keselamatan Sasaran Unit Pelayanan Promosi Kesehatan :
NO. LOKASI RISIKO DAMPAK / PENGENDALIAN
SASARAN AKIBAT
1. Dalam Salah memahami Salah a. Menyampaikan
Gedung informasi yang menerapkan materi yang benar
diterima saat informasi yang dan jelas
konseling diterima menggunakan
metode yang
tepat.
b. Mengevaluasi
hasil penyuluhan
Fisik (dinding, a. Sakit akibat a. Pemantauan
lantai, tersandung, berkala fisik
pencahayaan, terpeleset, bangunan.
suhu/kelembaban, tertabrak b. Rambu peringatan
kebisingan) b. Kepanasan,
pengap
c. Kenyamanan
terganggu
2. Luar Transportasi Kecelakaan lalu Pemilihan lokasi yang
Gedung menuju lokasi lintas mudah dan aman
kegiatan dijangkau sasaran

19 / 31
Psikososial Mengantuk, a. Membangun
pusing, bosan, komitmen
Lelah Bersama
b. Penyampaian
materi efektif dan
efisien
c. Pemilihan metoda
pembinaan
Kesehatan
lingkungan yang
tepat
Penggunaan Terpapar bahan Menggunakan APD
bahan kimi kimia (masker, sarung
tangan)

20 / 31
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang romor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan di semua tempat
kerja khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit
penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal
diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas temrasuk dalam kriteria tempat kerja dengan
berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya
terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung Puskesmas.
Risk Assesment melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan dampak
atau akibatrya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan,meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya. Penyelenggaraan
kesehatan kerja petugas di unit pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pimping
adalah sebagai berikut :
NO. LOKASI POTENSI DAMPAK / AKIBAT PENGENDALIAN
BAHAYA /
FAKTOR RISIKO
1. Dalam Saat Resiko tertular Menggunakan APD
Gedung melaksanakan penyakit
Konseling tidak
mengetahui
sasaran memiliki
penyakit menular.
Fisik (dinding, a. Sakit akibat a. Pemantauan
lantai, tersandung, berkala fisik
pencahayaan, terpeleset, bangunan.
suhu/kelembaban, tertabrak b. Rambu peringatan
kebisingan) b. Kepanasan,
pengap
c. Kenyamanan
terganggu
2. Luar Transportasi Kecelakaan lalu a. Penggunaan APD di
Gedung menuju lokasi lintas perjalanan
sasaran kerja b. Pemeliharaan
kendaraan

21 / 31
operasional secara
rutin
Beban kerja Stres, pusing, a. Membangun
bosan, lelah komitmen Bersama
b. Pengorganisasian
kerja
c. Insentif / reward
d. Refreshing
Menggunakan Terpapar bahan Menggunakan APD
bahan kimia saat kimia
inspeksi kesehatan

22 / 31
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada unit pelayanan
Kesehatan lingkungan puskesmas Pimping diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat
diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendati mutu. Salah satu model
manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (plan, Do, Check, Action) yang
akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen
mutu pelayanan Kesehatan lingkungan.
A. Identifikasi mutu
1. Perencanaan mutu, meliputi siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu, mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan.
3. Peningkatan mutu, membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu pada
Upaya peningkatan mutu. Pada unit pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas
Pimping kegiatan pelayanan dimulai dari pendataan survey sasaran dan kebutuhan
sasaran, penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan,
penyusuruill dokumen pelaporan kegiatan monitoring dan evatuasi pelaksanaan dan
hasil kegiatan, dan penyusunan rencana tindak lanjut hasil evaluasi kegiatan. Pada
setiap tahap kegiatan disusun standar operasional prosedur (SOP) untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan yang sesuai standar pelayanan. Evaluasi dan rencana tindak
lanjut dilaksanakan untuk mengatasi adanya kesenjangan antara perencanrum dan
hasil kegiatan. Hasil kegiatan didokumentasikan secara periodik
B. Kamus Indikator Mutu
Adapun kamus indikator mutu pelayanan Kesehatan lingkungan Puskesmas Pimping
adalah sebagai berikut :
1. Penyehatan Air
a. Cakupan sarana air minum yang diawasi / diperiksa kualitas air minumnya
sesuai standar
NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Cakupan sarana air minum yang diawasi / diperiksa kualitas air
minumnya sesuai standar

23 / 31
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Cakupan sarana air minum yang diawasi
/ diperiksa kualitas air minumnya sesuai standar.

5 Defisini Operasional Kualitas Air Minum yang memenuhi syarat :


Adalah Kualitas air minum yang memenuhi syarat secara Fisik,
Kimia, Mikrobiologi

Penyelenggara Air Minum :


Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/ Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), Koperasi, Badan Usaha Swasta, Usaha Perorangan,
Kelompok Masyarakat dan/atau individu yang melakukan
penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air
kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan
pengelola tangki air.
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah sampel air minum pada penyelenggara air minum yang
diuji kualitas air minum dan memenuhi syarat parameter
mikrobiologi,fisik,kimia di wilayah dan periode waktu tertentu
9 Denumenator ∑ Jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air
minum yang diuji parameter mikrobiologi,fisik,kimia di wilayah dan
pada periode yang sama
10 Target Pencapaian Semua penyelenggara air minum diuji dan memenuhi syarat 72%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎 𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚
𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖, 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑘,
𝑘𝑖𝑚𝑖𝑎 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎
𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑗𝑖 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑏𝑖𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖, 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑘, 𝑘𝑖𝑚𝑖𝑎
𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara, pengumpulan sampel air
14 Sumber Data Hasil pemeriksaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 1 x dalam 3 bulan
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan per triwulan
Data
18 Periode Analisa Data 1 x dalam 3 bulan
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi serta pemeriksaan sampel
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

b. Jumlah Kepala Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(Jamban Sehat)
NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Jumlah Kepala Keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi
yang layak (Jamban Sehat)
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan

24 / 31
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Jumlah Kepala Keluarga dengan akses
terhadap fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat).

5 Defisini Operasional Merupakan Fasilitas Pembuangan tinja (Jamban) yang digunakan


sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan penyakit, dilengkapi dengan,tanki septik (septic
tank)/sistem Pengolahan Air Limbah ( SPAL ) dengan kloset leher
angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir
tidak mencemari sumber air / tanah
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak ( jamban Sehat ) di wilayah pada periode tertentu
9 Denumenator ∑ Jumlah penduduk di wilayah dan pada periode yang sama
10 Target Pencapaian Semua penduduk memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban Sehat) 70%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑠𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 ( 𝑗𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑒ℎ𝑎𝑡 ) 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

c. Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman


NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Memperoleh Data tentang Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas
Mutu sanitasi yang aman.

5 Defisini Operasional Pengguna fasilitas sanitasi rumah tangga milik sendiri, menggunakan
kloset leher angsa yang memiliki tangki septik dan disedot setidaknya
sekali dalam 3-5 tahun terakhir atau terhubung ke Sistem Pengolahan Air
Limbah (SPAL)
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman
9 Denumenator ∑ Jumlah KK di wilayah dan periode yang sama
10 Target Pencapaian Semua KK memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang aman 70%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑚𝑎𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

25 / 31
13 Desain Observasi, Wawancara
pengumpulan data
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi 12 x dalam 1 tahun
Pengumpulan Data
17 Periode Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Pengumpulan Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Wawancara dan Observasi
Pengumpulan Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT. Puskesmas

d. Jumlah KK akses rumah sehat


NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Jumlah Kepala Keluarga dengan akses rumah sehat
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Jumlah Kepala Keluarga dengan akses
rumah sehat.

5 Defisini Operasional Merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat


kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah KK dengan akses rumah sehat
9 Denumenator ∑ Jumlah KK di wilayah dan pada periode yang sama
10 Target Pencapaian Semua kepala keluarga memiliki akses rumah sehat 70%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝐾 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

26 / 31
e. Persentase TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standar (IKL)
NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Persentase TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standar (IKL)
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Memperoleh Data tentang Persentase TFU yang dilakukan
Mutu pengawasan sesuai standar (IKL).

5 Defisini Operasional Pengawasan hygiene sanitasi TFU adalah pengawasan sarana


yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel, terminal,
Pasar, Pertokoan, Bioskop, Tempat wisata, kolam renang, tempat
ibadah, rumah sakit, puskesmas, balai pertemuan umum dan lain-
lain di satu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah TFU yang diawasi dan memenuhi syarat hygiene
sanitasi di satu wilayah kerja pada waktu 1 tahun
9 Denumenator ∑ Jumlah TTU yang diawasi di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
10 Target Pencapaian Persentase TFU yang dilakukan pengawasan sesuai standar (IKL)
70%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐹𝑈 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖
𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑦𝑔𝑖𝑒𝑛𝑒 𝑠𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝐹𝑈 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan Observasi, Wawancara
data
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

f. Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi syarat higienis


Sanitasi Pangan (Laik HSP)
NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi syarat
higienis Sanitasi Pangan (Laik HSP)
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan

27 / 31
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Presentase Tempat Pengelolaan
Pangan yang memenuhi syarat higienis Sanitasi Pangan (Laik
HSP)
5 Defisini Operasional Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) :
Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau catering,
rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin dan makanan
jajanan.
Jasa Boga/Katering :
Usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikandi luar
tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan oleh badan
hukum/perorangan.
Rumah Makan :
Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya.
Restoran :
Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian
atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman
bagi masyarakat umum ditempat usahanya.
Depot air minum:
Usaha industry yang melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen.
Kantin :
Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di
lingkungan industry dan sebagian besar konsumennya adalah
masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang
berada dikantor.
Makanan jajanan :
Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
ditempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah
makan/restoran dan hotel.
TPM Memenuhi syarat hygiene sanitasi TPM yang memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi denngan bukti dikeluarkannya
sertifikat laik hygiene sanitasi.
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah TPM memenuhi syarat/tidak memenuhi syarat
hygienesanitasi disatu wilayah pada kurun waktu
9 Denumenator ∑ Jumlah seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama
10 Target Pencapaian Presentase Tempat Pengelolaan Pangan yang memenuhi syarat
higienis Sanitasi Pangan (Laik HSP) 56%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑃𝑀 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡/
𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑦𝑔𝑖𝑒𝑛𝑒𝑠𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑑𝑖𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑇𝑃𝑀 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛
𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

28 / 31
g. Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat

5 Defisini Operasional Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 Dusun,


mempunyai tim kerja masyarakat / Natural Leader, dan telah
mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total.
6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah desa STBM disuatu wilayah pada periode tertentu
9 Denumenator ∑ Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
10 Target Pencapaian Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 80%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎 𝑆𝑇𝐵𝑀 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

h. Desa yang melaksanakan STOP BABS


NO INDIKATOR MUTU INDIKATOR PROGRAM
1 Judul Indikator Desa yang melaksanakan STOP BABS
2 Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
3 Dimensi Mutu Keselamatan dan Kenyamanan
4 Tujuan Peningkatan Mutu Memperoleh Data tentang Desa yang melaksanakan STOP BABS

5 Defisini Operasional Desa yang Penduduknya 100% mengakses jamban sehat


6 Type Indikator Proses
7 Satuan Pengukuran Presentase
8 Numerator ∑ Jumlah desa STOP BABS (SBS) disuatu wilayah pada periode
tertentu)

29 / 31
9 Denumenator ∑ Jumlah desa di wilayah dan pada periode yang sama
10 Target Pencapaian Desa yang Melaksanakan STOP BABS 70%
11 Kriteria Blangko Intervensi
12 Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎 𝑆𝑇𝑂𝑃 𝐵𝐴𝐵𝑆 (𝑆𝐵𝑆) 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢
𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑠𝑎 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
13 Desain pengumpulan data Observasi, Wawancara
14 Sumber Data Form pembinaan
15 Besar Sample 100 % Hasil pemeriksaan
16 Frekuensi Pengumpulan 12 x dalam 1 tahun
Data
17 Periode Pengumpulan Kurun Waktu yang ditentukan setiap bulan
Data
18 Periode Analisa Data 12 x dalam 1 tahun
19 Penyajian Data Bentuk Tabel
20 Instrumen Pengumpulan Wawancara dan Observasi
Data
21 Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Kesehatan lingkungan UPT.
Puskesmas

30 / 31
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas Pimping, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional.
Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan,
kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan lingkungan di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan
dari kebijakan yang telah ditentukan.

Mengetahui, Koordinator Program


Kepala UPTD. Puskesmas Pimping Kesehatan Lingkungan,

dr. Dini Putri Hapsari Pratiwi Siti Fatimah, A.Md.Kes


NIP. 19860427 201402 2 003 NIP. 19980618 202203 2 013

31 / 31

Anda mungkin juga menyukai