BBM PENERBANGAN
PERSAINGAN SEHAT
Atau ANTI PERSAINGAN?
Pasal 1 angka 6
Persaingan usaha yang tidak sehat diartikan
sebagai persaingan antar pelaku usaha
dalam menjalankan kegiatan produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha.
2 4
5. Kartel
1 3 5 Strategi yang
diterapkan diantara
pelaku usaha untuk
dapat mempengaruhi
1. Oligopoli 3. Pembagian Wilayah harga dengan
Kondisi dimana di dalam pasar Pelaku usaha membuat perjanjian dengan mengatur jumlah
tersebut hanya terdiri dari sedikit pelaku usaha pesaingnya untuk membagi produksi mereka.
pengusaha/penjual (few sellers) wilayah pemasaran atau alokasi pasar
adalah salah satu cara yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya persaingan
di antara mereka.
PERJANJIAN YANG DILARANG
9. Perjanjian Tertutup
7. Oligopsoni suatu perjanjian yang terjadi antara mereka
Bentuk suatu pasar yang di dominasi yang berada pada level yang berbeda pada
oleh sejumlah konsumen yang memiliki proses produksi atau jaringan distribusi suatu
kontrol atas pembelian. barang atau jasa.
10. Perjanjian
7 9 dengan Pihak Luar
Negeri
yang memuat
6 8 10 ketentuan yang
dapat
mengakibatkan
terjadinya praktik
6. Trust 8. Integrasi Vertikal monopoli dan/atau
ketika satu perusahaan melakukan kerjasama
Gabungan antara beberapa perusahaan persaingan usaha
dengan perusahaan lain yang berada pada level
yang bersaing dengan membentuk
yang berbeda dalam suatu proses produksi, tidak sehat.
organisasi yang lebih besar yang akan sehingga membuat seolah-olah mereka merupakan
mengendalikan seluruh proses produksi dan satu perusahaan yang melakukan dua aktivitas
atau pemasaran suatu barang. yang berbeda tingkatannya pada satu proses
produksi.
Kegiatan Yang Dilarang
Pelaku Usaha dilarang menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal atas barang dan/atau jasa dalam
Monopoli adalah penguasaan atas pasar bersangkutan yang dapat
produksi dan/atau pemasaran mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
barang dan/atau atas penggunaan dan/atau persaingan usaha tidak sehat
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha Monopoli Monopsoni
01 02
menolak / menghalangi /
bentuk kerjasama yang dilakukan
oleh pelaku usaha dengan pelaku membatasi / melakukan
usaha lain dengan maksud untuk Persekong diskriminasi pelaku usaha
Penguasaan tertentu untuk melakukan
menguasai pasar bersangkutan kolan
Pasar
bagi kepentingan pelaku usaha 06 03 kegiatan usaha yang sama
yang bersekongkol pada pasar bersangkutan
Kecurangan
Kegiatan yang dilakukan oleh Jual Rugi
Penetapan
sekelompok perlaku usaha yang Biaya Produksi Tindakan pelaku usaha yang
menetapkan biaya produksi agar 05 04 menjual dibawah harga normal
pelaku usaha lain yang di luar dengan maksud mematikan
kelompok tidak mampu bersaing pesaingnya
PENYALAHGUNAANNYA POSISI DOMINAN
Penguasaan posisi dominan di dalam hukum persaingan usaha tidak dilarang,
sepanjang pelaku usaha tersebut dalam mencapai posisi dominannya atau
menjadi pelaku usaha yang lebih unggul (market leader) pada pasar yang
bersangkutan atas kemampuannya sendiri dengan cara yang fair.
Posisi Dominan yang berarti atau suatu pelaku usaha mempunyai posisi lebih
tinggi daripada pesaingnya pada pasar yang bersangkutan dalam
kaitan pangsa pasarnya, kemampuan keuangan, akses pada
pasokan atau penjualan serta kemampuan menyesuaikan pasokan
atau permintaan barang atau jasa tertentu.
Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh
pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu.
Peraturan Badan Pengatur Hilir Migas No.13/P/BPH Migas/IV/Tahun 2008 dan
Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 K/10/NEM/2019
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Pasal 3 ayat (3) Pasal 5 ayat (1) Pasal 7 ayat (1) a Pasal 7 ayat (1) b
Badan Usaha wajib Badan Usaha wajib Badan usaha wajib Badan usaha harus
memiliki dan/atau memiliki atau menguasai menyediakan bahan
mengutamakan menguasai fasilitas & jaringan penyediaan dan bakar avtur minimal di 3
produksi kilang fasilitas penunjang yang pendistribusian avtur bandar udara, mencakupi
memenuhi persyaratan nasional dan internasiona
dalam negeri standar yang berlaku untuk bandar udara di daerah
untuk menjamin
mendukung operasinya di terpencil dan kota besar
kontinuitas suplai
Bandara udara
Pasal 7 ayat (1) c Pasal 7 ayat (2) Pasal 8 ayat (1) Pasal 10 ayat (1)
Badan pengatur menetapkan
Badan usaha yang belum Badan usaha wajib
Badan usaha wajib kewajiban badan usaha
mempunyai pengalaman melakukan kerjasama penyediaan & pendistribusian
melaporkan secara
wajib bekerjasama dengan badan usaha Avtur di bandara yang volume
tertulis rencana kegiatan
penyediaan dan dengan pihak yang yang telah beroperasi penerbangannya besar dan
berpengalaman minimal juga pada bandara yang
pendistribusian Avtur lebih dulu di bandar volume penerbangannya
kepada Badan Pengatur di 3 bandar udara udara tersebut rendah
internasional
Badan Usaha Penyedia dan Pendistribusi
BBM Penerbangan/Avtur di Indonesia
Pasar Bersangkutan
Pasar Produk = Avtur dan Pasar Geografis = Indonesia
01
Pembuktian Penguasaan Pangsa Pasar
02 PT. Pertamina Aviation Vs PT. Dirgantara Petroindo Raya = 63 Vs 1