Anda di halaman 1dari 15

PANGSA PASAR

BBM PENERBANGAN

PERSAINGAN SEHAT
Atau ANTI PERSAINGAN?

Dr. Putu Samawati, S.H.,M.H. 2024/04/23


Undang-undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat (UU-LPMPUTS)

Pasal 1 angka 6
Persaingan usaha yang tidak sehat diartikan
sebagai persaingan antar pelaku usaha
dalam menjalankan kegiatan produksi dan
atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha.

Persaingan usaha sehat didefinisikan sebagai


lawan dari persaingan usaha tidak sehat.

Persaingan usaha sehat merupakan


persaingan kompetitif yang akan
meningkatkan mutu produk dan memperbaiki
pelayanan kepada penggunanya.
5 Asumsi yang mendasari Persaingan Sempurna

Barang dan/atau jasa yang Jumlah penjual dan jumlah


dihasilkan oleh pelaku usaha
adalah betul-betul sama 1 2 pembeli sangat banyak,
sehingga pelaku usaha
(product homogeneity) baik tidak dapat menentukan
jenis maupun kualitasnya secara sepihak harga atas
. suatu produk atau jasa

Jumlah kuantitas produk


Tidak adanya hambatan
yang ditransaksikan relatif 4 masuk (barrier to entry)
lebih kecil dibandingkan
maupun keluar (barrier
total kuantitas produk yang
diperdagangkan sehingga
3 to exit) bagi Pelaku
usaha.
dapat meninggalkan harga
pasar yang tidak efektif.
Konsumen dan pelaku usaha memiliki
5 informasi yang sempurna (perfect
information) tentang berbagai hal
Ketentuan Larangan Dalam UU No. 5/1999

Perjanjian Yang Dilarang Kegiatan Yang Dilarang


Penyalahgunaan
Posisi Dominan
• Oligopoli • Monopoli • Posisi Dominan
• Penetapan Harga • Monopsoni • Jabatan Rangkap
• Pembagian Wilayah • Penguasaan pasar • Kepemilikan Saham
• Pemboikotan • Jual Rugi • Penggabungan,
• Kecurangan dalam Peleburan dan
• Kartel menetapkan biaya Pengambilalihan
• Trust produksi
• Oligopsoni • Persekongkolan
• Integrasi Vertikal
• Perjanjian Tertutup
• Perjanjian dgn Pihak Luar
Negeri
PERJANJIAN YANG DILARANG
4. Pemboikotan
usaha yang dilakukan para pelaku usaha untuk mengeluarkan
pelaku usaha lain dari pasar yang sama, atau juga untuk
mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing
2. Penetapan Harga untuk masuk ke dalam pasar yang sama, yang kemudian
Perjanjian yang bersifat menetapkan harga pasar tersebut dapat terjaga hanya untuk kepentingan pelaku
atas suatu barang dan/atau jasa dengan usaha yang terlibat dalam perjanjian pemboikotan tersebut.
pelaku usaha lainnya.

2 4
5. Kartel
1 3 5 Strategi yang
diterapkan diantara
pelaku usaha untuk
dapat mempengaruhi
1. Oligopoli 3. Pembagian Wilayah harga dengan
Kondisi dimana di dalam pasar Pelaku usaha membuat perjanjian dengan mengatur jumlah
tersebut hanya terdiri dari sedikit pelaku usaha pesaingnya untuk membagi produksi mereka.
pengusaha/penjual (few sellers) wilayah pemasaran atau alokasi pasar
adalah salah satu cara yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya persaingan
di antara mereka.
PERJANJIAN YANG DILARANG
9. Perjanjian Tertutup
7. Oligopsoni suatu perjanjian yang terjadi antara mereka
Bentuk suatu pasar yang di dominasi yang berada pada level yang berbeda pada
oleh sejumlah konsumen yang memiliki proses produksi atau jaringan distribusi suatu
kontrol atas pembelian. barang atau jasa.

10. Perjanjian
7 9 dengan Pihak Luar
Negeri
yang memuat
6 8 10 ketentuan yang
dapat
mengakibatkan
terjadinya praktik
6. Trust 8. Integrasi Vertikal monopoli dan/atau
ketika satu perusahaan melakukan kerjasama
Gabungan antara beberapa perusahaan persaingan usaha
dengan perusahaan lain yang berada pada level
yang bersaing dengan membentuk
yang berbeda dalam suatu proses produksi, tidak sehat.
organisasi yang lebih besar yang akan sehingga membuat seolah-olah mereka merupakan
mengendalikan seluruh proses produksi dan satu perusahaan yang melakukan dua aktivitas
atau pemasaran suatu barang. yang berbeda tingkatannya pada satu proses
produksi.
Kegiatan Yang Dilarang
Pelaku Usaha dilarang menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal atas barang dan/atau jasa dalam
Monopoli adalah penguasaan atas pasar bersangkutan yang dapat
produksi dan/atau pemasaran mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
barang dan/atau atas penggunaan dan/atau persaingan usaha tidak sehat
jasa tertentu oleh satu pelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha Monopoli Monopsoni

01 02
menolak / menghalangi /
bentuk kerjasama yang dilakukan
oleh pelaku usaha dengan pelaku membatasi / melakukan
usaha lain dengan maksud untuk Persekong diskriminasi pelaku usaha
Penguasaan tertentu untuk melakukan
menguasai pasar bersangkutan kolan
Pasar
bagi kepentingan pelaku usaha 06 03 kegiatan usaha yang sama
yang bersekongkol pada pasar bersangkutan

Kecurangan
Kegiatan yang dilakukan oleh Jual Rugi
Penetapan
sekelompok perlaku usaha yang Biaya Produksi Tindakan pelaku usaha yang
menetapkan biaya produksi agar 05 04 menjual dibawah harga normal
pelaku usaha lain yang di luar dengan maksud mematikan
kelompok tidak mampu bersaing pesaingnya
PENYALAHGUNAANNYA POSISI DOMINAN
Penguasaan posisi dominan di dalam hukum persaingan usaha tidak dilarang,
sepanjang pelaku usaha tersebut dalam mencapai posisi dominannya atau
menjadi pelaku usaha yang lebih unggul (market leader) pada pasar yang
bersangkutan atas kemampuannya sendiri dengan cara yang fair.

suatu keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing

Posisi Dominan yang berarti atau suatu pelaku usaha mempunyai posisi lebih
tinggi daripada pesaingnya pada pasar yang bersangkutan dalam
kaitan pangsa pasarnya, kemampuan keuangan, akses pada
pasokan atau penjualan serta kemampuan menyesuaikan pasokan
atau permintaan barang atau jasa tertentu.

kemampuan akses kemampuan menyesuaikan


pangsa kemampuan pada pasokan atau pasokan atau permintaan
pasarnya keuangan penjualan barang atau jasa tertentu
Jenis Pasar
Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No.5 Tahun 1999
Pasar adalah lembaga ekonomi di mana pembeli dan penjual baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan/atau jasa.

Pasar Produk Pasar Geografis

berdasarkan produk yang


berdasarkan pada jangkauan geografis
diperdagangkan yang nantinya akan
yang akan menggambarkan lokasi
menggambarkan barang
serta jasa yang diperdagangkan produksi dari produsen penjual

Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh
pelaku usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu.
Peraturan Badan Pengatur Hilir Migas No.13/P/BPH Migas/IV/Tahun 2008 dan
Keputusan Menteri ESDM Nomor 17 K/10/NEM/2019
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

“Kegiatan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian


BBM Penerbangan Terbuka di setiap Bandar
Udara bagi seluruh Badan Usaha yang memenuhi
persyaratan dengan tetap memperhatikan prinsip
persaingan sehat, wajar, dan transparan”.

Prinsip Persaingan Sehat:


1. Tidak membatasi akses pasar;
2. Tidak melakukan perjanjian yang dilarang oleh UU 5/1999
3. Tidak menjalankan kegiatan yang dilarang oleh UU 5/1999
4. Dan Tindakan lain yang bertujuan menghilangkan persaingan
usaha.
Syarat yang harus dipenuhi oleh Badan Usaha untuk dapat mendistribusikan BBM
Berdasarkan Peraturan Badan Pengatur Hilir Migas No.13/P/BPH Migas/IV/Tahun 2008

Pasal 3 ayat (3) Pasal 5 ayat (1) Pasal 7 ayat (1) a Pasal 7 ayat (1) b
Badan Usaha wajib Badan Usaha wajib Badan usaha wajib Badan usaha harus
memiliki dan/atau memiliki atau menguasai menyediakan bahan
mengutamakan menguasai fasilitas & jaringan penyediaan dan bakar avtur minimal di 3
produksi kilang fasilitas penunjang yang pendistribusian avtur bandar udara, mencakupi
memenuhi persyaratan nasional dan internasiona
dalam negeri standar yang berlaku untuk bandar udara di daerah
untuk menjamin
mendukung operasinya di terpencil dan kota besar
kontinuitas suplai
Bandara udara

Pasal 7 ayat (1) c Pasal 7 ayat (2) Pasal 8 ayat (1) Pasal 10 ayat (1)
Badan pengatur menetapkan
Badan usaha yang belum Badan usaha wajib
Badan usaha wajib kewajiban badan usaha
mempunyai pengalaman melakukan kerjasama penyediaan & pendistribusian
melaporkan secara
wajib bekerjasama dengan badan usaha Avtur di bandara yang volume
tertulis rencana kegiatan
penyediaan dan dengan pihak yang yang telah beroperasi penerbangannya besar dan
berpengalaman minimal juga pada bandara yang
pendistribusian Avtur lebih dulu di bandar volume penerbangannya
kepada Badan Pengatur di 3 bandar udara udara tersebut rendah
internasional
Badan Usaha Penyedia dan Pendistribusi
BBM Penerbangan/Avtur di Indonesia

PT. Pertamina PT Dirgantara


melalui Pertamina Aviasi Petroindo Raya

1. 128 lokasi di 47 negara Bandara Khusus


2. 63 Bandara dan 72 Depot Indonesian Morowali
Pengisian Pesawat Udara Industrial Park (IMIP) di
(DPPU) di Indonesia Morowali, Sulawesi Tengah.
https://www.pertamina.co
m/id/aviation

Pasar Bersifat Monopolistik


Apakah Pertamina Melanggar Persaingan Usaha Sehat?

Pasar Bersangkutan
Pasar Produk = Avtur dan Pasar Geografis = Indonesia
01
Pembuktian Penguasaan Pangsa Pasar
02 PT. Pertamina Aviation Vs PT. Dirgantara Petroindo Raya = 63 Vs 1

Ada tidaknya Praktik Monopoli


Demonopolisasi atas Penyediaan dan Pendistribusian BBM Penerbangan melalui
03 Pasal 23 dan Pasal 24 UU Migas dan Pasal 2 Per 13/2008

Dampak Negatif dari Praktik Monopoli


04 Penetapan Harga jual Avtur ditentukan pemerintah bukan PT. Pertamina Aviation
melalui Keputusan Menteri ESDM No. 17K/10/MEM/2019 mengenai Formula
Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak
Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.
Penjualan juga dilakukan pada semua maskapai tanpa diskriminasi.
KESIMPULAN
PT. Pertamina PT. Pertamina
Monopolistik Penyediaan & Terkondisikan Karena Peraturan
Pendistribusian Avtur di Indonesia BPHM 13/2008 mendominasi
terjadi karena Monopoli Alamiah Pangsa Pasar 98%

PT. Pertamina PT. Pertamina


Integrasi Vertikal juga dikondisikan Terbebaskan dari Perjanjian Dilarang
oleh Peraturan BPHM 13/2008 maupun Kegiatan Dilarang
TERIMA KASIH
"Lebih aman dan lebih bijaksana untuk menyembuhkan
persaingan yang tidak sehat daripada menekannya."
- Obafemi Awolowo-

Palembang, 23 April 2024

Anda mungkin juga menyukai