Metode Penelitian Metode penelitian yang diguankan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
historis. Dimana data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, bukan
angka-angka. Penulis juga menggunakan kejadian ataupun suatu keadaan
yang terjadi pada masa lampau untuk meramaikan kejadian atau keadaan
masa yang akan datang.
Hasil Penelitian Hasil penelitian dari jurnal ini menyatakan bahwa identitas tidak lagi
disusun berdasarkan watak-watak primordial. Tetapi dinegosiasikan
secara terus-menerus dalam berbagai konteks yang sifatnya situasional.
Kuatnya pengaruh imperialisme dan kolonialisme dalam pembentukan
identitas suatu etnis atau bangsa dengan skema dikotomis superior-
inferior, in group-out group, beserta segala ketidaksetaraan dan
ketidakadilan didalamnya akhirnya memicu lahirnya gerakan-gerakan
perlawanan berbasis identitas. Hasrat terbebas dari belenggu kekuasaan
bangsa lain dan membangun kekuasaanya sendiri, juga terjadi dalam
perlawanan yang dilakukan bangsa indonesia pada penjajah. Sentiment
kebangsaan pun dibangun untuk menggerakkan semangat perlawanan,
seperti deklarasi “Sumpah Pemuda” yang menjadi momentum sejarah
untuk menyatukan berbagai identitas dalam satu konsesus nasional, yakni
satu tanah air, satu bangsa, dan satu Bahasa.
Selanjutnya peran Antropologi “Membaca Politik Lokal Bali” Dirje
Kebudayaan, kementrian pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Hilman
Farid, pernah mengatakan, “Kajian yang lebih mendalam mengenai
politik local kini amat diperlukan, disinilah perlu pendekatan budaya
untuk menggali faktor-faktor yang bermain di belakang gejala yang
Nampak di permukaan”. Dimana dapat disimpulkan bahwa minat
antropologi pada hal hal kecil yang terlihat biasa dan sepele, justru bisa
melihat hal-hal besar yang lebih kasar mata.
Secara subtantif, politik identitas dikaitkan dengan kepentingan
anggota-anggota sebuah kelompok social yang merasa diperas dan
tersingkir oleh dominasi arus besar dalam sebuah banga atau negara. Jadi,
pertanyaan yang mendasar perlu dijawab dalam studi politik identitas
mencakup:
- Identitas kelompok dalam perbedaan dan hubunganya dengan
kelompok-kelompok yang lain.
- Marjinalisasi yang dialam kelompok
- Bagaimana kelompok yang termarjinalkan ini melakukan gerakan
politik untuk memperjuangkan kepentinganya, seluruh
pertanyaan tersebut merupakan dinamika organisasi sosial
sebagai unsur budaya univerisal yang telah menjadi konteks
antropologi dan sosiologi selama ini.
Dalam konteks politik identitas, desa pakraman menjadi insitusi yang
secara langsung ataupun tidak, berpotensi melakukan politik perbedaan
dengan yang lain di luar anggotanya. Namun problematika identitas
dalam hubungan negara (pluralism) justru muncul ketika desa pakraman
merespons isu-isu ataupun pristiwa yang melibatkan pihak luar. Dimana
terlihat dalam contoh nyata yaitu prasangka etnisitas dan agama yang
menguat pasca-pristiwa Bom Bali 1 (12 Oktober 2002). Menguatnya
prasanga etnis (dan agama) serta stigmatisasi etnisitas (oran Bali terhadap
the other).
Membawa politik local Bali menunjukan pentingnya peran antropologi
dalam menyediakan catatan etnografi mengenai identitas budaya suatu
kelompok. Bagaimana kelompok dibentuk melalui ikatan bio-sosiologis.
Nilai-nilai, dan symbol-simbol dalam perbedaan dan interaksinya dengan
kelompok lain.
Kesimpulan Kesimpulan dalam jurnal ini membicarakan tentang persoalan politik
identitas yang sedang melanda bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa politik identitas pada taraf yang paling membahayakan akan
menganggu stabilitas keamanan nasional. Hubungan antar ras, etnis,
budaya, dan agama penuh dengan prasangka. Bahkan melahirkan
kebencian. Namun, juga tidak sedikit catatan sejarah yang menunjukan
bahwa politik identitas mampu menjadi kekuatan penggerak perjuangan
untuk mewujudkan keadilan social.
Kekuatan 1. Abstrak yang ditulis mudah dimengerti sebab penulis hanya
memberikan point yang akan diteliti
2. Penulisnya detail dalam memberikan informasi dalam jurnal,
seperti pendapat ahli dan historis sejarah masa lampauya
3. Penggunaan Bahasa dan analisis yang digunakan penulis mudah
dipahami
4. Teori dan model analisis yang digunakan begitu tepat