Kesantunan Berbahasa dan Maksim Kesantunan KELOMPOK 6 Bagian A Kesantunan Berbahasa
1.Hakikat Kesantunan Berbahasa
2.Prinsip Kesantunan Berbahasa 3.Ciri-Ciri Kesantunan Berbahasa 4.Faktor Penyebab Ketidaksantunan Berbahasa Kesantunan berbahasa merupakan tatacara berprilaku yang disepakati oleh suatu masyarakat sebagai aturan perilaku sosial. Kesantunan tidak hanya dapat 1.HAKIKAT dilihat dari sisi penutur saja, tetapi juga KESANTUNAN harus memperhatikan kesan lawan tutur yang mendengarkan hal yang BERBAHASA disampaikan penutur. mendefinisikan kesantunan berbahasa adalah hal memperlihatkan kesadaran akan martabat orang lain dalam berbahasa, baik saat menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis. Lakoff (1973) dalam Chaer (2010:46) menyatakan "kesantunan dikembangkan oleh masyarakat guna mengurangi friksi dalam interaksi 2. Prinsip Kesantunan pribadi". Menurutnya, ada tiga buah Berbahasa kaidah yang harus dipatuhi untuk menerapkan kesantunan, yaitu formalitas (formality), ketidaktegasan (hesitancy), dan kesamaan atau kesekawanan (equality atau cameraderie). Leech, Chaer (2010: 56-57) memberikan ciri kesantunan sebuah tuturan sebagai berikut: a)Semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginannya untuk bersikap santun kepada lawan tuturnya. 3.Ciri-Ciri Kesantunan b)Tuturan yang diutarakan secara tidak Berbahasa langsung, lebih santun dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung. c)Memerintah dengan kalimat berita atau kalimat tanya dipandang lebih santun dibandingkan dengan kalimat perintah (imperatif). Faktor yang mempengaruhi ketidaksantunan berbahasa yakni: a) Faktor dorongan rasa emosi penutur. 4.Faktor Penyebab b) Faktor sengaja memojokkan mitra tutur. Ketidaksantunan c) Faktor mengkritik secara langsung Berbahasa dengan kata-kata yang kasar. d) Faktor kebiasaan siswa. e) Faktor kedudukan di kelas f) Faktor latar belakang sosial penutur (Sugiarti, 2017).