KD 3 : KETERAMPILAN MENULIS
A. Konsep Dasar Menulis
Ariadinata (2009:5) menyatakan bahwa
menulis merupakan sarana paling ampuh
untuk menyampaikan gagasan. Seorang
penulis yang baik, mampu menyampaikan
gagasan dengan baik pula. Amatlah pantas,
jika di negara-negara maju pendidikan di
sekolahnya, dari tingkat dasar hingga
perguruan tinggi meletakkan kewajiban
menulis sebagai sebuah mata pelajaran yang
harus ditempuh. Oleh karena itu, penulis
yang baik perlu memperhatikan beberapa
syarat mutlak yang harus dikuasai di
antaranya:
(a) kemampuan menggali masalah,
(b) kemampuan menuangkan gagasan ke
dalam kalimat dan paragraf,
(c) menguasai teknik penulisan seperti
penerapan tanda baca (pungtuasi), dan
(d) memiliki sejumlah kata yang diperlukan.
Keterampilan menulis, sebagaimana
keterampilan berbahasa yang lain,
menuntut penguasaan aspek bahasa yang
meliputi (a) penguasaan secara aktif 54
sejumlah besar perbendaharaan kata,
(b) penguasaan kaidah-kaidah sintaksis
secara aktif,
(c) kemampuan menemukan gaya (genre)
yang paling cocok untuk menyampaikan
gagasan, dan
(d) tingkat penalaran atau logika yang
dimiliki seseorang (Keraf, 2004:35).
Pandangan bahwa menulis merupakan
bentuk negosiasi dan transaksi itulah yang
menuntut penulis untuk mengetahui tujuan
penulisan. Selain itu, seorang penulis harus
memahami konteks situasi dan konteks
budaya yang melingkupi kegiatan
menulisnya (Callagham dan Rotheri,
1993:34).
B. Faktor-faktor Pendukung Menulis
Dalam pendekatan proses menulis, penulis
perlu menguasai pengetahuan struktur
bahasa yang meliputi pilihan kata, kalimat
efektif, dan paragraf efektif. Berikut ini
uraian dari masing-masing aspek tersebut.
1. Pilihan Kata (Diksi) Kata adalah unsur
bebas terkecil yang bermakna. Disebut
sebagai unsur bebas terkecil karena kata
dapat berdiri sendiri, yakni diucapkan atau
dituliskan secara terpisah dari kata-kata
yang lain (Suparno, 2003:23). Keraf
(2004:21) menyatakan bahwa kata
merupakan suatu unit dalam bahasa yang
memiliki stabilitas inter dan mobilitas
posisional, yang berarti ia memiliki
komposisi tertentu (fonologi atau morfologi)
dan secara relatif memiliki distribusi yang
bebas.
Keraf (2009) menyatakan pengertian pilihan
kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang
dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu.
Istilah ini bukan dipergunakan untuk
menyatakan kata-kata mana yang dipakai
untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan, tetapi juga meliputi persoalan gaya
bahasa dan ungkapan. Gaya bahasa sebagai
bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan
yang individualistik atau karakteristik.
Dalam hal ini, Keraf (2009) menyimpulkan
pemakaian kata dalam sebuah karangan
adalah sebagai berikut. 56
a. Pilihan kata dan diksi mencakup
pengertian kata-kata yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, ungkapan,
dan gaya bahasa yang tepat sesuai situasi
yang akan diungkapkan penulis.
b. Pilihan kata atau diksi adalah
kemampuan penulis membedakan secara
tepat nuansa makna dengan gagasan yang
ingin disampaikan kepada pembaca.
c. Pilihan kata atau diksi dapat berhasil
apabila didukung dengan pengetahuan dan
penguasaan sejumlah besar kosakata dan
kemampuan komunikatif secara
keseluruhan.
2. Kalimat Efektif
Suparno (2003:23) mengungkapkan bahwa
syarat kalimat efektif ada dua hal, yakni
persyaratan kebenaran struktur (correctnes),
dan pesyaratan kecocokan konteks
(appropriacy). Persyaratan kebenaran
bertolok ukur pada kebenaran kaidah
bahasa. Kebenaran kecocokan bertolok ukur
pada kecocokan atau kekompakan kalimat
dalam konteks, baik konteks kebahasaan
maupun konteks nonkebahasaan.
Akhadiah (2003:116) menyatakan bahwa
kalimat yang ditulis harus dapat memberi
informasi kepada pembaca secara tepat
seperti yang diharapkan oleh penulis. Untuk
memahami keefektifan tersebut, kalimat
efektif memenuhi enam syarat, yaitu adanya
(a) kesatuan gagasan,
(b) kepaduan (koherensi),
(c) kesejajaran atau keparalelan,
(d) ketepatan,
(e) kehematan, dan
(f) kelogisan.
Kesatuan kalimat adalah terdapatnya satu
ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan
satu ide itu, kalimat boleh panjang atau
pendek. Kalimat boleh 57 menggabungkan
lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat
mempertentangkan kesatuan yang satu dan
yang lainnya asalkan ide atau gagasan
kalimatnya tunggal. Penulis tidak boleh
menggabungkan dua kesatuan yang tidak
mempunyai hubungan makna ke dalam
sebuah kalimat.
Kepaduan kalimat adalah hubungan timbal
balik yang tepat antarunsur pembentuk
kalimat. Unsur pembentuk kalimat meliputi
kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang
membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.
Koherensi atau kepaduan menyangkut
pemakaian kata tugas yang tepat.
Kesejajaran atau keparalelan adalah
pemakaian bentuk gramatikal yang sama
untuk bagian-bagian kalimat tertentu atau
terdapatnya unsur-unsur yang sama
derajatnya dengan pola kalimat yang sama.
Misalnya dalam sebuah perincian, jika
unsur pertama menggunakan verba, unsur
kedua dan seterusnya juga verba. Jika
unsur pertama berbentuk nomina, bentuk
berikutnya juga nomina. Ketepatan adalah
kesesuaian pemakaian unsur-unsur yang
membangun suatu kalimat sehingga
terbentuk pengertian bulat dan pasti. Di
antara semua unsur yang berperan dalam
pembentukan kalimat, kata memegang
peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat
tidak akan ada. Akan tetapi, kita harus
memilih dengan akurat satu kata, satu
frasa, satu idiom, dan satu tanda baca demi
terciptanya makna yang bulat dan pasti.
Kelogisan adalah penalaran atau alur
berpikir yang masuk akal. Agar efektif, kata-
kata dalam sebuah kalimat tidak boleh
menimbulkan makna ambigu (ganda) atau
tidak boleh mengandung dua pengertian.
Sebuah kalimat yang benar strukturnya,
pemakaian tanda baca, kata atau frasanya,
dapat menjadi salah jika maknanya lemah
dari segi logika berbahasa.
3. Paragraf Efektif 58 Paragraf adalah suatu
bagian dari bab pada sebuah karangan yang
penulisannya dimulai dengan baris baru
(Kuncoro, 2009:72). Paragraf dikenal juga
dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat
dengan membuat kata pertama pada baris
pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah
kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Demikian pula dengan paragraf berikutnya
mengikuti penyajian seperti paragraf
pertama.
Akhadiah (1999:144) menerangkan bahwa
paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
sebuah paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat
dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat topik, kalimat penjelas,
sampai dengan kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam satu
rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.
Widjono (2007) menyebutkan beberapa ciri
paragraf efektif sebagai berikut: (1) kalimat
pertama menjorok ke dalam delapan
ketukan, (2) paragraf mempunyai satu
pokok pikiran atau satu gagasan utama, (3)
setiap paragraf menggunakan sebuah
kalimat topik dan selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang berfungsi
menguraikan, menjelaskan, atau
menerangkan pikiran utama dalam kalimat
topik, (4) mempunyai pikiran penjelas, padu,
mengandung kesatuan ide, dan
menggunakan ejaan yang benar.
Berdasarkan substansi isi, gagasan
pengembang di dalam paragraf dapat dipilah
atas kategori-kategori berikut: (1) fakta, (2)
contoh, (3) definisi, (4) ilustrasi, (5)
penjelasan atau eksplanasi, (6) rincian
spesifik, (7) analogi, (8) sebab akibat.
Gagasan pengembang dapat pula hasil
kombinasi antara pengembangan keenam
gagasan tersebut.
C. Persiapan dan Strategi Keterampilan
Menulis
1. Cara Menggali Ide
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan masalah/topik karangan
adalah sebagai berikut.
1) menarik perhatian Anda dan khalayak
2) masalah-masalah yang masih hangat
(aktual)
3) peristiwa-peristiwa yang menjadi
perhatian masyarakat 4) data dan faktanya
jelas serta mudah ditelusuri
5) masalah umum yang dikaitkan dengan
budaya, seni, pariwisata, teknologi,
Pendidikan, dan sastra
6) budaya atau kebiasaan yang terjadi di
lingkungan masyarakat
7) memiliki sumber acuan dan pustaka.
1) Membaca di perpustakaan Perpustakaan
adalah sumber mencari ilmu. Mahasiswa
yang sedang mengerjakan penelitian
hendaknya rajin mengunjungi
perpustakaan, kemudian membaca buku,
jurnal, dan hasil penelitian yang sudah
ada sebelumnya. Membaca laporan hasil
penelitian, biasanya di akhir laporan
terdapat saran untuk penelitian lebih
lanjut. Selain itu, cari sebuah topik
penelitian dengan bantuan pembimbing
atau bertanyalah kepada tutor yang
mengajar.
2) Akses internet Internet adalah jaringan
yang mudah dan praktis untuk mencari
ide. Internet menyediakan banyak sumber
seperti: ebook, jurnal, dan laporan
penelitian yang dapat digunakan sebagai
sumber referensi. Penggunaan internet
harus selektif dalam memilih website atau
link jurnal. Pilihlah website atau link yang
sudah terpercaya dan jelas identitas
penulisnya.
3) Fenomena atau kejadian sehari-hari
Berjalan ke luar rumah dan cobalah buka
mata telinga. Cobalah berwisata ke sekitar
Anda agar lebih mengenal daerah sekitar.
Beberapa tema penelitian seperti budaya,
bahasa, ekonomi, dan pendidikan dapat
ditemukan di luar rumah. Melihat budaya
Indonesia seperti fenomena sosial, upacara
adat, dokumen sejarah dapat menjadi
inspirasi untuk penelitian mengenai
bagaimana kondisi ekonomi, budaya,
sejarah, sosial di sekitar. Observasi di
sekitar kita akan menambah wawasan
serta cara termudah untuk mencari ide
menulis bagi seseorang.
4) Seminar dan workshop Seminar dan
workshop sering diadakan di perguruan
tinggi. Cobalah untuk ikut dalam sebuah
seminar dan workshop. Beberapa topik
atau masalah akan muncul dalam
pembahasannya. Seminar biasanya
dihadiri oleh beberapa pakar dan ahli
sehingga masalah yang timbul dapat
dijadikan bahan tulisan.
5) Diskusi Diskusi dapat dilakukan dengan
teman sebaya, teman seprofesi, tutor yang
mengajar, maupun dosen ahli. Bergabung
dengan organisasi profesi, seperti
bergabung dengan mahasiswa lain dapat
menambah wawasan terhadap keilmuan
yang sedang ditekuni. Berdiskusi dengan
teman mengenai topik-topik tertentu dapat
memunculkan ide untuk membuat karya
tulis. Setelah berdiskusi dengan teman
dapat dilanjutkan berdiskusi dengan dosen
apakah masalah tersebut layak ditulis atau
tidak.
6) Wawancara Wawancara terhadap
seseorang mengenai sebuah topik dapat
memunculkan sebuah masalah. Misalnya
saja wawancara seseorang mengenai tata
kota di Yogyakarta. Wawancara dapat
dilakukan kepada tokoh terkait dengan
persoalan yang kita tulis.
7) Pengalaman pribadi Cara yang paling
mudah adalah gali pengalaman pribadi,
bagaimana pengalaman pribadi selama ini
yang paling bermakna. Apakah terdapat
pengalaman yang membuatmu terkesan,
misal perbedaan dialek suatu daerah atau
perbedaan cara belajar. Atau Anda pernah
melihat pada hari tertentu di sekitar
tempat tinggal terdapat upacara adat atau
aktivitas budaya oleh masyarakat sekitar.
Itu bisa menjadi sebuah ide untuk
karanganmu.
2. Pendekatan Proses Menulis
Menurut White (1989:7) karangan yang baik
dalam prosesnya mempertimbangkan empat
hal, yakni
(1) the appeal target audience (menentukan
target pembaca), (2) a coherent structure
(struktur tulisan yang koheren),
(3) a smooth, detailed development
(ketuntasan pengembangan masalah
tulisan), dan
(4) an appropriate, well articulated style
(gaya tulisan yang menarik). Selain itu,
selama proses menulis, penulis perlu
serangkaian aktivitas yang melibatkan
beberapa fase. Fase-fase tersebut yaitu
prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan) dan
pascapenulisan (telaah dan revisi atau
editing). Ketiga fase tersebut akan
dijabarkan seperti berikut ini.
1) Pra Menulis Pramenulis adalah tahap
persiapan untuk menulis. Tompkins dan
Hosskison (2002:17) mengatakan bahwa
pramenulis adalah tahap persiapan. Hal-hal
yang dilakukan pada tahap pramenulis
adalah: (1) memilih topik, (2)
mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan
pembaca, serta (3) mengidentifikasi dan
menyusun ide-ide. Tahap pramenulis sangat
penting dan menentukan dalam tahap-tahap
menulis selanjutnya. Mahasiswa
menyiapkan diri untuk menulis, mereka
berpikir tentang tujuan penulisan. Misalnya,
apakah mahasiswa akan menulis untuk
menghibur, menginformasikan sesuatu,
mengklarifikasi, membuktikan atau
membujuk. Untuk membantu penulis
merumuskan tujuan tersebut, penulis dapat
bertanya pada diri sendiri.
2) Menulis Setelah kerangka karangan
tersusun, penulis siap melakukan kegiatan
menulis. Kegiatan menulis adalah
mengungkapkan fakta-fakta, gagasan, sikap,
pikiran, argumen, perasaan dengan jelas
dan efektif kepada pembaca (Keraf,
2004:34).
3) Pasca Menulis Pascapenulisan
merupakan tahap penghalusan dan
penyempurnaan tulisan kasar yang
dihasilkan. Kegiatan ini meliputi
penyuntingan dan merevisi. Tompkins dan
Hosskisson (1995:57) menyatakan bahwa
penyuntingan adalah pemeriksaan dan
perbaikan unsur mekanik karangan seperti
ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan,
pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi
penulisan lainnya. Adapun revisi lebih
mengarah perbaikan dan pemeriksaan
substansi isi tulisan. kegiatan pascamenulis
(penyuntingan) dan perbaikan karangan
dapat dilakukan dengan langkah-langkah
(1) membaca keseluruhan karangan,
(2) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki,
atau memberikan catatan bila ada hal-hal
yang harus diganti, ditambahkan atau
disempurnakan,
(3) melakukan perbaikan sesuai dengan
temuan saat penyuntingan.
Tahapan Menulis
Kegiatan Pra menulis
− Memilih topik
− Menentukan tujuan menulis
− Mengidentifikasi genre tulisan
− Mengingat ide/gagasan untuk ide tulisan
Menyusun draf
− Mengorganisasi ide dan menentukan tesis
− Menulis sesuai dengan draf
− Mengembangkan ide tulisan dan
mengoreksi mekanik bahasa
Revisi
− Membaca kembali tulisan sesuai dengan
konsep
− Mendiskusikan tulisan dalam kelompok
− Membuat perubahan isi berdasarkan hasil
diskusi
− Konsultasikan dengan guru/dosen Edit
Edit
− Membaca dan merevisi sesuai dengan draf
− Mengidentifikasi kesalahan ejaan dan
tanda baca
− Konsultasikan dengan pengajar Publikasi
Publikasi
− Mencetak tulisan yang sudah diperbaiki
− Mendiskusikan dan meminta masukan
dari audien.
D. Ragam Tulisan
Secara singkat akan dijelaskan berbagai
karya ilmilah tersebut.
(1) Esai adalah tulisan yang membahas satu
masalah berdasarkan pemikiran sudut
pandang penulisnya.
(2) Makalah adalah karangan yang
membahas suatu masalah secara logis,
sistematis, dan lengkap.
(3) Artikel adalah karya tulis hasil pemikiran
atau penelitian yang disajikan secara jelas,
sistematis dan sesuai dengan kaidah
penulisan yang berlaku.
(4) Proposal merupakan karya tulis yang
berisi rancangan kegiatan atau rancangan
penelitian sebelum kegiatan/penelitian
dilaksanakan.
(5) laporan merupakan suatu macam
dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau
tengah diselidiki, dalam bentuk faktafakta
yang diarahkan kepada pemikiran dan
tindakan yang akan diambil.
Bebagai jenis teks faktual di atas akan
dijelaskan berikut ini. (1) teks deskripsi
merupakan suatu bentuk karangan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya sehingga pembaca dapat
mencitrai (melihat, mendengar, meraba,
mencium, dan merasakan) apa yang
dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya.
(2) Tek narasi atau naratif merupakan
karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa atau kejadian menurut urutan
terjadinya atau kronologis dengan maksud
memberi makna kepada sebuah atau
rentetan kejadian sehingga pembaca dapat
memetik hikmah dari cerita itu.
(3) Teks eksposisi merupakan karangan yang
bertujuan untuk mengklarifikasi,
menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi
sebuah persoalan dalam rangka
memberikan informasi kepada pembaca.
(4) Teks eksplanasi merupakan karangan
yang menyajikan proses terjadinya atau
terbentuknya suatu fenomena alam atau
sosial.
(5) Teks prosedur merupakan karangan yang
berisi rangkaian kejadian atau peristiwa
yang disajikan secara runtut.
KB 4 : PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS
A. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENULIS
Kurikulum 2013 berisi empat aspek
Kompetensi Inti (KI) yang meliputi KI 1
spiritual, KI 2 sikap, KI 3 pengetahuan, dan
KI 4 keterampilan atau unsur afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Aspek-aspek
tersebut termuat dalam semua jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kemampuan yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk
setiap kelas melalui pembelajaran
Kompetensi Dasar yang diorganisasikan
dalam pendekatan pembelajaran siswa aktif
(Kemendikbud, 2013:4).
Pembelajaran keterampilan menulis sangat
penting untuk dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Terkait dengan hal itu, guru
menjadi komponen utama untuk
tercapainya keterampilan menulis sesuai
tujuan pembelajaran. Guru harus dapat
merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran yang
dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus
menguasai materi dan model pembelajaran
yang tepat untuk dapat melaksanakannya.
Kompetensi Dasar Keterampilan atau KD 4
akan dikembangkan menjadi indikator
dengan memperhatikan kata operasional
yang relevan. Kata operasional tersebut
sebagai dasar guru ketika mengembangkan
indikator dalam RPP. Kata operasional yang
dapat digunakan seperti menginterpretasi,
mengontruksi, mengembangkan,
menciptakan, menceritakan, memproduksi,
menyusun, menyampaikan,
mengungkapkan, menyaji, dan merancang.
B. Model Pembelajaran Menulis
Joyce & Weil (2009) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pembelajaran. Dengan demikian,
model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Jadi, model pembelajaran adalah
prosedur atau pola sistematis yang
digunakan sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang
didalamnya terdapat strategi, teknik,
metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki lima unsur
dasar, yaitu (1) syntax, yaitu langkah-
langkah operasional pembelajaran, (2) social
system, yakni suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles
of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespons siswa, (4)
support system, segala sarana, bahan, alat,
atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional dan
nurturant effects—hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang
disasar (instructional effects) dan hasil
belajar di luar yang disasar (nurturant
effects) (Joyce & Weil, 1980).
1. Model Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Saintifik adalah suatu
proses pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum, atau
prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data,
menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan (Hosnan, 2014).
Sintaks
Aktivitas Pembelajaran Mengamati
(observing) - Melihat, mengamati,
membaca, mendengar, atau menyimak
objek yang akan dideskripsikan
Menanya (questioning) - Bertanya jawab
tentang cara menyusun kerangka teks
deskripsi - Bertanya jawab tentang
struktur dan isi teks deskripsi
Mencoba (experimenting) - Menentukan
data yang diperlukan dari pertanyaan
yang diajukan - Menentukan sumber
data (benda, dokumen, buku,
eksperimen) - Mengumpulkan data
terkait dengan objek yang akan ditulis.
Menalar (associating) - Menyusun data
dalam bentuk draf/kerangka karangan -
Menyeleksi, menganalisis, dan
mendiskusikan data dengan temannya -
Mengembangkan teks deskripsi dengan
memperhatikan struktur dan kaidah
kebahasaan
Mengkomunikasikan (communicating) -
Menyampaikan hasil tulisannya kepada
temannya untuk saling menanggapi. -
Merevisi tulisan berdasarkan masukan
dari temannya.
2. Model Pembelajaran Problem Based
Learning
Proses pembelajaran dalam PBL
menggunakan pendekatan untuk
memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyelesaian masalah tersebut melibatkan
penggabungan ide masing-masing individu
dalam rangka menemukan solusinya.
Berikut ini langkah pembelajaran menulis
menggunakan strategi PBL untuk menulis
rangkuman/simpulan.
Orientasi masalah - Kelompok mengamati
dan memahami masalah yang disampaikan
guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan
yang disarankan.
Mengorganisasikan untuk belajar - Peserta
didik berdiskusi dan membagi tugas untuk
mencari data/bahan-bahan/alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok - Peserta didik melakukan
penyelidikan (mencari
data/referensi/sumber) untuk bahan
diskusi kelompok.
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya - Kelompok melakukan diskusi untuk
menghasilkan solusi pemecahan masalah
dan hasilnya disajikan dalam bentuk
rangkuman/ simpulan.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah - Setiap kelompok
menyajikan simpulannya dan yang lain
memberikan apresiasi. - Kegiatan
dilanjutkan dengan merangkum/ membuat
kesimpulan sesuai dengan masukan yang
diperoleh dari kelompok lain.
3. Model Project Based Learning Model
pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang
diorientasikan untuk
mengembangkan kemampuan dan
keterampilan belajar siswa melalui
serangkaian kegiatan merencanakan,
melaksanakan penelitian, dan
menghasilkan produk tertentu yang
dibingkai dalam suatu wadah
bernama proyek pembelajaran.
Kemendikbud (2016: 13) memaparkan
bahwa pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai
langkah awal untuk mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya
dalam beraktivitas di dunia.
Sintaks Aktivitas Siswa
Pertanyaan Mendasar - Peserta didik
mengajukan pertanyaan mengenai struktur
dan karakteristik teks LHO - Peserta didik
bertanya jawab tentang langkah kerja
menulis teks LHO.
Mendesain Perencanaan Produk - Peserta
didik membentuk kelompok diskusi (4-5) -
Peserta didik berdiskusi menyusun rencana
pembuatan teks LHO meliputi pembagian
tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber
yang dibutuhkan
Menyusun Jadwal Pembuatan - Peserta
didik menyusun jadwal penyelesaian proyek
dengan memperhatikan batas waktu yang
telah ditentukan bersama
Memonitoring Perkembangan proyek -
Peserta didik melakukan observasi terkait
dengan topik yang akan ditulis - Peserta
didik mencatat setiap tahapan,
mendiskusikan masalah yang muncul untuk
bahan menulis - Peserta didik menulis
menulis teks LHO.
Menguji Hasil - Peserta didik membahas
kelayakan proyek yang telah dibuat - Peserta
didik menulis teks Laporan Hasil Observasi -
Peserta didik menyeleksi sendiri hasil
laporan yang ditulisnya.
Evaluasi Pengalaman Belajar - Setiap
peserta didik memaparkan laporan, peserta
didik yang lain memberikan tanggapan, dan
bersama guru menyimpulkan hasil proyek.
4. Model Pembelajaran Discovery
Learning/ Inquiry Inquiry
didefinisikan sebagai “bertanya
tentang” atau “mencari informasi
dengan cara bertanya”, sedangkan
dalam kamus American Heritage,
discovery disebut sebagai “tindakan
menemukan”, atau “sesuatu yang
ditemukan lewat suatu tindakan”.
Dalam kegiatan ini siswa memperoleh
pengalaman berharga dalam praksis
keilmuan seperti proses mengamati,
mengumpulkan data, menganalisis hasil,
dan menarik simpulan. Dengan ringkas
dapat dikatakan bahwa penggunaan terma
inquiry/discovery - bukan discovery/inquiry
- dipandang sebagai catatan pengingat bagi
guru untuk selalu meningkatkan
keterlibatan siswa pada kedua proses
tersebut secara saling melengkapi. Kegiatan
ini dimulai dari merumuskan pertanyaan
(inquiry) dan dilanjutkan dengan kegiatan
menemukan atau menyingkap jawaban
(discovery) (Kemdikbud, 2016:30).
Langkah Deskripsi
Merumuskan pertanyaan : terkait masalah
atau topik yang akan diselidiki/dituli
Merencanakan : Merencanakan prosedur
pengumpulan dan analisis data.
Mengumpulkan dan Menganalisis data
Aktivitas:
● Pengumpulan fakta atau data yang
diperlukan.
● Analisis data atau hasil
Menarik simpulan : Menarik simpulan
(jawaban atau penjelasan ringkas)
Aplikasi dan Tindak Lanjut :
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi
pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk
dicari jawabannya
5. Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)
Strategi CIRC lebih menekankan pada kerja
sama 84 tim atau kerja kelompok selama
proses pembelajaran (Slavin, 2005). Berikut
ini langkah pembelajaran menulis
menggunakan strategi CIRC untuk menulis
teks berita.
Sintaks
Aktivitas Siswa
Pengenalan Konsep
a. Guru menjelaskan materi menulis teks
berita.
b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok
membaca (4 siswa).
c. Guru memberikan contoh teks yang
sesuai dengan topik atau materi yang
diajarkan.
d. Setiap siswa dalam kelompok, membaca
contoh teks yang dibagikan oleh guru.
e. Siswa mengidentifikasi pokok-pokok isi
teks berita yang telah dibaca.
f. Siswa dengan bimbingan guru membahas
pokok-pokok isi teks berita.
Eksplorasi dan Aplikasi
a. Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi
peristiwa di sekitar yang berkaitan dengan
topik.
b. Siswa mengumpulkan data-data dan
informasi terkait peristiwa yang telah
disepakati dari sumber yang disediakan
guru.
c. Siswa menyusun pokok-pokok isi teks
berdasarkan data-data yang diperoleh.
d. Siswa mengembangkan pokok-pokok isi
teks menjadi teks berita dengan
memperhatikan struktur serta ejaan.
Publikasi
a. Hasil tulisan/teks berita ditempel di
depan kelas.
b. Siswa melakukan kunjung karya
antarkelompok, dua siswa sebagai penyaji
kelompok dan dua siswa mengunjungi
kelompok lain.
c. Dua siswa yang berkunjung wajib
memberikan tanggapan berupa catatan yang
ditempel pada hasil tulisan kelompok lain
f. Think Pair and Share (TPS) Model
pembelajaran think pair and share atau
berpikir, berpasangan, dan berbagi
merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Model pembelajaran think
pair and share merupakan sebuah kegiatan
pembelajaran diskusi kelas yang dapat
memberi kesempatan peserta didik untuk
berpikir, menanggapi dan saling membantu.
Sintaks
Aktivitas Siswa
Berpikir - Guru mengajukan suatu
pertanyaan atau masalah/topik yang akan
ditulis - Siswa berpikir untuk menemukan
jawaban atau masalah/topik - Peserta didik
dapat melakukan prediksi terkait masalah
atau topik dengan membuat pertanyaan
sekaligus jawabannya.
Berpasangan - Siswa berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka
temukan - Siswa menyatukan gagasan
terhadap masalah khusus yang telah
diidentifikasi - Siswa menyusun ide-ide yang
ditemukan dalam diskusi secara runtut
dalam bentuk draf
Berbagi - Siswa menulis teks eksposisi
terkait dengan draf yang telah dibuat - Siswa
berbagi dengan keseluruhan kelas terkait
teks yang telah ditulis. - Siswa yang lain
memberikan tanggapan dan masukan
terkait dengan teks tersebut.
C. Penilaian Keterampilan Menulis
Kegiatan penilaian dapat dilakukan dengan
teknik tes maupun nontes. Kegiatan
penilaian yang hanya mengandalkan teknik
pengamatan saja tampak kurang dapat
dipertanggungjawabkan karena unsur
subjektivitas penilai sangat berperan. Oleh
karena itu, diperlukan penilaian dengan
bentuk tes dengan alat ukur yang tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan
(Nurgiyantoro, 2013:3).
Tes kemampuan menulis cukup potensial
untuk dijadikan tes yang bersifat pragmatik
dan atau otentik. Tugas menulis tidak hanya
mempertimbangkan unsur bentuk
(kebahasaan) dan isi (pesan) saja, melainkan
juga ragam tulisan yang akan dibuat.
Penilaian menulis yang dilakukan,
hendaklah mempertimbangkan ketepatan
bahasa dalam kaitannya dengan konteks
dan isi. Jadi, penilaian kemampuan peserta
didik mengorganisasikan dan
mengemukakan gagasan dalam bentuk
bahasa yang tepat (Nurgiyantoro, 2013:423).
Terdapat banyak model penilaian menulis
yang dikemukakan oleh para ahli. Dalam
Kegiatan Belajar ini menggunakan model
penilaian pembobotan tiap komponen. Model
penilaian ini banyak digunakan pada
program ESL (English as a Second
Language) yang terbilang lebih rinci dalam
melakukan penyekoran. Rubrik penilaian
model pembobotan pada setiap komponen
menggunakan model skala interval untuk
tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang
dinilai. Terkait dengan hal itu, model
penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam
memberikan skor, tentunya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan model penilaian pembobotan di
atas, maka penulis memodifikasi untuk
disesuaikan dengan penilaian sesuai dengan
teks yang ditulis. Modifikasi dilakukan pada
deskripsi kriteria agar penilaian sesuai
dengan genre 87 teks yang ditulis. Contoh
yang disajikan berikut ini untuk menilai teks
berita.
D. Implementasi Keterampilan Menulis
dalam Pembelajaran
Guru merupakan pelaksana utama untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam
setiap pembelajaran. Untuk mencapai
pengajaran yang optimal dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013,
guru berkesempatan menyusun sendiri 90
Rencana Pembelajaran berdasarkan
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) penentuan kompetensi inti,
(2) penentuan kompetensi dasar,
(3) pengembangan indikator,
(4) pemilihan materi pembelajaran,
(5) penggunaan metode & media
pembelajaran,
(6) langkah-langkah pembelajaran, dan
(7) penilaian.
Misi yang ingin dicapai dalam kurikulum
2013, antara lain, agar suatu lulusan dari
jenjang pendidikan tertentu benar-benar
memiliki kemampuan atau kompetensi yang
dapat diukur atau diamati. Adapun yang
dimaksud dengan istilah kompetensi adalah
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Sementara itu,
kompetensi dipandang sebagai kemampuan
yang dapat dilakukan oleh siswa, yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan
perilaku. Berkaitan dengan kompetensi itu
jelas kemampuan yang dituntut dari suatu
lulusan adalah meliputi ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Ada beberapa hal
yang perlu dicermati dalam pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.
RPP merupakan rencana pembelajaran yang
akan mencerminkan tercapainya tujuan
pembelajaran.
Berikut ini akan disajikan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran menulis beserta
penjelasannya pada setiap aspek.
1) Identitas sekolah
2) Kompetensi Inti
3) Kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi
4) Tujuan Tujuan pembelajaran
dirumuskan berdasarkan KD dengan
menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5) Materi Materi pembelajaran memuat
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian
kompetensi
6) Pendekatan/metode Pendekatan atau
metode digunakan oleh pendidik
untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta
didik mencapai KD yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai.
7) Alat dan Media Media merupakan alat
bantu proses pembelajaran untuk
mempermudah dan memperjelas
penyampaian materi pelajaran.
8) Sumber belajar Sumber belajar dapat
berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan.
9) Langkah-langkah pembelajaran
Tahapan dalam kegiatan
pembelajaran meliputi pendahuluan,
inti, dan penutup
Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
1. Peserta didik merespon salam
pembuka/berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Menyiapkan peserta didik secara psikis\
dan fisik untuk siap mengikuti proses
pembelajaran
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
menguasai materi pembelajaran.
4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya
dan materi yang akan dipelajari.
5. Memberitahukan tentang kompetensi
dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran.
6. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran
merupakan langkah-langkah pembelajaran
yang menjadi kunci untuk tercapainya
tujuan pembelajaran.
Inti
Mengamati
1. Peserta didik mencermati video berjudul
“Asian Games 2018 Highlight #66”.
2. Peserta didik mencermati gagasan pokok
dan fakta berdasarkan video berjudul “Asian
Games 2018 Highlight #66”.
3. Peserta didik mencermati kerangka teks
yang disusun berdasarkan video berjudul
“Asian Games 2018 Highlight #66”.
4. Peserta didik mencermati teks eksposisi
yang dikembangkan dari kerangka teks yang
sudah disusun. Menanya
5. Peserta didik menanya tentang hal-hal
yang terkait penyusunan teks eksposisi.
Mengeksplorasi
6. Peserta didik mencari informasi untuk
menyusun teks eksposisi dari berbagai
sumber.
7. Peserta didik menyimpulkan hal-hal
terkait penulisan teks eksposisi.
Mengasosiasi
8. Peserta didik memilih origami eksposisi
berisi gambar yang akan dikembangkan
menjadi teks.
9. Peserta didik mencermati gambar dengan
tema lingkungan hidup, kondisi sosial, atau
keragaman budaya.
10. Peserta didik memilih satu dari beberapa
gambar yang akan diangkat menjadi topik
penulisan.
11. Peserta didik menentukan gagasan
pokok dan fakta berdasarkan gambar yang
telah dipilih.
12. Peserta didik menyusun kerangka sesuai
gagasan pokok dan fakta.
13. Peserta didik mengembangkan teks
eksposisi sesuai kerangka yang telah
disusun dengan memperhatikan struktur
dan unsur kebahasaan.
2 Daftar materi yang sulit 1. Metode dan Media Pembelajaran
dipahami di modul ini Keterampilan Berbicara.
2. Menulis