Artinya: “Maha suci Zat Yang Hidup yang tidak akan mati. Ya Allah, ampunilah mayit ini
dan sayangilah dia, dan temanilah dia di dalam kesendirian dan keasingannya di dalam kubur,
dan terangilah kuburannya.”
َو َج ِم ْلُه ِبُد َفاٍن, َو َأْلِبْسُه ِبِلَباِس الَتَقوى, الَّلُهَّم َطِّهْر ُه َك َم ا َطَهَر َهَذ ا الُد ْفِن
َّم ا َد َفْنُت ِإَلْيِه
Artinya : Ya Allah, sucikanlah simayat ini dari dosa sebagaimana sucinya kain kafan ini,
dan berilah ia pakaian dengan pakaian taqwa, dan indahkan ia dengan pakaian yang aku
pakaikan kepadanya.
4. SHALAT JENAZAH
Mensholatkan Jenazah
a. Syarat-syarat Shalat Jenazah :
a) Mayit telah disucikan dari najis baik tubuh, kafan maupun tempatnya.
b) Orang yang menshalati telah memenuhi syarat sah shalat (Menutup aurat, suci
hadats/najis dan menghadap kiblat)
a) Lafal lafal niat mewudhukan jenazah
o Lafal niat mewudhukan jenazah laki – laki
َنَو ْيُت اْلُوُضْو َء ِلٰهَذ ا اْلَم ِّيِت ِهّٰلِل َتَع اَلى
o Lafal niat mewudhukan jenazah perempuan
َنَو ْيُت اْلُوُضْو َء ِلٰه ِذِه اْلَم ِّيِت ِهّٰلِل َتَع اَلى
b) Lafal lafal niat memandikan jenazah
o Lafal niat memandikan jenazah laki – laki
َنَو ْيُت اْلُغ ْس ِل ِلٰهَذ ا اْلَم ِّيِت ِهّٰلِل َتَع اَلى
o Lafal niat memandikan jenazah perempuan
َنَو ْيُت اْلُغ ْس ِل ِلٰه ِذِه اْلَم ِّيِت ِهّٰلِل َتَع اَلى
o Lafal niat mentayamumkan jenazah
َنَو ْيُت الَّتَيُّم َم َع ْن َتْح ِت ُقْلَفِة ٰهَذ ا اْلَم ِّيِت ِهّٰلِل َتَع اَلى
Artinya : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah (…) ini jenazah
karena allah ta ‘ala .
c) Bila mayitnya hadir, posisi mushalli harus berada di belakang mayit. Adapun aturannya
adalah sebagai berikut:
1) Mayit laki-laki:
Mayit dibaringkan dengan meletakkan kepala di sebelah utara. Imam atau munfarid
berdiri lurus dengan kepala mayit.
2) Mayit perempuan
Cara peletakkan mayit sama dengan mayit laki-laki, sedangkan imam atau munfarid
berdiri lurus dengan pantat mayit.
d) Jarak antara mayit dan mushalli tidak melebihi 300 dziro’ atau sekitar 150 m. Hal ini
jika shalat dilakukan di luar masjid.
e) Tidak ada penghalang antara keduanya; misalnya seandainya mayit berada dalam
keranda, maka keranda tersebut tidak boleh dipaku.
f) Bila mayit hadir, maka orang yang menshalati juga harus hadir di tempat tersebut.
Dianjurkan untuk mendoakan jenazah pasca pemakanan. Di antara bentuk doanya adalah
Ini berdasarkan hadis bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamselesai
menguburkan jenazah, kemudian beliau berdiri dan mengatakan,