Anda di halaman 1dari 2

Dalam kasus tersebut, berikut adalah rasio decidendi, obiter dicta, dan amar putusan yang sesuai

dengan materi yang ada:

**Rasio Decidendi**:

Rasio decidendi adalah pokok pikiran yang mendukung keputusan pengadilan dalam kasus ini. Dalam
kasus ini, rasio decidendi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. **Pasal-Pasal yang Dilanggar**:

Dugaan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio (MDS) terhadap David (CDO)
merupakan pelanggaran terhadap Pasal 351 ayat 2 KUHP (KUHP) tentang penganiayaan berat. Selain itu,
MDS juga dijerat dengan Pasal 76c junto Pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

2. **Fakta dan Kronologi Kejadian**:

Kasus ini berawal dari informasi yang diterima oleh MDS dari saudari A, mantan pacar korban David,
tentang perbuatan yang tidak baik kepada saudari A. MDS kemudian mencoba mengonfirmasi hal
tersebut kepada David, yang akhirnya berujung pada pertemuan di depan rumah teman David, yaitu R.
Di sana, terjadi perdebatan yang berujung pada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh MDS terhadap
David.

3. **Penetapan Tersangka dan Penahanan**:

Setelah penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, MDS ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kemudian, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi, telah memerintahkan
penahanan terhadap MDS, yang saat itu berusia 20 tahun.

4. **Ancaman Pidana**:

MDS dijerat dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun berdasarkan Pasal 351 ayat 2 KUHP
(penganiayaan berat) dan ancaman pidana maksimal 5 tahun berdasarkan Pasal 76c junto Pasal 80
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

**Obiter Dicta**:
Obiter dicta adalah pandangan tambahan atau pernyataan yang tidak diperlukan untuk keputusan
dalam kasus ini, tetapi dapat memberikan pandangan lebih luas. Dalam konteks ini, obiter dicta dapat
meliputi:

1. **Kecaman Gaya Hidup Mewah**:

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut mengecam gaya hidup mewah yang dipamerkan oleh
MDS melalui akun media sosial TikTok miliknya. Meskipun tidak langsung terkait dengan tindakan
kekerasan MDS, kecaman ini menyoroti pentingnya tanggung jawab sosial, khususnya bagi anak seorang
pejabat di Direktorat Jenderal Pajak.

2. **Peran Polisi dan Penegakan Hukum**:

Penanganan kasus ini oleh pihak kepolisian menunjukkan peran yang penting dalam penegakan
hukum. Dari penjelasan Kapolres Metro Jakarta Selatan, langkah-langkah penanganan kasus, seperti
penahanan MDS dan pengamanan barang bukti, merupakan langkah yang penting dalam proses
peradilan.

**Amar Putusan**:

Amar putusan adalah keputusan akhir yang diambil oleh pengadilan dalam kasus ini. Amar putusan yang
mungkin dikeluarkan oleh pengadilan dalam kasus ini adalah sebagai berikut:

"Menyatakan bahwa terdakwa Mario Dandy Satrio (MDS) terbukti bersalah melanggar Pasal 351 ayat 2
KUHP tentang penganiayaan berat dan Pasal 76c junto Pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Oleh karena
itu, kami menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 5 tahun dan membayar denda sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Terdakwa juga diwajibkan untuk membayar ganti rugi kepada
korban sesuai dengan putusan yang akan dijatuhkan oleh pengadilan. Kami juga menekankan
pentingnya mengecam segala bentuk kekerasan dan mengingatkan bahwa hukum akan ditegakkan
dalam perlindungan hak-hak anak."

Ini adalah ringkasan rasio decidendi, obiter dicta, dan amar putusan yang dapat ditemukan dalam kasus
ini. Harap diingat bahwa ini hanya sebuah contoh, dan putusan sebenarnya akan tergantung pada fakta
dan bukti yang diajukan dalam persidangan sesuai dengan hukum yang berlaku pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai