Anda di halaman 1dari 8

Nama : Riza Faryana

Nim : B2A022033
Kelas : 2A
Mata Kuliah : Metode Penelitian Hukum
Dosen Pengampu : Dr., Mevi Primiliza S.H.,M.H

ANALISIS KASUS MENGGUNAKAN METODE IRAC DAN CREAC

Terjadi kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo (20) dan
Shane Lukas (19) terhadap David Latumahina alias Cristalino David Ozora (17)
yang direkam oleh pelaku dan viral di twitter. Rekaman berdurasi 46 detik menjadi
bukti betapa brutal perilaku Mario Dandy Satriyo. Sosok Mario Dandy sendiri
mengenakan jaket abu-abu dan celana panjang hitam. Ia terlihat menghampiri
David yang sedang dalam posisi tengkurap di jalanan. Mario Dandy melayangkan
kaki ke bagian kepala hingga membuat David terkapar. Bukannya berhenti, Mario
Dandy malah menjadi-jadi, menginjak kepala David. Saat itu, Mario Dandy
menggunakan sepatu jenis bots. Kondisi David tampak terkulai lemas tak berdaya.

Mario Dandy seakan tak peduli. Bahkan, ia melanjutkan dengan tendangan ke arah
kepala David. Setelahnya, Mario Dandy memutari badan David diakhiri selebrasi
layaknya pemain kenamaan CR7 kala berhasil mencetak gol. Tak lama kemudian,
terdengar suara "woi". Seketika, rekaman video itu pun berhenti.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko
menjelaskan, tindakan penganiayaan itu berhenti setelah kehadiran seorang emak-
emak. Trunoyudo mengatakan, wanita itu berinisial N, orangtua dari saksi R.

"Jadi perbuatan ini terhenti dengan ada satu suara itu, suara seorang ibu, ibu N,"
kata Trunoyudo di Polda Metro Jaya, Senin (6/3/2023). Trunoyudo menerangkan,
David saat itu sedang bermain di rumah rekannya insial R. "Dan itu ibunya dari
anak R. Itu yang menghentikan penganiayaan," ujar Trunoyudo
(1)

Irac Legal Analysis

Issue : 1. Apakah perbuatan mario dan shane termasuk penganiayaan berencana?


2. Berapa lama hukuman penjara yang dapat diterima mario?

Rule : Kuhp XX Bab Penganiayaan Pasal 355 ayat (1) KUHP subsider Pasal 354
ayat (1) KUHP lebih subsider Pasal 353 ayat (2) KUHP lebih subsider Pasal 351
ayat (2) KUHP dan atau Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-undang Perlindungan
Anak.

Application : Penganiayaan menurut Yurisprudensi adalah perbuatan yang sengaja


merusak kesehatan orang lain, menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan),
rasa sakit atau luka. Dalam kasus ini pelaku melakukan penganiayaan dengan
berencana kepada korban dengan motif cemburu dan marah akibat sang kekasih
berinisial A (15) sempat diperlakukan tidak baik oleh korban.

Sebelumnya pelaku dijerat dengan pasal Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 juncto Pasal 351 KUHP.
"Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak."

Sementara, sanksi pidana bagi orang atau pelaku kekerasan/peganiayaan yang


melanggar pasal di atas ditentukan dalam Pasal 80 UU 35 tahun 2014:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 juta.
(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), luka berat, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp100 juta.
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp3 miliar.
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang
tuanya.

Dengan Pasal 354 KUHP yang berbunyi:

(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

Terkait perbuatan yang dilakukan pelaku mario dan shane dapat dikategorikan
sebagai penganiayaan berat. Dengan fakta yang didapat dilapangan setelah
rekontruksi bahwa tersangka Mario Dandy(20) serta rekannya Shane lukas (19)
serta Agnes Gracia (15) memang sudah merencanakan penganiayaan yang
membuat David tak sadarkan diri alias koma. Bahkan dalam rekaman CCTV, bukti
chat WhatsApp, dan video dari hp pelaku semuanya sudah terbukti jelas.

Maka ketiganya dapat dijerat dengan pasal 355 yang berbunyi:


(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancamdengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Unsur yang memberatkan pada pasal 355 KUHP adalah unsur voorberdachte raad
atau direncanakan terlebih dahulu.
Tetapi untuk AG sebagai salah satu pelaku, AG yang masih di bawah umur
walaupun berstatus sebagai tersangka tidak bisa ditahan di penjara dewasa. Hal ini
sesuai dengan aturan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. AG sebagai anak di bawah umur yang terlibat hukum mempunyai hak anak.
Penjara menjadi pilihan terakhir bagi anak dalam kasus apapun.

Conclusion : Pelaku dapat dijerat dengan pasal 355 ayat 1 dengan ancaman penjara
paling lama dua belas tahun.

(2)

Creac legal analysis:


Conclusion : Pelaku penganiayaan berencana

Rule : Kuhp XX Bab Penganiayaan Pasal 355 ayat (1) KUHP subsider Pasal 354
ayat (1) KUHP lebih subsider Pasal 353 ayat (2) KUHP lebih subsider Pasal 351
ayat (2) KUHP dan atau Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-undang Perlindungan
Anak.

Explanation : Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo (20)
dan Shane Lukas (19) terhadap David Latumahina alias Cristalino David Ozora (17)
yang direkam oleh pelaku dan viral di twitter.

Pada jumat (10/3/2023) dilakukan rekontruksi kejadian di tempat kejadian perkara


(TKP) Komplek Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
1. Bagian pertama, adegan saat Mario menjemput AG dan membuat pertemuan
dengan Shane dan berjalan ke tempat kejadian perkara (TKP) penganiayaan.
2. Saat penganiayaan terjadi
3. Sementara untuk bagian ketiga, adegan yang akan melibatkan saksi-saksi
setelah penganiayaan terjadi yakni membawa korban David ke rumah sakit.
Pada saat penganiayaan terjadi, pelaku reka adegan saat ia menghampiri David
yang sedang dalam posisi tengkurap di jalanan. Mario Dandy melayangkan kaki ke
bagian kepala hingga membuat David terkapar. Bukannya berhenti, Mario Dandy
malah menjadi-jadi, menginjak kepala David. Saat itu, Mario Dandy menggunakan
sepatu jenis bots. Kondisi David tampak terkulai lemas tak berdaya. Seorang
perempuan berinisial N (menjadi saksi) menghentikan penganiayaan Mario Dandy
Satrio kepada David Ozora. Penganiayaan tersebut terjadi di rumah N, yang
merupakan ibu dari teman David di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada
Senin (20/2/2023).

Ada 3 Orang di Lokasi Penganiayaan

Pada saat kejadian ibu N memastikan ada tiga orang yang terlibat, diantaranya
adalah Mario(20), Shane Lukas (19) serta AG(15). N juga memastikan tidak ada
seorang pun yang berusaha menghentikan aksi penganiayaan tersebut.

Fakta yang didapat dilapangan oleh penyidik dan polisi setelah rekontruksi bahwa
tersangka Mario Dandy(20) serta rekannya Shane lukas (19) memang sudah
merencanakan penganiayaan yang membuat David tak sadarkan diri alias koma.
Bahkan dalam rekaman CCTV, bukti chat WhatsApp, dan video dari hp pelaku
semuanya sudah terbukti jelas. Rekaman berdurasi 46 detik menjadi bukti betapa
brutal perilaku Mario Dandy Satriyo.

Application : Penganiayaan menurut Yurisprudensi adalah perbuatan yang sengaja


merusak kesehatan orang lain, menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan),
rasa sakit atau luka. Dalam kasus ini pelaku melakukan penganiayaan dengan
berencana kepada korban dengan motif cemburu dan marah akibat sang kekasih
berinisial A (15) sempat diperlakukan tidak baik oleh korban.

Sebelumnya pelaku dijerat dengan pasal Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 juncto Pasal 351 KUHP.
"Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak."

Sementara, sanksi pidana bagi orang atau pelaku kekerasan/peganiayaan yang


melanggar pasal di atas ditentukan dalam Pasal 80 UU 35 tahun 2014:
(5) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 juta.

(6) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), luka berat, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp100 juta.
(7) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp3 miliar.
(8) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang
tuanya.

Dengan Pasal 354 KUHP yang berbunyi:

(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.

Terkait perbuatan yang dilakukan pelaku mario dapat dikategorikan sebagai


penganiayaan berat. Dengan fakta yang didapat dilapangan setelah rekontruksi
bahwa tersangka Mario Dandy(20) serta rekannya Shane lukas (19) memang sudah
merencanakan penganiayaan yang membuat David tak sadarkan diri alias koma.
Bahkan dalam rekaman CCTV, bukti chat WhatsApp, dan video dari hp pelaku
semuanya sudah terbukti jelas.

Maka ketiganya dapat dijerat dengan pasal 355 yang berbunyi:


(3) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(4) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancamdengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Unsur yang memberatkan pada pasal 355 KUHP adalah unsur voorberdachte raad
atau direncanakan terlebih dahulu.

Tetapi untuk AG sebagai salah satu pelaku, AG yang masih di bawah umur
walaupun berstatus sebagai tersangka tidak bisa ditahan di penjara dewasa. Hal ini
sesuai dengan aturan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. AG sebagai anak di bawah umur yang terlibat hukum mempunyai hak anak.
Penjara menjadi pilihan terakhir bagi anak dalam kasus apapun.

Conclusion : Pelaku dapat dijerat dengan pasal 355 ayat 1 dengan ancaman penjara
paling lama dua belas tahun.

Anda mungkin juga menyukai