Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN DI RUANG INDRAPRASTA 2 RSUP DR SARDJITO

Tugas Mandiri

Stase Praktik Keperawatan Dasar

Disusun oleh
Rahmat Fauzi Rifai
23/532665/KU/25609

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN,


KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2024
I. KONSEP KEBUTUHAN RASA NYAMAN
A. PENGERTIAN

Kenyamanan merupakan konsep yang inheren terkait dengan praktik asuhan


keperawatan dan dalam konteks kesehatan. Hal ini mencakup pemenuhan kebutuhan
seseorang, di mana individu merasakan perasaan yang kuat, aman, didukung, dan
diperhatikan. Morse dan Kolcaba adalah tokoh yang luas dikenal dalam analisis tema
kenyamanan. Morse mendefinisikan kenyamanan sebagai hasil dari intervensi
keperawatan terapeutik dan menekankan kenyamanan sebagai proses yang melekat
dalam tindakan menghibur. Studi Kolcaba, dengan dasar teori kenyamanan yang
terkenal, mengoperasionalisasikan konsep tersebut sebagai keadaan langsung yang
diperkuat oleh kebutuhan akan kelegaan, kemudahan, dan transendensi, yang dikelola
dalam empat konteks pengalaman manusia secara holistik, yaitu fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Gangguan terkait kenyamanan, termasuk nyeri, dapat
terjadi ketika ada kebutuhan atau kondisi yang tidak terpenuhi.
Nyeri adalah keadaan yang membawa sensasi yang tidak menyenangkan. Sifatnya
sangat subjektif karena persepsi nyeri bervariasi di antara individu, dan hanya individu
tersebut yang dapat merasakan atau menilai tingkat kepedihannya (Sinaga, 2023).
Nyeri adalah pengalaman kompleks yang tidak hanya mencakup sensasi tidak
menyenangkan secara fisik, tetapi juga melibatkan komponen emosional yang terkait
dengan kerusakan pada jaringan yang sedang terjadi atau berpotensi terjadi
(Widianingsih & Ernalinda Rosya, 2019).
Gangguan rasa nyaman dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan durasi, asal
nyeri muncul, dan lokasinya.

1. Nyeri berdasarkan Durasi


Menurut Rejeki (2020), nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya
sebagai berikut:
a. Nyeri akut: Merupakan nyeri dengan proses yang cepat dan intensitas yang
bervariasi. Durasi nyeri ini kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri kronik: Merupakan nyeri yang konstan dan berlangsung secara menetap.
Nyeri ini memiliki durasi yang lebih lama dari 6 bulan dengan intensitas yang
bervariasi.
2. Nyeri berdasarkan asalnya
Klasifikasi nyeri berdasarkan asalnya dibedakan menjadi 2 (Sinaga, 2023)
yaitu:
a. Nyeri Nosiseptif
Nyeri nosiseptif (nociceptive pain) tidak diakibatkan oleh aktivasi atau
sensitivitas nosiseptor perifer yang merupakan reseptor khusus yang
mengantarkan stimulus noxious. Nyeri nosiseptif perifer dapat terjadi karena
adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan
lain-lain. Ini dapat terjadi pada nyeri post operatif dan nyeri kanker.
b. Nyeri Neuropatik:
Nyeri neuropatik disebabkan oleh cidera atau abnormalitas pada struktur saraf,
baik perifer maupun sentral. Berbeda dengan nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik
bersifat kronis dan sulit diobati. Pasien dapat merasakan sensasi seperti
terbakar, kesemutan, sensasi tembakan, kaku, hiperalgesia, atau alodinia.
3. Nyeri berdasarkan lokasi
Menurut Prince dan Wilson (2015) dalam Sinaga (2023) klasifikasi nyeri
dapat dibedakan berdasarkan lokasinya:
a. Superficial atau kutaneus: Nyeri superficial timbul akibat stimulasi pada kulit.
Karakteristiknya adalah nyeri terlokalisasi dan terasa tajam, seperti tertusuk
jarum suntik atau luka potong kecil.
b. Visceral dalam: Nyeri visceral terjadi karena stimulasi pada organ-organ
internal. Karakteristiknya adalah nyeri difus yang dapat menyebar ke berbagai
arah. Nyeri ini biasanya berlangsung lebih lama daripada nyeri superficial,
menyebabkan sensasi tidak menyenangkan, dan sering kali berkaitan dengan
mual dan gejala-gejala otonom. Nyeri dapat terasa tajam, tumpul, atau unik
tergantung organ yang terlibat.
c. Nyeri alih: Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri visceral karena
banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Neuron sensorik dari organ yang
terkena membawa sinyal ke segmen medulla spinalis sebagai tempat persepsi
nyeri dirasakan, yang menyebabkan persepsi nyeri pada daerah yang tidak
terkena.
d. Radiasi: Nyeri radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas dari tempat cidera
ke bagian tubuh lainnya. Karakteristiknya adalah nyeri yang terasa menyebar
ke bagian tubuh bawah. Nyeri ini dapat bersifat intermiten atau konstan.
Sebagai contoh, nyeri punggung bagian bawah akibat ruptur diskus
intravertebral dapat disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai akibat
iritasi saraf.
Faktor-faktor yang memengaruhi nyeri diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap nyeri. Bayi
sering menunjukkan ketidaknyamanan melalui tangisan atau gerakan fisik, sementara
balita mulai mengungkapkan rasa sakit secara verbal atau menunjuk ke area yang
sakit. Anak-anak mungkin tidak memahami penyebab nyeri dan dapat merasa takut
atau marah karena pengalaman tersebut. Di sisi lain, lansia sering mengabaikan rasa
sakit mereka, mungkin karena menganggapnya sebagai bagian dari proses penuaan
yang harus diterima.
b. Pengalaman nyeri sebelumnya juga memainkan peran penting dalam respons terhadap
nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya dapat memengaruhi cara seseorang merespons
dan mengelola rasa sakit di masa depan.
c. Norma budaya dan sikap sosial juga dapat mempengaruhi cara seseorang menghadapi
nyeri. Beberapa budaya mungkin memiliki kepercayaan bahwa nyeri harus ditahan
dan tidak dilakukan keluhan, sehingga individu mungkin tidak melaporkan atau
mengeluhkan nyeri yang mereka rasakan.

B. NILAI NORMAL
Terdapat pengukuran skala untuk menilai intensitas nyeri sebagai berikut
(Potter & Perry, 2006) dalam Mubarak dkk.(2015).
1. Skala deskriptif
Skala deskriptif verbal (Verbal Descriptor Scale) ini terdiri dari “tidak nyeri”
hingga “nyeri sangat berat”. Klien akan memilih intensitas nyeri yang dirasakan.
2. Wong-Baker Faces Pain Rating Scale
Skala ini terdiri dari enam gambar wajah yang berbeda ekspresi, mulai dari
senyuman bernilai 0 hingga ekspresi menangis bernilai 5. Biasanya skala ini
digunakan pada pasien dengan gangguan komunikasi, seperti anak-anak, pasien
kebingungan, orang tua, pasien yang tidak mengerti bahasa setempat (Potter & Perry,
2006).

C. HAL- HAL YANG PERLU DIKAJI


Hal-Hal yang Perlu Dikaji pada Klien yang Mengalami Gangguan Kenyamanan
1. Pengkajian umum
2. Pengkajian pola gordon
3. Pengkajian OPQRST
4. Pengkajian FACES rating scale

Pengkajian OPQRST
Singkatan Deskripsi Contoh Pertanyaan
O Onset Kapan rasa nyeri atau ketidaknyamanan muncul?

• Terus menerus
• Hilang timbul
P Provocation Apa faktor yang memperburuk rasa nyeri?
(Provokasi)
• Cahaya
• Gelap
• Gerakan
• Berbaring
• Lainnya: ....
Q Quality Bagaimana rasa nyerinya?
(Kualitas)
• Seperti ditusuk
• Seperti dipukul
• Seperti berdenyut
• Seperti ditikam
• Seperti ditarik
• Seperti dibakar
• Seperti kram
R Regio Dimana area nyeri dirasakan?
Radiation Apakah nyeri berjalan (menjalar) ke bagian tubuh yang
(Radiasi) lain?

• Ya. Dimana?
• Tidak.
S Severity Gunakan perangkat penilaian skala nyeri (sesuai untuk
(Keparahan) pasien) untuk pengukuran keparahan nyeri yang
konsisten. Gunakan skala nyeri yang sama untuk menilai
kembali keparahan nyeri dan apakah nyeri berkurang atau
memburuk.

•Tidak nyeri
•Ringan
•Sedang
•Berat
T Treatment Apa efek yang membuat nyeri berkurang?

• Kompres
• Nafas dalam
• Istirahat
• Lainnya: ....
Time (Waktu) Berapa lama nyeri berlangsung?

• Hilang timbul
• Terus-menerus
Impact to Impact Apa efek dari nyeri yang dirasakan?
U (Pengaruh
nyeri) • Mual/ muntah
• Aktivitas terganggu
• Emosi
• Gangguan tidur
• Nafsu makan berkurang
• Lainnya: ....
V Value (Nilai) Apa hasil yang diharapkan setelah nyeri ditangani?

• Nyeri berkurang
• Nyeri hilang
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Problem Etiologi Symptom
Gangguan Rasa Nyaman ⚫ gejala penyakit ⚫ mengeluh tidak nyaman,
⚫ kurang pengendalian ⚫ Gelisah
situasional, ⚫ mengeluh sulit tidur
⚫ ketidakadekuatan sumber ⚫ tidak mampu rileks
daya ⚫ mengeluh mual
⚫ kurangnya privasi ⚫ mengeluh lelah,
⚫ gangguan stimulus ⚫ menunjukkan gejala
lingkungan, distres,
⚫ efek samping terapi ⚫ tampak merintih,
⚫ pola eliminasi berubah,
⚫ postur tubuh berubah
⚫ iritabilitas
Nyeri Akut ⚫ agen pencedera fisiologis ⚫ mengeluh nyeri
⚫ agen pencedera Biologis ⚫ tampak meringis
⚫ bersikap protektif
⚫ Gelisah
⚫ frekuensi nadi meningkat
⚫ sulit tidur
⚫ tekanan darah meningkat
⚫ nafsu makan berubah
Nyeri Kronis ⚫ kondisi muskuloskeletal ⚫ mengeluh nyeri
kronis ⚫ merasa depresi
⚫ kerusakan sistem saraf ⚫ tampak meringis
⚫ penekanan saraf ⚫ Gelisah
⚫ infiltrasi tumor ⚫ tidak mampu
⚫ gangguan imunitas menuntaskan aktivitas
⚫ gangguan fungsi ⚫ bersikap protektif
metabolik ⚫ pola tidur berubah
III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosis (NANDA-I) Outcome (NOC) Intervensi (NIC)
1. Hambatan rasa nyaman Status Kenyamanan (2008) Manajemen Lingkungan (Kenyamanan)
(00214) Definisi: Definisi:
Definisi: Keseluruhan rasa nyaman dan keamanan Manipulasi lingkungan pasien untuk
Merasa kurang nyaman, lega, individu secara fisik, psikospiritual, sosial mendapatkan kenyamanan yang optimal
dan sempurna dalam dimensi budaya, dan lingkungan Aktivitas-aktivitas:
fisik, psikospiritual, lingkungan, Indikator: - Bertindak cepat jika terdapat panggilan
budaya, dan/atau sosial. Setelah dilakukan perawatan selama x 24 bel, yang harus selalu dalam jangkauan
Batasan karakteristik: jam diharapkan Kesejahteraan psikologis - Menyediakan lingkungan yang aman
- Perubahan pola tidur Lingkungan fisik Perawatan sesuai dengan dan bersih
- Merasa kurang senang kebutuhan - Mempertimbangkan sumber-sumber
dengan situasi Keterangan: ketidaknyamanan, seperti sprei kusut,
- Merasa tidak nyaman 1 = Sangat terganggu maupun lingkungan yang mengganggu
- Kurang puas dengan 2 = Banyak terganggu - Memposisikan pasien untuk
keadaan 3 = Cukup terganggu memfasilitasi kenyamanan
Faktor yang berhubungan: 4 = Sedikit terganggu - Memberikan sumber-sumber edukasi
- Sumber daya tidak 5 = Tidak terganggu yang relevan dan berguna mengenai
adekuat manjemen penyakit dan cedera pada
- Stimuli lingkungan yang pasien dan keluarga
mengganggu
Kondisi terkait:
- Gejala terkait penyakit
Program pengobatan
No Diagnosis (NANDA-I) Outcome (NOC) Intervensi (NIC)
2 Nyeri akut (00132) Kontrol Nyeri (1605)Definisi: Manajemen Nyeri: Akut (1410)
Definisi: Tindakan pribadi untuk menghilangkan Definisi:
Pengalaman sensori dan atau menurunkan nyeri. Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada
emosional tidak menyenangkan Indikator: tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
berkaitan dengan kerusakan Setelah dilakukan perawatan selama x pasien dalam periode penyembuhan yang
jaringan aktual atau potensial, 24jam diharapkan segera dari kerusakan jaringan dari penyebab
atau yang digambarkan sebagai Mengenali kapan nyeri terjadi yang bisa diidentifikasi misalnya trauma,
kerusakan; awitan yang tiba-tiba Menggambarkan faktor penyebab pembedahan, atau cedera
atau lambat dengan intensitas Menggambarkan nyeri Melaporkan nyeri Aktivitas-aktivitas:
ringan hingga berat, dengan yang terkontrol - Mengkaji nyeri komprehensif meliputi
berakhirnya dapat diantisipasi Keterangan: lokasi, karakteristik, onset/durasi,
atau diprediksi, dan dengan 1 = Tidak pernah menunjukkan frekuensi dan kualitas, intensitas serta
durasi kurang dari 3 bulan. 2 = Jarang menunjukkan apa yang mengurangi nyeri dan factor
Batasan karakteristik: 3 = Kadang-kadang menunjukkan yang memicu
- Ekspresi wajah nyeri 4 = Sering menunjukkan - Mengobservasi adanya petunjuk non-
- Keluhan tentang 5 = Secara konsisten menunjukkan verbal mengenai ketidaknyamanan
intensitas menggunakan terutama pada mereka yang tidak dapat
standar skala nyeri Tingkat Nyeri (2102) berkomunikasi secara efektif
- Keluhan tentang Definisi: - Melakukan intervensi nonfarmakologi
karakteristik nyeri Keparahan dari nyeri yang diamati atau untuk penyebab nyeri dan apa yang
dengan menggunakan dilaporkan diinginkan pasien, dengan tepat
standar instrumen nyeri Indikator: - Menyediakan informasi akurat pada
Faktor yang berhubungan: Setelah dilakukan perawatan selama x keluarga dan pasien mengenai
- Agens cedera biologis 24jam diharapkan pengalaman nyeri pasien
- Agens cedera fisik Nyeri yang dilaporkan Ekspresi nyeri -
wajah Tidak bisa beristirahat Pemberian Analgesik (2210)
Keterangan: Definisi:
1 = Berat Penggunaan agen farmakologi untuk
No Diagnosis (NANDA-I) Outcome (NOC) Intervensi (NIC)
2 = Cukup berat mengurangi atau menghilangkan nyeri
3 = Sedang Aktivitas-aktivitas:
4 = Ringan - Menentukan kapan nyeri mulai, lokasi,
5 = Tidak ada durasi, karakteristik, kualitas,
intensitas, pola, apa yang mengurangi
nyeri, gejala yang berkontribusi,
dampak dari pasien, dan keparahan
nyeri sebelum mengobati pasien
- Mengecek perintah pengobatanmeliputi
obat, dosis, dan frekuensi obatanalgesik
yang diresepkan
- Mengecek adanya riwayat alergi obat
- Memberikan kebutuhan kenyamanan
dan aktivitas lain yang dapat membantu
relaksasi untuk memfasilitasipenurunan
nyeri
- Melakukan evaluasi keefektifan
analgesic dengan interval yang teratur
pada setiap setelah pemberian
khususnya setelah pemberian pertama
kali
- Melibatkan keluarga/orang yang
penting bagi individu dalam melakukan
kontrol nyeri misalnya pijitansederhana
No Diagnosis (NANDA-I) Outcome (NOC) Intervensi (NIC)
3 Nyeri kronis Kontrol Nyeri (1605) Manajemen Nyeri: Kronik
(00133) Definisi: (1415)Definisi:
Definisi: Pengalaman sensori Tindakan pribadi untuk menghilangkan Menghilang atau menurunkan nyeri yang terus
dan emosional tidak atau menurunkan nyeri. menerus yang melewati periode penyembuhan
menyenangkan dengan Indikator: yang lebih dari norma, diasumsikan dalam tiga
Setelah dilakukan perawatan selama X bulan, pada tingkat dimana dapat diterima oleh
kerusakan jaringan actual atau
24 jam diharapkan pasien.
potensial, atau digambarkan Mengenali kapan nyeri terjadi Aktivitas-aktivitas:
sebagai suatu kerusakan awitan Menggambarkan faktor penyebab - Melakukan pengkajian komprehensif
yang tiba- tiba atau lambat Menggambarkan nyeri dari nyeri, meliputi lokasi, kapan
dengan intensitas ringan Melaporkan nyeri yang terkontrol pertama kali dirasakan, frekuensi,
hingga berat, terjadi konstan Keterangan: intensitas nyeri, serta faktor yang
1 = Tidak pernah menunjukkan meringankan dan memicu nyeri
atau berulang yang
2 = Jarang menunjukkan - Menentukan dampak dari pengalaman
berakhirnya tidak dapat nyeri dalam kualitas hidup
3 = Kadang-kadang menunjukkan
diantisipasi atau diprediksi, 4 = Sering menunjukkan - Mengontrol faktor lingkungan yang
dan berlangsung lebih dari 3 5 = Secara konsisten menunjukkan mungkin memengaruhi pengalaman
bulan. nyeri pasien
Batasan karakteristik: Tingkat Nyeri (2102) - Mengawasi tanda-tanda dari depresi
- Hambatan kemampuan Definisi: - Mengawasi tanda dari kecemasan atau
meneruskan aktivitas Keparahan dari nyeri yang diamati atau ketakutan
sebelumnya dilaporkan - Melibatkan keluarga dalam modalitas
- Perubahan pola tidur Indikator: pengurangan nyeri, saat
- Ekspresi wajah nyeri Setelah dilakukan perawatan selama x 24 memungkinkan
- Keluhan tentang jam diharapkan
intensitas menggunakan Nyeri yang dilaporkan
standar skala nyeri Ekspresi nyeri wajah
- Keluhan tentang Tidak bisa beristirahat
karakteristik nyeri Keterangan:
dengan menggunakan 1 = Berat
standar instrumen nyeri 2 = Cukup berat
- 3 = Sedang
No Diagnosis (NANDA-I) Outcome (NOC) Intervensi (NIC)
Faktor yang berhubungan: 4 = Ringan
- Perubahan pola tidur 5 = Tidak ada
- Agens pencedera
Kondisi terkait:
- Infiltrasi tumor
IV. DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi2018-


2020. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (Edisi 11). Jakarta: ECG.
Keliat, B. A., Dwi Windarwati, H., Pawirowiyono, A., & Subu, A. (2015). Nanda
International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. (T.
H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (edisi 10). Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Swanson, E., Johnson, M., & Maas, M. L. (2018). Nursing Outcomes
Classification (NOC) 6th Edition. Elsevier Inc.
Mubarak, Wahit Iqbal; Indrawati, Lilis; Susanto, Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Potter P. A, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, dan
Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Rejeki, S. (2020). Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non Farmaka) (M.
K. Ns. Arief Yanto., Ed.). II.
Sinaga, K., Anugerah, C., & Yani, A. (2023). Pengaruh Relaksasi Pernapasan Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di PMB Erlina Herawati Tahun 2023. Jurnal
Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF), 1(4), 102-116.
Widianingsih & Ernalinda Rosya. (2019). Modul Praktikum Mata Kuliah Manajemen Nyeri.

Anda mungkin juga menyukai