Anda di halaman 1dari 6

DOI: 10.26418/justin.v11i3.

67023
Vol. 11, No. 3, Juli 2023

p-ISSN : 2460-3562 / e-ISSN : 2620-8989

Persepsi Dosen Pascasarjana Universitas Swasta terhadap


ChatGPT dalam Meningkatkan Mutu Pembalajaran
Nendra Jaya Saputraa1, Dian Hidayatia2
a
Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Pramuka No. 42, Sidikan, Yogyakarta
12207046020@webmail.uad.ac.id
2dian.hidayati@mp.uad.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dosen pascasarjana tentang penggunaan ChatGPT dalam
meningkatkan mutu pembelajaran. Masalah penelitian berfokus pada pemahaman bagaimana dosen
pascasarjana memandang efektivitas dan keterbatasan teknologi ChatGPT.Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif yang dijabarkan secara deskriptif dengan pendekatan studi kasus.ChatGPT sebagai solusi yang efektif
untuk membuat materi ajar atau dapat digunakan sebagai bahan konfirmasi awal. ChatGPT bisa meningkat mutu
pembelajaran jika dilengkapi dengan daya kritis dan profesionalitas. Sedang yang skeptis terhadap penggunaan
ChatGPT dalam dunia pendidikan. Mereka mengkhawatirkan kemudahan yang diberikan oleh ChatGPT bisa
menghilangkan humanisme dan bisa berpotensi mematikan daya kritis dosen dan mahasiswa. penggunaan
teknologi ChatGPT yang efektif untuk kualitas pembelajaran mencakup menjaga pola pikir kritis, memverifikasi
informasi dari sumber terpercaya, menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas, mendorong keterlibatan siswa,
dan terus mengevaluasi kinerja dari ChatGPT akan memaksimalkan manfaat teknologi ChatGPT untuk menjaga
mutu pembelajaran.

Kata kunci: dosen pascasarjana, chatgpt, mutu pembelajaran

Perceptions of Postgraduate Lecturers on ChatGPT in Improving


the Quality of Learning
Abstract
This study aims to determine lecturers' perceptions about the use of ChatGPT in improving the quality of
learning. The research problem focuses on understanding how lecturers view the effectiveness and limitations of
ChatGPT technology. This research uses qualitative research, which is difficult to describe descriptively with a
case study approach. ChatGPT is an effective solution for making learning materials, which can also be used as
initial confirmation material. ChatGPT can improve the quality of learning if it is equipped with critical thinking
and professionalism. Those who are skeptical of the use of ChatGPT in education They hinder the convenience
provided by ChatGPT, can eliminate humanism, and can potentially turn off the critical power of lecturers and
students. Effective use of ChatGPT technology for quality learning includes maintaining a critical mindset,
verifying information from trusted sources, setting clear learning goals, encouraging student engagement, and
continuously evaluating the performance of ChatGPT. This will maximize the benefits of ChatGPT technology for
maintaining shared learning.
Keywords: lecturer postgraduate, chatGPT, leraning quality

I. PENDAHULUAN lembaga pendidikan untuk merangkul perubahan ini untuk


memberikan mahasiswa pengalaman belajar terbaik.
Perkembangan teknologi yang cepat dan selalu berubah
Integrasi TIK dalam pendidikan tidak hanya akan
berdampak besar pada sistem pendidikan di seluruh dunia
meningkatkan mutu pembelajaran tetapi juga membekali
[1], [2]. Untuk menghadapi tantangan ini, Abdulhak &
siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil
Darmawan menyatakan bahwa lembaga-lembaga
di era digital [4], [5] .
pendidikan untuk segera mengenalkan dan memulai
Saat ini, munculnya ChatGPT (Generative Pre-trained
penerapan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
Transformer) merupakan manifestasi dari perkembangan
fondasi pembelajaran yang lebih modern. Secara
TIK dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Valance
keseluruhan, jelas bahwa teknologi telah merevolusi cara
(2022), aplikasi ChatGPT merupakan alat yang dapat
kita mendekati pendidikan, dan sangat penting bagi

Submitted 26-06-2023; Revised 29-07-2023; Accepted 29-07-2023 523


JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 11 , No. 3 , Juli 2023

digunakan untuk memproses bahasa yang dikembangkan terbesar penggunanya dengan perkiraan 100 juta
oleh OpenAI [6]. Dalam prosesnya, ChatGPT memproses pengguna aktif bulanan dalam waktu dua bulan sejak
percakapan selayaknya komunikasi dua arah antara orang diluncurkan [17]. Tawaran kemudahan tak terbatas dalam
yang satu dengan lainya dengan menggenarasi jawabanya berbagai akses pendidikan, menjadikan Dosen sebagai
yang disesuaikan dengan pertanyaan yang dituliskan. salah satu profesi yang mungkin terdampak dengan
ChatGPT dapat membantu dalam merancang penilaian, hadirnya ChatGPT. Dosen adalah orang yang bertanggung
menyusun esai, dan menerjemahkan bahasa, tetapi juga jawab memberikan pengajaran dan bimbingan kepada
memungkinkan pengguna untuk berposes dan menjawab mahasiswa dalam proses pembelajaran [1], [18]. Oleh
berbagai pertanyaan, meringkas teks, dan berinteraksi karena itu, penelitian ini akan melakukan analisis
dengannya seperti teman sebaya [7]. Deng & Lin [8] mendalam tentang persepsi dosen pasca sarjanan di
berpendapat bahwa ChatGPT adalah model bahasa besar universitas swasta terhadap ChatGPT dalam
(LLM) dengan kapasitas produksi yang sesuai tanggapan pembelajaran.
terhadap konteks dan terlibat dalam percakapan yang Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
terdengar alami. Lebih lanjut dalam dunia pendidikan pemahaman tentang dampak teknologi kecerdasan buatan
pengunaan ChatGPT tidak dapat terelakan [9]. pada pekerjaan dosen pascasarjana, serta bagaimana dosen
Dalam bidang pendidikan, pemanfaatan teknologi pascasarjana dapat beradaptasi dengan kemajuan
informasi dan kecerdasan buatan seperti ChatGPT sangat teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian,
bermanfaat bagi dosen. ChatGPT dapat membantu dosen pascasarjana dan Pihak-pihak terkait lainnya
pekerjaan dosen dalam berbagai cara, termasuk memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
menyiapkan bahan pelajaran, memberi bimbingan kepada berdasarkan informasi yang berkaitan dengan penggunaan
siswa, melakukan penelitian, meningkatkan kualitas karya teknologi ini di dalam konteks pendidikan. Selain itu,
tulis, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dapat mengembangkan strategi untuk memaksimalkan
[10]. Selain itu, Pendidik dapat menggunakannya untuk manfaat dan mengurangi risiko yang terkait dengan
mengevaluasi tugas siswa dengan cepat dan memberikan penggunaan teknologi tersebut [19], [20].
umpan balik. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Glen [11] dan De Winter [12].
Penggunaan ChatGPT dalam penulisan dapat digunakan II. METODOLOGI
untuk menyusun kerangka penelitian yang kemudian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang
dapat disempurnakan secara mandiri oleh peneliti. Hal ini dijabarkan secara deskriptif dengan pendekatan studi
dapat membantu mereka menghemat waktu dan tenaga kasus [21] Penelitian ini diharapkan dapat mendeskipsikan
dalam menghasilkan teks berkualitas tinggi, serta secara utuh dan menyeluruh berkaitan dengan persepsi
memungkinkan mereka untuk fokus pada kegiatan Dosen pasca sarjana terhadap ChatGPT dalam
akademik lainnya seperti pengajaran, penelitian, atau peningkatan mutu pembalajaran. Respoden dalam
pengabdian kepada masyarakat [13]. penelitian ini berjumlah sebanyak 5 orang Dosen.
Terlepas dari keunggunalan dan kemudahan yang Wawancara yang dilakukan secara terstuktur dan
ditawarkan oleh ChatGPT, memiliki kecenderungan yang diperluas pertanyaannya melalui referensi terkait.
mengkhawatirkan dalam dunia pendidikan. Dengan Responden yang memberikan jawaban berasal dari Dosen
kemudahan yang diberikan oleh ChatGPT dapat Pasca Sarjana Universitas Swasta di Yogyakarta.
menghilangkan sense atau pengalaman dalam belajar Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
karena sekadar mengetik (memberikat input) lalu akan melibatkan wawancara terstruktur dengan dosen sebagai
mucul jawaban sebagaimana input yang dimasukan. sumber data primer, serta penggunaan data sekunder yang
Dengan begitu, mutu pendidikan juga akan mengalami berasal dari artikel jurnal dan referensi yang relevan.
penurunan. Hal ini nyata, karena mudahnya dalam Penggunaan teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk
menyusun artikel melalui ChatGPT yang berakibat pada memperoleh informasi yang objektif. Dalam penelitian ini,
plagiatisme [14]. Selain plagiatisme dalam penulisan juga responden diwawancarai secara terus menerus sampai data
ditemukan sumber- sumber penulisan yang tidak relevan yang diinginkan terpenuhi. Untuk mendapatkan informasi
atau jika ditelusuri lebih jauh tidak ditemukan [15]. Selain mengenai Persepsi Dosen Pasca Sarjana Terhadap
itu, dosen juga harus berperan aktif dalam memerangi ChatGPT Dalam Peningkatan Mutu Pembalajaran yang
tindakan kecurangan akademik yang dapat dilakukan disusun beberapa pertanyaan mengacu dari instrument
dengan menggunakan teknologi seperti ChatGPT. Dosen salah satu penelitian. Dalam analisis data penelitian ini,
juga harus menjaga nilai-nilai inti profesinya, seperti digunakan teknik analisis data kualitatif. Menurut
integritas akademik, kreativitas, dan inovasi [13] . Dari pandangan Miles dan Hubberman, analisis kualitatif
sisi mahasiswa dengan kemampuan ChatGPT dalam melibatkan proses mereduksi data, menyajikan data, dan
menjawab setiap input dikhawatirkan menjadi boomerang menarik kesimpulan [21].
dimana mahasiswa dapat mengakses ChatGPT untuk
mencari jawaban. Hal tersebut termasuk dalam perbuatan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kecurangan saat ujian [16]. Dari 5 dosen pascasarjana universitas swasta diperoleh
Dalam penggunaan ChatGPT di dunia pendidikan data persepsi dosen pascasarjana terhadap ChatGPT dalam
khususnya pada profesi dosen belum diteliti secara meningkatkan mutu pembelajaran yang memaparkan 4 hal
mendalam. ChatGPT merupakan produk aplikasi digital

Korespondensi : Nendra Jaya Saputra 524


JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 11 , No. 3 , Juli 2023

penting yaitu pengetahuan, pembelajaran, penugasan dan mengenai keilmuan secara cepat. Data ini diperkuat oleh
mutu pembelajaran disajikan pada Gambar 1. P1 dalam wawancara yang menyatakan:
“Ya, tentu saja ketika saya lupa terkait materi
tertentu kemudian saya cek ke ChatGPT untuk
konfirmasi”
Hal ini dilakukan ketika lupa terhadap keilmuan yang
telah dikuasi oleh dosen. Oleh karena itu, ChatGPT dapat
menjadi alat yang untuk melakukan konfirmasi seacra
cepat pengetahuan pada saat akan atau sedang
pembelajaran. Pengguna dapat merujuk ke ChatGPT
ketika mereka lupa materi tertentu dan perlu
mengonfirmasi pemahaman mereka. Hal ini, sangat
membantu ketika mencoba mengingat kembali
pengetahuan yang telah mereka miliki. Selain itu, tidak
Gambar 1. Persepsi dosen pascasarjana hanya dalam kegiatan pembelajaran bahkan membantu
menyiapkan materi ketika akan mengisi seminar dan
1. Pengetahuan dan penggunaan ChatGPT workshop. Data ini diperkuat oleh P1 dan P4 dalam
Salah satu fenomena terbaru adalah ChatGPT, sebuah wawancara yang menyatakan:
chatbot dengan antarmuka kecerdasan buatan percakapan “…bukan sekadar pembelajaran terkadang
yang dikembangkan oleh OpenAI [22]. Sebagai salah ketika ada kegiatan seminar dan lainya belum
satu aplikasi kecerdasan buatan tercanggih, ChatGPT sempat membuat materi saya menggunakan
telah menarik banyak perhatian publik di seluruh duni chatGPT untuk membantu menyusun materi.”
termasuk dosen pacsasarjana. Dalam pengetahuan Dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh
mengenai ChatGPT, Dosen Pasca Sarjana Universitas ChatGPT memiliki potensi untuk menawarkan
Swasta secara keseluruhan sudah mengetahi mengenai pengalaman belajar yang dipersonalisasi dan efektif
ChatGPT. Dosen tersebut mengakui bahwa ChatGPT dengan memberikan umpan balik dan penjelasan yang
merupakan salah satu teknologi chatbot yang sedang naik disesuaikan, serta membuat simulasi virtual yang realistis
daun dan memiliki potensi besar untuk membantu untuk pembelajaran langsung. Namun, penting juga untuk
berbagai industri dalam meningkatkan efisiensi dan mempertimbangkan keterbatasan teknologi ini [25]. Hal
kualitas layanan. ChatGPT sendiri merupakan chatbot ini diungkapkan oleh P4 dalam wawancara yang
yang menggunakan untuk memahami bahasa manusia menyampaikan bahwa:
secara alami dan memberikan respon yang sesuai dengan “ketika saya iseng cek untuk mencari materi
permintaan pengguna. Dalam penggunaan bahkan ada tertentu, dan muncul hasilnya ternyata tidak
yang sudah menggunakan sejak kemunculan ChatGPT. sesuai yang saya harapkan. Saya sudah
Data ini diperkuat oleh P5 dalam wawancara yang mengetahui tentang materi itu seharusnya ini itu
menyatakan: cakupan materinya namun dalam chatGPT
“Saya menggunakan ChatGPT sejak awal hanya ditampilkan secara singkat saja.”
kemunculannya” Dalam konteks pencarian materi tertentu, ChatGPT
Hal ini diperkuat oleh pernyataan P1 menyatakan, menghasilkan jawaban berdasarkan rangkuman dari
“ChatGPT adalah artifikal intelegent yang berbagai sumber yang ada. Proses ini melibatkan proses
sangat berguna dan sering saya gunankan dalam pengumpulan informasi dan penggabungan konten, yang
beberapa hal. Cara penggunaanya pun mudah, kadang-kadang dapat menyebabkan informasi yang
cepat dan sesuai dengan yang diharapkan. disampaikan menjadi singkat atau tidak sepenuhnya
Berbeda dengan google yang harus mencari mencakup semua aspek yang diharapkan. Hal ini terjadi
lagi.” karena hasil pencarian dalam ChatGPT bersifat generate
Secara keseluruhan, pengetahuan dosen pascasarjana dari berbagai sumber yang kemudian dirangkum. Untuk
tentang ChatGPT mencerminkan pemahaman yang lebih itu perlu kata kunci dan ketelian dalam menggunakan
dalam tentang teknologi ini dalam konteks akademik. ChatGPT.
Dalam penggunaan ChatGPT memerlukan ethic value dan
moral value Yang menghargai dan menganut prinsip- 3. Penggunaan ChatGPT untuk mengerjakan tugas oleh
prinsip akademik yang tinggi [23], [24]. Dosen mahasiswa
memanfaatkan keahlian mereka untuk memaksimalkan Meskipun ChatGPT dapat memberikan jawaban dan
manfaat dari ChatGPT dalam pembelajaran dan penelitian, penjelasan yang informatif, penting untuk diingat bahwa
sambil tetap sadar akan batasannya dan mempertahankan konsultasi dengan dosen atau sumber terpercaya lainnya.
peran penting keahlian dan pengetahuan mereka sendiri Dosen atau sumber yang berkompeten dalam bidang
sebagai sumber informasi utama. tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam, mengklarifikasi keraguan, dan memberikan
2. Penggunaan chatGPT untuk kegiatan pembelajaran perspektif yang lebih luas. Dalam hal penggunaan
ChatGPT sebagai alat untuk membantu mengerjakan tugas,
Dalam kegiatan pembelajaran ChatGPT dapa penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan
digunakan sebagai alat untuk melakukan konfirmasi
Korespondensi : Nendra Jaya Saputra 525
JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 11 , No. 3 , Juli 2023

kemampuan evaluasi kritis terhadap informasi yang diketahui tidak langsung ditanyakan kepada dosen namun
diberikan oleh ChatGPT. Hal ini diperkuat oleh P5 yang ditanyakan kepada ChatGPT. Sebagai hasilnya,
menyatakan bahwa: mahasiswa kehilangan kesempatan untuk berinteraksi
“Sudah, saya mengenalkan chatGPT namun dengan dosen secara langsung dan membangun hubungan
tidak merekomendasikan untuk digunakan interpersonal yang sehat. Lebih lanjut, Zhai menegaskan
untuk mengerjakan tugas karena chatGPT bahwa dengan hadirnya ChatGPT dapat berdampak pada
masih banyak kekurangan dan kelemahan proses pembelajaran [26]. Hal ini, karena ChatGPT hanya
perlua adanya daya kritis tidak sekadar digunakan sebagai alat untuk menunjang pembelajaran,
menerima informasi. memiliki batasan dan bukan untuk menggantikan peran dari dosen [26]. Namun,
dapat memberikan informasi yang tidak akurat tidak ada yang dapat menggantikan peran dosen sebagai
atau kurang terkini hanya sebatas tahun 2019 pembimbing dan panutan dalam hal sosial, emosional, dan
keatas untuk yang versi free-nya.” psikologis. Hal ini disebabkan oleh adanya komunikasi
Sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan dan interaksi langsung antara pendidik dan pembelajar
pembelajaran yang holistik, dengan menggabungkan yang tidak bisa dimiliki oleh media teknologi ChatGPT
sumber-sumber terpercaya, interaksi dengan dosen, dan [23], [27].
melakukan cek secara mandiri untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang keilmuan yang 4. ChatGPT untuk meningkatkan mutu pembelajaran
diinginkan. Selain itu, penggunaan ChatGPT juga dapat ChatGPT dapat memberikan kontribusi yang signifikan
menyebabkan mahasiswa menjadi kurang kritis dalam dalam meningkatkan mutu pembelajaran di dunia
berpikir karena mereka hanya mengandalkan jawaban pendidikan [22]. Bagi dosen-dosen pasca sarjana yang
yang diberikan oleh teknologi tersebut tanpa melakukan telah memiliki pengetahuan dan keahlian yang mendalam
analisis atau pemikiran kritis. Hal ini dapat mengurangi dalam disiplin ilmu tertentu dapat memanfaatkan
kualitas pembelajaran dan mempengaruhi kemampuan ChatGPT sebagai alat yang inovatif dan efektif dalam
mahasiswa untuk berpikir mandiri dan menyelesaikan melengkapi proses pembelajaran. Hal ini diungkapkan:
masalah secara efektif. Oleh karena itu, penting bagi “Ya saya bisa, namun dengan catatan harus
lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan dampak sudah ada pengetahuan yang sudah dimiliki
penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan sebelumnya, ChatGPT sebagai alat untuk
memastikan bahwa interaksi sosial antara dosen dan membantu konfirmasi saja terutama dalam
mahasiswa tetap terjaga. kegiatan pembelajaran dan dalam pencarian
Pengunaan ChatGPT dalam pengerjaan tugas tanpa perlu kata kunci yang tepat”
adanya daya kritis dari mahasiswa sangat riskan karena Sebagai alat bantu, ChatGPT dapat membantu dosen
dapat berakibat pada plagiatisme. Hal ini diperkuat oleh pasca sarjana dalam beberapa cara. Pertama, mereka dapat
data wawancara kepada P4 menggunakan ChatGPT untuk mendapatkan akses cepat
“Plagiartisme sangat besar dan sumber tidak terhadap informasi yang relevan dalam bidang mereka.
jelas karena generate dari berbagai sumber” Jika dosen memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang
Dalam penelitian yang dilakukan oleh King, topik khusus atau ingin mengeksplorasi konsep yang lebih
menemukan bahwa artikel atau tugas mahasiswa sebagai dalam, mereka dapat mengajukan pertanyaan kepada
hasil chatGPT dapat terdeteksi sebagai plagiatisme [14]. ChatGPT untuk mendapatkan wawasan tambahan.
Selain plagiatisme dalam penulisan juga ditemukan Lebih lanjut ChatGPT dapat berfungsi sebagai sumber
sumber- sumber penulisan yang tidak relevan atau jika referensi tambahan yang dapat membantu dosen pasca
ditelusuri lebih jauh tidak ditemukan [15]. Oleh karena itu, sarjana dalam penyusunan materi kuliah atau materi
sebaiknya para mahasiswa tidak mengandalkan chatGPT bacaan tambahan bagi mahasiswa. Dosen dapat meminta
sepenuhnya dalam menyelesaikan tugas mereka. ChatGPT untuk memberikan informasi yang relevan yang
Sebaiknya, mereka harus tetap melakukan riset dan dapat melengkapi bahan ajar yang mereka berikan.
penelitian secara mandiri untuk menghasilkan karya yang Namun dalam penggunaannya harus dilakukan oleh yang
orisinal dan tidak terindikasi plagiatisme. Selain profesional seperti yang diungkapakan P5 dalam
plagiatisme, penggunaan ChatGPT dapat menghilngkan wawancara sebagai berikut:
humanisme dalam pembelajaran. Hal ini diungkapkan “…namun hanya sebatas alat untuk membantu
oleh P3 dalam wawancara: konfirmasi mengenai keilmuaan yang terkadang
“Jadi Artificial Intelegent atau ChatGPT itu lupa atau diperlukan segera. Harus digunakan
dapat menghilangkan humanisme. Yang nama oleh orang yang profesional, jika tidak maka
alat teknolgi akan mengganti manusia begitu akan mematikan otak dalam artian untuk
juga dalam pembelajaran yang seharusnya berfikir kritis. Bayangkan saja jika dosen
terjadi komunikasi dan hubungan yang aktif menggunakan chatGPT asal copypaste
antara dosen dengan mahasiswa menjadi begitupun mahasiswanya asal copypaste.”
hilang.” Dalam era digital seperti sekarang, pengguna
Penggunaan ChatGPT dalam pembelajaran dapat menganggap ChatGPT sangat signifikan dengan nilai
menghilangkan humanisme karena teknologi tersebut besar untuk merevolusi pendidikan, namun, mereka
tidak dapat memberikan interaksi sosial yang sebenarnya menyampaikan beberapa kekhawatiran pada saat yang
antara dosen dengan mahasiswa. Hal- hal yang tidak bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan reaksi

Korespondensi : Nendra Jaya Saputra 526


JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 11 , No. 3 , Juli 2023

perlindungan yang serius dan cepat terhadap peluang Meskipun demikian, penggunaan ChatGPT dalam
potensial, seperti pelarangan ChatGPT di sekolah New dunia pendidikan masih perlu terus dikembangkan dan
York City dan Los Angeles Unified dari jaringan diuji coba serta perlu pelatihan kepada dosen- dosen untuk
pendidikan karena risiko menggunakannya untuk menggunakan dan mengembangkan teknologi artificial
menyontek dalam tugas [28]. Oleh karena itu, perguruan intelegent seperti ChatGPT dalam pembelajaran. Selain
tinggi perlu mengatur regulasi dalam penggunaan itu, penggunaan teknologi ChatGPT yang efektif untuk
teknologi termasuk ChatGPT. P5 mengungkapkan bahwa kualitas pembelajaran mencakup menjaga pola pikir kritis,
“Perlu ada regulasi dari perguruan tinggi memverifikasi informasi dari sumber terpercaya,
walaupun sudah ada ambang batas plagiatisme menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas, mendorong
25%. selain itu juga perlu adanya pembinaan keterlibatan siswa, dan terus mengevaluasi kinerja dari
dari pimpinan untuk menyegarkan keilmuaan ChatGPT. Dengan mengimplementasikan hal tersebut,
terkait teknologi dan jika perlu diberikan dan adanya integrasinya yang bertanggung jawab dan
reward bagi dosen- dosen yang sudah efektif dalam proses pembelajaran akan memaksimalkan
memahami, mengembangkan dan menggunakan manfaat teknologi ChatGPT untuk menjaga mutu
teknologi dalam kegiatan perkuliahan.” pembelajaran.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan
teknologi dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
aturan yang berlaku. Selain itu, perguruan tinggi juga [1] A. M. A. Ausat, “The Application of Technology in the Age of
perlu memberikan pelatihan-pelatihan kepada dosen pasca Covid-19 and Its Effects on Performance,” Apollo, vol. 1, no. 1,
pp. 14–22, 2023.
sarjana untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam [2] Kraugusteeliana, E. Surjati, A. M. A. Ausat, S. A. Pramono, and
menggunakan teknologi tersebut. Dengan begitu, H. K. Prabu, “A Literature Review on the Application of
diharapkan para dosen dapat memberikan pembelajaran Technology During Covid-19 and Its Relationship to
yang lebih efektif dan inovatif kepada mahasiswa. Performance,” international J. Artif. Intell. Res., vol. 6, no. 1,
2022.
Pelatihan tersebut juga dapat membantu para dosen dalam [3] D. Abdulhak, I.& Darmawan, Teknologi Pendidikan. Bandung:
menghadapi tantangan baru yang muncul seiring Rosdakarya, 2015.
perkembangan teknologi yang semakin pesat. [4] D. Lase, “Education and Industrial Revolution 4.0,” vol. 10, pp.
Selain itu, pemberian apresiasi kepada dosen juga perlu 48–62, 2019.
[5] S. Ghavifekr et al., “ICT Integration In Education: Incorporation
dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas usaha dan for Teaching & Learning Improvement,” Malaysian Online J.
kontribusinya dalam mengembangkan kualitas pendidikan Educ. Technol., vol. 2, no. 2, pp. 24–48, 2014.
di perguruan tinggi. Apresiasi tersebut dapat berupa [6] N. Iqbal and H. Ahmed, “Exploring Teachers ’ Attitudes towards
penghargaan, bonus, atau kenaikan pangkat yang dapat Using Chat GPT,” no. February, 2023.
[7] S. Sok, “Opinion: Benefits and Risks of ChatGPT in Education,”
memotivasi para dosen untuk terus meningkatkan https://cambodianess.com, 2023.
kinerjanya. Selain itu, perguruan tinggi juga perlu [8] J. Deng and Y. Lin, “The Benefits and Challenges of ChatGPT :
membuka ruang bagi para dosen untuk melakukan riset An Overview,” vol. 2, no. 2, pp. 81–83, 2022.
dan pengembangan teknologi pendidikan yang lebih [9] G. Siemens, “Why We’re Obsessed With the Mind-Blowing
ChatGPT AI Chatbot,” unisa.edu.au, 2023.
canggih dan inovatif. Hal ini akan membantu perguruan [10] I. H. Indriana, E. Krisnanik, A. Muliawati, and H. Nurramdhani,
tinggi untuk tetap menjadi pusat pendidikan yang unggul “Jurnal Pendidikan dan Konseling Utilisation of ChatGPT’s
dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun Artificcial Intelligence in Improving the Quality and Productivity
internasional. Dengan adanya dukungan dari pihak of Lecturers ’ Work,” vol. 5, pp. 3245–3249, 2023.
[11] C. Glen and ChatGPT, “ChatGPT Employability Study Skills and
perguruan tinggi, diharapkan para dosen dapat terus Curriculum Development,” 2023.
berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia [12] J. De Winter, “Can ChatGPT pass high school exams on English
pendidikan. language comprehension?,” 2023.
[13] A. Muna, A. Ausat, and H. K. Azzaakiyyah, “Is ChatGPT
IV. KESIMPULAN Dangerous for Lecturer Profession? An In-depth Analysis,” J.
Pendidik. dan Konseling, vol. 5, pp. 3226–3229, 2023.
Muncunlnya ChatGPT dalam dunia pendidikan [14] M. R. King, “A Conversation on Artificial Intelligence , Chatbots ,
mendapat respon dari akademisi termasuk dosen and Plagiarism in Higher Education,” Cell. Mol. Bioeng., vol. 16,
no. 1, pp. 1–2, 2023, doi: 10.1007/s12195-022-00754-8.
pascasarjana Universitas swasta di Kota Yogyakarta.
[15] A. Thurzo, M. Strunga, J. Surovkov, and K. I. Afrashtehfar,
Beberapa diantaranya menyambut baik kehadiran “education sciences Impact of Artificial Intelligence on Dental
ChatGPT sebagai alternatif dalam proses pembelajaran. Education : A Review and Guide for Curriculum Update,” 2023.
ChatGPT sebagai solusi yang efektif untuk membuat [16] A. J. Willems, R. C. Cup, and O. Office, “ChatGPT at universities
– The least of our concerns,” vol. 2023, no. January, pp. 1–8,
materi ajar atau dapat digunakan sebagai bahan
2023.
konfirmasi awal. Selain itu, dengan ChatGPT bisa [17] D. Ruby, “ChatGPT Statistics for 2023 (New Data + GPT-4
meningkatkan mutu pembelajaran bila dilakukan dengan Facts),” www.demandsage.com, 2023.
tepat dan benar tidak asal copypaste dan menerima hasil [18] A. Zen, R. Kusumastuti, D. Metris, S. S. Gadzali, and A. M. A.
Ausat, “Implications of Entrepreneurship Education as a Field of
pencarian apadanya. Namun, ada juga yang skeptis
Study for Advancing Research and Practice.,” J. Educ., vol. 5, no.
terhadap penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan. 4, pp. 11441–11453, 2023.
Mereka mengkhawatirkan kemudahan yang diberikan [19] M. Firat, “How chat GPT can transform autodidactic experiences
oleh ChatGPT bisa menghilangkan humanisme dan bisa and open education?,” 2023.
[20] M. Tashtoush, Y. Wardat, F. Aloufi, and O. Taani, “The effect of
berpotensi mematikan daya kritis dosen dan mahasiswa.
a training program based on (TIMSS) to developing the levels of
habits of mind and mathematical reasoning skills among

Korespondensi : Nendra Jaya Saputra 527


JUSTIN (Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 11 , No. 3 , Juli 2023

preservice mathematics teachers. .,” EURASIA J. Math. Sci.


Technol. Educ., vol. 8, no. 11, 2022.
[21] S. Arikunto, “Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,”
2017, 2002.
[22] A. Tlili et al., “What if the devil is my guardian angel: ChatGPT
as a case study of using chatbots in education,” Smart Learn.
Environ., vol. 10, no. 1, 2023.
[23] A. Faiz and I. Kurniawaty, “Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan
Tantangan Penggunaan ChatGPT dalam Pendidikan Ditinjau dari
Sudut Pandang Moral,” J. Ilmu Pendidik., vol. 5, 2023.
[24] B. D. Lund and T. Wang, “Chatting about ChatGPT: how may AI
and GPT impact academia and libraries?,” Library Hi Tech News.
2023.
[25] J. Qadir, “Engineering Education in the Era of ChatGPT: Promise
and Pitfalls of Generative AI for Education,” TechRxiv, 2022.
[26] X. Zhai, “ChatGPT User Experience : Implications for
Education,” 2022.
[27] A. Muna, A. Ausat, B. Massang, M. Efendi, and Y. Riady, “Can
Chat GPT Replace the Role of the Teacher in the Classroom : A
Fundamental Analysis,” vol. 05, no. 04, pp. 16100–16106, 2023.
[28] J. Shen-Berro, “New York City Schools blocked ChatGPT.
Here’s what other large districts are doing.,” Chalkbeat., 2023.
[Online].Available:
https://www.chalkbeat.org/2023/1/6/23543039/chatgpt-school-
districts-ban-block-artificial-intelligence-open-ai

Korespondensi : Nendra Jaya Saputra 528

Anda mungkin juga menyukai