Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman

Fisika
Gelombang Cahaya

Disusun Oleh:
Theofilus Immanuel P. Hutabarat
Kelas:
XI MIPA 2

SMA Negeri 5 Palangkaraya


Tahun ajaran 2019/2020
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum
optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik
dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Tidak ada batasan yang eksak mengenai
spektrum optik tersebut, akan tetapi mata normal manusia dapat menerima/merasakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400 sampai 700 nm (yang kita sebut sebagai
cahaya tampak). Selain cahaya adalah gelombang, cahaya juga dapat dikatakan terdiri dari partikel
yang disebut foton. Arah getar cahaya tegak lurus terhadap arah rambatnya, jadi gelombang cahaya
dikategorikan sebagai gelombang transversal.

Sifat Gelombang Cahaya


Gelombang cahaya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:
Dispersi Cahaya
Dispersi merupakan pembiasan cahaya putih (cahaya polikromatik) menjadi komponennya yaitu
cahaya monokromatik. Dispersi akan terjadi saat cahaya putih melewati medan pembias. Kita dapat
mengamati sifat cahaya ini dengan menggunakan prisma sebagai medan pembias. Pada prisma,
cahaya yang masuk akan mengalami pembiasa dua kali, yakni saat masuk ke prisma dan saat keluar
ke prisma. Pelangi merupakan salah satu contoh dispersi cahaya yang dapat kita amati secara alami.
Air hujan membiaskan cahaya matahari sehingga cahaya terdispersi menjadi berbagai cahaya tampak
yang kita sebut sebagai pelangi.
Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang dapat
menimbulkan terbentuknya gelombang lain. Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena
adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya
yang sama persis frekeuensi dan panjang gelombangnya melewati dua buah celah, maka akan terjadi
superposisi yang menyebabkan munculnya garis-garis gelap dan terang pada layar. Karena
superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat ditulis sebagai:

Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Di mana:
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,…)
𝜆 = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)
Difraksi Cahaya
Difraksi merupakan pelenturan cahaya saat cahaya melalui celah sehingga cahaya akan terpecah-
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat cahaya yang baru.
Difraksi Celah Tunggal:
Saat cahaya melalui celah yang sangat kecil maka dapat terjadi peristiwa terbentuknya pita gelap dan
terang yang disebut sebagai difraksi celah tunggal. Setelah cahaya melalui celah tersebut, terbentuklah
cahaya baru (dengan menganggap celah sebagai sumber cahaya baru) yang menyebar ke segala arah.
Pada difraksi celah tunggal, pita terang akan menutup satu orde-m. Maka persamaannya menjadi:
Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Difraksi pada kisi (Celah Banyak)


Jika sebuah cahaya monokromatis dilewatkan pada lempeng kisi atau celah banyak, maka akan
terbentuk pola difraksi berupa pola gelap dan terang pada layar. Kisi adalah susunan celah yang
sejajar dan memiliki ukuran yang sama, dan dapat dibuat dengan cara membuat goresan-goresan pada
lempeng kaca atau logam menggunakan ujung intan.

Hubungan antara banyaknya celah dengan jarak antar celah dirumuskan sebagai:

Di mana:
N = konstanta kisi (garis/m)

Pada difraksi celah banyak, pola terang dan gelang sama dengan Interferensi.
Untuk pita terang:

Untuk pita gelap:

Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya merupakan berkurangnya intensitas cahaya yang diakibatkan oleh berkurangnya
komponen pada gelombang cahaya. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang transversal.
Polarisasi cahaya dapat terjadi akibat pemantulan, pembiasan, absorpsi dan hamburan.
Polarisasi akibat pembiasan:
Jika sinar pantul tegak lurus dengan sinar biasnya, maka sinar pantul akan terpolarisasi. Besarnya
sudut polarisasi dapat dihitung dengan persamaan:

Di mana:
ip = sudut polarisasi
n2 = indeks bias tujuan
n1 = indeks bias asal

Polarisasi akibat absorpsi:


Jika intensitas cahaya terpolarisasi, maka setelah melewati polarisator pertama, maka persamaan
intensitas cahaya menjadi:

Di mana:
I1 = intensitas cahaya setelah melewati polarisator (cd)
I0 = intensitas sumber cahaya (cd)

Contoh soal
Terdapat sinar dengan panjang gelombang 6600 Å , kecepatan cahayanya adalah 3 x 108 m/s.
dengan ketetapan planck nya 6.6 x 10-34 Js. Maka berapakah energy yang terkandung dalam
sinar tersebut?
Pembahasan
Diketahui:
λ = 6600 Å
c = 3 x 108 m/s
h = 6.6 x 10-34 Js
Jawab:
E = (h.c)/ λ
E = ( 6.6 x 10-34)(3×108)/6600 x 10-19
E = 3 x 10-19 joule
Jika sudut antara kedua sumbu polarisasi pada kedua polaroid adalah 60o, tentukan intensitas
cahaya yang diteruskan oleh polaroid pertama dengan intensitas I0 dan polaroid kedua!
Penyelesaian:
Diketahui:
θ = 60o
Ditanya:
I1 = ... ?
I2 = ... ?
Jawab:
I1 = 1/2 I0
I2 = 1/2 I0 cos2 θ = /2 I0 cos2 60o = 0.125 I0

Dalam percobaan difraksi sebuah celah lebarnya 1 mm disinari oleh cahaya monokromatik.
Sebuah layar diletakkan sejauh 2 m di belakang celah. Pita gelap ke-2 berjarak 0,96 mm dari
terang pusat. Berapakah panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan tersebut ?
Diketahui :
d = 1 mm = 10-3 m
L=2m
p = 0,96 mm = 9,6 x 10-4m
m=2
Ditanya : λ ...?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai