Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Materi MPS

Algi Dimas Revanza

1225010021

SPI 4-A

Pemahaman tentang metode penelitian sejarah

Metode sejarah dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan
menggunakan cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan ilmu
sejarah. Metode sejarah adalah langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian sejarah. Tujuan
dari metode sejarah adalah mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya
secara kritis, dan menyajikan suatu sintesis tertulis atas hasil yang dicapai.

Jenis-jenis penelitian sejarah Secara umum, penelitian sejarah dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:
Penelitian sejarah komparatif: penelitian sejarah dilakukan untuk membandingkan faktor-faktor
dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau.

1. Metode Historis

Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis bertujuan
untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai,
memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang
dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis,
seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka
mengenai peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk
paradigma penjelasan.

2. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian
deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,
membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Sumber Sejarah Berdasarkan Bentuk

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi tentang masa lalu.
Sumber sejarah dapat dibedakan berdasarkan bentuknya menjadi sumber tertulis, sumber tidak
tertulis, dan sumber lisan.

A. Sumber tertulis

Sumber sejarah tertulis adalah sumber sejarah berupa tulisan, baik yang dicetak maupun yang
ditulis tangan. Contoh sumber sejarah tertulis adalah koran, majalah, notulen rapat, surat nikah,
kuitansi, dan lain-lain

Sumber tertulis memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain:

• Kelebihan Sumber Tertulis

• Sumber tertulis dapat memberikan informasi yang akurat, rinci, dan sistematis tentang
peristiwa sejarah.
• Sumber tertulis dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan mudah diakses kembali.
• Sumber tertulis dapat dianalisis dengan menggunakan metode kritik sumber untuk
menentukan keaslian, kredibilitas, dan nilai sejarahnya.

• Kekurangan Sumber Tertulis

• Sumber tertulis dapat rusak, hilang, atau dimusnahkan oleh faktor alam atau manusia.
• Sumber tertulis dapat mengandung bias, kesalahan, atau manipulasi dari penulisnya.
• Sumber tertulis dapat terbatas dalam jumlah, jenis, atau wilayah geografis
B. Sumber Lisan

Sumber lisan adalah sumber sejarah yang berupa ucapan atau suara yang disampaikan secara
langsung atau direkam. Sumber lisan dapat berupa kesaksian, wawancara, cerita rakyat, lagu, puisi,
dongeng, mitos, legenda, dan lain-lain. Sumber lisan juga memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, antara lain:

Kelebihan Sumber Lisan

• Sumber lisan dapat memberikan informasi yang hidup, dinamis, dan emosional tentang
pengalaman pribadi atau kelompok.
• Sumber lisan dapat mengungkapkan sudut pandang, nilai-nilai, dan tradisi dari masyarakat
sumbernya.
• Sumber lisan dapat melengkapi atau mengisi kekosongan dari sumber lain yang kurang
atau tidak ada.

Kekurangan Sumber Lisan

• Sumber lisan dapat mengalami distorsi, pelupaan, atau penambahan oleh faktor waktu,
ingatan, atau kepentingan.
• Sumber lisan dapat sulit untuk diverifikasi, dibandingkan, atau dikritik dengan sumber lain.
• Sumber lisan dapat tergantung pada ketersediaan, kerelaan, dan kejujuran dari narasumber.

C. Sumber sejarah audio-visual

Sumber sejarah audio-visual merupakan contoh sumber sejarah benda yang mewujud berkas
rekaman bergambar.

Secara fisik, jenis sumber sejarah ini dapat berupa audio, video, digital video disc (DVD), ataupun
digital multimedia. Saat ini, banyak ditemui sumber berupa audio-visual yang menggabungkan
gambar video dan suara.
Sumber audio-visual: Sumber sejarah audio-visual merupakan contoh sumber sejarah benda yang
mewujud berkas rekaman bergambar. Jenis sumber sejarah ini dapat berupa audio, video, digital
video disc (DVD), ataupun digital multimedia

Sumber Primer

Sumber Primer adalah kesaksian dari seseorang yang pernah melihat peristiwa dengan indera yang
dimilikinya, baik dengan mata maupun dengan indera yang lainnya. Informasi ini didapatkan dari
orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa sejarah. Informasi tersebut berupa tulisan,
lisan, ataupun audio-visual.

Sumber sejarah primer dapat dibedakan menjadi sumber primer kuat dan kurang kuat. Sumber
primer kuat adalah sumber yang membuat informasi yang berasal dari pelaku sejarah (actor) atau
saksi peristiwa sejarah (eyewitness). Contoh sumber primer kuat adalah prasasti, naskah kuno,
artefak, lukisan, foto, rekaman suara, film, surat, memoar, atau wawancara dengan saksi mata

Sumber primer kurang kuat, yang biasa disebut juga sebagai sumber sezaman, adalah sumber yang
berasal dari masa suatu peristiwa sejarah berlangsung, tetapi bukan pelaku atau saksi mata. Contoh
sumber primer kurang kuat adalah buku, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, atau situs web

Sumber primer kuat lebih akurat dan relevan karena informasinya berasal dari pelaku atau saksi
peristiwa sejarah, sedangkan sumber primer kurang kuat lebih mudah ditemukan dan dapat berupa
buku, ensiklopedia, atau situs web

Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah sumber sejarah yang bukan berasal dari pelaku atau saksi peristiwa
sejarah, tetapi dibuat oleh orang-orang yang tidak terlibat atau menyaksikan peristiwa sejarah
tersebut. Contoh sumber sekunder adalah buku teks, ensiklopedia, artikel jurnal, biografi,
dokumenter, atau situs web.

Sumber sekunder lebih mudah ditemukan dan dapat digunakan sebagai referensi atau sumber
informasi tambahan untuk menambah pengetahuan tentang suatu peristiwa sejarah. Namun,
sumber sekunder tidak selalu akurat, relevan, atau menggambarkan peristiwa sejarah dengan
kesadaran yang tepat. Peneliti harus memahami kelemahan sumber sekunder dan memeriksa
sumber sekunder dengan sumber primer kuat.

Tahapan Heuristik (mencari dan menemukan sumber)

Heuristik merupakan kegiatan menemukan dan mengumpulkan sumber atau data atau pembuktian.
Sumber sejarah yang dikumpulkan dapat dalam bentuk tertulis, lisan atau benda.

Pada tahap heuristik, para peneliti sejarah mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah yang
dibutuhkan. Berdasarkan sifatnya, sumber yang bisa digunakan dalam melakukan penelitian
sejarah terbagi menjadi dua, yaitu:

A. Sumber Primer

Sumber primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari pelaku, saksi, maupun benda
sejarah. Dengan demikian Sumber primer berasal dari kesaksian orang yang mengalami,
menyaksikan, dan mendengar sendiri suatu peristiwa sejarah.

Sumber primer juga bisa berasal dari informasi pada benda sejarah. Fungsi sumber primer dapat
dijadikan rujukan utama dalam penelitian sejarah. Contoh sumber primer misalnya naskah, prasasti,
artefak, dokumen-dokumen, foto, bangunan, catatan harian, hasil wawancara, video, dll.

B. Sumber Sekunder

Sumber sekunder berasal dari pihak yang bukan pelaku sejarah, melainkan pihak lain di luar para
pelaku sejarah (peneliti misalnya). Benda-benda yang termasuk sumber sekunder antara lain
laporan penelitian, ensiklopedia, catatan lapangan peneliti, buku, dll.

Misalnya, kamu ingin meneliti satu candi. Kamu harus mencari sumber-sumber sejarah sebanyak-
banyaknya tentang candi yang ingin kamu teliti. Tujuannya untuk mengetahui sejarah tentang
candi tersebut melalui laporan penelitian ataupun buku.
Kemudian untuk mendapatkan ukuran, foto, gambar yang dipahat sebagai relief, dan hal-hal lain
yang aktual, kamu perlu mendapatkan data primer sehingga kamu harus mengunjungi candi
tersebut secara langsung.

Meski begitu, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mengumpulkan sumber-
sumber sejarah, seperti;

– Bahasa: bahasa yang digunakan dalam sumber sejarah bukanlah bahasa yang dipakai saat ini,
sehingga sulit dipahami. Misalnya, bahasa Sanskerta atau bahasa Kawi.

– Usia sumber sejarah: banyak sumber sejarah yang usianya sudah tua, sehingga sangat rapuh jika
disentuh/digunakan.

– Akses sumber sejarah: tidak semua orang bisa mengakses sumber sejarah yang dibutuhkan.

– Sulit dipahami: ada beberapa catatan sejarah yang menggunakan tulisan tangan dan terkadang
sulit dipahami.

Praktik pendalaman kembali cara kerja prosedur dari tahapan heuristik

Praktik pendalaman kembali cara kerja prosedur dari tahapan heuristik adalah langkah awal dalam
penelitian sejarah. Heuristik merupakan sebuah teknik riset yang digunakan untuk menemukan,
mengenali, dan merinci topik-topik tertentu dengan menggunakan catatan kecil. Dilakukan melalui
tahap-tahap seperti immersion (tahap mengajukan pertanyaan, masalah, atau tema), acquisition
(pengumpulan data), dan realization (sintesis). Peneliti mengumpulkan data dari sumber-sumber
sejarah seperti naskah, arsip, buku, tulisan di prasasti, kesaksian pelaku atau saksi peristiwa di
masa lalu, dan sumber lisan. Setelah itu, data tersebut dikumpulkan dan diorganisasi secara
periodik. Tahap akhir adalah validasi heuristik melalui publikasi, presentasi, atau penampilan.

Penelitian sejarah melalui heuristik memiliki beberapa kelebihan, termasuk kemampuan untuk
mencari dan menemukan informasi yang relevan untuk topik yang diteliti, membantu
menghasilkan penelitian yang bermutu, dan mempermudah proses penelitian. Namun, heuristik
juga memiliki beberapa kekurangan, termasuk kemungkinan pembelajaran yang tidak sistematis,
kekurangan kesempurnaan data, dan kemungkinan pengulangan data yang tidak diperlukan.
Untuk menggunakan heuristik dalam penelitian sejarah, peneliti harus memahami tahap-tahapnya
dan mengikuti langkah-langkah yang benar. Selain itu, peneliti juga harus memahami ketentuan
dan syarat-syarat yang berlaku dalam penelitian sejarah, seperti ketentuan pengumpulan dan
pengelolaan data, ketentuan pengumpulan sumber sejarah, dan ketentuan pengumpulan sumber
lisan

Anda mungkin juga menyukai