Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Terletak pada posisi 10 – 40


Lintang Selatan dan antara 1020 – 1080 Bujur Timur.1 Dahulu, Palembang merupakan pusat dari
Kesultanan Palembang Darussalam yang berdiri sekitar abad ke-17. Letak Kesultanan
Palembang Darussalam terletak di muara Sungai Musi maupun yang dikenal dengan Batanghari
Sembilan dan letaknya tidak terlalu jauh dari Kuala (Malaysia) yang sungainya bermuara di selat
Bangka.
Bangsa-bangsa Eropa pada awalnya datang ke wilayah Asia Tenggara untuk mengambil
langsung rempah-rempah yang sangat dibutuhkan bangsa Eropa pada waktu itu. Usaha tersebut
memberikan keuntungan yang sangat besar, sehingga para pedagang dari Belanda yang
tergabung dalam VOC (Verrenigde Oost Compagnie) dan pedagang dari Inggris yang tergabung
dalam EIC (East Indian Company) masing-masing berusaha untuk memperoleh hak monopoli
dagang dengan jalan membuat perjanjian dengan para penguasa di daerah-daerah yang kaya
dengan rempah-rempah.

Persekutuan dagang milik pedagang dari Belanda dan Inggris itu bukan saja memiliki modal
uang serta sarana-sarana pendukung, tetapi juga memiliki kapal-kapal perang beserta pasukan-
pasukan dan persenjataannya untuk melindungi milik mereka dimana saja. VOC dan EIC
mengangkat serta menempatkan petugas-petugas untuk melaksanakan pemerintahan di daerah-

daerah yang mereka kuasai untuk bekerja sebagai komandan pasukan setiap loji atau pelabuhan
dagang. Hubungan Palembang dengan daerah-daerah lain sejak dahulu hanyalah hubungan
dagang yang berdasarkan perjanjian kontrak. Palembang tidak mau menerima monopoli
perdagangan dari manapun. Oleh karena itu, Perancis yang mengakibatkan warga Belanda
terpecah menjadi pengikut Stadhouder di bawah pemerintahan Pangeran Oranje6 dan States
General.

Kedudukan Pangeran Oranje di Belanda diberhentikan atas dekrit State General dan
mengalihkan pemerintahan daruratnya ke London, Inggris. Akibat didudukinya negeri Belanda
oleh Perancis, maka daerah-daerah jajahan di Asia Tenggara diambil alih oleh Perancis. Namun,
Pangeran Oranje masih merasa berhak dan menganggap dirinya tetap sebagai pimpinan VOC.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah Biografi Sultan Mahmud Badaruddin II Pahlawan Nasional dari
Palembang?
b. Apakah penyebab perlawanan?
c. Bagaimana jalannya perlawanan/kronologi peristiwa?
d. APakah akitab bagi daerah tersebut?
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II, Kesultanan Palembang Darussalam


mengalami kegoyahan dikarenakan pengaruh dari Inggris dan Belanda. Sejak runtuhnya
Kesultanan Palembang Darussalam, Belanda sepenuhnya menguasai Palembang. Banyak
sekali dampak yang terjadi pasca runtuhnya Kesultanan tersebut. Antara lain dari segi
politik, sosial keagamaan, dan ekonomi. Meskipun masih terdapat peran dari kaum priyayi
Palembang, akan tetapi dari semua sektor tersebut masih dalam kendali pemerintahan
Belanda yang menyebabkan kaum bangsawan Palembang tidak nyaman dalam negeri nya
sendiri.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.radenfatah.ac.id/19810/5/5.pdf
file:///C:/Users/win7/Downloads/pdf-makalah-sejarah-indonesia-fio_compress.pdf
https://www.scribd.com/document/459732722/MakalahSejarahIndonesiaFIO

Anda mungkin juga menyukai