Anda di halaman 1dari 2

KASUS BENCANA ALAM

NAMA : NUR AFNI LAIYA

NIM : 811420011

TUGAS MANAJEMEN DISASTER GIZI

BANJIR TERJANG DESA WADAS KEMARIN IMBAS JALAN TAMBANG

Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir menerjang Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, setelah
hujan mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu (25/3) kemarin. Genangan air masuk ke beberapa
rumah warga dan musala di Dusun Karang.

Berdasarkan keterangan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa) banjir
terjadi akibat kawasan hutan di perbukitan mulai dibuka untuk akses jalan lokasi tambang batu
andesit di Wadas dan Bendungan Bener sekitar 12 kilometer.
Anggota Gempadewa Siswanto mengatakan air hujan tidak lagi tertahan tumbuhan dan masuk ke
tanah, tetapi langsung mengalir di permukaan dan meluncur ke bawah. Air berwarna coklat
meluncur deras, membawa material tanah dan bebatuan.

Siswanto mendesak rencana tambang batu andesit dihentikan karena bisa membahayakan warga.
Ia mengaku pernah mengingatkan masalah banjir ini kepada para pejabat dari Kantor Pertanahan
Kabupaten Purworejo sebagai Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dan Balai Besar Sungai Wilayah
Serayu Opak (BBWSSO) sebagai lembaga pemerintah yang menjadi pemrakarsa proyek
Bendungan Bener dan tambang andesit di Wadas.

Siswanto menegaskan sejak awal warga Wadas sudah menolak rencana tambang ini.
Menurutnya, para warga khawatir lingkungan menjadi rusak dan ancaman bencana meningkat.
Ia mengklaim pemerintah menggunakan cara-cara represif untuk mematikan perlawanan warga.
Selain itu upaya melalui jalur hukum yang dilakukan warga juga selalu dikalahkan.

Priyan Susyie, seorang anggota Wadon Wadas sedih melihat banjir mulai melanda desanya. Ia
tak membayangkan jika tambang batu andesit benar-benar dibuka bisa memicu bencana yang
lebih besar.

"Baru akses jalan saja sudah menyebabkan banjir apa lagi kalau ada tambang, mau jadi apa
Wadas. Jika Wadas sampai ditambang maka akan terjadi banjir bandang yang lebih besar lagi,"
ujar Priyan.

Anda mungkin juga menyukai