Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Film, menurut Efendy (1986) merupakan hasil budaya dan alat ekspresi
kesenian. Film disebut sebagai gambar bergerak, dan difungsikan sebagai media
komunikasi massa. Sedangkan menurut Pratista (2008), film adalah media
aoudio-visual yang menggambungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik.
Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik
ajalan alur atau jalan ceritanya. Pada tahun 1872, Edward Muybridge mulai
bereksperimen lewat gabungan gambar kuda yang berbeda dan disatukan
sehingga menghasilkan gerakan, Barulah Lummiere bersaudara yang
mengembangkan film yang dimulai sebagai dokumentasi perjalanan. Awalnya
film hanya menggunakan alur yang linear atau lurus sehingga penonton tidak
dapat mengembangkan imajinasinya, namun seiring perkembangan jaman film
menggunakan berbagai macam alur dan gaya bercerita dalam pendekatannya,
salah satunya adalah ambiguitas atau makna ganda.

Ambiguitas merupakan salah satu cara pembuat film dalam


menyampaikan idenya dengan membuat penonton ikut berpikir, dan
menimbulkan persepsi atau penangkapan makna yang lebih dari satu.
Ambiguitas dapat terjadi akibat penangkapan yang fokusnya lebih dari satu hal
yaitu, tidak ada penangkapan yang tunggal. Kebanyakan film-film yang
menggunakan Ambiguitas adalah film noir, seperti Sin City (2005),
Frankenweenie (2012), dan Sin City : A Dame To Kill For (2013), namun
terdapat film-film slice of life yang menggunakan ambiguitas dalam
menyampaikan maknanya kepada penonton, salah satunya adalah Florida
Project.

1
Florida Project, merupakan film yang disutradarai oleh Sean Baker dan
tayang pada tahun 2017. Film ini menceritakan kehidupan sehari-hari anak
berusia 6 tahun bernama Moonee, dan Ibunya Halley disebuah Motel yang tidak
jauh dari taman hiburan Disney World. Sehari-hari Moonee dan teman-temannya
melakukan tindak kenakalan disekitar lingkungan Motel, seperti memaki orang
dewasa, menipu turis, sampai mencuri uang dan tiket, mereka juga selalu
mengawasi Disney World dari kejauhan, membayangkan betapa indahnya taman
hiburan tersebut karna mereka tidak mampu membayar tiket masuk untuk pergi
kesana. Perilaku Moonee sendiri tercermin dari ibunya Halley yang setiap
harinya berkata kasar dan berprilaku ‘nakal’. Namun Moonee juga selalu diawasi
oleh Bobby, seorang manajemen Motel yang selalu melindungi serta menegur
tingkah laku Monee dan kawan-kawan, namun kerja kerasnya selalu tidak diakui
warga disekitar Motel. Sampai pada akhirnya tingkah laku Halley membuat
dirinya kehilangan hak asuh Moonee.

Film ini banyak menyelipkan ambiguitas dalam penyampaian pesannya,


yang tidak hanya tersirat dari narasinya, namun juga pemilihan warna, pemilihan
jenis pengambilan gambar, dan penataan cahaya yang tidak cocok dengan narasi
film yang kelam dan penuh keterpurukan ekonomi. Contohnya saja pemilihan
warna-warna pastel untuk Motel, dapat juga disimbolkan sebagai dunia anak-
anak yang begitu cerah. Oleh karna itu penulis memilih film Florida Project
sebagai bahan analisis dengan studi ambiguitas, karna banyak tersirat makna
ganda dan symbol-simbol tertentu yang ingin disampaikan oleh sutradara Sean
Baker, lewat artikel ilmiah yang penulis susun ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bagaimana unsur ambiguitas dalam film Florida Project ?

2
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui Unsur-unsur Ambiguitas dalam film Florida Project, yang
dijabarkan lewat proses analisis.

BAB II PEMBAHASAN

Ambiguitas (makna ganda) dapat terjadi dalam setiap tingkatan film, seperti
karakterisasi, narasi, jenis shot, pewarnaan, ruang, dan waktu. Dalam Bab ini penulis
akan menganalisis ambiguitas setiap tingkatan dalam film Florida Project.

2.1. ANALISIS AMBIGUITAS DALAM FILM FLORIDA PROJECT

N
AMBIGUITAS ANALISIS
O
1 Karakterisasi The Florida Project membandingkan
bagaimana cara anak-anak dan orang tua
memandang hidup yang brutal ini. Baik
Halley, Bobby, dan sejumlah orang
dewasa lain berusaha untuk memecahkan
segala masalah hidup, namun selalu
terbentur ego yang besar (Halley ketika
bermusuhan dengan sahabatnya),
tanggung jawab (Bobby yang terpenjara
pekerjaannya), dan sejumlah aturan yang
berlaku.

Sementara itu anak-anak, dengan Moonee

3
sebagai simbol, selalu berpikir kreatif
dengan pandangan positif. Moonee,
mengajak teman barunya Jancey (Valeria
Cotto) dari komplek sebelah ke padang
rumput dengan banyak sapi, karena
mereka tak mampu untuk bayar tiket
masuk wahana Animal Kingdom di
Disney World. Motel mereka, Magic
Castle, seolah-olah berubah menjadi
wahana Magic Kingdom lewat mata
mereka. Bukannya malu, mereka justru
bahagia di tengah segala keterbatasan.

Ambiguitas terjadi kembali ketika dinas


kesejahteraan yang ingin mengajak
Moonee lalai dan membiarkan Moonee
kabur, menunjukkan bahwa Halley lebih
baik dalam merawat walau dengan
kondisinya tersebut.
The Florida Project menggambarkan para
tokoh dalam filmnya layaknya manusia
Narasi
seutuh dan senyatanya. Bahwa cerita
2 kemiskinan dalam film ini benar adanya.
Potret kisah orang-orang marjinal di
tempat yang seharusnya sejahtera dan
bahagia.
3 Jenis Shot Jika diperhatikan lebih seksama, tinggi
lensa kamera The Florida Project selalu

4
diletakkan sama tinggi dengan mata anak-
anak, seakan-akan kita melihat segala
sesuatu lewat mata mereka. The Florida
Project tidak pernah memandang rendah
para anak-anak ini.

Namun bagi penulis terdapat ambiguitas,


yakni pengambilan jenis shot ini
merupakan wujud realism kehidupan
anak-anak yang masih naif.
Warna
Di balik gambarnya yang indah dengan
warna pastel, ia menyimpan kebenaran
4
pahit tentang sisi terbawah dari ekonomi
negara maju seperti Amerika.

Pencahayaan ini berhasil menipu mata, .


Kita seperti melihat dunia dari mata anak-
anak: semuanya terlihat cerah dan warna-
warni. Apalagi, film ini mengambil lokasi
Cahaya
di Florida, terutama lokasi di sekitar
Disney World yang beberapa
5
bangunannya tampak seperti bangunan di
negeri permen.

Hal ini berbeda dari penyampaian cerita


yang kelam dan penuh keterpurukan,
sehingga menimbulkan ambiguitas.
6 Ruang Disney World punya nama besar sebagai
tempat hiburan anak-anak. Sebagai

5
seorang anak yang sering menonton film-
film Disney, Disney World adalah tanah
impian. Orang dewasa juga rutin
berkunjung, menghabiskan duit gajian
mereka untuk senang-senang sebentar.

Namun, kemegahan dan mimpi yang


dijual oleh Disney bukan milik semua
orang. Orang-orang bermimpi untuk
tinggal dekat taman bermain tersebut agar
mudah untuk datang. Namun, orang-
orang yang tinggal dekat, seperti Moonee
dan teman-temannya justru tak bisa
masuk karena mereka terlalu miskin
untuk beli tiket.

Bagi Moonee dan ibunya Halley, Disney


bagai menara gading: kelihatan cantik dan
megah, namun acuh tak acuh pada
keadaan di sekitarnya.
7 Waktu Jika melihat narasi dalam film ini, Disney
memang jadi kelihatan jahat. Namun,
bukan itu poin dan ide yang ingin
disampaikan Sean Baker, si sutradara.
Dalam The Florida Project, Disney
World hanyalah sekadar simbol ironi.
Disney tak bersalah, sebab musuh
sesungguhnya orang-orang miskin di sana

6
adalah krisis rumah akibat bencana
ekonomi tahun 2008 silam.

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari analisis yang telah penulis buat diatas, dapat disimpulkan bahwa
Florida Project, memiliki ambiguitas yang terbangun melalui karakterisasi,
narasi, jenis shot, warna, pencahayaan, ruang, dan waktu. Ambiguitas dapat
terjalin secara alami dan kita dapat mengetahuinya dari sudut pandang Moonee,
dan masyarakat yang tinggal disekitar Disney World, hidup dalam keterpurukan
ekonomi, dan kurangnya pendidikan. Letak ambiguitasnya mungkin disini, kita
juga tidak bias menyalahkan Disney, karna hanya menjadi simbol ironi dalam
film, Sean Baker hanya ingin menyampaikan kisah nyata setelah bencana
ekonomi tahun 2008 di Amerika.

Kita tidak bias melihat film dari luarnya saja, kita harus mengetahui makna
yang ingin disampaikan pembuat film, sehingga kita dapat memahami film
lebih baik lagi.

3.2. PENUTUP

Sekian yang dapat penulis sampaikan dalam artikel ini, penulis harap
pembaca dapat memahami film, tidak hanya dari luarnya saja, melainkan dari
dalam, melihat makna sebenarnya yang ingin disampaikan pembuat film.

7
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, tidak lupa pula
kritik dan saran akan diterima dan sangat membantu penulis dalam membuat
artikel yang lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

 Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.


Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
 Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka.
 http://csinema.com/sejarah-singkat-lahirnya-film/ [diakses terakhir 12
April 2018]

Anda mungkin juga menyukai