Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Judul
Tahap perkembangan karya anak

Dibuat oleh:
Kata pengantar
Daftar isi
BAB l
Pendahuluan
Bab ll
Pembahasan
A.tahap sensorimotor
Tahap sensorimotor adalah yang paling awal dalam teori perkembangan kognitif Piaget. Dia
menggambarkan periode ini sebagai masa pertumbuhan dan perubahan yang luar biasa.
Selama fase awal perkembangan ini, anak-anak memanfaatkan keterampilan dan
kemampuan yang mereka miliki sejak lahir (seperti melihat, mengisap, menggenggam, dan
mendengarkan) untuk belajar lebih banyak tentang lingkungan. Dengan kata lain, mereka
mengalami dunia dan memperoleh pengetahuan melalui indera dan gerakan motorik
mereka. Melalui percobaan (trial-and-error), anak-anak menemukan lebih banyak tentang
dunia di sekitar mereka.

Seperti yang dapat dibuktikan oleh orang tua atau pengasuh mana pun, banyak
pembelajaran dan perkembangan terjadi selama dua tahun pertama kehidupan seorang
anak. Tahap sensorimotor kemudian dibagi menjadi enam sub-tahap terpisah yang ditandai
dengan pengembangan keterampilan baru pada setiap tahapannya.
1. Reflek (reflexes) yang terjadi pada satu bulan awal kelahiran. Selama subtahap ini, anak
memahami lingkungan murni melalui refleks bawaan seperti mengisap dan melihat. Terdapat
beberapa reflek bawaan, diantaranya:
2. Reaksi sirkuler primer (primary circular reactions) yang terjadi pada usia 1-4 bulan. Subtahap ini
melibatkan koordinasi sensasi dan skema baru. Misalnya, seorang anak mungkin secara tidak
sengaja mengisap ibu jarinya dan kemudian dengan sengaja mengulangi tindakan tersebut.
Tindakan ini diulangi karena bayi menganggapnya menyenangkan.
3. Reaksi sirkuler sekunder (secondary circular reactions) terjadi pada usia 4-8 bulan. Selama
subtahap ini, anak menjadi lebih fokus pada dunia dan mulai dengan sengaja mengulangi suatu
tindakan untuk memicu respons di lingkungan. Misalnya, seorang anak akan dengan sengaja
mengambil mainan untuk dimasukkan ke dalam mulutnya.
4. Koordinasi reaksi (coordination of reactions) terjadi pada usia 8-12 bulan. Selama subtahap ini,
anak mulai menunjukkan tindakan yang disengaja dengan jelas. Anak juga dapat menggabungkan
skema untuk mencapai efek yang diinginkan. Anak-anak mulai menjelajahi lingkungan sekitar
mereka dan akan sering meniru perilaku yang diamati dari orang lain. Pemahaman objek
(understanding of objects) juga dimulai selama waktu ini dan anak-anak mulai mengenali objek
tertentu memiliki kualitas tertentu. Misalnya, seorang anak mungkin menyadari bahwa mainan
akan mengeluarkan suara ketika diguncang.
5. Reaksi sirkuler tersier (tertiary circular reactions) terjadi pada usia 12-18 bulan. Anak-anak
memulai periode eksperimen coba-coba selama subtahap kelima. Misalnya, seorang anak mungkin
mencoba suara atau tindakan yang berbeda sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dari
pengasuh.
6. Pemikiran representasi awal (early representational thought) terjadi pada usia 18-24 bulan. Anak-
anak mulai mengembangkan simbol untuk mewakili peristiwa atau objek di dunia dalam subtahap
sensorimotor akhir. Selama waktu ini, anak-anak mulai bergerak menuju pemahaman dunia
melalui operasi mental (mental operations) daripada murni melalui tindakan. Mereka mungkin
menghubungkan boneka binatang kucing dengan kucing asli yang pernah berinteraksi dengan
mereka. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan pikiran mereka, bukan hanya tindakan fisik,
untuk memahami apa yang terjadi di sekitar mereka.
B.tahap meronce

Meronce adalah kegiatan yang dapat membantu kemampuan motorik


halus, melatih koordinasi mata dan tangan, serta dapat meningkatkan
perhatian dan konsentrasi sehingga anak bisa mendapatkan pengalaman
keterampilan. Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD,
kegiatan meronce pada anak usia 5-6 tahun merupakan bagian dari tingkat
pencapaian perkembangan motorik halus, yaitu melakukan eksplorasi
dengan berbagai media dan kegiatan.

Secara umum, kegiatan meronce bertujuan untuk melatih konsentrasi


anak, kreativitas, dan mengenal konsep warna. Selain itu, kegiatan ini juga
bisa dijadikan sebagai alat bermain anak. Kegiatan merangkai benda-
benda dapat menjadi latihan untuk memahami makna keindahan dan
memperoleh kepuasan rasa pada anak, karena telah berhasil menyusun
benda tersebut menjadi sebuah kerajin yang dapat dipakai. Hal ini juga
bisa menjadi sarana melatih daya imajinasi. Dalam melakukan kegiatan
meronce, anak-anak akan berlatih menyusun sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadi sarana untuk
melatih imajinasi anak terhadap suatu bentuk.

Manfaat Meronce
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meronce adalah salah satu
kegiatan yang dapat membantu melatih motorik halus pada anak usia dini
dengan menyusun bagian bahan yang berlubang ke dalam seutas tali atau
benang. Penjelasan dai manfaat meronce adalah sebagai berikut:

1. Meronce dapat membantu kemampuan motorik halus. Saat anak


melakukan kegiatan meronce, ia akan belajar untuk mengambil bulatan
manik-manik dan memasukkannya ke dalam lubang dengan menggunakan
tali.

2. Melatih koordinasi antara mata dan tangan. Anak menggunakan kedua


tangan dan mata untuk memasukkan roncean sehingga kegiatan ini
melatih keseimbangan antara mata dan tangan.

3. Meningkatkan perhatian dan konsentrasi. Pada saat melakukan kegiatan


meronce, anak membutuhkan latihan dan konsentrasi saat memasukkan
roncean ke dalam lubang dengan tepat
C.tahap menggunting
Tahap menggunting adalah salah satu kemampuan motorik halus yang penting untuk anak
usia dini.

Kemampuan ini akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti menggunting kertas,
membentuk bahan seperti kain atau plastik, dan lain-lain.

Oleh karena itu, pada tahap pendidikan TK PAUD, anak-anak diajarkan tahapan belajar pola
menggunting untuk memperkuat kemampuan motorik halus mereka.

Berikut adalah tujuh tahapan belajar pola menggunting yang cocok untuk anak usia dini:

1) menggunting sekitar pinggiran kertas; 2) menggunting dengan sepenuh


bukaan gunting, 3) membuka dan menggunting terus menerus sepanjang kertas, 4)
menggunting diantara dua garis lurus; 5) menggunting bentuk akan tetapi tidak
pada garis, 6) menggunting pada garis tebal dan terkendali, dan 7) menggunting
bermacam-macam bentuk.

D.tahapan karya seni anak

Memahami tahapan perkembangan seni dapat membantu Anda menjadi lebih baik
dalam menciptakan seni. Ini juga dapat membantu Anda menjadi guru seni yang lebih efektif.
Kami berkembang secara artistik. Sama seperti kita mengembangkan keterampilan lain
seperti berbicara dan berjalan secara bertahap, kita mengembangkan keterampilan artistik
dengan cara yang sama.

Pada tahun 1947, Dr. Viktor Lowenfeld menerbitkan “Pertumbuhan Kreatif dan Mental”,
yang dengan cepat menjadi buku teks bagi para pendidik seni. Lowenfeld berpendapat bahwa
ada enam tahap perkembangan seni yang jelas dan tahap-tahap ini dapat disaksikan dalam
karya seni anak-anak. Menurut Lowenfeld, enam tahap perkembangan seni adalah:
Tahap 1 – Tahap Coretan (1 – 3 tahun)

Anak-anak pada usia ini terlibat dalam aktivitas fisik menggambar. Tidak ada hubungan yang
dibuat antara tanda dan representasi selama sebagian besar tahap coretan. Namun, menjelang
akhir tahap ini, anak-anak mungkin mulai memberi nama pada tanda. Tahap ini sebagian
besar tentang kenikmatan membuat nilai murni.

Tahap 2 – Tahap Preskema (3 – 4 tahun)

Anak-anak pada tahap perkembangan artistik ini mulai melihat hubungan antara bentuk
yang mereka gambar dan dunia fisik di sekitar mereka. Lingkaran dan garis dapat
digambarkan sebagai orang atau benda yang hadir secara fisik dalam kehidupan anak. Pada
tahap inilah seorang anak pertama kali membuat koneksi untuk berkomunikasi melalui
gambarnya.
Tahap 3 – Tahap Skema (5 – 6 tahun)

Anak-anak pada tahap ini telah dengan jelas menetapkan bentuk pada objek yang mereka
coba komunikasikan. Mereka sering kali mengembangkan skema untuk membuat gambar.
Ada urutan tertentu dalam pengembangan gambar.

Gambar pada tahap ini mempunyai pemisahan yang jelas antara langit dan bumi. Seringkali
langit berupa garis biru di bagian atas kertas, sedangkan tanah berupa garis hijau di bagian
bawah.

Benda sering kali diletakkan di tanah daripada melayang di angkasa. Objek yang penting
sering kali digambar lebih besar dibandingkan objek yang kurang penting.
E.tahap bermain balok

Tahap bermain balok anak usia dini dapat dilihat dari beberapa aspek. Pengertian
balok adalah potongan-potongan kayu yang polos (tanpa cat) atau berwarna sesuai
standar cat yang aman untuk anak-anak, sama tebalnya dan dengan panjang dua kali
atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Semua anak akan melalui
tahapan dalam bermain menggunakan balok :

1. membawa balok-balok berkeliling , anak-anak pada mulanya seringkali


mengangkat balok sambil membawanya berkeliling, dengan demikian mereka
belajar tentang balok misalnya berapa berat balok tersebut.
2. memancang balok atau meletakkakannya di lantai, kadang balok diletakkan
mendatar di lantai tanpa bersinggungan satu sama lain, anak masih belajar
karakter balok tsb, bagaimana meletakkan yang satu di atas lainyya untuk
membuat menara. Jalan seringkali merupakan tradisi dari tahap bangunan lurus
sampai membuat bangunan berikutnya.
3. Cara baru menyambung balok : memagar, jembatan, pola-pola dekoratif dan
kejelian membanding. Mulanya anak akan senang memagar dengan teknik baru,
membuat pagar adalah suatu pengalaman yang menyenangkan, kemudian pagar
dapat digunakan untuk permainan dramatik. Memagar mengarahkan anak-anak
untuk mengenal bentuk-bentuk geometrik dan lapangan. Membuat jembatan
dengan dua balok ditancapkan dalam posisi antara satu dan lainnya diberi jarak
lalu jarak ini dihubungkan dengan satu balok lagi di bagian atasnya.
4. memberi nama bangunan, menggunakan dan mengembangkan bangunan,
begitu mereka memiliki pengalaman, untuk umur 4 sampai 6 tahun, anak-anak
mlai memberi nama bangunan yang mereka buat.

F.tahap menulis

Kemampuan literasi, salah satunya menulis, adalah salah satu kemampuan yang hendak
dikembangkan pada anak-anak Indonesia, khususnya di tengah pandemi.

Namun, banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum guru memilih metode yang tepat
untuk melatih anak-anak menulis. Salah satunya usia. Apalagi, seperti kita ketahui,
kecerdasan kognitif anak tumbuh secara bertahap.

Tahapan ini dimulai dari ketika anak berusia 0 hingga 2 tahun di mana dia masih
mengembangkan kemampuan sensori motorik, dilanjutkan usia 2 tahun hingga 7 tahun di
mana perkembangan kognitif anak mencapai tahapan kemampuan operasional konkret.
Lalu anak usia 7 hingga 11 tahun yang kecerdasan kognitifnya mencapai tahap operasional
formal, serta usia 11 tahun ke atas di mana kecerdasan kognitif anak sudah mencapai tahapan
kemampuan simbolik.

Tahapan-tahapan tersebut berpengaruh terhadap cara kita mengajar anak untuk menulis.
Namun sebelum, membagikan kiat-kiat untuk mengajak anak menulis, orang tua sebaiknya
mengetahui tahapan-tahapan menulis anak, utamanya bagi anak usia dini, seperti yang
disusun dan dipublikasikan lewat akun resmi Instagram Direktorat PAUD Kemendikbud,
sebagai berikut:

Tahapan menulis anak

1. Tahap mencoret atau membuat goresan

Pada tahap ini, anak mulai suka mencoret-coret, baik itu di kertas, lantai atau di dinding atau
apa saja yang dianggapnya dapat ditulis. Jadi apabila tembok rumah tiba-tiba penuh coretan,
orangtua sebaiknya tak marah. Namun melihat ini sebagai penanda perkembangan anak.

2. Tahap pengulangan secara linier


Di tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak
seperti membuat gambar rumput.

3. Tahap menulis secara random

Pada tahap ini, anak belajar tentang tulisan yaitu tulisan yang dibuat sudah berbentuk huruf,
walaupun huruf yang muncul masih acak.

4. Tahap menulis tulisan nama

Di tahap ini, anak mulai menghubungkan antara tulisan dan bunyi. Bisa jadi, di setiap tulisan
yang mereka buat, baik di tembok rumah atau kertas, muncul tulisan nama mereka atau nama
orang tua dan kakak adiknya.
Bab lll

Anda mungkin juga menyukai