Anda di halaman 1dari 44

Psikologi Perkembangan Anak

Cognitive
Perkembangan Kognitif
• Marianne Moore, seorang pujangga Amerika abad 20 mengatakan
bahwa pikiran itu adalah ‘suatu hal yang memikat’. Pikiran
itu demikian memikatnya sehingga telah menjadi obyek pembahasan
banyak psikolog
• Dalam bagian ini kita akan mengemukakan bagaimana
perkembangan kognitif itu menurut dua tokoh yaitu :
• Jean Piaget (1896 – 1980)
• Lev Vygotsky (1896 – 1934)
Teori Jean Piaget
• Dalam mengkonstruksi pemikiran mereka, anak-anak
memakai skema-skema
• Menurut Piaget, skema adalah konsep atau kerangka pikir
yang ada dalam individu yang berfungsi dalam mengorganisir
atau menginterpretasikan informasi
• Piaget tertarik pada skema pikiran tersebut yang
memampukan anak-anak mengorganisir pengalaman-
pengalaman mereka sehari-hari
• Piaget (1952) mengemukakan bahwa ada dua proses sangat
penting dalam pembentukan skema pikir seorang anak, yaitu
ASIMILASI dan AKOMODASI
• Asimilasi terjadi ketika seorang anak menerima informasi baru
dan menyatukannya dengan pengetahuan yang telah ada.
Artinya anak-anak mengasimilasi lingkunganya terhadap skema
pikirannya
• Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri terhadap
informasi baru. Artinya anak-anak menyesuaikan skema pikirnya
dengan lingkungan
• Jean Piaget yakin bahwa kemampuan kognitif yang
memungkinkan pembentukan pengertian berkembang dalam
empat tahapan :
• 0-2 tahun : Tahap sensorimotor
• 2-7 tahun : Tahap Pra-Operasional
• 7-11 tahun : Tahap Operasional-Kongkrit
• 11 - ... Tahun : Tahap Operasional Formal
TAHAP 1: SENSORIMOTOR
• Berlangsung sejak lahir hingga saat anak
berusia 2 tahun
• Pada tahap ini, bayi membangun pengertian
atas dunianya dengan mengkoordinir
pengalaman-pengalaman sensorimotornya
seperti :
– Penglihatan
– Pendengaran
– Menyentuh atau meraih
(atau reaksi motorik lainnya)
– Menyadari dirinya adalah obyek
permanen
Tahap sensorimotorik terbagi 6 periode
1. Periode 1: Refleks (0 – 1 bulan)
2. Periode 2: Kebiasaan (1 – 4 bulan)
3. Periode 3: Reproduksi (4 – 8 bulan)
4. Periode 4: Koordinasi skemata (8 – 12 bulan)
5. Periode 5: Eksperimen (12 – 18 bulan)
6. Periode 6: Representasi (18 – 24 bulan)
TAHAP 2: PRA-OPERASIONAL

• Tahap pra-operasional ini berlangsung dari 2-7 tahun.


• Pada tahap ini anak mampu menggunakan bahasa dan
pemikiran simbolik (tampak pada permainan imajinatif).
• Pada tahap ini juga pemikiran anak lebih egosentris,
intuitif daripada logis serta animisme.
• Anak tidak mampu menerima pandangan dari orang lain
dan tidak mampu memecahkan masalah yang melibatkan
konsep-konsep bilangan.
• Banyak sekali mengajukan pertanyaan dengan kata
‘Mengapa’.
Fungsi semiotik (Simbol) pd beberapa gejala

• Imitasi tak langsung : membuat imitasi yang secara tidak


langsung dari bendanya sendiri. Contoh: anak bermain kue-
kuean sendiri, pasar-pasaran.
• Permainan simbolis. Ex : mobil-mobilan dengan balok-balok
kecil. Permainan simbolis dapat merupakan ungkapan diri anak.
• Menggambar. Anak dapat menggambar realistis tetapi tidak
proporsional. Contoh: gambar rumah dan pepohonan tegak
lurus di lereng pegunungan.
• Mengetahui bentuk-bentuk dasar geometris: bulat, bundar,
persegi.
Fungsi semiotik (Simbol) ... Lanjutan
• Bahasa ucapan. Anak mulai menggunakan suara sebagai
representasi benda atau kejadian.
• Perkembangan bahasa sangat memperlancar
perkembangan konseptual anak dan juga perkembangan
kognitif anak.
• Menurut Piaget: perkembangan bahasa merupakan
transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial.
Pemikiran intuitif

• Pemikiran anak
berkembang pesat
secara bertahap ke
arah tahap
konseptualisasi.
• Belum bisa berpikir
multidimensi.
TAHAP 3: OPERASIONAL KONKRIT

• Tahap ini berlangsung dari usia 7 – 11 tahun


• Pemikiran pada tahap konkrit operasional ini
telah dapat digunakan untuk perhitungan
(operations)
• Penalaran logis menggantikan penalaran
intuitif, tapi hanya dalam situasi nyata
(concrete situations)
• Pada tahap ini, kemampuan klasifikasi sudah
mulai muncul tapi masih kesulitan dalam
memecahkan masalah-masalah abstrak
• Mampu berpikir secara divergen dan
seriation serta dapat mengklasifikasikan
benda
TAHAP 4: OPERASIONAL FORMAL

• Tahap operasional formal dimulai pada usia 11 – 15 tahun.


Merupakan tahapan akhir dari perkembangan kognitif
• Pada tahap ini, anak mulai berpikir lebih abstrak, idealis
dan lebih logis – hipotetis deduktif.
• Dengan demikian anak tidak hanya memikirkan hal-hal
yang berkaitan dengan pengalaman konkritnya
Teori Vygotsky’s

Asumsi Dasar
• Kognitif dan bahasa anak-anak berkembang dalam konteks
sosial budaya
• Perkembangan kognitif anak-anak berkembang melalui
interaksi sosial dengan orang-orang yang sudah terampil,
yang ditanamkan dalam suatu latar belakang sosial budaya
Zona Perkembangan Proximal
• Zone of Proximal Development (ZPD) adalah istilah Vygotsky
untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri
oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan
bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-
anak yang lebih terampil.
• Dengan ZPD ini, Vygotsky yakin pentingnya pengaruh ‘sosial’
dan ‘pengajaran’ terhadap perkembangan ‘kognitif’ seorang
anak.
• Sasaran pengajaran adalah batas zona yang lebih tinggi,
dimana anak dapat mencapai tujuan itu dengan bantuan
instrukturnya.
• ZPD adalah suatu ukuran potensi pembelajaran
• Pembelajaran di sini berarti suatu peristiwa sosial yang
bersifat interpersonal dan dinamis yang bergantung pada
paling sedikit dua pikiran, dimana yang satu lebih berilmu
atau lebih terlatih dari yang lain.
• Dengan pembelajaran dan praktek berkelanjutan yang
memadai, anak mengorganisasikan dan menguasai urutan-
urutan perilaku yang diperlukan untuk menguasai
keterampilan yang ditargetkan.
Apa yang bisa anda ajarkan pada anak dan seberapa cepat
anda mengajarinya tergantung pada apa yang telah dia
pelajari sebelumnya, dan seberapa baik dia mempelajarinya

Dalam proses pembelajaran: instruktur (guru) mentransfer


pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta–didik secara
bertahap melalui penjelasan, petunjuk, dan pendemonstrasian
sampai anak-didik secara memadai dapat mencapainya sendiri
Sekali sasaran telah tercapai, tujuan tersebut dapat menjadi
landasan bagi ZPD yang baru.
Vygotsky (1987), Cara Meningkatkan ZPD:

• Misalkan, secara IQ, seorang anak menunjukkan Usia Mental


(UM) 8 tahun.
– Menurut Vygotsky, guru tidak boleh berhenti pada level
tersebut.
– Untuk itu, guru perlu mencari jalan agar anak itu
mencoba memecahkan masalah untuk UM 9 tahun.
– Guru perlu memberikan bantuan, membuat demonstrasi,
pertanyaan pengarah, memperkenalkan hal-hal yang
dapat menjadi pemecah masalah.
• Dengan bantuan ini, anak akhirnya dapat memecahkan
masalah untuk anak Usia 12 tahun.
Scaffolding
• Teknik penyesuaian level support dan bimbingan pada
kemampuan anak
• Bila materi pembelajaran adalah hal yang baru bagi anak,
maka guru mungkin lebih banyak memberikan bimbingan.
• Sejalan dengan bertambahnya kemampuan anak, bimbingan
guru juga semakin dikurangi.

WHAT CHILDREN CAN DO TOGETHER


TO DAY, THEY CAN DO ALONE
TOMORROW
(Lev Vygotsky, 1962)
Penemuan dan Kesadaran
Tujuan setiap pengajaran seyogjanya menanamkan
dalam jiwa peserta didik rasa Penemuan dan
kesadaran, bukannya sekadar pendidikan di
permukaan saja karena, setiap kecakapan yang
berhasil dipelajari merupakan sebuah balok
bangunan Yang akan memperkuat proses
pembelajaran berikutnya.

1 4 7 2 3
Perkembangan Bahasa
Perkembangan Bahasa
• Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan
progresif dari perubahan yang teratur dan koheren
(Elizabeth B. Hurlock)
• Perkembangan bahasa anak usia dini ditempuh melalui
cara yang sitematis dan berkembang bersama-sama
dengan pertambahan usianya. (Elizabeth B. Hurlock)
Perkembangan Bahasa (Lanjutan)
• Pengembangan bahasa melibatkan aspek sensorimotor terkait
dengan kegiatan mendengar dan kecakapan memaknai, dan
produksi suara. Kondisi ini sudah dibawa mulai anak lahir (Cowlley).
• Kapasitas berbahasa telah dibawa setiap anak semenjak dilahirkan
yang diistilahkan sebagai “a language acquisition device program
into the brain”. Lingkungan yang selanjutnya yang turut
memperkaya bahasa anak dengan baik (Skinner).
Periode perkembangan bahasa
1. Reflexsive Vocalization
Usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih
berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin
menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.

2. Babling
Usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman
ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dgn sebelumnya,
tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan
keinginan atau perasaan si bayi.

3. Lalling
Usia 3 minggu - 2 bulan, mulai terdengar suara-suara namun belum
jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia
mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang,
seperti: “ba….ba…, ma..ma….”
Periode perkembangan bahasa .. Lanjutan

4. Echolalia
Usia 10 bulan Bayi mulai meniru suara-suara yang di dengar dari
lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau
isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.

5. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18
bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum
sempurna seperti orang dewasa.
Periode perkembangan bahasa (Lanjutan)
• Lundsteen
1. Tahap pralinguistik
• Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari
tenggorok.
• Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit,
misalnya ma, da, ba.
2. Tahap protolinguitik
• Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan
menunjukkan alat-alat tubuh.
• Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat
mencapai 200-300).
3. Tahap linguistik
• Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar
tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000
buah.
1. Perkembangan Pragmatik

• Usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari


luar, (Ex = wajah seseorang, tatapan mata, suara, dan
gelitikan). Ini disebut senyum sosial.
• Usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana
berupa suara balasan bila ibunya memberi tanggapan.
• Usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi
ibunya.
• Usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak-gerik orang,
mempelajari bentuk ekspresi wajah.
• Usia 6 bulan, bayi mulai tertarik dengan benda-benda
sehinga komunikasi menjadi komunikasi ibu, bayi, dan
benda-benda.
1. Perkembangan Pragmatik .. Lanjutan

• Usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan


keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai
dengan bunyi-bunyi tertentu yang mulai konsisten. (masa ini
sampai sekitar 18 bulan, peran gerak-gerik lebih menonjol
dengan penggunaan satu suku kata).
• Usia 2 tahun, anak kemudian memasuki tahap sintaksis
dengan mampu merangkai kalimat dua kata, bereaksi
terhadap pasangan bicaranya dan masuk dalam dialog
singkat. (Anak mulai memperkenalkan atau merubah topik
dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan
menangkap persepsi pendengar. Perilaku ibu yang fasilitatif
akan membantu anaknya dalam memperkenalkan topik
baru).
1. Perkembangan Pragmatik .. Lanjutan

• Lewat umur 3 tahun, anak mulai berdialog lebih lama


sampai beberapa kali giliran. Lewat umur ini, anak
mulai mampu mempertahankan topik yg selanjutnya,
mulai membuat topik baru.
• Hampir 50% anak 5 tahun dapat mempertahankan
topik melalui 12 kali giliran.
• Sekitar 36 bulan, terjadi peningkatan dalam keaktifan
berbicara dan anak memperoleh kesadaran sosial
dalam percakapan.
2. Perkembangan Semantik

• Umur 6-9 bulan anak telah mengenal orang atau benda


yang berada di sekitarnya. Leksikal dan pemerolehan
konsep berkembang pesat pada masa pra-sekolah.
• Terdapat indikasi bahwa anak dengan kosakata lebih
banyak akan lebih popular di kalangan teman-temannya.
Diperkirakan terjadi penambahan lima kata per-hari di
usia 1,5 sampai 6 tahun.
3. Perkembangan Sintaksis
• Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-
kira 18 bulan walau pada beberapa anak terlihat pada
usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun.
• Awalnya berupa kalimat 2 kata. Rangkaian dua kata,
berbeda dengan masa “kalimat satu kata”
sebelumnya yang disebut masa holofrastis. Kalimat 1
kata bisa ditafsirkan dengan mempertimbangkan
konteks penggunaannya.
4. Perkembangan Morfologi
• Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan
panjang ucapan rata-rata yang diukur dalam morfem.
• Panjang rata-rata ucapan, mean length of utterance (MLU)
adalah alat prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang
berbahasa.
• Dari usia 18 bulan - 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2
morfem per tahun.
• Penguasaan morfem mulai terjadi saat anak mulai
merangkai kata sekitar usia 2 tahun.
5. Perkembangan Fonologi
• Sebagian besar konstruksi morfologi anak akan tergantung
pada kemampuannya menerima dan memproduksi unit
fonologi.
• Selama usia prasekolah, anak tidak hanya menerima
inventaris fonetik dan sistem fonologi tapi juga
mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana
yang dipakai untuk membedakan makna.
• Pemerolehan fonologi berkaitan dgn proses konstruksi suku
kata yg terdiri dari gabungan vokal dan konsonan.
• Bahkan dalam babbling, anak menggunakan konsonan-vokal
(KV) atau konsonan-vokal-konsonan (KVK). Proses lainnya
berkaitan dgn asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi
dan produksi suara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa

1. Evolusi Biologi
• Noam Chomsky (1957), menegaskan bahwa setiap anak punya
language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak
untuk berbahasa.
• Tahun awal masa anak-anak merupakan periode yg penting untuk
belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak
terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam
menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup.
• Adanya periode penting dalam mempelajari bahasa  bisa
dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara.
• Menurut teori ini, jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun
kemungkinan akan berbicara bahasa negara yang baru dgn aksen
asing pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang berimigrasi sebagai
anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa ...
Lanjutan
2. Faktor kognitif
• Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir sampai
berumur 2 tahun. Anak mengenal dunianya melalui sensasi yg didapat
dari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang
berada di luar dirinya. (Ex = sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan
belaian halus ia rasakan), kedua hal ini membentuk suatu simbol dalam
proses mental  anak.
• Perekaman sensasi  non-verbal (simbolik) akan berkaitan dengan memori
asosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu logika. Bahasa simbolik
itu merupakan bahasa yg personal dan setiap bayi pertama kali
berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik.
Sehingga sering terjadi hanya ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh
anaknya dengan melihat/ mencermati bahasa simbol yg dikeluarkan oleh
anak.
• Simbol yg dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh ibu itulah yg nanti
membuat suatu asosiasi, (Ex = saat bayi lapar, ia menangis dan
memasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. mau
makan?”
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa ... Lanjutan

3. lingkungan luar
• Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa
tergantung dari stimulus dari lingkungan. Pada umumnya,
anak diperkenalkan bahasa sejak awal perkembangan
mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu cara ibu
atau orang dewasa, anak belajar bahasa melalui proses
imitasi dan perulangan dari orang-orang disekitarnya.
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak
• Secara mentali, pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi
masih berada dalam kandungan. Sang ibu bisa mengajak bayi
berkomunikasi tentang hal yang positif. Kontak batin antara
ibu dan janin akan tercipta dgn baik bila kondisi psikis ibu
dalam keadaan stabil.
• Orangtua bisa mengajak anak bercerita tentang kebesaran
Sang Pencipta dan alam ciptaan-Nya; mengenalkannya pada
kicau burung, kokok ayam, rintik hujan, desir angin; atau
membacakan kisah-kisah bijak.
• Seiring dengan berfungsinya alat artikulasi, yakni ketika anak
sudah mulai berceloteh dgn bunyi bilabial seperti [m] untuk
ma-ma, dan [p] untuk pa-pa, atau [b] untuk ba-ba, orangtua
sudah bisa melakukan interaksi bahasa dgn anak.
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak .. LANJUTAN
• Satu hal yang perlu diingat, ma-ma dan pa-pa sebagai celotehan
anak bukan merujuk pada makna kata secara harfiah yg berarti
ibu dan ayah, melainkan karena semata-mata bunyi konsonan
bilabial dan vokal [a] adalah bunyi yg mudah dikuasai pada saat
permulaan berujar..
• Semakin baik stimulus yg diberikan orang-tua, semakin positif
respon yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan
menyimak, orang-tua bisa menggunakan metode simak-dengar
dengan menyuguhi anak cerita yang disukainya.
• Penceritaan langsung tanpa menggunakan buku sekali-kali perlu
dilakukan untuk perubahan suasana. Bercerita langsung dgn kata-
kata sendiri yg dimengerti anak akan memberi efek lebih pada
penceritaannya. Kegiatan bercerita ini hendaknya dilakukan
dengan menggunakan bahasa ibu (bahasa pertama anak).
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak .. LANJUTAN
• Keterampilan menyimak akan berdampak
pada keterampilan berbicara.
• Stimulus orang-tua yg berupa data simakan
bagi anak bisa direspon dengan metode ulang-
ucap. Metode ini akan menunjukkan daya
serap anak thd cerita atau ujaran orangtua.
• Pada tahapan ini, orang-tua sebaiknya
mengubah posisi dari posisi pencerita menjadi
pendengar yang baik. Biarkan anak bercerita
dengan lugas menurut pemahamannya. Ini
membantu anak dalam proses berbicara.
Orang-tua jangan menuntut anak untuk
bercerita sesuai dengan gaya penceritaan
orang-tua.
Gangguan keterlambatan perkembangan
bahasa anak

Bila sampai usia 12 bulan sama sekali belum mengeluarkan


ocehan (babbling), sampai usia 18 bulan belum keluar kata
pertama yg cukup jelas, padahal sudah dirangsang dengan
berbagai cara, terlihat kesulitan mengatakan beberapa kata
konsonan, seperti tidak memahami kata-kata yang kita
ucapkan, serta terlihat berusaha sangat keras untuk
mengatakan sesuatu, misalnya sampai ngiler atau raut muka
berubah.
Gangguan keterlambatan perkembangan bahasa
anak (Lanjutan)

1. Disfasia
• Gangguan perkembangan bahasa yg tidak sesuai dengan
perkembangan kemampuan anak seharusnya.
• Gangguan ini muncul karena adanya ketidaknormalan pada
pusat bicara yang ada di otak.
• Anak dengan gangguan ini pada usia setahun belum bisa
mengucapkan kata spontan yang bermakna, (Ex = mama atau
papa).
• Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain)
sudah baik, tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan
suatu maksud) mengalami keterlambatan.
• Karena organ bicara sama dgn organ makan, maka biasanya anak
ini mempunyai masalah dgn makan atau menyedot susu dari
botol.
Gangguan keterlambatan perkembangan bahasa
anak (Lanjutan)

2. Gangguan disintegratif pada kanak-kanak (Childhood


Diintegrative Disorder / CDD)
• Pada usia 1-2 tahun, anak tumbuh dan berkembang dengan
normal, kemudian kehilangan kemampuan yang telah
dikuasainya dengan baik.
• Anak berkembang normal pada usia 2 tahun pertama seperti
kemampuan komunikasi, sosial, bermain dan perilaku.
Namun, kemampuan itu terganggu sebelum usia 10 tahun,
yang terganggu di antaranya adalah kemampuan bahasa,
sosial, dan motorik.
Gangguan keterlambatan perkembangan bahasa
anak (Lanjutan)
3. Sindrom Asperger
• Gangguan interaksi sosial ditambah gejala keterbatasan
dan pengulangan perilaku, ketertarikan, dan aktivitas.
• Anak dengan gangguan ini mempunyai gangguan kualitatif
dalam interaksi sosial.
• Ditandai dgn gangguan penggunaan beberapa komunikasi
non-verbal (mata, pandangan, ekspresi wajah, sikap
badan), tidak bisa bermain dgn anak sebaya, kurang
menguasai hubungan sosial dan emosional.
Gangguan keterlambatan perkembangan bahasa
anak (Lanjutan)
4. Gangguan Multisystem Development Disorder (MSDD)
• MSDD digambarkan dengan ciri-ciri mengalami problem
komunikasi, sosial, dan proses sensoris (proses penerimaan
rangsang indrawi).
• Ciri-cirinya yang jelas adalah reaksi abnormal, bisa kurang
sensitif atau hipersensitif terhadap suara, aroma, tekstur,
gerakan, suhu, dan sensasi indera lainnya.
• Sulit berpartisipasi dalam kegiatan dengan baik, tetapi bukan
karena tertarik, minat berkomunikasi dan interaksi tetap
normal tetapi tidak bereaksi secara optimal dalam interaksinya.
• Ada masalah yang terkait dengan keteraturan tidur, selera
makan, dan aktivitas rutin lainnya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai