Cognitive
Perkembangan Kognitif
• Marianne Moore, seorang pujangga Amerika abad 20 mengatakan
bahwa pikiran itu adalah ‘suatu hal yang memikat’. Pikiran
itu demikian memikatnya sehingga telah menjadi obyek pembahasan
banyak psikolog
• Dalam bagian ini kita akan mengemukakan bagaimana
perkembangan kognitif itu menurut dua tokoh yaitu :
• Jean Piaget (1896 – 1980)
• Lev Vygotsky (1896 – 1934)
Teori Jean Piaget
• Dalam mengkonstruksi pemikiran mereka, anak-anak
memakai skema-skema
• Menurut Piaget, skema adalah konsep atau kerangka pikir
yang ada dalam individu yang berfungsi dalam mengorganisir
atau menginterpretasikan informasi
• Piaget tertarik pada skema pikiran tersebut yang
memampukan anak-anak mengorganisir pengalaman-
pengalaman mereka sehari-hari
• Piaget (1952) mengemukakan bahwa ada dua proses sangat
penting dalam pembentukan skema pikir seorang anak, yaitu
ASIMILASI dan AKOMODASI
• Asimilasi terjadi ketika seorang anak menerima informasi baru
dan menyatukannya dengan pengetahuan yang telah ada.
Artinya anak-anak mengasimilasi lingkunganya terhadap skema
pikirannya
• Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri terhadap
informasi baru. Artinya anak-anak menyesuaikan skema pikirnya
dengan lingkungan
• Jean Piaget yakin bahwa kemampuan kognitif yang
memungkinkan pembentukan pengertian berkembang dalam
empat tahapan :
• 0-2 tahun : Tahap sensorimotor
• 2-7 tahun : Tahap Pra-Operasional
• 7-11 tahun : Tahap Operasional-Kongkrit
• 11 - ... Tahun : Tahap Operasional Formal
TAHAP 1: SENSORIMOTOR
• Berlangsung sejak lahir hingga saat anak
berusia 2 tahun
• Pada tahap ini, bayi membangun pengertian
atas dunianya dengan mengkoordinir
pengalaman-pengalaman sensorimotornya
seperti :
– Penglihatan
– Pendengaran
– Menyentuh atau meraih
(atau reaksi motorik lainnya)
– Menyadari dirinya adalah obyek
permanen
Tahap sensorimotorik terbagi 6 periode
1. Periode 1: Refleks (0 – 1 bulan)
2. Periode 2: Kebiasaan (1 – 4 bulan)
3. Periode 3: Reproduksi (4 – 8 bulan)
4. Periode 4: Koordinasi skemata (8 – 12 bulan)
5. Periode 5: Eksperimen (12 – 18 bulan)
6. Periode 6: Representasi (18 – 24 bulan)
TAHAP 2: PRA-OPERASIONAL
• Pemikiran anak
berkembang pesat
secara bertahap ke
arah tahap
konseptualisasi.
• Belum bisa berpikir
multidimensi.
TAHAP 3: OPERASIONAL KONKRIT
Asumsi Dasar
• Kognitif dan bahasa anak-anak berkembang dalam konteks
sosial budaya
• Perkembangan kognitif anak-anak berkembang melalui
interaksi sosial dengan orang-orang yang sudah terampil,
yang ditanamkan dalam suatu latar belakang sosial budaya
Zona Perkembangan Proximal
• Zone of Proximal Development (ZPD) adalah istilah Vygotsky
untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri
oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan
bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-
anak yang lebih terampil.
• Dengan ZPD ini, Vygotsky yakin pentingnya pengaruh ‘sosial’
dan ‘pengajaran’ terhadap perkembangan ‘kognitif’ seorang
anak.
• Sasaran pengajaran adalah batas zona yang lebih tinggi,
dimana anak dapat mencapai tujuan itu dengan bantuan
instrukturnya.
• ZPD adalah suatu ukuran potensi pembelajaran
• Pembelajaran di sini berarti suatu peristiwa sosial yang
bersifat interpersonal dan dinamis yang bergantung pada
paling sedikit dua pikiran, dimana yang satu lebih berilmu
atau lebih terlatih dari yang lain.
• Dengan pembelajaran dan praktek berkelanjutan yang
memadai, anak mengorganisasikan dan menguasai urutan-
urutan perilaku yang diperlukan untuk menguasai
keterampilan yang ditargetkan.
Apa yang bisa anda ajarkan pada anak dan seberapa cepat
anda mengajarinya tergantung pada apa yang telah dia
pelajari sebelumnya, dan seberapa baik dia mempelajarinya
1 4 7 2 3
Perkembangan Bahasa
Perkembangan Bahasa
• Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan
progresif dari perubahan yang teratur dan koheren
(Elizabeth B. Hurlock)
• Perkembangan bahasa anak usia dini ditempuh melalui
cara yang sitematis dan berkembang bersama-sama
dengan pertambahan usianya. (Elizabeth B. Hurlock)
Perkembangan Bahasa (Lanjutan)
• Pengembangan bahasa melibatkan aspek sensorimotor terkait
dengan kegiatan mendengar dan kecakapan memaknai, dan
produksi suara. Kondisi ini sudah dibawa mulai anak lahir (Cowlley).
• Kapasitas berbahasa telah dibawa setiap anak semenjak dilahirkan
yang diistilahkan sebagai “a language acquisition device program
into the brain”. Lingkungan yang selanjutnya yang turut
memperkaya bahasa anak dengan baik (Skinner).
Periode perkembangan bahasa
1. Reflexsive Vocalization
Usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih
berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin
menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
2. Babling
Usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman
ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dgn sebelumnya,
tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan
keinginan atau perasaan si bayi.
3. Lalling
Usia 3 minggu - 2 bulan, mulai terdengar suara-suara namun belum
jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia
mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang,
seperti: “ba….ba…, ma..ma….”
Periode perkembangan bahasa .. Lanjutan
4. Echolalia
Usia 10 bulan Bayi mulai meniru suara-suara yang di dengar dari
lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau
isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
5. True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18
bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum
sempurna seperti orang dewasa.
Periode perkembangan bahasa (Lanjutan)
• Lundsteen
1. Tahap pralinguistik
• Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari
tenggorok.
• Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit,
misalnya ma, da, ba.
2. Tahap protolinguitik
• Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan
menunjukkan alat-alat tubuh.
• Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat
mencapai 200-300).
3. Tahap linguistik
• Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar
tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000
buah.
1. Perkembangan Pragmatik
1. Evolusi Biologi
• Noam Chomsky (1957), menegaskan bahwa setiap anak punya
language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak
untuk berbahasa.
• Tahun awal masa anak-anak merupakan periode yg penting untuk
belajar bahasa (critical-period). Jika pengenalan bahasa tidak
terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam
menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup.
• Adanya periode penting dalam mempelajari bahasa bisa
dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam berbicara.
• Menurut teori ini, jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun
kemungkinan akan berbicara bahasa negara yang baru dgn aksen
asing pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang berimigrasi sebagai
anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa ...
Lanjutan
2. Faktor kognitif
• Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari lahir sampai
berumur 2 tahun. Anak mengenal dunianya melalui sensasi yg didapat
dari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang
berada di luar dirinya. (Ex = sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan
belaian halus ia rasakan), kedua hal ini membentuk suatu simbol dalam
proses mental anak.
• Perekaman sensasi non-verbal (simbolik) akan berkaitan dengan memori
asosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu logika. Bahasa simbolik
itu merupakan bahasa yg personal dan setiap bayi pertama kali
berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik.
Sehingga sering terjadi hanya ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh
anaknya dengan melihat/ mencermati bahasa simbol yg dikeluarkan oleh
anak.
• Simbol yg dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh ibu itulah yg nanti
membuat suatu asosiasi, (Ex = saat bayi lapar, ia menangis dan
memasukkan tangan ke mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. mau
makan?”
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa ... Lanjutan
3. lingkungan luar
• Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa
tergantung dari stimulus dari lingkungan. Pada umumnya,
anak diperkenalkan bahasa sejak awal perkembangan
mereka, salah satunya disebut motherse, yaitu cara ibu
atau orang dewasa, anak belajar bahasa melalui proses
imitasi dan perulangan dari orang-orang disekitarnya.
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak
• Secara mentali, pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi
masih berada dalam kandungan. Sang ibu bisa mengajak bayi
berkomunikasi tentang hal yang positif. Kontak batin antara
ibu dan janin akan tercipta dgn baik bila kondisi psikis ibu
dalam keadaan stabil.
• Orangtua bisa mengajak anak bercerita tentang kebesaran
Sang Pencipta dan alam ciptaan-Nya; mengenalkannya pada
kicau burung, kokok ayam, rintik hujan, desir angin; atau
membacakan kisah-kisah bijak.
• Seiring dengan berfungsinya alat artikulasi, yakni ketika anak
sudah mulai berceloteh dgn bunyi bilabial seperti [m] untuk
ma-ma, dan [p] untuk pa-pa, atau [b] untuk ba-ba, orangtua
sudah bisa melakukan interaksi bahasa dgn anak.
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak .. LANJUTAN
• Satu hal yang perlu diingat, ma-ma dan pa-pa sebagai celotehan
anak bukan merujuk pada makna kata secara harfiah yg berarti
ibu dan ayah, melainkan karena semata-mata bunyi konsonan
bilabial dan vokal [a] adalah bunyi yg mudah dikuasai pada saat
permulaan berujar..
• Semakin baik stimulus yg diberikan orang-tua, semakin positif
respon yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan
menyimak, orang-tua bisa menggunakan metode simak-dengar
dengan menyuguhi anak cerita yang disukainya.
• Penceritaan langsung tanpa menggunakan buku sekali-kali perlu
dilakukan untuk perubahan suasana. Bercerita langsung dgn kata-
kata sendiri yg dimengerti anak akan memberi efek lebih pada
penceritaannya. Kegiatan bercerita ini hendaknya dilakukan
dengan menggunakan bahasa ibu (bahasa pertama anak).
Langkah-langkah untuk membantu Perkembangan
Bahasa Anak .. LANJUTAN
• Keterampilan menyimak akan berdampak
pada keterampilan berbicara.
• Stimulus orang-tua yg berupa data simakan
bagi anak bisa direspon dengan metode ulang-
ucap. Metode ini akan menunjukkan daya
serap anak thd cerita atau ujaran orangtua.
• Pada tahapan ini, orang-tua sebaiknya
mengubah posisi dari posisi pencerita menjadi
pendengar yang baik. Biarkan anak bercerita
dengan lugas menurut pemahamannya. Ini
membantu anak dalam proses berbicara.
Orang-tua jangan menuntut anak untuk
bercerita sesuai dengan gaya penceritaan
orang-tua.
Gangguan keterlambatan perkembangan
bahasa anak
1. Disfasia
• Gangguan perkembangan bahasa yg tidak sesuai dengan
perkembangan kemampuan anak seharusnya.
• Gangguan ini muncul karena adanya ketidaknormalan pada
pusat bicara yang ada di otak.
• Anak dengan gangguan ini pada usia setahun belum bisa
mengucapkan kata spontan yang bermakna, (Ex = mama atau
papa).
• Kemampuan bicara reseptif (menangkap pembicaraan orang lain)
sudah baik, tapi kemampuan bicara ekspresif (menyampaikan
suatu maksud) mengalami keterlambatan.
• Karena organ bicara sama dgn organ makan, maka biasanya anak
ini mempunyai masalah dgn makan atau menyedot susu dari
botol.
Gangguan keterlambatan perkembangan bahasa
anak (Lanjutan)