Anda di halaman 1dari 9

ISSN

E-ISSN
DOI
COMPREHENSIVE JOURNAL OF ISLAMICSOCIALSTUDIES

PERBANDINGAN KONSTITUSI EKONOMI INDONESIA


SEBELUM REFORMASI DAN PASCA REFORMASI
Yaoma Tertibi 1 , Amanda Carolina Dara Aprilia 2
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar 1 , Universitas Nahdlatul Ulama Blitar 2 ,
_________________yaoma.tertibi@gmail.com 1 , amandacdr44@gmail.com 2 _______________
ABSTRAK _________Abstrak___________________________________________________________
Hasil Perbandingan antara konstitusi ekonomi dalam UUD 1945 sebelum
amandemen dan UUD 1945 pasca amandemen khususnya pasal 33 adalah
sebagai berikut : 1. Bahwa pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 tetap redaksinya, dan ini
menunjukkan bahwa negara ini tetap sebisa mungkin bertahan terhadap sistem
ekonomi sosialis yang lebih berat terhadap pemerintah, mementingkan kepentingan bersama daripada
kepentingan individu, kepemilikan negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak, ada perekonomian yang berasas kekeluargaan. 2. Bahwa ayat 4
dalam pasal 33 UUD 1945 hasil amandemen telah menjadikan kecenderungan baru dalam
perekonomian Indonesia, dari yang sebelumnya sosialis murni menjadi perpaduan antara sosialis dan
liberalis, dimana prinsip-prinsip efisiensi yang menjadi ciri khas dari ekonomi liberalis diakui dan
dimasukkan ke dalam sistem perekonomian kita. Sehingga semakin membuka peluang praktik-praktik
ekonomi liberal dan neoliberal dalam peraturan perundang-undangan dibawahnya. Hal ini tentunya bisa
berarti baik dan juga buruk, namun tidak ada sistem yang sempurna, selalu ada kekurangan dan
kelebihan. Menjadi tugas kita untuk memaksimalkan kelebihan-kelebihannya dan mencoba sedapat
mungkin untuk meminimalkan dampak buruknya. Karena hal itu sudah memutuskan dalam Undang-
Undang Dasar kita, sehingga harus kita tentunya bisa berarti baik dan juga buruk, namun tidak ada
sistem yang sempurna, selalu ada kekurangan dan kelebihan. Menjadi tugas kita untuk memaksimalkan
kelebihan-kelebihannya dan mencoba sedapat mungkin untuk meminimalkan dampak buruknya. Karena
hal itu sudah diputuskan dalam Undang-Undang Dasar kita, sehingga kita harus menjalankannya
dengan baik. Dan bila kita merasa ada kekurangan-kekurangan yang ada dalam sistem yang kita pilih,
maka kita bisa untuk menginisiasi perubahan dalam sistem ekonomi kita. Kita ajukan perubahan
perubahan kebijakan dasar ekonomi kita di dalam konstitusi sebagaimana prosedur dalam pasal 37
Undang-Undang Dasar 1945.
_________________Kata Kunci : Perbandingan, Konstitusi Ekonomi, Reformasi____________________
_________________Abstrak_____________________________________________________________
Hasil perbandingan antara konstitusi ekonomi pada UUD 1945 sebelum amandemen dengan
UUD 1945 setelah amandemen khususnya pasal 33 adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3 tetap
disunting, dan hal ini menunjukkan bahwa negara ini tetap sama sekuat tenaga melawan sistem perekonomian
sosialis yang lebih memberatkan pemerintah, mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan
perseorangan, terdapat kepemilikan negara atas cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup
orang banyak, terdapat perekonomian yang berdasarkan kekerabatan . 2. Bahwa ayat 4 Pasal 33 UUD 1945 akibat
amandemen telah menimbulkan suatu kecenderungan baru dalam perekonomian Indonesia, dari yang tadinya murni
sosialis menjadi campuran sosialis dan liberalis, yang di dalamnya mengedepankan prinsip efisiensi yang menjadi
ciri khasnya. perekonomian liberalis diakui dan dimasukkan dalam sistem perekonomian Kita. Sehingga membuka
peluang lebih besar bagi praktik ekonomi liberal dan neoliberal pada peraturan perundang-undangan di bawah ini.
Hal ini tentu bisa berarti baik dan buruk, namun tidak ada sistem yang sempurna, selalu ada kelebihan dan
kekurangannya. Tugas kita adalah memaksimalkan keuntungan dan berusaha semaksimal mungkin meminimalkan
dampak negatifnya. Karena sudah diputuskan di kita
Konstitusi, jadi kita tentunya harus bisa mengartikan baik dan buruk, namun tidak ada sistem
yang sempurna, selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Tugas kita adalah memaksimalkan
keuntungan dan berusaha semaksimal mungkin meminimalkan dampak negatifnya. Karena
sudah diputuskan dalam konstitusi kita, maka kita harus melaksanakannya dengan baik. Dan
jika kita merasa ada kekurangan pada sistem yang kita pilih, maka kita bisa memulai
perubahan pada sistem perekonomian kita. Kami mengusulkan perubahan kebijakan dasar

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


1
1
ekonomi kita dalam konstitusi sesuai prosedur dalam Pasal 37 UUD 1945.
Kata Kunci : Perbandingan, Konstitusi Ekonomi, Reformasi
Pendahuluan komunis karena memang kedua sistem ini
yang sekarang berada dalam pendulum
Konstitusi merupakan ilmu yang bisa hegemoni dunia, sehingga mampu menjadi
Disebut masih baru dan belum banyak sentrum dari setiap gerakan-gerakan
sarjana yang membahasnya, sehingga ekonomi di dunia modern ini, walaupun
keberadaannya buku-buku ekonomi yang sebenarnya banyak juga sistem ekonomi
membahasnya pun juga masih jarang kita selain dari kedua sistem diatas. Indonesia
temui di literatur-literatur yang beredar. dalam perjalanannya telah mengalami
Namun sebenarnya ilmu merupakan sebuah berbagai macam pergantian konstitusi. Mulai
ilmu yang penting dipelajari karena akan dari Undang-Undang Dasar 1945 berubah
memberikan sumbangsih yang besar menjadi Undang-Undang Dasar Serikat
terhadap pembangunan ekonomi di suatu 1949, lalu tidak lama kemudian setelah 8
negara. Dengan mempelajari materi ini kita bulan berubah lagi menjadi Undang-Undang
akan mampu melihat gambaran besar dari Dasar Sementara (UUDS) 1950. Pada bulan
perekenomian negara secara makro, Juli 1959 kita kembali ke UUD 1945 dengan
trennya, dan sistemnya, sehingga Dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden
diharapkan dapat membuat kita mampu Soekarno, dan pada tahun-tahun reformasi
memprediksi nasib bangsa itu selanjutnya. telah terjadi perubahan sebanyak 4 kali,
Hampir setiap negara di dunia ini, saat ini yakni pada tahun 1999, 2000, 2001 dan
mengaku sebagai negara hukum. Dan 2002. Perubahan-perubahan tersebut telah
syarat fudamental dari suatu negara membawa dampak berubahnya sistem
dikatakan sebagai negara hukum adalah ketatanegaraan kita. Bahkan perubahan itu
keberadaan konstitusi di negara tersebut. seringkali kita rasakan sangat radikal dan
mempunyai peranan yang besar dalam tak jarang membuat kita menjadi kaya
negara hukum, karena ia menjadi aturan budaya. Perubahan-perubahan itu tidak
utama dari berjalannya sistem hanya terjadi dalam bidang ketatanegaraan,
ketatanegaraan negara a quo yang disetujui namun juga dalam hal ekonomi. Hal ini
oleh mayoritas warga negara sebagai dapat kita rasakan setelah kita
sebuah kesepakatan Konstitusi bersama membandingkan UUD-UUD tersebut,
(prinsip umum). Konstitusi ekonomi terutama dalam perubahan UUD sebelum
merupakan pasal-pasal dalam konstitusi reformasi dan UUD pasca Reformasi.
yang secara langsung maupun tidak Pembahasan ini bertujuan untuk
langsung mengatur tentang perekonomian memberikan gambaran tentang
suatu negara. Dari pasal-pasal ini kita akan amandemen konstitusi yang dilakukan
mampu mengetahui arah kebijakan ekonomi sebanyak 4 kali selama masa reformasi ini
suatu negara secara makro. Karena telah memberikan dampak besar terhadap
bagaimanapun konstitusi adalah ibarat arah perekonomian Indonesia, dari negara-
pondasi, 3 yang dari pondasi itu kita akan negara yang kecenderungannya adalah
mampu melihat jadinya bangunan seperti ekonomi sosialis berpindah ke negara-
apa, karena setiap bagian dari bangunan itu negara dengan kecenderungan liberal.
akan bersandar Banyak hal-hal yang berbeda disebabkan
kepada pondasi tersebut. Konstitusi ekonomi oleh amandemen pasal 33 UUD 1945 ini.
negara-negara modern sekarang ini Mulai dari terbukanya kran liberalisme
seringkali didikotomikan dalam konstitusi ekonomi di indonesia, privatisasi
ekonomi liberal-kapitalis perusahaan negara, privatisasi cabang-
melawan konstitusi ekonomi sosialis- cabang produksi yang penting bagi negara

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


dan menguasai hajat hidup orang banyak, penelitian ini berbentuk yaitu Yuridis
dan lain-lain, yang mestinya harus mendapat Normatif. Penelitian ini fokus dalam
perhatian dari para pemerhati hukum dan penelaahan konstitusi dalam pasal-pasal
ekonomi di Indonesia. Hal ini penting tentang ekonomi, baik secara langsung
dilakukan untuk mengukur efektivitas dan maupun tidak langsung. Penelitian ini
efisiensi kebijakan ekonomi baru pasca menggunakan pendekatan komparasi
amandemen UUD 1945 tersebut, bila itu (Comparative Approach) yaitu dengan
berdampak baik terhadap 4 membandingkan antara Konstitusi Negara
produktivitas negara, Indonesia sebelum reformasi dan konstitusi
memperkuat fundamental ekonomi, dapat negara indonesia pasca reformasi.
lebih mensejahterakan rakyat , maka sudah
sepatutnya kebijakan itu diperbarui dan
dilengkapi, namun bila sebaliknya, maka
sudah sepatutnya kebijakan itu harus dikaji
fokuskan pembahasan kita dan lebih
Hasil dan pembahasan memperdalam pembahasan kita.
1. Perbandingan Perekonomian Nasional Perekenomian nasional dalam UUD 1945
dalam UUD 1945 sebelum diamandemen sebelum amandemen diatur dalam pasal 33
dan Sesudah Amandemen. UUD 1945 dengan bunyi sebagai berikut : Pasal 33 (1)
diberlakukan lagi sebagai konstitusi Perekonomian disusun sebagai usaha
Indonesia setelah adanya dekrit presiden 5 bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Juli 1959 dikarenakan dewan konstituante (2) Cabang-cabang produksi yang penting
yang diberi tugas untuk merumuskan dan bagi negara dan yang menguasai hajat
mengesahkan konstitusi yang baru sebagai hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
perubahan dari UUDS 1950 tidak mampu (3) Bumi dan udara dan kekayaan alam
melakukannya dengan baik. Sejak saat itu yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
UUD 1945 berlaku lagi sampai orde baru negara dan dimanfaatkan untuk
tumbang dan munculnya era reformasi, baru kemakmuran rakyat sebesar-besarnya.
pada era reformasi ini dilakukan Pasal 33 UUD 1945 yang asli ini
amandemen 1945 sebanyak 4 kali. Tanpa dimasukkan ke dalam Bab Kesejahteraan
bermaksud menafikan perubahan dalam Sosial bersama dengan Pasal 34 yang
UUD serikat pekerja 1949 dan UUD 1950, berbunyi : Fakir miskin dan anak-anak yang
penulis hendak terlantar dipelihara oleh negara. UUD 1945
membandingkan hanya UUD 1945 sebelum hasil amandemen berbunyi sebagai berikut :
diamandemen dengan UUD 1945 yang telah Pasal 33 (1)
diamandemen selama reformasi. Hal ini Perekonomian disusun sebagai usaha
dimaksudkan untuk lebih ulang untuk
kemudian diambil kebijakan baru yang lebih
baik.

Metode dan metode penelitian


Tulisan ini merupakan hasil penelitian
normatif dengan pendekatan perbandingan
hukum. Yakni hukum ekonomi yang ada
dalam konstitusi negara kesatuan republik
Indonesia sebelum amandemen (UUD 1945
asli) dan Konstitusi ekonomi dalam UUD
1945 hasil amandemen di era reformasi.

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


1
1
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. memberikan porsi yang besar kepada
(2) Cabang-cabang produksi yang penting negara/pemerintah
bagi negara dan yang menguasai hajat untuk menangani permasalahan ekonomi.
hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Pasal 33 UUD 1945 pasca amandemen
(3) Bumi dan udara dan kekayaan alam sudah mulai bergeser dari sosialis murni ke
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh arah liberalisme, hal ini bisa kita lihat dalam
negara dan dimanfaatkan untuk tambahan ayat dalam pasal tersebut yakni
kemakmuran rakyat sebesar- dalam ayat ke 4. Dalam ayat tersebut
besarnya. (4) memasukkan unsur-unsur ekonomi lain
Perekonomian nasional diselenggarakan selain sosialisme, semisal ekonomi berbasis
berdasarkan atas demokrasi ekonomi lingkungan yang tertuang dalam kata-kata
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berwawasan lingkungan. Dan yang
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan terpenting dari tambahan itu ada dalam frasa
lingkungan, kemandirian, serta dengan “efisiensi berkeadilan”. Prinsip efisiensi yang
menjaga keseimbangan kemajuan dan ada dalam frasa tersebut sebenarnya berisi
kesatuan ekonomi nasional.'''' 6 (5) nilai-nilai liberalisme. Dimana ekonomi tidak
Ketentuan lebih lanjut mengenai hanya membahas tentang kesejahteraan
pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang- bersama namun juga harus efisien. Efisiensi
undang. '''' Pasal 33 tersebut ini sebenarnya berasal dari paham liberal,
dimasukkan ke dalam Bab dimana dalam liberalisme keuntungan
Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial adalah segalanya sehingga untuk
bersamaan dengan pasal 34 yang berbunyi : mendapatkan itu maka harus ada efisiensi,
Pasal 34 (1) Fakir miskin dan anak-anak bahkan se-efisien mungkin agar
yang terlantar diasuh oleh negara.'''' (2) mendapatkan keuntungan yang
Negara mengembangkan sistem jaminan sebesarbesarnya. 7 Proses perubahan UUD
sosial bagi seluruh rakyat dan 1945 khususnya dalam bidang ekonomi ini
memberdayakan masyarakat yang lemah sebenarnya sedang berjalan banyak dan
dan tidak mampu sesuai dengan martabat terdapat beberapa kontroversi yang tajam,
kemanusiaan.'''' (3) Negara bertanggung para ekonom yang idealis dan anti
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan liberalisme-kapitalisme, seperti Mubyarto,
kesehatan dan fasilitas umum pelayanan Dawam Raharjo, Edi Swasono, Revrisond
yang layak.'''' (4) Ketentuan lebih lanjut Baswir, Ichsanuddin Noersy, Rizal Ramli
mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dan lainlain berpendapat bahwa
dalam undangundang.'''' 2. Analisis perekonomian Indonesia kedepannya harus
Perbandingan Pasal 33 sebelumnya disetting menjadi sistem sosialisme pasar
amandemen cenderung mengiblat ke sistem yang sendiri tak akan membiarkan
ekonomi sosialis dalam masalah ekonomi mekanisme pasar berjalan tanpa adanya
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. campur tangan dan negara. Mereka
Hal itu dapat kita lihat dari berbagai ayat berpandangan bahwa : 1. keterlibatan
yang ada dalam pasal tersebut, pertama Indonesia dalam
tentang ekonomi kekeluargaan, cabang- perdaganganan bebas harus dibatasi, agar
cabang produksi yang penting dan pasar dalam negeri Indonesia tidak dikuasai
menguasai hajat hidup orang banyak negara lain dan agar produksi dalam negeri
dikuasai oleh negara dan penguasaan kita tidak mati. 2.menginginkan adanya
kekayaan alam kita mutlak menjadi milik kita kemandirian
dan digunakan untuk kepentingan rakyat. ekonomi Indonesia, dan mengurangi
Pasal perekonomian nasional ini sangat ketergantungan kita kepada negara lain
bercorak sosialis karena memang lebih seperti Amerika. 3. Kebijakan moneter tidak

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


boleh dibiarkan mengambang dan kebijakan pemahaman yang berbeda, satu pihak
perangkat tidak boleh dibiarkan ingin konstitusi ekonomi indonesia kedepan
mengambang tetap bercorak sosialis sebagaimana aslinya,
terlalu terbuka. 4. persaingan yang terjadi dan menganggap tidak perlu ada perubahan
dalam pasar yang tidak seimbang justru dalam pasal tersebut, karena sudah sesuai
akan merugikan pihak-pihak yang dengan apa yang diinginkan oleh para
bersangkutan founding father Negara Kesatuan Republik
lemah terutama orang-orang miskin 5. Indonesia pada waktu itu. Dan dipihak lain
BUMN harus menjadi pilar utama dan menginginkan adanya perubahan dalam
terpenting dalam pertumbuhan sistem perekonomian Indonesia sehingga
perekonomian nasional. 6. Koperasi mampu bersaing dengan negara-negara lain
dijadikan soko guru dalam perkembangan dalam kancah perekonomian global. Para
ekonomi masyarakat Para ekonom dari pakar ekonomi yang idealis tersebut
golongan pragmatis lebih sepakat dengan memandang bahwa perekonomian tidak
ekonomi indonesia yang bersifat liberal atau berjalan baik pada saat Undang-Undang
neo-liberal. Diantara para ekonom itu adalah Dasar Tahun 1945 yang asli diberlakukan
Boediono, Sri Mulyani, Syahrir, Sri bukan karena jeleknya konsep ekonomi dari
adiningsih, Mohammad Ichsan, Widjojo UUD 1945 tersebut, namun terjadi karena
Nitisastro dan banyak ekonom lainnya. penyimpangan dalam praktiknya. Mereka
Mereka mengartikan beberapa hal sebagai beranggapan bahwa UUD 1945 yang asli
berikut : 1. globalisasi adalah hal yang saja, yang bercorak sosialis, dalam
tidak bisa dibendung lagi, sehingga mau prakteknya terjadi penyelewengan. dan
atau pun tidak mau ekonomi Indonesia akan banyak peraturan- peraturan, baik di tingkat
terintegrasi ke dalam perekonomian daerah; Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
2. hubungan antar negara pada saat ini maupun peraturan- peraturan dibawahnya
bukan tentang negara mana yang yang secara materi tidak sesuai dengan
bergantung dengan negara yang lain, tapi pasal ekonomi UUD 1945 tersebut, bahkan
sudah menjadi negara yang saling dalam banyak praktik yang tidak sesuai juga,
bergantung dalam rantai pasokan global. 3. sehingga ekonomi Indonesia ambruk karena
Keterlibatan Negara kita Indonesia dengan krisis 1998. Apalagi bila UUD 1945 asli itu
pasar bebas sudah tidak mungkin lagi pasal ekonominya diganti dengan pasal baru
dihindari; 4. bila keterlibatan Indonesia yang bercorak liberalis-kapitalis maka tentu
dalam pasar bebas dihentikan, maka akan akan lebih buruk kondisi perekonomian di
ada makna yang lebih buruk; 8 5. Indonesia. Perekonomian di Indonesia
kebijakan moneter mengambang (floating) hanya akan menikmati segelintir oligarki
dan devisa terbuka adalah keharusan yang pemegang modal dan para keluarga
harus dijalani; 6. persaingan dan efisiensi politikus pemburu rente, sedangkan nasib
merupakan kunci pokok dalam banyak rakyat akan tetap dalam
pengembangan ekonomi; 7. BUMN di kesejahteraan yang minus. Para ekonom
seluruh dunia tidak menjamin adanya prinsip idealis ini lebih sepakat bahwa yang harus
efisiensi, dan tidak menjamin adanya dibenahi adalah praktik ekonomi harus
keadilan antar pelaku usaha, oleh karena itu disesuaikan dengan Undang-Undang Dasar
harus dilakukan privatisasi. Dalam yang asli dan dijalankan dengan konsekuen
pembahasan amandemen pasal ekonomi, maka kesejahteraan ekonomi bersama yang
khususnya pasal 33 memang dilakukan kita cita-citakan akan terwujud. Kesalahan
dalam suasana yang penuh kontroversi. adalah pada praktek, bukan pada konsep
Karena pecahnya para ekonominya. Di sisi lain, para ekonom
anggota tim pembahas dalam 2 kutub pragmatis memandang bahwa Badan Usaha

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


1
1
Milik Negara (BUMN) tidak dapat diandalkan bersama atas dasar kekeluargaan pasca
dalam upaya memajukan perekonomian amandemen tidak lagi hanya dimaknai
nasional, karena sebagai koperasi maupun BUMN, namun
BUMN seringkali merugi dan bahkan lebih dimaknai bahwa sistem
meminta penambahan modal penyertaan perekonomian nasional secara umum harus
dari Negara. Jangankan negara disusun sedemikian rupa untuk mewujudkan
mendapatkan keuntungan dari praktik kesejahteraan bersama. Jadi bentuk subyek
tersebut, malah negara dirugikan dengan hukum ekonominya tidak harus selalu
selalu koperasi atau BUMN, 1 10
menambahkan modal penyertaan namun namun juga bisa perorangan maupun badan
BUMN selalu merugi. Oleh karena itu hukum privat seperti perseroan terbatas.
diperlukan prinsip efisiensi agar negara bisa Yang terpenting siapapun subjek hukum
mendapatkan keuntungan yang maksimal. ekonominya harus ada dalam koridor
BUMN seringkali hanya diisi jarajaran yang kesejahteraan bersama. Banyak koperasi
diarahkan dan komisarisnya oleh para yang tidak ideal, yang hanya digunakan oleh
pendukung rezim yang berkuasa pada waktu segelintir orang untuk meraup keuntungan
kampanye, sehingga bukan merupakan pribadi dan tidak mensejahterakan
orang yang profesional di bidangnya. anggotanya, bahkan banyak badan hukum
Bagaimana mungkin suatu perusahaan akan koperasi yang digunakan sebagai modus
mendapatkan keuntungan bila posisi-posisi penipuan, disisi lain banyak perusahaan
strategisnya hanya diisi oleh orang-orang swasta (Badan Usaha Milik Swasta /BUMS)
yang tidak profesional. Dan seringkali BUMN yang berkembang baik kemudian
ini mengambil kebijakan-kebijakan yang menyampaikan CSR (Corporate Social
tidak menguntungkan secara bisnis namun Responsibility) kepada masyarakat. Oleh
menguntungkan sebagian bagi petinggi karena itu, ayat 1 pasal 33 UUD 1945 ini
perusahaan atau para pemimpin partai tidak lagi hanya berbentuk koperasi, tapi
politik. Pembahasan kedua kubu ini akhirnya juga bisa berbentuk badan hukum lain, yang
tidak menemukan titik temu dan bahkan penting tetap dalam koridor sistem ekonomi
menjadikan Prof. Mubyarto sebagai Indonesia yang diusahakan secara bersama
Pemimpin Tim Ahli Ekonomi dan demi kesejahteraan bersama. Badan
kemunduran diri dari Usaha Milik Swasta agar dapat dinikmati
keanggotaan tim1 , karena yakin keputusan manfaatnya bersama harusnya bisa dengan
akan diambil melalui voting dan menerapkan pembelian saham dalam porsi
kemungkinan besar suara para ekonom tertentu oleh para karyawannya yang
idealis akan kalah. Dan akhirnya biasanya dikenal dengan manajemen dan
dikompromikan bahwa pasal 33 tidak pembelian karyawan (M/EBO). Jadi
dirubah, namun ditambahi 2 ayat. 3 ayat karyawan tidak hanya mendapat keuntungan
yang pertama tetap kemudian ditambahi 1 dari pekerjaannya setiap hari, tetapi dalam
ayat tentang prinsip-prinsip ekonomi. porsi tertentu mendapat keuntuggannya atas
Perubahan pasal 33 UUD 1945 ini kepemilikan saham di mana mereka bekerja.
berdampak besar terhadap haluan Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 tentang “cabang-
perekonomian Indonesia, bahkan ini cabang produksi yang penting bagi negara
dirasakan dalam perubahan beberapa pasal dan yang menguasai hajat hidup orang
yang lain semisal dalam pasal keuangan banyak dikuasai oleh negara” juga
negara, pengakuan dan perlindungan hak mengalami perubahan penafsiran.
milik pribadi sebagaimana termaktub dalam Penguasaan negara terhadap cabang
pasal 28H ayat (4). Penafsiran dalam pasal produksi a quo juga diartikan berbeda
33 UUD 1945 ayat (I) tentang usaha dengan arti penguasaan pada waktu

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


sebelum amandemen. Jika dulu penguasaan seringkali merugi dan terlalu banyak anak
diartikan sebagai penguasaan yang mutlak, perusahaannya namun malah sering merugi
harus 100 persen dikuasai negara, sekarang dan menyebabkan kerugian pada keuangan
penafsiran ini kuat, yang penting negara negara dengan harus melakukan
masih bisa mengendalikan perusahaan penalangan melalui modal penyertaan
cabang-cabang produksi a quo. Jadi negara selanjutnya bisa dipandang dalam sudut
tidak harus menjadi penguasa tunggal, tapi pandang ideologis atau sudut pandang
yang penting negara sebagai penguasa teknis. Jika kita mengikuti sudut pandang
mayoritas saham, sehingga arah ideologis seperti pandangan para kaum
perusahaan itu dapat ditentukan oleh negara liberal dan neoliberal tentunya perusahaan
sesuai kepentingan masyarakat Indonesia. itu harus diprivatisasi, dan itu sebagai satu-
Disini ada peluang bagi individu maupun satunya jalan. Karena memandang bahwa
badan hukum swasta untuk menguasai negara tidak boleh ikut campur dalam
perusahaan yang bergerak dalam cabang- urusan ekonomi, negara hanya berhak
cabang produksi yang penting bagi negara mengurusi hal-hal yang ramah lingkungan
dan menguasai hajat hidup orang banyak keamanan negara saja, dan wilayah
dalam proporsi yang telah ditentukan. ekonomi menjadi wilayar privat dari masing-
Privatisasi sebagian ini diharapkan dapat masing individu warga negara. Dan inilah
meningkatkan efisiensi BUMN dan adanya yang seringkali dipakai di kebanyakan
peningkatan produksi barang dan jasa yang negara sehingga muncul privatisasi besar-
dianggap penting dan menguasai hajat besaran sejak tahun 1970-an. Namun, bila
hidup orang banyak tersebut. 11 Penentuan kita melihat masalah tersebut dari sudut
cabang-cabang produksi yang penting bagi pandang bahwa hal tersebut adalah
negara dan menguasai hajat hidup orang masalah teknis, maka akan ada 3 opsi
banyak juga bersifat dinamis, dalam arti hal- sebagai solusi. Pertama, BUMN tersebut
hal yang dulu dianggap penting dan dilikuidasi atau dipailitkan, kedua,
menguasai hajat hidup orang banyak suatu perusahaan itu dijual atau diprivatisasi, atau
saat tidak akan berada pada level tersebut, pilihan ketiga, BUMN itu
dan sebaliknya, hal-hal yang sekarang dikorporatisasikan, sehingga akan menjadi
bukan merupakan cabang- cabang produksi efisien dan mempunyai daya saing, seperti
yang penting dan menguasai hajat dengan melakukan kontrak manajemen dan
kehidupan rakyat banyak suatu saat akan sebagainya. 12 Sebenarnya banyak cara
menjadi sebaliknya, bahkan mungkin terjadi yang mungkin dilakukan untuk
di bidang minyak dan gas bumi, bila suatu meningkatkan produktivitas dari
saat energi mainstrem sudah beralih ke perusahaan negara. Bisa dengan
energi non fosil. Terlebih lagi, di suatu saat manajemen kontrak, privatisasi dengan
cabang-cabang produksi yang dulu model manajemen dan pembelian karyawan
dianggap penting dan dikuasai oleh negara (M-EB), yakni memberi kesempatan kepada
namun sekarang sudah banyak diusahakan manajemen dan karyawan untuk membeli
oleh pihak swasta nasional negara tidak saham perusahaan sendiri, sehingga dapat
perlu menguasainya, karena akan menjadi mendorong produktivitas perusahaan
pesaing dari rakyatnya sendiri. Sehingga tersebut karena termotivasi untuk
negara tidak perlu mensejahterakan mendapatkan keuntungan pribadi. Atau bila
raknyatnya melalui bantuan langsung tunai perusahaan negara ingin diprivatisasi
jika masyarakat sudah banyak yang sebagian kepemilikannya, maka bisa melalui
sejahtera dengan berusaha dibidang-bidang proses IPO (initial public Offering) atau go
yang dulunya dikuasasi oleh negara, semisal public. Dengan IPO harapannya selain
di bidang perhotelan. Mengenai BUMN yang modal bertambah, iklim

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


1
1
perusahaan juga akan berubah menjadi atas nama keadilan, sebagai sama-sama
lebih baik. Penilaian subyektif dari lembaga rakyat indonesia, seharusnya
legeslatif dan eksekutif tentang penentuan mendapatkan harga yang sama dalam
sektor-sektor apa saja yang merupakan mendapatkan kebutuhan-kebutuhan
cabang-cabang produksi yang penting dan pokoknya. Oleh karena itu efisiensi yang
mencakup hajat hidup orang banya merupakan simbol dari sistem kapitalis ini
sebenarnya tetap bisa mencakup dengan sebagaimana termaktub dalam pasal 33
adanya lembaga-lembaga yudikatif yang ayat (4) UUD 1945 harus diimbangi dengan
bertugas untuk mengawasi norma di prinsip-prinsip keadilan. Karena liberalisme
Indonesia, sehingga keputusan eksekutif yang total akan mengarah pada disparitas
dan legeslatif tersebut masih bisa dianulir yang besar antara 13 orang kaya (yang
oleh mahkamah konstitusi bila ternyata tidak punya) dengan orang yang tidak punya. Dan
sesuai dengan UUD 1945 pasal 33. Pasca kekacauan sosial ini akan menjadi benih
amandemen undang-undang dasar 1945 konflik di masa depan bila tidak segera
(UUD 1945) khususnya pasal 33, telah diselesaikan. Prinsip keadilan yang
terjadi perubahan dalam arus dan diterapkan pada prinsip efisiensi ini untuk
kecenderungan ekonomi indonesia. Dulu mengurangi dampak buruk dari penggunaan
perkenomian Indonesia mengutamakan sistem ekonomi liberal secara murni,
usaha bersama dalam suasana sehingga meskipun manajemen dan
kekeluargaan, tapi sekarang menggunakan produksi perusahaan negara harus efisien
prinsip efisiensi-berkeadilan. Prinsip namun harus tetap memperhatikan nilai-
Efisiensi ini mewakili sistem ekonomi liberal nilai keadilan.
yang menyaratkan adanya efisiensi Pengelolaan sumber daya alam Indonesia
maksimal untuk mendapatkan keuntungan juga tidak boleh keluar dari gagasan besar
yang lebih banyak, tanpa efisiensi suatu pengelolaan sumber daya alam yang
usaha tidak akan menghasilkan keuntungan, termaktub dalam UUD 1945 dan peraturan
dan hal ini kadang-kadang merugikan dibawahnya. UUD 1945 baik batang tubuh
sebagian manajemen atau karyawannya. dan pembukaannya menjelaskan bahwa
Namun prinsip efisiensi ini disambung pengaturan pengelolaan sumber daya alam
dengan prinsip keadilan. Hal ini sebenarnya ini digunakan sebesar-besarnya untuk
adalah sesuatu yang paradoks, karena kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
efisiensi seringkali harus mengorbankan Sehingga jika ada undang-undang yang
keadilan. Atas nama efisiensi, harusnya tidak sesuai dengan semangat tersebut
harga Bahan Bakar Minyak (BBM), semen, maka UU tersebut tidak mempunyai
dll lebih mahal di papua daripada di jawa, kekuatan hukum karena tidak sesuai dengan
karena memang transportasi kesana peraturan hukum Indonesia.
membutuhkan biaya yang lebih. Namun

Simpulan bersama daripada kepentingan individu,


Hasil Perbandingan antara konstitusi adanya kepemilikan oleh negara terhadap
ekonomi dalam UUD 1945 sebelum cabang-cabang produksi yang penting dan
amandemen dan UUD 1945 pasca yang menguasai hajat hidup orang banyak,
amandemen khususnya pasal 33 adalah ada perekonomian yang berasas
sebagai berikut : 1. Bahwa pasal 33 ayat 1, kekeluargaan. 2. Bahwa ayat 4 dalam pasal
2 dan 3 tetap redaksinya, dan ini 33 UUD 1945 hasil amandemen telah
menunjukkan bahwa negara ini tetap sebisa membuat kecenderungan baru dalam
mungkin bertahan terhadap sistem ekonomi perekonomian Indonesia, dari yang
sosialis yang lebih membebani pemerintah, sebelumnya sosialis murni menjadi
dengan mengutamakan kepentingan percampuran antara sosialis dan liberalis,

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx


dimana prinsip- prinsip efisiensi yang
menjadi ciri khas dari ekonomi liberalis
diakui dan dimasukkan ke dalam sistem
perekonomian kita. Sehingga semakin
membuka peluang praktik-praktik ekonomi
liberal dan neoliberal dalam peraturan
perundang-undangan dibawahnya. Hal ini
tentunya bisa berarti baik dan juga buruk,
namun tidak ada sistem yang sempurna,
selalu ada kekurangan dan kelebihan.
Menjadi tugas kita untuk memaksimalkan
kelebihan-kelebihannya dan mencoba
sedapat mungkin untuk meminimalkan
dampak buruknya. Karena hal itu sudah
diputuskan dalam Undang-Undang Dasar
kita, sehingga kita harus menjalankannya
dengan baik. Dan bila kita merasa ada
kekurangan-kekurangan yang ada dalam
sistem yang kita pilih, maka kita bisa untuk
menginisiasi perubahan dalam sistem
ekonomi kita. Kita ajukan perubahan
perubahan kebijakan dasar ekonomi kita di
dalam konstitusi sebagaimana prosedur
dalam pasal 37 Undang-Undang Dasar
1945.

DAFTAR RUJUKAN
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Ekonomi, Jakarta,
PT. Gramedia, 2010; Slamet Suhartono,
Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam
Untuk Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat, Surabaya, DIH Jurnal Ilmu Hukum
Untag Surabaya, Februari 2013. Deliarnov,
Ekonomi Politik, Jakarta, Erlangga, 2018; I
Gede Yusa dkk, Hukum Tata Negara,Malang,
Setara Press, 2016; ---, Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 Asli; ---, Undang-Undang Dasar
Perubahan 1945;

JURNAL SINDA Vol. x No. x Tahun 20XX | xx - xx

Anda mungkin juga menyukai