Anda di halaman 1dari 10

KASUS I : HARTA BERSAMA

Fulan dan Fulanah adalah pasangan suami istri yang sudah 10 tahun menikah yang
cukup kaya dengan total harta mencapai Rp. 12.000.000.000,- (dua belas milyar
rupiah) namun belum dikaruniai anak. Melihat kenyataan tersebut, Fulan
mengatakan kepada Istrinya, Fulanah, tentang keinginan dia memiliki anak dari
wanita lain, singkat cerita, Fulan berencana ingin menikah lagi dengan harapan bisa
memiliki keturunan dari Istri barunya.
Terhadap permintaan Fulan tersebut, Fulanah sangat keberatan dan dengan tegas
menolak untuk dipoligami dan justru meminta Fulan untuk menceraikannya, Fulan
menolak keinginan Fulanah untuk bercerai, namun tidak mampu menahan
keinginannya untuk berpoligami dan Fulan secara diam-diam telah menikah lagi
dengan memalsukan KTP Fulan yang bertuliskan “status : Belum Kawin”
Mengetahui pernikahan si Fulan tersebut, Akhirnya, Fulanah mengajukan gugatan
cerai dan pembagian harta bersama terhadap Fulan melalui Pengadilan Agama.
Dalam gugatan pembagian harta tersebut, Fulanah meminta harta sebanyak 2/3
bagian atau sekitar Rp. 8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah) untuk dirinya dan
1/3 bagian untuk Fulan, dengan ancaman jika tidak dikabulkan maka Fulanah akan
melaporkan Fulan atas dugaan pemalsuan identitas kepada pihak berwajib.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS II : HARTA BERSAMA
Fulan dan Fulanah adalah pasangan suami istri yang menikah pada tahun 2000.
Setelah pernikahan Fulan dan Fulanah tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hidup
serba mepet. Melihat kondisi tersebut, pada tahun 2005, orang tua Fulanah tidak
tega dan memberikan modal berupa 50 tabung gas LPG senilai Rp. 5.000.000,-
(lima juta rupiah) kepada Fulan untuk memulai usaha jual beli Gas. Karena
kegigihan si Fulan, usaha yang dimulai hanya dengan 50 tabung gas tersebut
ternyata bisa berkembang pesat dan pada tahun 2015 Fulan sudah memiliki
setidaknya 1000 tabung gas dan perusahaannya bernilai Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah).
Dengan kondisi ekonomi yang sudah membaik, ternyata Fulan justru melakukan
perbuatan yang tidak baik, dia justru ketahuan berselingkuh dengan karyawan
kantornya. Hal tersebut diketahui Fulanah saat melakukan sidak di Perusahaan milik
Fulan. Akhirnya Fulanah mengajukan gugatan cerai dan pembagian harta bersama.
Pada gugatannya tersebut, Fulanah meminta seluruh asset perusahaan
dikembalikan kepada orang tua Fulanah, mengingat semua modal dari usaha
tersebut berasal dari orang tua Fulanah. Atas gugatan Fulanah tersebut, Fulan
sangat keberatan dan justru meminta semua asset perusahaan jatuh ketangan dia
mengingat selama ini Fulan yang bekerja sedangkan Fulanah hanya mengurus
rumah saja.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS III : JUAL BELI
Fulan dan Fulanah adalah sepasang suami istri yang menikah pada tahun 2010.
Setelah menikah, Fulan dan Fulanah telah membeli rumah tinggal seharga Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dari hasil jerih payah Fulan. Karena rasa
cintanya kepada Fulanah, Fulan mengatasnamakan Sertifikat Hak Milik rumah
tersebut kepada Fulanah, meskipun Fulan secara factual, rumah tersebut 100%
dibeli dari tabungan milik Fulan.
Pada tahun 2012, Fulan pergi merantau keluar negeri dan kehilangan kontak
dengan Fulanah. Karena merasa sudah ditinggal lama dan tidak pernah dinafkahi,
pada tahun 2018 tanpa seijin Fulan, Funalah akhirnya menjual rumah tersebut diatas
kepada Dulkamdi senilai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah). Semua uang hasil
penjualan rumah tersebut digunakan oleh Fulanah untuk membeli rumah yang lebih
kecil dan untuk biaya hidupnya selama ditinggal pergi oleh Fulan.
Pada tahun 2020 Fulan akhirnya pulang dan mendapati Rumah kediaman
bersamanya dengan Fulan sudah dimiliki orang lain yang tidak dia kenal. Setelah
berhasil bertemu dengan Fulanah, Fulan menginginkan rumah itu kembali menjadi
milik Fulan dan mencoba menghubungi Dulkamdi untuk membeli kembali rumah
tersebut, namun Dulkamdi mematok harga sangat tinggi yaitu seharga Rp.
4.000.000.000,- (empat milyar rupiah), Fulan sangat keberatan karena Fulan hanya
mampu membayar senilai Rp. 2.500.000.000,-(dua milyar lima ratus juta rupiah)
Karena proses negosiasi yang dilakukan Fulan gagal, maka Fulan mengajukan
gugatan pembatalan jual beli rumah kepada Dulkamdi.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS IV : KECELAKAAN LALU LINTAS
Pada suatu sore, Fulan yang masih berusia 16 tahun dan belum memiliki SIM,
mengendarai sepeda motor vespa matic milik ayahnya menuju rumah temannya.
Ditengah perjalanan, ada sepeda motor yang dikendarai Fulanah yang melaju
kencang mengendarai Yamaha nmax dan melawan arus sehingga berada dijalur
yang dilalui oleh Fulan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, Fulan dan
Fulanah terlibat kecelakaan lalu lintas, kedua sepeda motor yang mereka kendarai
sama-sama rusak parah, sedangkan kondisi Fulan dan Fulanah baik-baik saja
hanya luka lecet dan sedikit malu-malu.
Setelah dilakukan penghitungan estimasi perbaikan, maka sepeda motor Fulan
membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
sedangkan untuk sepeda motor Fulanah membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp.
7.500.000,-(tujuh juta lima ratus ribu rupiah).
Dari total biaya tersebut, orang tua Fulan membebankan biaya perbaikan kepada
Fulanah karena menganggap Fulanah yang bersalah karena melawan arus saat
berkendara, sedangkan Fulanah tidak mau menanggung biaya tersebut dan justru
minta ganti kerugian kepada orang tua Fulan karena tahu Fulan masih kecil dan
belum mempunyai SIM.
Karena tidak menemukan jalan keluar, keduanya meminta bantuan saudara untuk
melakukan proses mediasi.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS V : HADHANAH
Fulan dan Fulanah menikah pada tahun 2020 dan telah dikaruniai 1 orang anak
yang berumur 2 tahun. Selama menikah, Fulan bekerja keras sebagai tenaga kerja
Indonesia di Korea untuk mencukupi kebutuhan anak dan istrinya. Selama ditinggal
merantau, Fulan dan Fulanah berkomunikasi melalui handphone, hingga suatu hari
Fulan mendapatkan informasi bahwasannya Fulanah menjalin hubungan dengan
lelaki lain. Fulan yang masih berada di Korea mencoba menghubungi Fulanah
namun nomornya telah diblokir. Hal tersebut membuat Fulan kecewa dan akhirnya
pada tahun 2024, Fulan meminta izin cuti beberapa bulan dan mengajukan gugatan
cerai terhadap Fulanah melalui Pengadilan Agama Ponorogo.
Dalam gugatannya tersebut, Fulan meminta hak asuh anak diberikan kepada Fulan
karena Fulan merasa Fulanah bukanlah ibu yang baik bagi anak tersebut,
sedangkan Fulanah menolak gugatan hak asuh anak tersebut dengan pertimbangan
bahwa Fulan akan kembali lagi ke Korea dan anak lebih baik ikut kepada Fulanah
sebagai ibunya.
Dalam perkara tersebut, Fulanah juga mengajukan gugatan rekonvensi biaya
pemeliharaan anak sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta perbulan), gugatan tersebut
ditolak oleh Fulan karena khawatir uang tersebut tidak digunakan untuk anak
melainkan akan digunakan oleh Fulanah untuk berselingkuh.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS VI : WARIS
Abdul adalah seorang pedagang sukses yang mempunyai dua orang anak bernama
Fulan dan Fulanah. Istri abdul sudah lama meninggal dunia, sehingga dimasa
tuanya, Abdul dirawat oleh Fulanah, anak perempuannya, karena anak lelakinya
yang bernama Fulan pergi merantau. Dari usaha dagangnya, Abdul berhasil memiliki
2 buah rumah, satu unit rumah mewah bernilai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah) yang ditempati Abdul dan Fulanah, sedangkan satu unit yang lain yang lebih
kecil bernilai Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) disewakan kepada pihak lain.
Pada bulan Januari 2020, Abdul pernah membuat akta pernyataan Hibah dihadapan
Notaris yang pada pokoknya berisi pernyataan bahwa “rumah yang ditempati Abdul
dan Fulanah akan diserahkan kepada Fulanah.” Abdul membuat surat tersebut
karena merasa bahwa selama hidupnya, dia dirawat oleh Fulanah.
Tidak lama berselang, tepatnya pada bulan Februari 2020, Abdul meninggal dunia.
Permasalahan mulai muncul saat Fulan pulang dan menyatakan keinginannya untuk
membagi warisan dari Abdul. Fulan menginginkan semua asset Abdul yang berupa
dua unit rumah tinggal adalah boedel waris yang harus dibagi secara hukum Islam
antara Fulan dan Fulanah, namun Fulanah berbeda pendapat, Fulanah merasa
rumah yang ditinggalinya bukan merupakan boedel warisan karena berdasarkan
Akta Notaris, rumah tinggal tersebut telah dihibahkan oleh Abdul kepada Fulanah
sebelum Abdul meninggal, sehingga yang menjadi boedel warisan adalah rumah
yang saat ini disewakan kepada pihak lain.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS VII : JUAL BELI
Pada tahun 2000 tanpa sepengetahuan anaknya, Fulan menjual sebidang tanah
bersertifikat hak milik atas nama Fulan kepada Abdul dengan harga Rp.
100.000.000,- (seratus juta rupiah). Tanah tersebut telah dibayar lunas (telah
dibuatkan kwitansi), Sertifikat Hak Milik telah diberikan kepada Abdul dan tanah
tersebut telah dikuasai oleh Abdul, karena saling percaya, terhadap jual beli tersebut
tidak dibuatkan surat menyurat apapun dan sertifikat hak milik tanah tersebut belum
di balik nama menjadi atas nama Abdul.
Pada tahun 2020, Fulan meninggal dunia, tidak lama berselang, Fulanah yang
merupakan anak dari Fulan, bersama Pengacaranya mendatangi Abdul dan
mempertanyakan kenapa Abdul menempati dan menguasai tanah yang sertifikatnya
masih atas nama Fulan. Abdul menjelaskan bahwa pada tahun 2000 dia telah
membeli tanah tersebut dari Fulan dan telah dibayar lunas, sehingga Abdul merasa
penguasaannya terhadap tanah tersebut adalah sah.
Merasa tidak puas dengan jawabannya, Fulanah kemudian mengirimkan somasi
resmi kepada Abdul yang pada pokoknya Fulanah mengingkari adanya jual beli
tersebut dan menganggap uang senilai Rp. 100.000.000,- diatas bukan jual beli
namun utang piutang karena tidak ada surat jual belinya sama sekali, sehingga
Fulanah akan mengembalikan uang senilai Rp. 100.000.000,- tersebut kepada
Abdul. Abdul menjawab surat tersebut yang pada pokoknya menyatakan keberatan
dengan pengembalian uang tersebut karena hari ini tanah tersebut bernilai Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan jual beli tersebut telah sah terjadi pada
tahun 2000.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
KASUS VIII : WANPRESTASI
Fulan adalah seorang pemborong yang biasa mengerjakan pembangunan rumah
tinggal. Pada tahun 2020, Fulan menandatangani kontrak dengan Fulanah untuk
membangunkan rumah tinggal milik Fulanah dengan kontrak senilai Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dengan isi kontrak berupa:
- Fulan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan rumah tinggal milik
Fulanah sampai serah terima bangunan.
- Pembangunan harus selesai pada tahun 2022.
- Pembayaran dilakukan dengan 3 tahap, yaitu:
o 50% untuk DP diserahkan disaat kontrak ditandatangani
o 25% jika bangunan sudah hampir jadi mencapai 50%
o 25% sebagai pelunasan saat serah terima kunci
Pada akhir tahun 2020, Fulan sudah mampu membangun sebesar 50% dari total
bangunan, sehingga Fulan kemudian meminta pembayaran tahap kedua kepada
Fulanah. Pada saat itu, ternyata usaha Fulanah sedang seret karena terkena covid,
sehingga Fulanah menjanjikan pembayaran tahap kedua akan dilakukan bersamaan
dengan pelunasan saat serah terima kunci. Atas jawaban Fulanah tersebut, Fulan
merasa keberatan karena untuk membangun sampai 50% Fulan telah
menghabiskan seluruh DPnya, dan tanpa ada pembayaran tahap 2 maka Fulan
tidak mempunyai modal lagi untuk menyelesaikan bangunan tersebut.
Akhirnya, Fulan menghentikan proyek pembangunan rumah tersebut dan hingga
2024 proyek rumah tersebut belum jadi dan baru terbangun sebesar 50%. Fulanah
yang merasa dirugikan oleh perbuatan Fulan akhirnya mengajukan gugatan
wanprestasi kepada Fulan yang inti gugatannya adalah Fulanah bersedia membayar
kekurangan biaya pembangunan sebesar Rp. 500.000.000,- dan Fulan harus
menyelesaikan pembangunan rumah tersebut. Terhadap gugatan Fulanah, Fulan
merasa tidak mungkin menyelesaikan pembangunan dengan biaya hanya Rp.
500.000.000,- karena sudah ada kenaikan harga bahan bangunan yang cukup
signifikan, sehingga bangunan baru bisa selesai jika Fulanah memberikan uang
sebesar Rp. 750.000.000,-. Atas jawaban Fulan tersebut, Fulanah tidak mau karena
Fulanah merasa bangunan tersebut tidak selesai tepat waktu dikarenakan tindakan
Fulan yang berhenti membangun saat harga-harga bangunan belum naik.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
TUGAS IX : PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Fulan adalah seorang pedagang sate keliling yang biasa mangkal disebuah tanah
kosong dijalan Hos Cokroaminoto. Dia sudah mangkal ditanah kosong tersebut
semenjak tahun 2010 atau kurang lebih sudah 14 tahun lamanya tanpa membayar
sewa dan selama itu juga dia tidak pernah disuruh pindah karena sepanjang
pengetahuan Fulan, tanah tersebut tidak diketahui pemiliknya.
Karena sudah nyaman berjualan disitu, Fulan membangun ruko permanen seharga
Rp. 200.000.000,- diatas tanah tersebut tanpa mengantongi surat kepemilikan tanah
tersebut.
Sekiranya pada tahun 2024, tiba-tiba datang Fulanah, seorang wanita yang
mengaku sebagai pemilik tanah yang dihuni Fulan dan Fulanah menunjukkan
Sertifikat Hak Milik atas nama Fulanah guna membuktikan kepemilikan tanah
tersebut.
Karena merasa sebagai pemilik sah, maka Fulanah menyuruh Fulan untuk pergi dari
tanah miliknya, atas permintaan Fulanah tersebut, Fulan keberatan karena sudah
terlanjur membangun ruko permanen diatas tanah milik Fulanah, sehingga Fulan
meminta ganti rugi jika harus pergi dari tanah tersebut. Atas permintaan ganti rugi
dari Fulan, Fulanah menolak dengan tegas karena merasa Fulan secara melawan
hukum menduduki tanah miliknya.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!
TUGAS X : HADHANAH
Fulan dan Fulanah menikah pada tahun 2015 dan telah dikaruniai satu orang anak
perempuan yang lahir pada tahun 2017. Pada tahun 2018, Fulanah memutuskan
pergi keluar negeri untuk memperbaiki ekonomi keluarganya, sehingga anak mereka
diasuh dan dipelihara oleh Fulan.
Selama diluar negeri, Fulan tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang
ayah, dia merawat dan memelihara anak tersebut dengan baik dan mencukupi
kebutuhan nafkah anak tersebut dari hasil bekerja sebagai peternak ayam.
Singkat cerita, pada tahun 2024 Fulanah pulang ke Indonesia namun tidak menuju
rumah kediaman bersamanya dengan Fulan dan justru pulang keruamh orang tua
Fulanah dan tidak lama kemudian Fulanah justru mengajukan gugatan cerai dan hak
asuh anak. Terhadap gugatan Fulanah tersebut, Fulan merasa sangat kecewa
mengingat selama ini anak tersebut telah dicukupi segala kebutuhannya oleh Fulan
semenjak si anak berusia 1 tahun. Semenjak ada gugatan tersebut, beberapa kali
Fulanah mencoba mengajak anak tersebut untuk tinggal bersamanya namun gagal,
karena anak tersebut lebih nyaman tinggal bersama Fulan yang selama ini telah
menjaganya.
TUGAS : Sebagai mediator, silahkan anda berikan opsi-opsi perdamaian terbaik
bagi kedua belah pihak!

Anda mungkin juga menyukai