BATAK
NOMOR/182/PDT.P/2014/PN KRG
FAIQ AISYAH
KASUS POSISI
Terdapat Alm. Yakob Sitinjab menikah dengan Alm. Tolping Boru Sinagah pada 1915. Namun tidak
mempunyai keturunan. Oleh sebab itu, sang istri menyuruh suaminya untuk menikah lagi sekitar 1930
kepada tungkot yakni Alm. Sanggul Boru Sinagah. Dan akhirnya memiliki dua anak perempuan dari istri
kedua (Penggugat I dan II).
Sang ayah menikah lagi secara sah namun diam-diam dengan Almh. Tiona Boru Tamba agar bisa
mendapatkan anak laki-laki. Dari Perkawinan tersebut memiliki lima anak, dua cowok dan tiga cewek.
Sebelum Yakob Sitinjab meninggal, ia mewariskan sebidang tanah kepada dua istri sahnya. Namun, lima
anak dari istri madu Alm. Yakob Sitinjab ini menyalahgunakan tanah ini sebagai hak milik mereka berlima.
Karena hal ini, kedua anak dari istri kedua menggugat masalah ini.
ISSUE
Tergugat tidak bersalah dalam kasus ini dilihat dari hukum waris adat batak dan hukum nasional
REASONING
Gugatan yang di ajukan oleh kedua penggugat tersebut, menurut Hukum Adat Batak dan Hukum Nasional
Yang berlaku di Indonesia adalah tidak tepat, gugatan yang Tidak Mendasar karena
1. Para pihak tergugat I, II dan turut tergugat adalah keturunan yang sah
2. Dalam Hukum Adat Batak, apabila seseorang bapak/suami meninggal dunia, pewaris sekaligus
menguasai harta dan orang meninggal adalah anak Laki-laki yang paling besarl Putra Sulung.
3. Hal yang disampaikan berupa bukti seperti luas tanah tidak sesuai dengan yang ada di lapangan
4. Seluruh harta Alm. Yakob sampai saat ini belum pernah ada pembagian diseluruh keturunannya.
EVIDENCE
1. Adat batak yang menyangkut azas patrineal yang artinya penguasa harta seharusnya anak laki-laki
tertua yaitu sang tergugat
2. Putusan Negeri Balige Nomor 01/Pdt.G/2015/PN.Blg terdapat kesalahan penerapan hukum dalam hal
ini menyebabkan putusan tersebut menjadi cacat hukum
3. Gugatan tidak jelas karena hukum perpindahan tanah tidak jelas
4. Terdapat beberapa dokumen palsu dari tergugat
LINKBACK
Jadi, dengan bukti dan fakta hukumnya menurut kami pihak tergugat bersalah
CONCLUSION