Kepada:
Yth. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara
No. 08/Pdt.G/2015/PN.Wng.
Di -
PENGADILAN NEGERI WONOGIRI.
Dengan hormat,
Untuk dan atas nama Tergugat dalam perkara perihal tersebut di atas, bersama
ini kami sampaikan kesimpulan hukumnya sebagai berikut :
4. Bahwa Paiman meninggal dunia sekitar tahun 1926 ketika berumur 4 tahun,
sedangkan SENEN kawin dengan seorang perempuan bernama TUGIRAH.
SENEN meninggal dunia tahun 2014 dengan meninggalkan 4 orang anak
masing-masing bernama :
1) SAKINEM.
2) SAIMAN.
3) SATINO.
4) SAMINI.
1
6. Bahwa setelah KARYOSETIKO meninggal sekitar tahun 1945 dalam buku
Desa Girikikis tertanggal 23 Oktober 1946 tanah tersebut ternyata terdapat
ugeran jual beli antara Mbok KARYOSETIKO (mbok Tumpon, orangtua
Penggugat I,II,III dan nenek dari Penggugat IV, V,VI dan VII) pada tanggal 23
Oktober 1946 dengan POKARSO seharga Rp.100,00 (seratus rupiah).
Penjualan mana disaksikan dan dicap jempol oleh Tumpon dan anak-
anaknya sebagaimana yang tertulis di Ugeran Desa Girikikis yaitu masing-
masing bernama :
1) PAIDJAN.
2) SENEN.
3) PONEN.
4) PAIJEM.
5) SAMIYEM.
9. Bahwa apabila kemudian dalam Ugeran Desa yang dibuat pada tanggal 23
Oktober 1946 yang tertulis adanya jual beli antara keluarga alm.
KARYOSETIKO dengan POKARSO hal tersebut bertentangan dengan
kenyataan adat-istiadat Desa yang berkaitan dengan ketentuan tentang
Songgo Gawe.
13. Bahwa berdasarkan Staatblaad 1931 No.54 ayat 1 berbunyi apabila dalam
peraturan Undang-undang dipakai istilah belum cukup umur, mengenai
rakyat pribumi, maka yang dimaksut ialah semua orang yang belum
berumur 21 tahun penuh dan belum kawin.
14. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, orang yang belum cukup umur
atau anak dibawah umur ini oleh hukum manapun dinyatakan tidak wenang
berbuat hukum. Termasuk dalam hal ini adalah melakukan perbuatan
hukum yang berupa perjanjian jual-beli, utang piutang dll. Terlebih jual-beli
antara orang tua dengan anak.
3
dengan anak kandunganya yang masih dibawah umur ? dalam perkara
ini telah terjadi penyelundupan hukum dimana seolah KATINO dipandang
sebagai orang lain.
19. Bahwa penerbitan Sertifikat HM. 1282 yang berasal dari C. 304 No.85.g/dIV
luas 55.230 m yang dinyatakan secara tegas berasal dari pengakuan hak
bukan jual-beli sehingga tidak diperlukan akta perolehan hak yang
ditandatangani oleh PPAT dan seolah-olah tang tersebut milik KATINO
padahal dari berbagai sumber diatas tanah tersebut secara runtut dan jelas
diperoleh dari jual beli.
20. Bahwa jual-beli tanah sengketa tersebut adalah cacat hukum sehingga
harus dinyatakan batal demi hukum dan menjadi tidak berlaku, untuk
selanjutnya tanah sengketa harus dikembalikan kepada posisi semula
dengan menghukum Tergugat untuk segera mengosongkan tanah sengketa
dari harta bendanya dan menyerahkan secara baik-baik kepada para
ahliwaris alm. KARYOSETIKO.
21. Bahwa akibat perbuatan melawa hukum yang telah dilakukan Tergugat
terhadap tanah sengketa sangat merugikan para Penggugat selaku
ahliwaris KARYOSETIKO dengan Mbok TUMPON baik secara materiil maupun
immateriial adapun kerugian tersebut harus dibayarkan Tergugat dengan
kerugian sebagai berikut :
a. Materiil :
Bahwa akibat perbuatan Tergugat mensertifikatkan objek sengketa para
Penggugat kehilangan tanah seluas 55.230 m atau apabila dirupiahklan
senilai 55.230 m x Rp. 10.000,00 / m = Rp.552.300.000,00.
b. Immateriil :
Bahwa perbuatan Tergugat sangat menistikan keluarga alm.
KARYOSETIKO dengan Mbok TUMPON sehingga kehilangan ladang
garapan yang nilai kerugian immateriilnya tidak bisa dihitung dengan
angka namun setidaknya mencapai Rp.100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
5
6. Bukti T-6 : Ugeran Desa Girikikis tanggal 12 Maret 1959, Pokarso
menjual kepada Katino dan telah diterima oleh Katino.
10. Bukti T-10 : Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) PBB obyek
sengketa tahun 2015 atas nama Katino, Desa Girikikis,
Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.
3. WIROKROMO:
- Bahwa SENEN dan istri sudah meninggal dunia tetapi saksi tidak
mengetahui SENEN mempunyai anak atau tidak.
- Bahwa tanah objek sengketa sekarang digarap oleh Marinem (kakak
kandung Katino) tetapi saksi tidak mengetahui sejak kapan objek
sengketa itu digarap.
- Bahwa saksi tidak mengetahui tanah Songgo Gawe itu apa.
- Bahwa saksi tidak mengetahui tanah objek sengketa sudah
disertifikatkan apa belom.
- Bahwa saksi tidak tahu dengan jelas Pak KARYOSETIKO sewaktu masih
hidup karena saksi masih kecil.
- Bahwa saksi tahu bahwa objek sengketa milik KARYOSETIKO dari kakak
kandung saksi.
7
- Bahwa Data sebelum tahun 2011 merupakan kewenangan Kecamatan
dan Kelurahan bukan Disoendukcapil.
8
3. MARJO, dibawah sumpah menerangkan :
KESIMPULAN HUKUM :
Bahwa peraturan yang berlaku pada waktu itu, status tanah adalah tanah
sanggan/bumi gowo gawe dan bukan tanah warisan sebagaimana
Yurisprudensi Mahkamah Agung yang berbunyi :
Menurut hukum adat tanah sanggan baik berupa sawah, tegalan maupun
pekarangan, bukan barang warisan dan bukan gono gini dan semua
peralihan tanah sanggan ditentukan/ diputuskanoleh rapat desa
(Yurisprudensi MA tanggal 31-5-1977 No. 256 K/Sip/1976)
3. Bahwa Obyek Sengketa telah di beli oleh Pak Pokarso dan telah di ugeri
dalam Buku Paugeran Desa GiriKikis, Ugeran tersebut adalah Putusan
Desa/Rembug Giri Kikis yang disahkan oleh Asisten Wedono maka sejak
tanggal 23 Oktober 1946 Obyek Sengketa menjadi tanah sanggan Pak
Pokarso.
Bahwa kewajiban Pak Pokarso selaku pemegang hak tanah sanggan adalah
nyonggo gawe berupa ronda lerek, eiren dinas serta membayar pajaknya.
9
Bahwa Pak Pokarso telah memenuhi syarat sebagai pemegang tanah
sanggan sebagaimana diatur dalam Rijsblaad Mangkunegaran 1939 yakni :
a. Kawulo dalem Projo Mangkunegaran
b. Kuwat Gawe
c. Orang laki-laki dewasa
d. Bertempat tinggal di Desa GiriKikis ( mblabag )
4. Bahwa pada tanggal 12 Maret 1959 Pak Pokarso menjual pada Katino
(Tergugat) sebelum berlakunya UUPA No.5 tahun 1960 maka tanah obyek
sengketa menjadi tanah sanggan/bumi gowo gawe Katino (Tergugat),
sebagai pemegang tanah sanggan Katino (Tergugat) yang nyonggo gawe
berupa ronda lerek, eiren dinas serta membayar pajaknya.
5. Bahwa setelah berlakunya UUPA No. 5 Tahun 1960 maka Obyek Sengketa C
304 persil 859 D.IV luas : 55.230 m konversi secara otomatis menjadi hak
milik Katino (Tergugat) Berdasarkan UUPA No. 5 Tahun 1960 Jo. Peraturan
Konversi pasal VII ayat 1 yang mengemukakan :
Hak gogolan, pekulen atau sanggan yang bersifat tetap yang ada pada
mulai berlakunya Undang-Undang ini menjadi hak milik tersebut pada pasal
20 ayat (1)
Terima kasih.
Hormat kami,
10
Kuasa Hukum Tergugat:
11