BADAN PRIBADI
(PERSONEN RECHT)
I. Orang, badan pribadi (natuurlijk
/ mens persoon)
II. Badan hukum, pribadi hukum
(rechtspersoon)
Hamba:
orang yang punya pinjaman
uang berjanji, bahwa
kreditur dpt berbuat
sekehendaknya atas dirinya
sampai hutangnya dibayar
lunas.
Hukum Adat
I. Anak kecil: belum cakap bertindak
II. Belum mandiri (onvolwassenen):
cakap bertindak sesuai dg perkembangan jiwa raganya
II. Mandiri (volwassenen): cakap penuh
(Prof. M.M.Djojodigoeno)
BADAN HUKUM
# Badan hukum (rechtspersoon) merupakan
orang (persoon) ciptaan hukum. Sebab2
terjadinya:
1. Adanya suatu kebutuhan untuk memenuhi
kepentingan2 tertentu atas dasar kgiatan2 yg
dilakukan bersama (oleh pribadi2 kodrati).
2. Adanya tujuan idiil yg perlu dicapai tanpa
senantiasa tergantung pada pribadi kodrati
secara perorangan.
(Purnadi Purbacaraka &
Soerjono Soekanto)
Beberapa keputusan MA
mengenai masyarakat hukum
1.Tgl 19-9-1956 No.39 K/Sip/1956:
orang yg mendapat tanah dari desa atas
dasar pinjamam, dpt mengalihkannya kpd
pihak lain jika ada izin dari desa
(daerah Lamongan).
2. Tgl 9-3-1960 No. 65K/Sip/ 1960:
untuk sahnya hak atas tanah diperlukan
keputusan desa (Klaten)
3.Tg.24-8-1960 No.239K/Sip/1960:
menyangkut hak masyarakat hukum adat
atas tanah di Tapanuli, bahwa di dalam hal
terjadinya perampasan tanah, maka huta
yg harus menuntut.
4. Tgl 30-12-1975 No.361K/Sip/
1975: seorang bukan anak dati tidak
berhak makan dati, kecuali ada persetujuan dari kepala dati dan anak2 dati.
Tanaman yg disebut pusaka dati,
diwariskan kpd anak dan cucu dari anak
dati.
Hukum Islam
Tamyis: cakap melakukan perbu-
Burgerlijk Wetboek
Minderjarig >< meerderjarig.
Minderjarig:
Pengertian (concept, Begriff): Belum 21 th dan
belum kawin [BW.Ps.330(1)(2)].
Makna dan Konsekuensi (sense, Sin):
Tdk cakap melakukan semua perb. hk.
*Ps.330(3) : dibawah pengawasan orang
lain (orang tua/wali).
*Ps.383(1) : Wali mewkili dlm semua perb. nk.
*Ps.1330 sub 1 : seorang minderjarig tidak
cakap membuat perjanjian.
Hukum Romawi
Orang: impuberes >< puberes
<>Impuberes :
1. Infanti : tidak cakap bertindak.
2. Infanti proximi : cakap bertindak,
yang menguntungkan, bukan terhadap
harta pusakanya.
3. Pubertati proximi : seperti
infantiproximi, berakhir menurut
keadaan.
<>Puberes: cakap penuh
Hukum Inggris
Hk. Kekerabatan
(The Law of Relationship)
Kerabat, wangsa: orang yang berhubungan darah
BW /Hk Islam: Hk Keluarga (Family Law)
Permasalahan:
I. Hubungan anak dan orang tua
II.
dan kerabat orang tua
III. Pemeliharaan anak yatim piatu
IV. Pengangkatan anak
Minahasa: hub. anak dan pria yg menurunkannya = ayah yuridis (ditandai dgn
pemberian lilikur)
di wilayah lain: anak luar kawin tidak
berayah (=Hk Islam; berbeda dgn BW).
anak keturunan laki2 lain, adalah anak
suami ibunya, kecuali suami itu mengingkarinya / dapat membuktikan.
3. Anak keturunan selir dibelakangkan dp
anak keturunan isteri utama
/permaisuri (dlm warisan, derajad)
Perwalian Anak
(Pemeliharaan Anak Yatim Piatu)
Pengertian:
Wali
- wakil, pembimbing, ketua/kepala
- orang yg diserahi kewajiban
mengurus anak yatim-piatu dan
hartanya sebelum anak dewasa/
baligh.
Perwalian
segala hal yg terkait dg pemeliharaan dan pengawasan anak yatimpiatu dan hartanya.
tidak terlantar.
HA: wali mengurus diri anak dan hartanya
(tdk diadakan inventarisasi harta anak /
atas dasar kepercayaan)
UUP: mengurus diri anak dan hartanya (diinventarisir dan dicatat keluar masuk
harta)
Syarat wali:
H.Adat: keluarga sendiri, dewasa, sanggup
dan bertanggung jawab.
Ps 51 UUP: keluarga, dewasa, sehat, adil,
jujur dan berkelakuan baik.
PATRILINIAL
. Perkawinan jujur, pasca nikah istri tinggal di
tempat suami (patrilokal).
. Anak menjadi warga kerabat keturunan lakilaki.
. Jika ayahnya hilang / mati ibu masih hidup,
maka ibu dpt langsung bertindak sbg wali anaknya
yg blm dewasa (dlm pengawasan kerabat ayah).
. Dlm mewakili kddk anak yg blm dewasa tidak
diperlukan adanya penunjukkan lisan atau tertulis
(otomatis). Keddk mewakili ini tidak dpt dicabut tp
kekuasaan dpt digantikan oleh sdr laki-laki pihak
ayah berdsr musyawarah.
MATRILINIAL
Perk. Semenda
Pasca nikah suami tinggal di tempat istri
Anak lahir, tidak semata-mata anak dr ibu
dan
ayahnya saja, tetapi juga anak dr
kerabat
pihak ibu.
Artinya, semua sdr ibu yg wanita dan pria ikut
bertanggungjawab atas khdp anak, sedang
kerabat pihak ayahnya bersifat membantu.
.
Yurisprudensi Minang:
<>Landrechter di Jakarta, 28-10-1949 :
PARENTAL
<>Jika salah satu orang tua meninggal, yg masih
hidup melanjutkan kekuasaan ortu,
<>Jika orang tua mati / hilang, yg lebih berhak
mengurus anak adalah kerabat ibu kr lebih patut,
sabar, kasih sayang kpd anak / anggota kerabat yg
paling baik (ekonomi / sosial) untk kepentingan
anak.
<>Jika kerabat tidak ada, maka peradilan desa yg
menentukan pengurusan anak itu.
<>Jika peradilan desa tdk bisa, PN / PA yg berwenang
memutuskan.
Ps. 34 UUD 1945, fakir-miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara negara.
Ps. 42:
Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan d
a l a m atau s e b a g a i a k i b a t perkawinan yang sah. KHI Ps. 99
(1)Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dgn ibu dan
keluarga ibunya KHI Ps. 100.
Ps. 44:
(1)Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak
yg dilahirkan oleh isterinya, bilamana ia dapat
membuktikan bahwa isterinya telah berzina dan
anak itu akibat daripada perzinaan itu
Hukum Islam
1. Hadhanah: memelihara orangnya (persoon) si anak
[badannya, tempat kediaman, pendidikan dsb).
dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Bila ibunya meninggal: dipelihara oleh ibunya ibu, dst
keatas menurut garis keibuan.
Bila dari pihak ibu tidak ada: bapaknya, kemudian ibu
dari bapaknya, ke atas (ibu dari ibu tsb, dst). Jika mereka sudah meninggal semua: orang2 yang bertalian
darah terdekat dengan anak tsb (seorang perempuan
lebih diutamakan).
2) kemenakan
Di Jawa, Sulawesi, dan daerah lain, di
samping adopsi kemenakan juga
dilakukan adopsi anak bukan warga
kerabat. Di Minahasa dikenal
pemberian parade kepada anak.
Tujuan pengangkatan anak: (a)
memperoleh keturunan; (b)mancing
anak, (c)mempero-leh tenaga kerja, dll.
Orang yang sudah punya anak juga
dapat mengangkat anak.
matrilineal
3.
parental
1.
PP NO. 54 / 2007
Ttg Pelaksn. Pengangkatan Anak (PA):
Ps. 2: PA bertujuan untk kpntingan terbaik anak untk
wujudkan ksjahteraan dan perlindungananak, yg
dilaksanakan berds. adat kebiasaan setempat dan
kettntuan perat. peruu-an
Ps. 3: Calon orang tua angkat hrs seagama dg agama
calon anak angkat. Jk asal usul anak angkat tdk
diketahui, agama anak angkat disesuaikan dg
mayoritas penduduk setempat
Ps. 4: PA tdk memutuskan hubungan darah antara anak
yg diangkat dg orang tua kandungnya
Ps. 42:
Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan d a l
a m atau s e b a g a i a k i b a t perka-winan
yang sah. KHI Ps. 99
(1)Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dgn ibu dan
keluarga ibunya KHI Ps. 100.
Ps. 44:
(1)Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak
yg dilahirkan oleh isterinya, bilamana ia dapat
membuktikan bahwa isterinya telah berzina dan
anak itu akibat daripada perzinaan itu
HUKUM PERKAWINAN
Perkawinan urusan:
1. Kerabat [kaum, suku, bagian clan]
2. keluarga.
3. persekutuan / masy. hk / desa
4. martabat.
5. pribadi
Pertunangan
Hukum adat perbuatan hukum
BW Ps. 58: bukan perbuatan hukum
Hadiah Pertunangan
Tanda ikatan:
Aceh: tanda kongnarit. Nias: bobo mibu.
Mentawai: sisere. Sul-Sel: passikok. Kei:
mas aye. Jawa: peningset. panjer. Sunda:
panyancang.
Tanda larangan:
Toraja: pujompo. Bali: base panglarang.
BENTUK PERKAWINAN
1. Perkawinan jujur:
Jujur [Tapanuli Sel / Sum-Sel],
unjuk [Gayo], sinamot, pangoli, boli, tuhor
[Batak], beleket [Rejang], beuli niha [Nias
Sel,], kule [Pasemah], wilin, beli [Maluku],
serah [Lampung], belis [Timor],
patuku n luh [Bali]
Tukon [Jawa], jinamee [Aceh], pekain
4. Perkawinan mengabdi
Madinding [Batak], angkap sementara
[Gayo], iring beli [Lampung Paminggir],
nunggonin [Bali].
5. Perkawinan bertukar
Perkawinan bako [Minang], ngejuk ngakuk
[Lampun], mommoits [Papua], besanan
rangkap [Bagelen]
6. Perkawinan semenda
Semenda lepas [Lampung pasisir: mati
[Sunda]
Banteng anut ing sapi [Banten
matrilokal
9. Kawin lari / kawin lari bersama
PARENTAL
Bentuk Perkw. Mentas (lepas): Berlaku asas
keseimbangan.
Namun seringkali terjadi dominasi kekuasaan dlm RT. apabila :
a. Ngomahi, isteri menetap di tempat suami,
hak dan kddk isteri lebih lemah.
b. Tut buri, pasca perkw. suami menetap di
tempat isteri, hak dan kddk suami lebih
lemah. Konsekuensinya beban dan
tanggungjawab isteri dlm pengurusan anak
lebih besar.
menetap;
extended / nuclear family
Bali: 1. Kawin keluar. 2. kawin nyeburin
Gayo: 1. Kawin juelen. 2. Kawin angkap
(W.Marsden):
Anak sah:
Hk Adat kawin paksa, kawin
pattong-kok sirik / tambelan, juga
anak sah
Hk. Islam: anak yg lahir 6 bulan
setelah perkawinan orang tuanya.
BW: anak yg lahir 180 hri stlh perkw.
Ortu
UUP. Ps.42: Anak sah adalah anak
yg dilahirkan dalam atau sebagai
akibat perkawinan yg sah
dilarang diakui
Ps. 269:
dilarang
menye-lidiki siapa orang tuanya (shgga ia
tetap tidak beribu dan tdk berayah; Ps. 269
tdk dpt di-manfaatkan)
Erkent kind:
beribu / berayah yang mengakuinya
(harus dg akta otentik)
______________
*) KHI Ps.85: Adanya harta bersama dlm perkawinan
tidak menutup kemungkinan adanya harta milik
masing2 suami dan isteri.
Di Minangkabau:
1. Harta pusaka rendah.
2. Harta pusaka tinggi.
3. Harta tepatan (isteri) dari harta pusaka
kaum / hasil usaha isteri sblum kawin /
hibah.
4. Harta bawaan (suami) mutatis mutandis
No. 3.
5. Harta pencarian: (a) tembelang besi [hasil
teruko]. (b) tembelang emas [hasil membeli].
hibah (seumur hidup / jadi hak milik).
6. Harta suarang milik bersama
UUP:
Ps. 35: Harta yg diperoleh selama perkw.
menjadi harta bersama. Harta bawaan di
bawah penguasaan msing2 suami / isteri
sepanjang tdk ditentukan lain
Ps. 36: Mengenai harta bersama, suami /
isteri dpt bertindak atas persetujuan kedua
belah pihak.
Terhadap harta bawaan, suami / isteri dpt
bertindak sepenuhnya
Putusnya perkawinan:
(1) kematian; (2) perceraian. UUP: (3)
putusan pengadilan.
Sebab2 perceraian : [1] zina; [2] tdk memberi
nafkah; [3] penganiayaan; [4] cacat tubuh;
[5] perselisihan yang tdk dpt didamaikan
PP No. 9/1975 Ps19:
[1] berzina, pemabuk, pemadat, penjudi dsb
yg sukar disembuhkan; [2] pergi selama 2 th
tanpa ijin / alasan sah; [3] dipidana 5 th
/lebih; [4] melakukan kekejaman /
penganiayaan berat sehingga
membahayakan yg lain;
[5] cacat
badan / penyakit; [6] perselisihan terus
menerus yg tk dpt hidup rukun lagi
Akibat perceraian:
1. Masy. patrilineal: anak2 tetap ikut ayah /
kerabat ayah. Isteri harus meninggalkan
rumah tangga suami, hanya membawa
harta pribadi
2. Masy. matrilineal: anak2 ikut ibu /
kerabat ibu. Harta pencarian di bagi
antara suami dan isteri
3. Masy. parental: Kedudukan anak
tergantung keadaan. Harta asal kembali
kpd suami / isteri yg membawanya, harta
bersama dibagi antara mereka
Yurisprudensi Minang:
<>Landrechter di Jakarta, 28-10-1949 :
mernurut Hukum Adat Minangkabau
seorang bapak tidak mempunyai hak
terhadap anaknya.
<>Ptsn MA tgl 25-1-1952, sesuai dgn
ptsn PT di Jakarta: siapa yg memelihara dari mereka (bapak ibu / suami
isteri yang bercerai): yg terjamin sebaik2nya; jika keduanya sama baik: si
ibu lebih berhak
<>Hazairin:
dalam perkawinan semendo antara
orang2 Minangkabau , yang terpencil
dari pengaruh keluarga keibuan, harus
diakui hak2 anak yang sudah agak
besar, untuk memilih, jika orang tuanya
bercerai sedang keduanya sama
baiknya, pada siapa anak itu mau
tinggal bagi pemeliharaannya.
Hk Adat Batak:
MA, 25-10-1958: Semua harta yg timbul adalah milik
Akibat perceraian:
UUP Ps 41: Bapak dan ibu berkewajiban
meme-lihara anak berdasarkan
kepentingan anak. Bapak bertanggung
jawab biaya pemeliha-raan dan
penghidupan dan pendidikan anak, ibu
membantu biaya jk bapak tidak mampu.
Pengadilan dpt mewajibkan bekas suami
memberikan biaya penghidupan anak,
ibu ikut memikul biaya tsb.
Ps. 37: Bila perkawinan putus karena
perceraian, harta bersama diatur
menurut hukumnya masing-masing