3/Juli/2013
160
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
162
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
bagi golongan Tionghoa dan hanya terbatas untuk mengadopsi anak warga negara
untuk adopsi anak laki-laki saja. Indonesia harus berdomisili dan bekerja
Kekosongan itu dicoba untuk diisi melalui tetap di Indonesia sekurang-kurangnya 3
yurisprudensi. Mahkamah Agung sendiri (tiga) tahun. SEMA ini kemudian
mendorong untuk pengisian kekosongan itu ditindaklanjuti oleh Menteri Sosial yang
dengan putusan-putusan pengadilan. mengeluarkan Keputusan No. 4 tahun 1989
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 tentang petunjuk pelaksanaan
tahun 1979 menyatakan: pengangkatan anak guna memberi
“Sebagaimana kita ketahui, peraturan pedoman dalam rangka pemberian izin,
perundang-undangan yang ada di bidang pembuatan laporan sosial serta pembinaan
pengangkatan anak ternyata tidak dan pengawasan pengangkatan anak agar
mencakupi macam-macam bentuk terdapat kesamaan dalam bertindak dan
pengangkatan anak yang ada. Padahal tercapainya tertib administrasi.
sangat diharapkan dari keputusan- Pengangkatan anak merupakan
keputusan pengadilan tentang adopsi kenyataan sosial di dalam masyarakat
atau pengangkatan anak, disamping agar yang sudah ada sejak jaman dahulu. Pada
dapat diperoleh pedoman-pedoman, masyarakat atau bangsa yang
petunjuk-petunjuk, arah, serta kepastian menjunjung tinggi masalah keturunan,
pada perkembangan lembaga anak merupakan sesuatu yang tidak
pengangkatan anak”. ternilai. Ketidak adaan anak dalam
Di samping itu, ditinjau dari segi sebuah keluarga akan menimbulkan ada
internasional lembaga adopsi, menurut sesuatu yang kurang dalam sebuah
European Convention of the Adoption of keluarga. Maka dilakukanlah
Children, adopsi itu baru diterima sah kalau pengangkatan anak, sesuai dengan
diberikan melalui suatu penetapan atau hukum yang berlaku bagi mereka. Hal ini
putusan pengadilan, sebagai syarat esensial merupakan salah satu jalan yang dapat
bagi sahnya pengangkatan anak. ditempuh suatu keluarga yang tidak
Setelah itu dikeluarkan Surat Edaran mempunyai anak. Perbuatan
Mahkamah Agung RI No. 6 Tahun 1983 pengangkatan anak mengandung
tentang penyempurnaan SEMA No. 2 tahun konsekuensi bahwa anak yang diangkat
1979 yang isinya secara garis besar mempunyai kedudukan hukum terhadap
merupakan penyempurnaan pemeriksaan orang tua yang mngangkatnya.
permohonan pengesahan pengangkatan Di dalam KUHPerdata tidak diatur
anak. Hal ini karena pemerintah tentang pengangkatan anak, tetapi diatur
mensinyalir bahwa lembaga adopsi ini mengenai anak luar kawin. Kedudukan
digunakan oleh beberapa pihak untuk anak luar kawin dibedakan atas anak luar
melakukan penyeludupan hukum guna kawin yang tidak diakui dan anak luar
mempermudah proses memperoleh kawin diakui serta disahkan. Oleh karena
kewarganegaraan Indonesia, dan juga itu pemerintah Belanda berusaha
adanya kekhawatiran bahwa pengangkatan membuat aturan tersendiri yaitu dalam
anak mengubah status kewaganegaraan Bab II staatsblad 1917 Nomor 129
anak warga negara Indonesia yang di sebagai ketentuan tertulis yang
adopsi warga negara asing. mengatur pengankatan anak untuk
Kemudian Mahkamah Agung golongan Timur asing khususnya
mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah masyarakat Tionghoa. Berdasarkan Pasal
Agung RI No. 4 Tahun 1989 tentang 12 jo Pasal 14 Staatsblad 1917 : 129,
pengangkatan anak yang berisi ketentuan anak angkat mempunyai kedudukan
bahwa syarat untuk warga negara asing hukum yang sama dengan kedudukan
163
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
anak kandung, yaitu anak yang dianggap kepentingan yang terbaik bagi anak dan
sebagai telah dilahirkan dari perkawinan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan
mereka yang telah mengangkat anak dan setempat dan ketentuan peraturan
hubungan keperdataan anak yang perundang -undangan yang berlaku.
diangkat dengan orang tua kandungnya Dalam Pasal 1 angka (2) Peraturan
menjadi putus sama sekali. Pemerintah RI Nomor 54 Tahun 2007
Pengangkatan anak melalui jalur formal tentang Perlindungan Anak , disebutkan
(Pengadilan) awalnya hanya dikenal di : “Pengangkatan anak adalah suatu
lingkungan penduduk tionghoa yang perbuatan hukum yang mengalihkan
didasarkan atas aturan khusus untuk itu. seorang anak dari lingkungan kekuasaan
Anak yang diangkat adalah anak orang orang tua, wali yang sah, atau orang lain
lain. Akan tetapi di dalam masyarakat yang bertanggung jawab atas perawatan,
Indonesia dikenal pengangkatan anak pendidikan, dan membesarkan anak
yang diambil dari lingkungan keluarga tersebut, kedalam lingkungan keluarga
sendiri, karena system hukum keluarga di orang tua angkatnya.”
Indonesia didasarkan asas kekeluargaan. Didasarkan atas ketentuan di atas
Hubungan kekeluargaan yaitu hubungan dapat disimpulkan bahwa pengangkatan
yang didasarkan atas adanya hubungan anak yang dilakukan melalui Pengadilan
darah, sehingga jika terjadi masalah merupakan salah satu bentuk
seperti tidak adanya penerus keturunan perlindungan terhadap kedudukan
dalam keluarga diambillah anak dari hukum anak angkat. Setelah adanya
keluarga sedarah. Pengangkatan anak putusan atau penetapan Pengadilan,
cukup diketahui oleh sanak keluarga maka status anak tersebut sama dengan
setempat dengan membuat selamatan, anak kandung, baik dalam hal perawatan,
secara faktual anak angkat tersebut pendidikan, maupun dalam kewarisan.
tinggal, dipelihara oleh orang tua Dengan kata lain anak angkat
angkatnya. mempunyai hak yang sama dengan anak
Pengangkatan anak saat ini tidak lagi kandung dan merupakan ahli waris yang
dibatasi pada anak dari lingkungan sah dari orang tua angkatnya.
keluarga, tetapi juga anak orang lain. Setiap peristiwa yang mempengaruhi
Didasarkan Undang-undang Undang kedudukan hukum seseorang, hukum
Nomor 23 tahun 2002 Pasal 1 angka 9 mewajibkan harus selalu dicatat dalam
Undang-undang tentang Perlindungan register yang memang disediakan untuk
Anak mengatakan bahwa : itu. Dalam hal ini termasuk peristiwa
Anak angkat adalah anak yang haknya pengangkatan anak. Setelah adanya
dialihkan dari lingkungan kekuasaan putusan Pengadilan, maka dalam akta
keluarga orang tua, wali yang sah, kelahiran ditambahkan keterangan
atau orang lain yang bertanggung bahwa terhadap anak tersebut telah
jawab atas perawatan, pendidikan, dilakukan pengangkatan anak dengan
dan membesarkan anak tersebut, ke menyebutkan orang tua angkatnya yang
dalam lingkungan keluarga orang tua baru.3.
angkatnya berdasarkan putusan atau Akta kelahiran menunjukan dengan
penetapan pengadilan. siapa anak tersebut mempunyai
Didasarkan Pasal 39 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
3
Perlindungan Anak bahwa pengangkatan Nursyahbani katjasungkana, Bunga Rampai
Catatan Sipil, Primamedia Pustaka, Jakarta, 2003
anak hanya dapat dilakukan untuk
164
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
Ayat (4) Ketentuan dalam Pasal 334 orang dan orang-orang yang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengangkat dan akan diangkat
untuk Indonesia terhadap anggota sebagai anak. Persetujuan yang
anggota keluarga sedarah atau dimaksud adalah persetujuan untuk
semenda yang dimaksud didalamnya, dapat mengangkat anak yang
berlaku juga terhadap orang-orang merupakan anak sah, anak luar
yang harus di dengar di dalam pasal kawin, anak yang sudah mencapai
ini. usia limabelas tahun, dan
Ayat (5) Tentang izin yang diperoleh pengangkatan anak yang dilakukan
dari Pengadilan Negeri itu harus oleh janda.
dinyatakan dalam akta pengangkatan. 2) Pengangkatan anak harus dilakukan
dengan akta Notaris. Para pihak
Ketentuan Pasal 10 ayat (1), (2), (3), yang mengangkat dan akan diangkat
(4), (5) Staatsblad 1917 Nomor 129 sebagai anak harus menghadap
disebutkan : sendiri di depan Notaris. Apabila
Ayat (1) Adopsi hanya dilakukan para pihak berhalangan, maka dapat
dengan akta notaris diwakilkan oleh seorang wakil
Ayat (2) Pihak-pihak harus menghadap khusus yang dikuasakan dengan
sendiri didepan notaris atau melalui akta Notaris.
seorang wakil khusus yang dikuasakan 3) Para pihak yang mengangkat dan
dengan akta Notaris. akan diangkat sebagai anak dapat
Ayat (3) Orang-orang yang dimaksud menuntut agar pengangkatan anak
dengan nomor 4 Pasal 8, kecuali yang telah dilakukan dihadapan
siapapun dari mereka yang sebagai Notaris, dicatatkan pada tepi akta
ayah atau wali menyerahkan anak kelahiran dari orang yang diadopsi.
untuk diadopsi dapat secara bersama- 4) Bila tidak dilakukan pencatatan
sama atau masing-masing memberi tentang pengangkatan anak pada
persetujuannya, tentang hal mana tepi akta kelahiran anak yang
harus dinyatakan dalam akta diangkat, maka yang diangkat
pengangkatan. tersebut tetap saja tidak dapat
Ayat (4) Setiap yang berkepentingan menyangkal tentang pengangkatan.
dapat menuntut agar tentang adopsi Untuk menjadi anak angkat harus
dicatat pada tepi akta kelahiran dari memenuhi syarat-syarat yaitu;
orang adopsi. 1. Jenis kelamin
Ayat (5) Namun tidak adanya suatu Syarat pengangkatan anak untuk WNI
catatan tentang adopsi pada tepi akta keturunan Tionghoa diatur dalam
kelahiran, tidak dapat digunakan staatsblad 1917 Nomor 129 Yaitu :
sebagai senjata anak angkat, untuk Ketentuan dalam Pasal 6 staatsblad 1917
akhirnya menyangkal Nomor 129 adalah : “ Yang boleh
pengangkatannya. diangkat sebagai anak hanyalah orang
Tionghoa laki-laki yang tidak kawin dan
Berdasarkan uraian diatas dapat di tidak mempunyai anak, yang belum
tarik kesimpulan bahwa sistem diangkat oleh orang lain”.
pengangkatan anak menurut staatsblad Berarti syarat untuk dapat menjadi
1917 Nomor 129 adalah : anak angkat adalah seseorang itu harus
1) Untuk melakukan pengangkatan anak laki-laki. Anak laki-laki yang
anak disyaratkan persetujuan dari diangkat tidak boleh yang telah menikah,
166
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
tidak boleh yang mempunyai anak, dan keturunan sebelum pengangkatan anak
yang belum diangkat oleh orang lain. terhadap ayah moyang karena kelahiran.
2. Usia. Perbuatan Pengangkatan anak
Ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) merupakan perbuatan yang
staatsblad 1917 Nomor 129 adalah: “ menimbulkan akibat hukum baik
Orang yang diadopsi harus berusia paling terhadap orang tua angkatnya maupun
sedikit delapanbelas tahun lebih muda terhadap anak angkatnya .Akibat hukum
dari laki-laki, dan paling sedikit limabelas ini merupakan dari suatu perbuatan
tahun lebih muda dari wanita yang hukum dimana timbul terhadap para
bersuami atau janda, yang melakukan pihak yang bersangkutan dan harus
adopsi”. menerima akibat hukum baik itu
Berarti syarat menjadi anak adalah dirasakan menguntungkan ataupun
yang akan diangkat harus berusia paling merugikan. Akibat hukum yang
sedikit delapanbelas tahun lebih muda terpenting dari pengangkatan anak
dari laki-laki yang mengangkatnya adalah hal-hal yang termasuk kekuasaan
menjadi anak dan paling sedikit orang tua, hak mewaris, hak
limabelas tahun lebih muda dari wanita pemeliharaan, dan juga soal nama.
bersuami atau janda yang akan Menurut Pasal 14 staatsblad 1917
mengangkatnya menjadi anak. Nomor 129, pengangkatan anak
Ketentuan dari Pasal 8 ayat (3) memberikan status anak yang
staatsblad 1917 Nomor 129 adalah : “ bersangkutan berubah menjadi seperti
Persetujuan dari orang yang diadopsi, seorang anak yang sah. Hubungan
jika ia telah mencapai usia limabelas keperdataan dengan orang tua
tahun.” kandungnya menjadi putus sama sekali,
Berarti syarat menjadi anak angkat berarti anak yang diangkat tersebut
adalah harus mendapat persetujuan dari mempunyai hak-hak yang sama seperti
anak yang akan diangkat yang sudah anak sah, misalnya persamaan dalam hal
berusia limabelas tahun. Syarat-syarat kekuasaan orang tua, hak mewaris. Hal
lain yang harus dipenuhi dalam menjadi mana semuanya dari orang yang
anak angkat menurut ketentuan Pasal 7 mengangkatnya dan hubungan dengan
ayat (2) Staatsblad 1917 Nomor 129 orang tua aslinya terputus.
adalah : Dalam Pasal 12 ayat (1) Staatsblad
“Dalam adopsi terhadap seorang 1917 Nomor 129 dikatakan bahwa
keluarga, sah atau diluar perkawinan, “dalam hal sepasang suami istri
maka orang yang diadopsi dalam mengangkat seseorang anak laki-lakinya,
hubungan keluarga dengan ayah maka anak tersebut dianggap sebagai
moyang bersama harus berkedudukan lahir dari perkawinan mereka”.
dalam derajat yang sama dalam Seorang anak angkat menurut hukum
keturunan seperti sebelum adopsi dianggap sebagai anak kandung dari
terhadap ayah moyang itu karena orang tua angkatnya. Dengan demikian
kelahirannya.” anak angkat tersebut secara otomatis
Berarti syarat menjadi anak angkat mendapatkan hak-haknya dan
adalah anak yang akan diangkat dalam kewajiban-kewajiban yang tidak beda
keluarga sah atau di luar perkawinan layaknya dengan seorang anak kandung
dalam hubungan keluarganya dengan dari orang tua angkatnya.
ayah moyang bersama berkedudukan Anak angkat menurut staatsblad 1917
dalam derajat yang sama dalam Nomor 129 dapat menjadi ahli waris dari
orang tua angkatnya. Namun staatsblad
167
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
tersebut tidak diatur masalah kewarisan. dan Etty Sofiati, dengan alasan-alasan
Seorang anak angkat menurut hukum sebagai berikut : 4
dianggap sebagia anak yang lahir dari - Bahwa Pemohon adalah Warga
perkawinan orang tua angkatnya atau Negara Republik Indonesia;
anak kandung. Oleh karena itu dapat - Bahwa pemohon sampai saat ini
mempergunakan Pasal 852 KUH Perdata. belum pernah berumah tangga dan
Kedudukan seorang anak angkat sudah berumur;
dalam lapangan hukum kewarisan - Bahwa pemohon telah pula
termasuk ke dalam anggota keluarga memelihara dan merawat anak
golongan pertama. Apabila orang tua bernama : Effi Sophia lahir di Jakarta
angkatnya tersebut tidak mempunyai pada tanggal 13 Desember 2002,
anak kandung dan kedua orang tua yaitu anak pertama dari suami isteri;
angkatnya tersebut meninggal dunia, Fauzan dan Etty Sofiati.
maka anak angkat tersebut dapat - Bahwa orang tua kandung Effi
mewarisi harta peninggalan dari orang Sophia tersebut dari segi ekonomi
tua angkatnya. Mengenai penggantian, tidak mampu untuk menghidupi dan
kedudukan seorang anak angkat tidaklah merawat anak tersebut diatas;
berbeda dengan kedudukan seorang - Bahwa setelah penyerahan tersebut
anak kandung. Sedangkan jika dilihat dari maka hak-hak dan kewajiban
hubungan antara anak angkat dengan terhadap anak yang bernama Effi
orang tua kandungnya , maka akibat Sophia lahir di Jakarta pada tanggal
adanya pengangkatan anak adalah 13 Desember 2002, yaitu anak
terputusnya hubungan kewarisan antara pertama dari suami isteri; Fauzan
si anak angkat dengan orang tua dan Etty Sofiati, adalah menjadi
kandungnya atau saudaranya. Hal ini tanggungjawab pemohon;
sebagai akibat dari masuknya si anak - Bahwa oleh karena Pemohon adalah
angkat ke dalam keluarga dari orang tua Orang yang mampu dan mempunyai
angkatnya. penghasilan yang cukup, maka
Salah satu contoh kasus dalam sudah tepatlah apabila pemohon
Penetapan Pengadilan mengenai ditetapkan sebagai orang tua yang
Pengangkatan anak, yaitu : Kasus pada dapat mengasuh, merawat, dan
Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor: mendidik untuk masa depan anak
195/Pdt/P/2007/PN.Jkt.Tim. Pemohon tersebut;
adalah Hadidjah Sulistia, umur 52 tahun, - Bahwa saat ini pemohon ingin
pekerjaan Manager Marketing pada kepastian hukum tentang
sebuah perusahaan swasta, bertempat pengangkatan anak tersebut;
tinggal di jalan Warung Asem RT.012 Maka berdasarkan hal-hal tersebut,
RW.04 Kelurahan Rawabunga, Pemohon mohon kepada Bapak Ketua /
Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur
Pemohon memohon penetapan berkenan untuk memberikan penetapan
pengangkatan terhadap seorang anak sebagai berikut:
yang bernama Effi Sophia, lahir di Jakarta 1) Mengabulkan permohonan
pada tanggal 13 Desember 2002, yaitu Pemohon.
anak pertama dari suami isteri; Fauzan
4
Pengadilan Negeri Jakarta Timur,
PenetapanNomor 195/Pdt/P/2007/PN.Jkt.Tim.
atas pemohon Hadidjah Sulistia
168
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
perempuan mempunyai persamaan hak. orang tua angkat yang berurusan. Beliau
Asas persamaan hak ini telah dianut pula juga mengakui kepastian hukum mana
dalam resolusi Seminar Hukum Nasional yang sekarang paling benar masih jadi
1963 dalam resolusi tersebut persoalan, meskipun, dalam hukum
dicantumkan agar mengindahkan Perdata (barat), hak anak angkat sama
keseimbangan pembagian antara pria dengan anak kandung. 6
dan wanita dalam hukum waris dan Pertimbangan hukum Pengadilan di
masyarakat yang bersifat parental. Indonesia dalam hal pengangkatan anak
Pengangkatan anak perempuan telah sekarang ini berfokus demi kepentingan
diperkenankan, meskipun dalam Pasal 6 kesejahteraan anak. Pada mulanya
dari Staatsblad 1917 Nomor 129 secara pengangkatan anak dilakukan semata-
jelas dikatakan bahwa anak laki- laki saja mata untuk melanjutkan dan
yang boleh diangkat menjadi anak. mempertahankan garis keturunan dalam
Sumber-sumber hukum pengangkatan suatu keluarga yang tidak mempunyai
anak, yang berlaku di Indonesia baik anak kandung, tetapi dalam
hukum Barat (Perdata), Hukum Adat, perkembangan selanjutnya, tujuan
maupun hukum Islam masih belum pengangkatan anak telah berubah
seragam sehingga menyebabkan masalah menjadi demi kesejahteraan anak. 7
bagi orang yang akan mengangkat anak Dalam Penetapan Putusan Pengadilan
karena dengan tidak jelasnya hukum Negeri Jakarta Timur Nomor
mana yang akan dipakai, maka 195/Pdt/P/2007/PN.Jkt.Tim. tersebut
kedudukan anak dan hak mewaris anak hakim mengabulkan permohonan
angkat juga menjadi tidak jelas. pemohon dengan beberapa
Saat pengangkatan anak ada banyak pertimbangan. Pertama, bahwa
hal yang harus diwaspadai oleh yang pemohon telah merawat, mendidik, dan
mengangkatnya. Hal yang sering muncul membesarkan anak tersebut dengan
dalam pengangkatan anak adalah penuh kasih sayang seperti anak sendiri.
masalah hukum. Banyak orang yang Kedua, bahwa orang tua kandung dari
mengangkat anak menyepelekan anak tersebut telah menyerahkan kepada
prosedur hukum karena merepotkan, pemohon dan menyatakan bahwa masa
mereka berpikir dengan uang dan kasih depan anaknya lebih terjamin bersama
sayang terhadap anak angkat akan hidup pemohon. Ketiga, Pemerintah Republik
terjamin, padahal prosedur yang sah Indonesia sedang giat-giatnya
akan mengamankan masa depan si anak.5 melaksanakan proyek kemanusiaan
Vonny Reyneta, menjelaskan prosedur antara lain melalui gerakan orang tua
hukum sangat penting bagi kejelasan asuh dan terhadap pengangkatan anak
status anak mengacu pada Surat Edaran juga menjadi perhatian. Jadi
Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 6 pengangkatan anak disini adalah demi
Tahun 1983. SEMA ini juga mengsahkan kepentingan kesejahteraan anak. Dalam
keberadaan orang tua tunggal (lajang) penetapan ini tidak diperhatikan
untuk mengadopsi anak, tetapi harus Staatsblad 1917 Nomor 129 karena
memenuhi syarat yang berlaku. Tanpa pemohon adalah wanita yang belum
kepastian hukum status anak menjadi menikah.
rentan, karena hanya sebatas dia dengan
6
Vonny Reyneta,”Jangan Abaikan Hukum”
5
“Adopsi Anak Tak cukup Hanya Nurani”, Majalah Femina (16-22 Mei 2002), hlm 77-78.
7
Majalah Femina, (16-22 Mei 2002), hlm.77 Ibid, hlm.27-28
170
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
Pengangkatan anak dengan tujuan demi ksejahteraan dan masa depan yang
demi kesejahteraan anak, terdapat di lebih baik dari anak yang akan diangkat,
dalam Pasal 12 ayat (1) Undang-undang tanpa membedakan anak laki-laki atau
Nomor 4 Tahun 1979 tentang perempuan.
kesejahteraan anak (Lembaran Negara Ketentuan lain yang berhubungan
Republik Indonesia Nomor 3143) dengan pengangkatan anak adalah
disebutkan : “ Pengangkatan anak mengenai bagaimana hubungan si anak
menurut adat dan kebiasaan angkat dengan orang tua kandungnya.
dilaksanakan dengan mengutamakan Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor
kepentingan dan kesejateraan anak”. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Sedangkan dalam Pasal 2 Peraturan Anak dikatakan, bahwa pengangkatan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor anak tidak memutus darah anak yang
54 tahun 2007 disebutkan : diangkat dengan orang tua kandungnya.8
“Pengangkatan anak bertujuan untuk Pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik
kepentingan terbaik bagi anak dalam Indonesia Nomor 54 tahun 2007 tentang
rangka mewujudkan kesejahteraan anak Pengangkatan Anak, mengatakan
dan perlindungan anak, yang Pengangkatan anak tidak memutus
dilaksanakan berdasarkan adat kebiasaan hubungan darah antara anak yang
setempat dan ketentuan perundang- diangkat dengan orang tua kandungnya.
undangan”. Undang-undang juga mewajibkan orang
Namun demikian bila dilihat tua angkat untuk memberitahukan
Penetapan Negeri Jakarta Timur Nomor tentang asal usul si anak dan orang tua
195/Pdt/P/2007/PN.Jkt.Tim. masih kandungnya sebagaimana dinyatakan
diperhatikan Staatsblad 1917 nomor 129, dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-undang
hakim mengabulkan permohonan Nomor 23 tahun 2002 tentang
pemohon dengan alasan belum Perlindungan Anak dan Pasal 6 ayat (1)
dikaruniai anak. Pertimbangan lain juga Peraturan Pemerintah Republik
demi kepentingan si anak agar Indonesia Nomor 54 tahun 2007 tentang
kehidupannya lebih terjamin. Dengan Pengangkatan anak. Berbeda dengan
demikian ada dua alasan yang di jadikan pasal 39 ayat (3) Undang-undang Nomor
dasar untuk pengangkatan anak. Pertama 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
demi untuk meneruskan keturunan, Anak, pelanggaran terhadap pasal 39
kedua untuk kesejahteraan anak itu ayat (2) Undang-undang Nomor 23 tahun
sendiri. 2002 tentang Perlindungan Anak
Dengan demikian hakim dalam dikatagorikan sebagai tindak pidana.
pertimbangannya melihat hukum adat Artinya, setiap orang tua angkat yang
orang yang mengangkat anak demi memutuskan hubungan darah antara si
kesejahteraan anak tersebut.27 Berarti anak dengan orang tua kandungnya,
pengangkatan ini dilakukan sesuai berarti juga menghilangkan segala
dengan hukum adat orang yang hubungan hukum antara keduanya, telah
mengangkat anak tersebut. melakukan perbuatan kriminal. 9
Pengangkatan anak yang dilakukan untuk Dalam Pasal 79 Undang-undang
meneruskan keturunan laki-laki dan Nomor 23 tahun 2002 tentang
meneruskan nama keluarga dari pihak
laki-laki (seperti yang terdapat dalam
8
Pasal 5 ayat (1), Pasal 11 Staatsblad 1917 Amr/Apr, hati-hati, adopsi bisa buat orang tua
Nomor 129) tidak diperhatikan lagi angkat jadi “anak asuh” sipir,
http://www.hukumonline.com, 23 februari 2008
karena pengangkatan anak bertujuan 9
Ibid.
171
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
172
Lex et Societatis, Vol. I/No.3/Juli/2013
anak yang diangkat tidak hanya ada Soimin, Soedharyo., Himpunan Dasar
anak laki-laki saja, tetapi juga bagi anak Hukum Pengankatan Anak, Sinar
perempuan. Grafika, Jakarta, 2000.
2. Mengingat peraturan mengenai hukum Subekti R, Pokok-pokok Hukum Perdata,
waris yang pluralistis, maka diperlukan Intermasa, Jakarta, 1984.
adanya Undang-undang nasional --------------, Hukum Keluarga dan Hukum
tentang hukum waris sehingga adanya Waris, Intermasa, Jakarta, 1990.
kesamaan dalam pembagian hak waris ------------, Kitab Undang – Undang
baik bagi anak sah maupun anak angkat Hukum Perdata, Pradnya Paramita,
yang dapat dijadikan pedoman dalam Jakarta, 1995.
penyelesaian sengketa waris. Sunggono, Bambang., Metodologi
Penelitian Hukum, Raja Grafindo
DAFTAR PUSTAKA Persada, Jakarta,1982.
Budiarto, M., Pengangkatan Anak Suparman, Eman., Intisari Hukum Waris
Ditinjau dari Segi Hukum, Aka Press, Indonesia, Mandar Maju, Bandung,
Jakarta, 1991. 1995.
Kansil, C.S.T.,.Pengantar Ilmu Hukum dan Sutantio, Retnowulan., Wanita dan
Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Hukum, Alumni, Bandung, 1979.
Jakarta,1989. Zaini, Muderis., Adopsi Suatu Tinjauan
Kusumaatmaja, Mochtar., Pembinaan Hukum dari Tiga Sistem Hukum, Sinar
Hukum dalam rangka pembangunan Grafika, Jakarta, 1999.
nasional, Bina Cipta, Bandung,, 1975.
Mulyadi, Hukum Waris Tanpa Wasiat,
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008.
Oemarsalim, Dasar-dasar Hukum Waris
di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta,
1991.
Perangin, Effendi., Hukum Waris,
Rajagrafindo Persada, Jakarta,
Cetakan ke-1, 1997.
Pittlo, A., Hukum Waris menurut Kitab
Undang – Undang Hukum Perdata Bld,
terjemahan M.Isa Arief, Intermasa,
Jakarta, 1979.
Rahman, Fatchur., Ilmu Waris, PT. Al-
Ma’arif, Bandung, Cetakan Ke-2, 1981.
Satrio, J., Hukum Keluarga tentang
kedudukan Anak dalam Undang-
Undang, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000.
Soemitro, Ronny Hanitijo., Metode
Penelitian dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1998.
Soeroso, R., Perbandingan Hukum
Perdata, Sinar Grafika, Jakarta,1992.
174