PENDAHULUAN
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku sekarang di
Indonesia, telah dilakukan beberapa kali pembaharuan. Sistem hukum bukan
merupakan kesatuan hukum, ia mempunyai sifat hukum yang beraneka
ragam dan pluralistis. Artinya semua golongan etnis tunduk pada hukumnya
sendiri. Bagi golongan rakyat eropa berlaku hukum pada BW ( Burgerlijk
Wetboek) Atau yang kita kenal sebagai Hukum Barat.
Banyak sekali hal yang diatur dalan Hukum Perkawinan, salah satunya
yaitu Perwalian (voogdij). Kata Perwalian awalnya berasal dari kata wali, yang
artinya seseorang atau lembaga yang memiliki hak asuh sebagai orang tua
terhadap anak. Menurut Subekti dijelaskannya bahwa. Seorang wali, adalah
orang yang mengawasi terhadap anak yang di dalam undang-undang
disebutkan masih dibawah usia 18 tahun, dan tidak memiliki orang tua juga
tidak ada yang mengurus benda atau kekayaan anak tersebut. Undang-
Undang yang dimaksud misalnya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, mengatur tentang Perwalian pada Bab XI, dan menjelaskan
diantaranya bahwa Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas)
tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di
bawah kekuasaan orangtua, berada di bawah kekuasaan wali (Pasal 50 ayat
1). KUHPerdata, mengatur tentang Perwalian, dalam Buku Ke satu Bab XV di
bawah judul tentang Kebelumdewasaan dan Perwalian. Di samping itu,
perwalian juga diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak pada Bab VII di bawah judul tentang Perwalian.
PEMBAHASAN
A. Hukum Perdata Barat
Dalam Bahasa Indoneisa Burgelijk Wetboekataulebih dikenal dengan
KUH Perdata. Jika dilihat dari sejarah, produk hukum ini berasal dari Belanda
yang membawa sistem hukum nya ke Indonesia pada masa penajajahan.,
berdasarkan asas konkordansi. pada awalnya diberlakukan sistem hukum ini
hanya berlaku bagi orang keturunan Belanda (termasuk di dalamnya orang
Eropa dan Jepang), namun setelah Indonesia merdeka masyarakat Indonesia
masih saja menggunakan hukum ini untuk menyelesaikan masalah-masalah
perdata. Hukum ini dibuat pada awal abad ke 18 dan diimplementasikan di
Indoneisa pada abad 19. Hariyanto, (2009) juga berpendapat bahwa
KUHPerdata (BW) ini, ada beberapa pasalnya yang sudah ketinggalan zaman,
yang berarti sudah tidak ada relevansi nya lagi dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat sangat berharap kepada pemerintah
Indonesia atau badan legislatif agar merubah beberapa undang-undang yang
sudah tidak ada relevansi nya lagi dengan kebutuhan masyarkat sekarang,
berdasarkan asas konkordansi, dan juga secara hukum pada sifat nya harus
mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat pada saat itu.
Karenanya hakim nantinya dalam menafsirkan pasal-pasal yang terdapat
dalam BW tersebut harus mengedepankan keadilan. Selanjutnya dengan
harapan semoga badan legislatif mampu membuat hukum perdata nasional
yang mampu diterima oleh semua kalangan masyarakat, dimana belanda
sendiri sudah melakukan modernisasi terhadap Burgelijk Wetboek lamanya.
Salah satu produk hukum dari KUHPerdata adalah munculnya Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Peraturan tersebut
mengatur segala permasalahan hukum terkait perkawinan. Seperti mengatur
bagaimana perkawinan dikatakan sah secara hukum agamanya sendiri.
Perkawinan tidak akan lepas dari ikatan agama, karena perkawinan sendiri
sangat kental hubungannya dengan kerohanian dan agama. Sehingga perlu
adanya peraturan yang mengatur mengenai sah atau tidaknya sebuah
perkawinan, agar tidak mengalami penyelewengan pada tiap individu, dan
juga untuk mengimpelementasikan sila pertama dari Pancasila yaitu,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Undang-undang ini juga menganut prinsip, bahwa
calon suami-istri itu harus telah masak jiwa raganya untuk dapat
melangsungkan perkawinan, agar supaya dapat mewujudkan tujuan
perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat
keturunan yang baik dan sehat.
B. Hukum Islam
Pengertian hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-
kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai
tingkah laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang
diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Dan hal ini
mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Rasul untuk melaksanakannya
secara total. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan
Allah Swt untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan
dengan amaliyah. Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui
umat manusia untuk menuju kepada Allah hanya sebuah agama yang
mengajarkan tentang bagaimana menjalankan ibadah kepada Tuhannya saja.
Keberadaan aturan atau sistem ketentuan Allah swt untuk mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada
seluruh ajaran Islam, khususnya Al-Quran dan Hadits. Definisi hukum Islam
adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya
yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan
amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim semuanya.