Anda di halaman 1dari 3

Dalam putusan ini, yang menjadi objek permohonan Hak Uji Materiil dalam perkara

ini adalah Peraturan Pemerintah R.I. No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan yang
menyebutkan permohonan keberatan adalah yang berisi keberatan terhadap
berlakunya suatu peraturan perundang – undangan yang bertentangan dengan
peraturan perundang – undangan yang lebih tinggi yaitu Undang – Undang No. 22
Tahun 1999. Ketidaksenimbungan norma tersebut akan menimbulkan akibat hukum
yang akan menjadi perkara perdata bagi kedepannya. Norma konflik yang terjadi
secara vertikal tersebut, akan menimbulkan ketidakbelakuannya Peraturan Pemerintah
tentang Kepelabuhan. Oleh karena itu, sangat logis apabila PP tersebut dilakukan uji
materill. Menurut saya, Putusan ini termasuk regeling karena pengujiannya dapat
diperiksa dan diputuskan oleh Mahkamah Agung. Seperti yang saya tulis diatas, salah
satu sifat regeling (Peraturan) adalah pengujian produk hukum untuk peraturan di
bawah UU dilakukan oleh Mahkamah Agung. Meskipun Mahakamah Agung
mengeluarkan “Keputusan” bukan “Peraturan”, tetapi output yang dihasilkan atas
keputusan tersebut ialah akan berlakunya seluruh pasal Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang sebelumnya bertentangan dengan PP No
69 2001 tentang Kepelabuhan, apabila pemerintah telah melakukan revisi terkait isi
pasal yang telah dilakukan uji materiil. Oleh karena itu, karena pada output nya akan
menjadi sebuah peraturan, maka keputusan pengadilan atau decision court ini
termasuk ke dalam Regeling. Putusan ini juga bersifat general dan abstrack, dimana
putusan ini tidak ditujukan kepada suatu individu tertentu. Namun putusan ini
keberlakuannya ditujukan kepada siapa saja yang dikenai perumusan kaedah umum,
misalnya kepada pemerintah. Meskipun pemerintah disebutkan secara gamblang pada
putusan pengadilan tersebut, tetapi Undang-Undang yang menjadi subtansi pada
putusan tersebut penujuannya akan tetap abstrak dan general. Artinya Undang-
Undang tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah yang akan dilakukan
revisi tetap bersifat umum. Keputusan Mahkamah Agung tersebut pun akan mengikat
secara hukum dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Oleh karena itu, timbul
akibat hukum atas keputtusan Mahkamah Agung tersebut yaitu, isi pasal yang telah
dilakukan uji materiil, dan telah di kabulkan oleh mahkamah agung , sudah tidak
berlaku lagi. Keputusan Pengadilan atau court decision pada dasarnya dilakukan oleh
Hakim dan akan menimbulkan akibat hukum. Keputusan Pengadilan Mahkamah
Agung membawa dampak baik bagi struktur perundang-undangan di Indonesia,
karena berakhirnya satu norma konflik yang terjadi di dalam peraturan perundang-
undangan Indonesia.

BESCHIKKING (KEPUTUSAN) : Putusan No.108/G/2020/PTUN,Mks


Putusan No.108/G/2020/PTUN,Mks dikeluarkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara
Kota Makassar tentang sengketa atas Sertipikat Hak Milik No. 01324 / Desa
Pallangga, Tanggal 18 Desember 2006, Surat Ukur Nomor: 00644/2006, Tanggal 28
November 2006, seluas 250 M2 atas nama H. Borahima Bin Basoke. Penggugat
merasa dirugikan oleh tergugat, karena Penggugat baru menerima setifikat a quo
tersebut dari Dinas Pertanahan Kab. Gowa pada tanggal 20 November 2020 dalam
sidang pembuktian Permohonan Pra Peradilan terhadap Polres Gowa di Pengadilan
Negeri Sungguminasa. Pada keputusan tersebut, terdapat bagian Mengadili, dimana
ekspesi tergugat dikabulkan, dan menyatakan gugatan dari penggugat tidak di terima.
Keputusan pengadilan tersebut disebutkan oleh Hakim Ketua PTUN Makassar
melalui rapat musyawarah para anggota hakim. Sebenarnya, Putusan Pengadilan pada
definisinya terdapat pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang
menyebutkan bahwa Putusan Pengadilan, adalah pernyataan yang diucapkan oleh
hakim dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan, atau bebas,
atau lepas dari segala tuntuan. Namun, untuk perkara perdata seperi pada kasus diatas,
menganut pada Hukum Acara Perdata. Hukum Acara Perdata sendiri tidak memuat
definisi tentang Putusan Pengadilan, namun memuat tentang putusan hakim pada
perkara perdata, dimana kesimpulan para pihak akan menjadi pertimbangan hakim
untuk selanjutnya bermusywarah, agar mendapatkan suatu vonis atau putusan. Maka
dari itu, hakim pada Putusan Pengadilan No.108/G/2020/PTUN,Mks melakukan
musyawarah dahulu untuk mempertimbangkan dahulu agar, membuat sebuah
keputusan atau Beschikking yang bersifat final. Keputusan tersebut termasuk ke dalam
Beschikking, karena hanya mengikat kepada para pihak yang menjadi subjek pada
perkara tersebut. Keputusan tersebut pun sudah final dan bersifat sekali selesai,
dimana tidak akan ada petimbangan hukum lain, dan sengketa pada perkara
pertanahan tersebut akan selesai, kecuali Penggugat melakukan kasasi kepada
Mahkamah Agung untuk meninjau kembali keputusan PTUN Makassar. Keputusan
pengadilan tersebut pun menimbulkan akibat hukum yaitu, Serifitkat Hak Milik dan
Surat Ukur Nomor yang telah ditetap kan oleh pengadilan sebelumnya, telah sah, dan
tanah yang yang sebagian dimiliki oleh Penggugat, akan menjadi tanah pemilik
Sertifikat Hak Milik dan Surat Ukur Nomor tersebut. Selain itu, putusan pengadilan
ini menjadi Beschikking, karena proses peradilannya melalui Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara (PTUN).

Anda mungkin juga menyukai