Computus (Latin untuk "komputasi" atau "penghitungan") adalah perhitungan tanggal Paskah
pada kalender gereja Kristen. Nama prosedur ini telah dipakai sejak Abad Pertengahan di
Eropa dan merupakan salah satu cara penghitungan kalender terpenting.
Sejarah
Teori
Kalender Gregorius
Metode ini mulai digunakan setelah reformasi kalender Gregorian tahun 1582.[1] Cara
kerjanya diuraikan oleh Clavius dalam buku "Six Canons" (1582), dan penjelasan lengkapnya
pada bukunya "Explicatio" (1603).
Minggu Paskah adalah hari Minggu setelah tanggal Purnama Paskah. Tanggal Purnama
Paskah (TPP) adalah bulan purnama gerejawi setelah tanggal 20 Maret dan tanggalnya dapat
dilihat di tabel berikut:
Tanggal Purnama Paskah (TPP) selama 300 tahun: 1900-2199 M (M=Maret A=April)
Modulus
tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dibagi
19
Tanggal
Purnama 14A 3A 23M 11A 31M 18A 8A 28M 16A 5A 25M 13A 2A 22M 10A 30M 17A
Paskah
Misalnya: 2010 M dibagi 19 sisanya 15. TPP adalah 30 Maret 2010, hari Selasa. Minggu
Paskah adalah hari Minggu berikutnya, yaitu tanggal 4 April.
Kalender Gregorian membuang tiga hari kabisat dalam siklus 400 tahun (selalu pada tahun
abad). Ini adalah cara kalender tersebut untuk mengkoreksi perhitungannya sesuai dengan
panjang tahun surya.
Epact
Kalender Julius
Metode penghitungan tanggal purnama gerejawi merupakan standar perhitungan kalender
sebelum reformasi kalender Gregorian, dan metode lawas tersebut masih digunakan oleh
kebanyakan gereja Ortodoks. Karena tidak ada koreksi seperti pada penanggalan Gregorian,
purnama gerejawi kalender Julian setiap abad bergeser lebih dari 3 hari terhadap purnama
astronomi, akibatnya gereja Ortodoks Timur merayakan Paskah sekitar seminggu setelah
gereja Katolik dan Kristen. Seringkali Paskah Ortodoks dirayakan 4-5 minggu lebih lambat
karena tanggal 20 Maret kalender Julian 13 hari lebih lambat dibanding 20 Maret kalender
Gregorian pada periode 1900-2099.
Berikut tabel tanggal Purnama Paskah untuk semua tahun Julian sejak 326 M:[2] (M=Maret,
A=April)
Angka
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1
Emas
Tanggal
Purnama 5A 25M 13A 2A 22M 10A 30M 18A 7A 27M 15A 4A 24M 12A 1A 21M 9A 2
Paskah
Hari Paskah adalah hari Minggu pertama setelah tanggal yang tertera. Jadi untuk setiap
purnama gerejawi, ada tujuh kemungkinan tanggal Paskah. Siklus ketujuh hari tersebut tidak
berulang, karena adanya tahun kabisat setiap 4 tahun, siklus tersebut berulang setiap 4x7=28
tahun, yang disebut dengan siklus syamsiah. Dengan demikian siklus tanggal Paskah
berulang setiap 28x19=532 tahun. Siklus Paskah ini juga disebut dengan Siklus Viktorius
menurut Viktorius dari Aquitaine yang memperkenalkannya ke Roma pada 457. Pertama kali
diketahui digunakan oleh Annianus dari Aleksandria pada awal abad ke-5. Terkadang siklus
tersebut disebut pula dengan siklus Dionysius menurut Dionysius Exiguus yang membuat
tabel-tabel Paskah yang dimulai tahun 532; namun rupanya dia tidak menyadari bahwa
computus Aleksandria yang dijabarkannya memiliki siklus 532 tahun, walaupun ia menyadari
bahwa tabel 95 tahunan bukanlah siklus sejatinya. Venerabilis Bede (abad ke-7) rupanya yang
pertama kali mengamati siklus syamsiah dan menjelaskan hubungan siklus Syamsiah dan
siklus Paskah.
Angka-angka pada siklus 19 tahunan disebut Angka Emas. Istilah ini pertama kali digunakan
di puisi komputasi Massa Compoti oleh Alexander de Villa Dei pada 1200. Penyalin berikutnya
menyebutkan bahwa tabel tersebut aslinya ditulis oleh Abbo dari Fleury pada 988.
Di Eropa pada Abad pertengahan, tanggal Paskah dapat diingat dengan menghafalkan puisi
dalam bahasa Latin:[3]
Dua kata pertama pada setiap baris merupakan tanggal Purnama Paskah dalam siklus 19
tahunan. Dua kata berukutnya merupakan selisih hari Purnama Paskah dari nama hari Maret
24 tahun itu.
Algoritme
Catatan perhitungan
Dalam menghitung tanggal Paskah
tanpa menggunakan tabel, yang biasa
dilakukan adalah hanya menggunakan
operasi aritmetika penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian,
modulus, dan penyimpanan ( plus
minus kali bagi mod assign ).
Operasi-operasi itu terdapat pada
kalkulator elektronik atau mekanik
sederhana, namun membatasi operasi
yang sebenarnya dapat dikerjakan oleh
komputer melalui operasi conditional
dan statement. Contohnya untuk
mengkonversi Hari-pada-Maret (22
hingga 56) menjadi tanggal bulan (22
Maret - 25 April) dapat dilakukan
dengan operasi if-else sederhana:
(if DoM>31) {Day=DoM-31,
Month=Apr} else {Day=DoM,
Month=Mar} . Penggunaan operasi
conditional tersebut merupakan intisari
dari perhitungan Gregorian.
Algoritme Gauss
Matematikawan Carl Friedrich Gauss menunjukkan algoritme penghitungan tanggal Paskah
Gregorian maupun Julian pada 1800[4][5] yang ia revisi pada 1816.[6]
a = tahun mod 19 a = 10 a = 10
M = (15 − p + k − q) mod 30 M = 23 M = 24
jika d = 28, e = 6, dan (11M + 11) mod 30 < 19, ganti 25 April dengan 18 April
Paskah menurut sistem Gregorian telah digunakan sejak 1583 oleh Gereja Katolik Roma dan
dipakai oleh gereja Protestan kebanyakan. Gereja Protestan Jerman menggunakan
perhitungan Paskah astronomis berdasarkan Tabel Rudolphinenya Johannes Kepler antara
1700 hingga 1774, sementara Swedia menggunakannya mulai 1739-1844. Paskah astronimis
ini jatuh satu minggu sebelum Paskah Gregorian pada 1724, 1744, 1778, 1798, dll.[9][13]:153
a = Y mod 19 a=4 a = 10
b = Y div 100 b = 19 b = 20
c = Y mod 100 c = 61 c = 24
i = c div 4 i = 15 i=6
c = Y mod 19 c = 13 c = 14 c = 15
Hari Paskah (kalender Julian) 14 April 2008 6 April 2009 22 Maret 2010
Hari Paskah (kalender Gregorian) 27 April 2008 19 April 2009 4 April 2010
Lihat pula
Paskah
Reformasi penanggalan Paskah
Christian Zeller
Referensi
Pranala luar