DI
S
U
S
U
N
OLEH :
RIKA AMELIA (2301A014)
dipahami, tapi sesungguhnya prinsip- prinsip dasar moralitas dapat pula dikenali dan
dipraktikkan oleh manusia yang tidak beragama yang menggunakan pemikiran atau
akal budinya.
3. Kaidah/keyakinan agama dengan kesehatan
a. Islam
Seorang intelektual terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang
menjelaskan, bahwa peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber
kesadaran yang disembunyikannya dan tak terekspos.Salah satu penyebab
disembunyikannya yaitu rasialisme. Barat diklaim sebagai pusat dan menempati
puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia.
Selama seribu tahun peradaban islam telah membentang dari Andalusia ,Spanyol
hingga ke Selatan Cina ,dari abad ke-7dan seterusnya.Para sarjana telah membangun
ilmu pengetahuan dari tradisi-tradisi umat sebelumnya. Pergulatan mereka dengan
pengetahuan kuno orang Mesir, Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat
terobosan besar yang membuka jalan bagi gerakan Renaissance di Barat pada abad
selanjutnya. Selain pasien mendapatkan obat- obatan secara gratis dan diperlakukan
dengan baik. Di rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah
perpustakaan medis besar yang lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi
dibuat secara terpisah antara laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang
mengalami gangguan mental (gila) ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari pasien
lainnya, selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence
Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan konsep
keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat. Sejarah islam juga mencatat
beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah,
Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang
terkenal sebagai perawat adalah : Ku’ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus
asa ,apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi.
“Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat
dibenarkan”. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya,tetapi kalau Allah bisa
saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat. Perawat juga
memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya
semakin saleh dan
mendatangkan dan mendatangkan manjurnya doa. Kita tidak bisa lagi memisahkan
agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa
tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. mendatang suatu generasi
yang mendalami prinsip- prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal
ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang
beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah.
Semua pola hidup sehat ini sudah sangat jelas dan sesuai dengan firman Allah di dalam Al-
Qur’an surah al-A’raf [7]: 31
َٰي َبِنٓى َءاَد َم ُخ ُذ و۟ا ِز يَنَتُك ْم ِع نَد ُك ِّل َم ْسِجٍد َو ُك ُلو۟ا َو ٱْش َر ُبو۟ا َو اَل ُتْس ِر ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن ۥُه اَل ُيِح ُّب ٱْل ُم ْس ِرِفيَن
yang artinya:
“makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
Ayat tersebut mengandung makna sekaligus perintah untuk menjalani pola hidup sehat dalam
bentuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mendatangkan kebaikan dan menghindari
kegiatan-kegiatan yang akan mendatatangkan keburukan dan kemaslahatan. Seperti
mengkonsumsi makanan yang baik dan halal serta bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan dan
menghindari makanan yang membahayakan bagi tubuh dan kesehatan. Pada hakikatnya agama
sangat menganjurkan pola hidup sehat karena semua kegiatan-kegiatan untuk kelangsungan
hidup seseorang akan lebih baik jika seseorang tersebut dalam keadaan sehat daripada apa yang
dilakukan dan kerjakan dalam keadaan sakit. Tujuannya untuk menegakkan kebenaran dan
terwujudnya kehidupan bahagia, bermanfaat dan sejahtera.