Anda di halaman 1dari 30

ETIKA DAN KAIDAH

BERAGAMA DENGAN
KESEHATAN
ETIKA
Berasal dari bahasa Inggris ethics adalah
istilah yang muncul dari aristoteles, asal
kata ethos yaitu adat, budi pekerti. Etika
pada umumnya adalah setiap manusia
mempunyai hak dan kewajiban untuk
menentukan sendiri tindakan-tindakannya
serta mempertanggung jawabkannya
dihadapan Tuhan.
ETIKET
Etiket yaitu cara melakukan
perbuatan sesuai dengan Etika
yang berlaku.
PERBEDAAN ETIKA & ETIKET
Etika menetapkan norma perbuatan apakah perbuatan itu
dapat dilakukan atau tidak,contoh masuk tanpa izin tidak
boleh. Etiket menetapkan cara melakukan perbuatan sesuai
dengan yang diinginkan, masuk kerumah org mengetuk pintu
atau/dan salam.
Etika berlaku tidak bergantung pada ada tidaknya
orang,contoh larangan mencuri walau tidak ada orang. Etiket
berlaku jika ada orang. Contoh orang makan pakai baju tidak
ada orang tidak apa2.
Etika bersifat absolut tidak dapat ditawar contoh
mencuri&membunuh. Etiket bersifat relatif contoh koteka
wajar dipapua, diaceh wajib menutup aurat.
Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah) contoh:
org-org bersifat baik tidak munafik.Etiket memandang
manusia dari segi luar(lahiriah). Contoh: bersifat sopan dan
santun tapi munafik.
JENIS-JENIS ETIKA
Etika umum membicarakan mengenai
kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, teori-teori
Etika dan prinsip-prinsip moral dasar
yang menjadi pegangan bagi manusia
dalam bertindak, serta tolok ukur
menilai baik atau buruk.
Etika khusus adalah penerapan prinsip-
prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.
Etika khusus dapat dibagi menjadi
dua:
Etika individual Etika individual menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap diri
sendiri.
Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota masyarakat.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara perseorangan dan
langsung atau bersama-sama dalam bentuk
kelembagaan, sikap kritis terhadap dunia dan
ideologi, dan tanggung jawab manusia terhadap
lainnya.
Prinsip-Prinsip Etika(Hipcrates)
Tidak merugikan (non maleficence)Cth: Pendapat dokter dlm pelayanan tdk
dpt diterima pasien&keluargax sehingga jk dipaksakan dpt merugikan pasien.
Membawa Kebaikan (Beficence)Cth:dokter memberi obat kanker tetapi
mempunyai efek yg lain, maka dokter harus mempertimbangkan secara cermat.
Menjaga Kerahasiaan (Confidentiality) Cth: tenaga kesehatan menjaga
identitas kesehatan pasien jgn menyamp semuax jgn sampai menghambat
penyembuhan.
Otonomi Pasien (autonomy Pasien) Cth: pasien berhak menentukan tindakan-
tindakan baru dpt dilakukan atas persetujuan dirinya.
Berkata Benar (truth telling) Cth: tenaga kesehatan harus menyampaikan
sejujurx penyakit pasien namun tdk dpt diutarakan semua kecuali kpd
keluarganya.
Berlaku adil (Justice) Cth: tenaga kesehatan tdk boleh diskriminatif dlm
pelayanan kesehatan.
Menghormati Privasi (Privacy) Cth : TS tdk boleh menyinggung hal pribadi
pasien dan sebaliknya.
Etika Menurut Islam
Ayat-ayat al-Qur’an
menunjukkan bahwa etika Islam
amat humanistik dan
rasionalistik. Etika Islam menurut
Al-Quran: keadilan, kejujuran,
kebersihan, menghormati orang
tua, bekerja keras, cinta ilmu, dan
lain-lain
Etika Agama dalam Kesehatan

Solusi terbaik untuk mengatasi berbagai


maslah kesehatan adalah dengan
mengamalakan nilai- nilai agama dalam
kehidupan sehari- hari. Dalam hal pelayanan
kesehatan, manusia diwajibkan agar tidak
membeda- bedakan pemberian pelayanan
kesehatan antar umat beragama. Hal ini
sesuai dengan konsep manusia yaitu Zoon
Politicon, yang tidak dapat hidup sendiri dan
harus saling membantu dalam kehidupan
Seperti juga yang telah disampaikan dalam
Al- Qur’an Surat Asy-syuraa ayat 13, yang
merupakan pesan universal.
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang
agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah
kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-
Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-
Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
Kandungan……
Orang yang memiliki etika yang baik adalah orang
yang sehat secara mental.
Agar dapat dihargai oleh orang lain, dalam
memberikan asauhan keperawatan, perawat harus
menerapkan nila- nilai etika yang sesuai dengan agama
masing- masing.
Kaidah dan etika agama yang berhubungan dengan
kesehatan pada prinsipnya memiliki persamaan
walaupun agama yang dijadikan kepercayaan tersebut
memiliki perbedaan. Pada hakikatnya, setiap akan
mendapatkan asuhan keperwatan dan pelayanan
kesehatan yang sama.
Islam menaruh perhatian yang besar
sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang
sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk
bekerja, beribadah dan melaksanakan
aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang
selalu menekankan agar setiap orang
memakan makanan yang baik dan halal
menunjukkan apresiasi Islam terhadap
kesehatan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya
seseorang.
Q.S Al-Baqarah 2:168

 
  
 
 


 
 
 
AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL

Agama tampaknya memang tidak


dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Namun pengingkaran
manusia terhadap agama mungkin
karena faktor-faktor tertentu baik
yang disebabkan oleh kepribadian
maupun lingkungan masing-masing.
Perbuatan menutupi atau meniadakan
adanya dorongan dan rasa keagamaan
sangat sulit dilakukan, karena manusia
ternyata memiliki unsur batin yang
cenderung mendorongnya untuk tunduk
kepada Zat yang gaib, Yang Maha
segala-galanya. Ketundukan ini
merupakan bagian dari faktor intern
manusia yang dalam psikologi
kepribadian dinamakan pribadi (Self)
ataupun hati nurani (conscience of man).
Fitrah manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT ialah manusia
diciptakan mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. Kalau
ada manusia tidak beragama tauhid,
maka tidak wajar, mereka tidak
beragama tauhid itu hanya karena
pengaruh lingkungan, seperti yang
ada dalam (QS Ar Ruum 30:30),
 
  
  
 
   
   
 
 
  
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan
Lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah
Dalam ajaran Islam, agama
dipandang sebagai terapi
kesehatan mental, yang telah
ditunjukkan secara jelas dalam
ayat-ayat Al-Quran, di antaranya
yang membahas tentang
ketenangan dan kebahagiaan
yaitu (QS An Nahl 16:97)
QS An Nahl 16:97

    


   
 
  
  
  
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.
Kesehatan merupakan kebutuhan mutlak
dan mendasar setiap manusia, tanpa
kesehatan manusia tidak dapat melakukan
aktifitasnya dengan optimal. Upaya untuk
mendapatkan kesehatan tidak boleh
dilakukan dengan seenaknya dan
mengorbankan kesehatan atau
keselamatan jiwa orang lain. Perbuatan
untuk mendapatkan kesehatan perlu
mendapat perhatian dari aspek etika,
agama, dan hukum
Etika berhubungan dengan moralitas dan
moralitas berhubungan dengan mental
karena mental berhubungan erat dengan
kesehatan jiwa. Moralitas yang menjadi
obyek kajian dalam etika Islam masih
berbicara seputar etika secara individual,
yaitu bagaimana memperbaiki diri dan
kepribadian dalam bekata, bersikap, dan
berbuat. Sedang etika sosialnya masih
kurang mendapat tempat yang luas dalam
kajian Islam yang berhubungan dengan
banyak sisi kehidupan antara lain kesehatan
orang yang memiliki etika yang
baik adalah orang yang sehat
secara mental. Kesemuanya berasal
dari mental, orang yang sehat
mental akan senantiasa merasa
aman dan bahagia dalam kondisi
apapun, ia juga mampu melakukan
kontrol diri termasuk control diri
dalam hubungannya dengan
kesehatan dirinya sendiri.
Solusi terbaik untuk dapat mengatasi
masalah-masalah kesehatan adalah dengan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan sehari-hari, kesehatan mental
seseorang dapat ditandai dengan kemampuan
orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya, mampu mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri
semaksimal mungkin untuk menggapai ridho
Allah SWT, serta dengan mengembangkan
seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan
spiritual, emosi maupun kecerdasan
intelektual.
Di dalam profesi keperawatan
juga terdapat berbagai aturan
perilaku yang harus ditaati setiap
anggota dalam menjalankan
pelayanan kesehatan. Etika
profesi keperawatan merupakan
prinsip-prinsip moral yang
digunakan untuk menjalankan
profesi keperawatan.
Di dalam profesi keperawatan
juga terdapat berbagai aturan
perilaku yang harus ditaati setiap
anggota dalam menjalankan
pelayanan kesehatan. Etika
profesi keperawatan merupakan
prinsip-prinsip moral yang
digunakan untuk menjalankan
profesi keperawatan.
Dengan adanya etika profesi ini
diharapkan seorang perawat dapat
bertindak dengan kapasitas
profesionalnya untuk mencapai
kesembuhan dan kesehatan pasien.
Untuk bisa bertindak sebagai seorang
perawat yang profesional dibutuhkan
keterampilan, ilmu pengetahuan serta
etika yang selalu dikaitkan dengan
nilai-nilai agama yang dianutnya
dengan baik dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
Dalam upaya mendorong profesi
keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau
profesi lain, maka mereka harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan
dalam menerapkan etika dan moral
disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab dapat melaksanakan tugas
keperawatan secara etis dan profesional. Sikap
etis dan profesional berarti bekerja sesuai dengan
standard aturan, melaksanakan advokasi, agar
dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,
penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan
tentunya akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas tugas-tugas keperawatan .Dan setiap
perawat harus mampu untuk memahami nilai
moral agar dalam bertindak tidak salah.

Anda mungkin juga menyukai