Kelas : C3
Nama Kelompok : Kelompok X (sepuluh)
UNIVERSITAS WARMADEWA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat sehingga laporan Praktikum Survey dan Pemetaan ini dapat kami
rampungkan tepat pada waktunya. Praktikum ini merupakan suatu hal wajib bagi
seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini . Hal ini dilakukan untuk
menerapkan teori yang didapatkan dalam ruang kuliah dengan di lapangan secara
langsung. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. I Wayan Gde Erick Triswandana, S.T., M.T. selaku dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
2. Bapak Pembimbing Kadek Windy Candrayana, S.T., M.T. yang telah membagi
waktunya untuk membimbing secara online maupun offline dalam proses
penyusunan laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V PENUTUP ...........................................................................................50
5.1 Simpulan ........................................................................................50
5.2 Saran ........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................51
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Peta Situasi ................................................................................. 4
Gambar 2. Contoh Peta Topografi ............................................................................ 5
Gambar 3. Metode Perpotongan Ke Muka ................................................................ 9
Gambar 4. Poligon Terbuka ..................................................................................... 10
Gambar 5. Poligon Terbuka Terikat ......................................................................... 10
Gambar 6. Poligon terbuka terikat koordinat ............................................................ 10
Gambar 7. Poligon Terbuka Terikat Sepihak ............................................................ 11
Gambar 8. Poligon Bebas ......................................................................................... 11
Gambar 9. Poligon Tertutup ..................................................................................... 12
Gambar 10. Poligon Tertutup ................................................................................... 13
Gambar 11. Poligon Tertutup ................................................................................... 13
Gambar 12. Metode Segitiga .................................................................................... 14
Gambar 13. MetodeTrapeziodal ............................................................................... 15
Gambar 14. Koordinat Cartesia ................................................................................ 16
Gambar 15. Koordinat Polar ..................................................................................... 16
Gambar 16. Koordinat Tiga Dimensi ........................................................................ 17
Gambar 17. Total Station & Tripod .......................................................................... 18
Gambar 18. GPS RTK.............................................................................................. 22
Gambar 19. Lokasi Peta ........................................................................................... 24
Gambar 20. Flowchart .............................................................................................. 25
Gambar 21. Proses Setting Alat ................................................................................ 26
Gambar 22. Proses Merekam Titik ........................................................................... 29
Gambar 23. Arah Perhitungan Metode Trapezoid ..................................................... 40
Gambar 24. Lahan Praktikum Yang Terbagi Menjadi Beberapa Segitiga .................. 42
Gambar 25. Segitiga 1 .............................................................................................. 43
Gambar 26. Segitiga 2 .............................................................................................. 43
Gambar 27. Poligon Lahan Praktikum ...................................................................... 47
Gambar 28. Luas Lahan Praktikum Melalui Autocad .............................................. 47
Gambar 29. Peta Situasi ........................................................................................... 48
Gambar 30. Peta Topografi ...................................................................................... 48
iv
Gambar 31. Potongan Cross And Long Section ........................................................ 49
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
menyelesaikan proyeknya. Pengukuran mempunyai banyak macam cara dimana
tergantung pada apa yang kita ukur.
Dalam kegiatan praktikum wajib ini, pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang
ditugaskan untuk mahasiswa/wi Teknik Sipil semester 2 Universitas Warmadewa
Dalam praktikum ini mahasiswa/si diperkenalkan untuk menggunakan alat
pengukuran yang disebut dengan Total Station. Total station dari pengolahan hasil
survey data yang diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan akan diolah
menggunakan beberapa software seperti AutoCad, Microsoft Excel dan Land
Desktop setelah itu juga digunakan untuk membuat peta situasidan kontur dengan
tujuan mencari luas dan elevasi dari suatu lahan yang diukur.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui luas dari suatu area menggunakan alat Total
Station?
2. Bagaimana cara membuat garis kontur menggunakan aplikasi software
cad 3d?
3. Bagaimana cara membuat potongan melintang dan memanjang dari hasil
pengukuran dilapangan?
4. Bagaimana cara mengetahui mencari hasil suatu data menggunakan alat
Total Station?
1.3 Tujuan Pratikum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai
dalampelaksanaan praktikum, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara mengukur luas dari suatu area dengan
menggunakan alat TotalStation.
2. Untuk mengetahui cara membuat garis kontur dengan menggunakan
apk software cad3d.
3. Untuk mengetahui cara membuat potongan melintang dan memanjang.
4. Agar Mahasiswa/wi mampu menghitung sudut azimuth dan jarak antar
titik.
7
1.4 Manfaat Pratikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan alat Total Station
untuk mengukur luas area.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencari dan menggambarkan kontur
dengan menggunakan apk software cad 3d.
3. Mahasiswa mampu menggambarkan potongan melintang dan
memanjang dari hasil pengukuran.
4. Mahasiswa mampu dapat menghitung sudut azimuth dan jarak antar
titik.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Surveying
2.1.1 Pengertian
Ilmu ukur tanah merupakan cabang dari ilmu Geodesi yang khusus
untuk mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara
melakukan pengukuran- pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran
yang dilakukan terhadap titik-titik detail alam maupun bantuan manusia
meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikalnya (z) yang
direferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.
Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud :
1. Maksud ilmiah , menentukan bentuk permukaan bumi.
2. Maksud praktis, membuat bayangan yang dinaman peta dari sebagian
besar atausebagian kecil permukaan bumi.
Pada maksud kedua inilah yang sering disebut dengan istilah pemetaan.
Pengukuran dan pemetaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2, yakni
:
1. Geodetic Surveying, yakni untuk menggambarkan permukaan bumi
pada bidang lengkung.
2. Plan Surveying, yakni untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik
unsuralam maupun unsur buatan pada bidang yang dianggap datar.
Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat
dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi
yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi
dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang
diukur diatas pengukuran bumi (pengukuran dasar horizontal) dan
pengukuran-pengukuran tegak, guna mendapat hubungan tegak antara titik-
titik detail. Titik-titik kerangka dasar pemetaan yang akan ditentukan lebih
dahulu koordinat dan ketinggiannya itu dibuat tersebar merata dengan
kerapatan tertentu, permanen, mudah dikenali, dan didokumentasikan secara
baik sehingga memudahkan penggunaan selanjutnya.
9
2.2 Peta (Situasi, Topografi)
2.2.1 Peta Situasi
Peta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian
dari gambaran permukaan bumi baik detil alam maupun buatan manusia yang
digambar pada bidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi dan skala
tertentu. Peta situasi dapat diperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu proses
pemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi
dengan peralatan ukur tertentu.
10
Gambar 2. Contoh Peta Topografi
Sumber : https://imgv2-2-
f.scribdassets.com/img/document/405122619/original/2c675d2ac7/1685090766?v
=1
Peta topografi dapat melihat keadaan bentang alam pada suatu daerah
dan sedikit banyak menjadi cerminan dari keadaan geologinya, terutama
distribusi batuan. Pada bidang ketekniksipilan, selain berfungsi untuk
mengetahui keadaan tanah pada suatu daerah juga berfungsi untuk melihat
elevasi tanah. Elevasi berfungsi untuk menentukan ketinggian suatu dataran
dari mulai di atas permukaan laut. Pada proyek, elevasi berfungsi sebagai
acuan dalam perencanaan suatu bangunan.
Karakteristik Peta Topografi
Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk
lahan disebut dengan peta topografi. Peta topografi tidak terlalu banyak
memberikan informasi secara detail tentang suatu daerah, kecuali informasi
mengenai kenampakan alam atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi
saja. Secara garis besar Noor juga menjelaskan peta topografi merupakan peta
yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
i. Peta kontur pada umumnya hanya berwarna putih dan kuning dengan
garis-garis yang tercetak dengan jelas. Peta topografi tidak memiliki
banyak warna karena kebutuhan informasi yang diberikan. Informasi
11
pokok yang diberikan oleh peta topografi ini sebatas kontur tanah saja
sehingga garis-garis kontur dibuat tercetak jelas supaya pembaca dapat
memahami isi dair peta tersebut.
ii. Peta topografi menggunakan skala yang besar guna memberikan
informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Selain itu dengan skala
lebih besar, ukuran yang tertera pada peta akan semakin akurat.
iii. Ciri khusus dari peta topografi yang sangat mudah dikenali adalah,
terdapat garis-garis halus namun tegas yang tergambar pada peta
tersebut. Garis-garis itu disebut dengan garis kontur. Garis kontur ini
berjumlah sangat banyak dan digambar memenuhi peta. Garis kontur
merupakan kombinasi dua segmen garis yang saling berhubungan 15
namun tidak saling berpotongan. Garis kontur ini menunjukan titik
elevasi pada peta topografi supaya pembaca dapat melihat dan
mengetahui dengan jelas keadaan yang dimaksud.
Menurut Kers (1977) peta topografi adalah:”Peta yang menyajikan
gambaran permukan bumi dengan seteliti mungkin, sejauh skalanya
memungkinkan, dan menunjukkan elemen‑elemen baik yang alami maupun
yang kultural”.
Peta topografi Indonesia
- Peta rupa bumi Indonesia (buatan Badan Informasi Geospasial).
- Peta topografi buatan Jawatan Topografi Angkatan Darat.
- Peta topografi buatan Army Map Service (AMS).
Kegunaan atau manfaat peta topografi sebagai berikut :
- Peta ini memberikan informasi kenampakan topografi beserta fitur
alam dan fitur buatan yang bersada di atasnya.
- Peta ini juga digunakan untuk keperluan peta navigasi darat,
sehingga informasi jalan, sungai dan objek-objek penting juga
dimunculkan.
- Peta topografi juga berfungsi sebagai peta referensi/acuan dan peta
dasar. Artinya peta yang dipakai sebagai acuan dan dasar bagi
pembuatan peta tematik dan bebagai macam aktivitas yang
menyangkut fenomena spasial pada suatu lokasi.
12
2.3 Pengukuran Kerangka Horizontal (Metode Poligon)
2.3.1 Kerangka Horizontal
Sudut mendatar di A0 adalah sudut yang dibentuk oleh bidangbidang
normal A0Bo B A dengan A0 Co C
2.3.1.1. Sudut BAC disebut sudut mendatar (BAC = b). Sudut antara
sisi AB dengan garis Y’ yang sejajar dengan sumbu Y
disebut sudut jurusan sisi AB, αAB. Sudut jurusan sisi AC
adalah αAC.
Sudut jurusan satu sisi dihitung dari sumbu Y positif (arah
utara) berputar searah putaran jarum jam (ke kanan) sampai
sisi yang bersangkutan. Sudut jurusan mempunyai harga dari
0o sampai 360o .’
Dengan adanya perjanjian tersebut diatas maka dalam hal ini
sudut mendatar yaitu b = αAC - αAB.
bahwa koordinat titik A adalah (XA, YA), jarak mendatar
dari A ke B adalah dAB, dari A ke C adalah dAC dan sudut
jurusan dari A ke B adalah αAB, dari A ke C adalah αAC.
Penentuan koordinat B dilakukan dengan rumus: XB = XA +
∆XAB dan YB = YA + ∆YAB (i) Dimana ∆XAB = XB - XA
dan ∆YAB = YB + YA Jika dAB, dan αAB diketahui ∆XAB.
2.3.1.2. dapat dihitung dengan cara : ∆𝑥 𝐴𝐵 = sin 𝑄 𝐴𝐵
𝑑 𝐴𝐵
K𝐶−K𝐴 F𝐶−F𝐴
𝑑𝐴𝐵 = 𝑆𝐼𝑁𝐴 𝐴𝐶
=
𝐶0𝑆𝐴 𝐴𝐵
= √(X𝐶 − X𝐴)2 + (YB − YA)2
13
Maka sudut jurusan αBC dapat dihitung dengan cara : α1B =
αA1 + β1 - 180o
Apabila jumlah titik sudutnya adalah n buah maka diperoleh
persamaan umum penentuan sudut jurusan :
𝑛
𝑎𝑎𝑘ℎi𝑟 = 𝑎𝑎w𝑎𝑙 + ∑ 𝛽1 − 𝑛. 1800i
14
garis tinggi (t).XB = XA + dAB sin αAB dan YB = YA + dAB
cos αAB
15
Gambar 4. Poligon Terbuka Sumber : Tianjemeduson, 8 Oktober
2012
16
c) Poligon terbuka terikat sepihak
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang
d) Poligon bebas
17
2. 3. 2. 2. 2. Poligon Tertutup
Poligon Tertutup/ polygon Kring : adalah suatu polygon
yang titik awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik yang
sama
koordinat.
2. 3. 2. 2. 3. Poligon Kombinasi
18
Poligon kombinasi merupakan poligon yang terdiri dari
beberapa yaitu dua atau tiga gabungan poligon yang lainnya
19
Gambar 10. Poligon Tertutup Sumber : Tianjemeduson, 8 Oktober
2012
2. 3. 2. 2. 4. Poligon Bercabang
Poligon bercabang: adalah suatu polygon yang dapat
mempunyai simpul satu atau lebih titik simpul / titik cabang.
20
2.4.1 Metode Segitiga
Setiap sisi segitiga tidak selalu sama, maka dari itu rumus segitiga pun
bercabang. Ada segitiga sama sisi, siku-siku dan sembarang. Sama halnya
dengan tanah, tanah cenderung memiliki ukuran yang berbeda di setiap
sisinya. Berikut cara menghitung tanah yang berbentuk segitiga:
Tanah berbentuk segitiga siku-siku
Jika Anda memiliki tanah dengan bentuk segitiga siku-siku, maka Anda
bisa menggunakan rumus berikut ini:
Luas tanah = ½ x Alas x Tinggi
Contoh:
21
Pak Amir mempunyai tanah warisan dengan masing-masing sisinya 4 meter,
5 meter dan 8 meter.
Keliling tanah (s) = ½ (4+6+8) = 9
Luas tanah = [s x (s-a) x (s-b) x (s-c)
= [9 x (9-4) x (9-6) x (9-8) = (9 x 5 x 3 x 1) = 135 = 11.6
2.4.2 Metode Trapeziodal
22
Gambar 14. Koordinat Cartesia
Sumber :https://www.dosenmatematika.co.id/cara-menentukan-
koordinat-cartesius
23
Hubungan koordinat cartesian dan koordinat polar sebagai berikut:
a. Jika diketahui koordinat A (XA,YA), maka jarak vektor titik A (Jv)
terhadap origin O(0,0) dan arah A (α) dari sumbu X bisa dihitung.
b. Jika diketahui jarak vektor titik A dari origin O(0,0) sebesar r, dan
sudut dari sumbu Y sebesar α, maka koordinat titik A bisa dihitung.
24
nilainya, misalnya dengan besaran standar. Pekerjaan membandingkan
tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur dengan alat
ukur tanah. Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah bisa dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu alat ukur tanah sederhana, alat ukur optik, dan alat
ukur elektronik.
2.5.2 Total Station
25
2.5.2.2.Bagian-Bagian Total Station Yang Harus Diperhatikan
Setelah memeriksa dan memenuhi persyaratan penggunakan total
station untuk selanjutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa sebua
bagian alat ukur survel tersebut apakah dapat berfungsi dengan baik atau
tidak. Dengan persyaratan yang sudah terpenuhi dan alat total station dalam
kondisi yang bagus kita dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan akan
mendapatkan data-data yang akurat
Berikut ini adalah bagian bagian total station yang harus diperhatikan
- Semua klem dan sekrup yang akan digunakan untuk pengaturan harus
berfungsi dengan baik dan benar.
- Semua nivo baik nivo tabung maupun nivo kotak harus berfungsi dengan
baik.
- Atur posisi tribrach atau pelat dudukan alat ukur semendatar mungkin.
- Kencangkan semua sekrup yang ada di setiap kaki tripod agar tidak
mudah goyah.
- Posisikan penanda ketepatan sumbu vertikal total station pada titik yang
diinginkan.
26
menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak. Biasanya sekrup-sekrup
inidisebut dengan sekrup A, sekrup B dan sekrup C.
- Putar total station sebesar 90 derajat dari posisi diri kita sebagai pemakai.
- Jika posisi gelembung nivo sudah berada di tengah bidang nivo dan
benar- benar sudah centering maka total station siap digunakan.
2.5.2.4.Kelebihan Dari Total Station
Total station saat ini menjadi alat ukur survei yang digunakan oleh
banyakorang untuk mengukur jarak dan sudut. Kelebihannya antara lain:
27
- Semua data yang diterima oleh total station akan disimpan di dalam
media eksternal sehingga dapat diintegrasikan ke dalam program CAD.
- Hasil yang diberikan oleh alat ukur survei ini sangat akurat meskipun kita
melakukan pengukuran di tempat-tempat yang berbahaya.
- Lebih ekonomis, lebih efisien, dan lebih hemat waktu karena pekerjaan
dilakukan secara otomatis.
- Untuk memiliki alat ukur survei ini, kita harus merogoh kocek yang
dalam karena harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan alat ukur
survei lainnya.
- Agar dapat digunakan secara maksimal, alat ukur survei ini sangat
bergantung pada kemampuan orang yang menggunakannya
2.5.3 GPS RTK
2.5.3.1.Pengertian GPS RTK
Penentuan posisi real-time kinematic (RTK) adalah teknik navigasi
satelit yang digunakan untuk meningkatkan ketepatan posisi data yang
diperoleh darisistem penentuan posisi berbasis satelit.
GPS RTK menggunakan pengukuran fase gelombang pembawa sinyal
28
sebagai tambahan terhadap konten informasi dari sinyal dan mengandalkan
pada stasiun referensi tunggal atau stasiun virtual yang diinterpolasi untuk
memberikan koreksi waktu nyata.
Dengan mengacu pada GPS pada khususnya, sistem ini biasanya
disebut sebagai peningkatan fase-pembawa, atau CPGPS. memiliki aplikasi
dalam survei tanah, survei hidrografi, dan navigasi kendaraan udara tak
berawak.
29
Rovers menentukan posisi satelit menggunakan algoritma yang
menggabungkan resolusi ambiguitas dan koreksi diferensial. Koreksi
seakurat lokasi stasiun pangkalan yang diketahui dan kualitas pengamatan
stasiun pangkalan. Pemilihan lokasi penting untuk melihat efek lingkungan
seperti interferensi dan multipath, seperti kualitas stasiun pangkalan dan
antena rover dan penerima.
2.5.3.3.Jaringan GPS RTK
Jaringan RTK didasarkan pada penggunaan beberapa stasiun permanen
yang tersebar luas di dunia. Bergantung pada implementasinya, data
pemosisian dari stasiun-stasiun secara teratur dikomunikasikan ke stasiun
pusat. Atas permintaan dari terminal pengguna RTK, yang mentransmisikan
perkiraan lokasi mereka ke stasiun pusat, pusat menghitung dan
mentransmisikan informasi koreksi atau posisi yang diperbaiki ke terminal
pengguna RTK. Manfaat dari pendekatan ini adalah pengurangan jumlah
BTS RTK yang dibutuhkan. Bergantung pada implementasinya, data dapat
dikirim melalui tautan radio seluler atau media nirkabel lainnya.
30
BAB III
METODELOGI
3.1 Deskripsi Tempat (PIN POINT GOOGLE EARTH PRO) Dan Waktu
Praktikum
3.1.1 Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : 30 MEI 2023
31
3.2 Flowchart / Diagram Alir Proses Praktikum, Pengolahan Data, Dan
HasilPengolahan Data
32
menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna melakukan
pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah,
disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk
berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.
3.3 Penjelasan Diagram Alir
3.3.1 Menentukan Titik BM 1
Sebelum menyetting alat kami menentukan titik bench mark (BM)
terlebih dahulu. Kami sebagai kelompok 10 mendapat bagian BM 1
yang terletak di tengah jalan setapak yang berada di sebelah Selatan
daerah yang akan kami ukur, lalu kami menandainya dengan paku.
3.3.2 Setting Alat
Letakan Total Station pada kepala Tripod lalu kunci dengan skrup
centering dan masukan baterai ke total station sebelum melakukan
levelling.
33
c. Levelling Total Station.
34
tembak, Sebagian anggota kami bertugas membawa prisma
menuju ke ititik yang akan ditembak, dan sebagian bertugas
menembak titik dari titik BM 4.
35
Backsight (F3) ke BM3.
12. Input BS# : BM3, P. Rode : BM3 dan As Prisma : 4,5 cm,
lalu Enter.
15. Pilih Menu, lalu Layout (F2), enter, kemudian Select File
(F2), List (F2), lalu cari nama file, kemudian enter.
36
Menyesuaikan informasi Jalon dan Prisma ke dalam alat total
station.
37
Kontrol Kerangka Horizontal
Metode Trapezoid
Metode Segitiga
Microsoft Excel
Civil 3D Autodesk
AutoCad Autodesk
Global Mapper
Google Earth
38
BAB IV
HASIL PENGUKURAN
4.1 Perhitungan Kontrol Kerangka Dasar Horizontal
NOMOR TITIK SUDUT DALAM DESIMAL (°)
1 BM1 78°49'12" 78.82
2 S74 89°36'58" 8.961.611.111
3 C91 79°13'37" 7.922.694.444
4 C88 106°41'21" 1.066.891.667
5 C86 170°3'36" 170.06
6 C84 178°44'39" 1.787.441.667
7 C82 165°36'27" 1.656.075
8 C80 67°3'25" 6.705.694.444
9 C78 74°39'14" 7.465.388.889
10 C76 186°21'6" 1.863.516.667
11 C74 179°55'32" 1.799.255.556
12 C72 186°6'42" 1.861.116.667
13 C70 86°38'58" 8.664.944.444
14 C111 77°44'54" 7.774.833.333
15 C109 186°2'42" 186.045
16 C107 181°48'27" 1.814.186.111
17 C105 178°32'39" 1.785.441.667
18 C103 181°3'27" 1.810.575
19 C101 180°41'55" 180.698.861.111
20 C99 179°19'32" 1.793.255.556
21 C97 183°56'43" 1.839.452.778
22 C95 182°21'12" 1.823.533.333
23 C93 183°56'43" 1.839.452.778
24 S73 78°49'12" 78.82
TOTAL 3960°39'19" 3.960.655.278
39
Setelah itu masukan sudut koreksi terhadap setiap titik yang paling
luardengan menambahkan 0.0271991
Sudut Terkoreksi
NOMOR TITIK SUDUT DALAM DESIMAL (°)
(Desimal derajat(°)
1 BM1 78°49'12" 78,82 78,8471991
2 S74 89°36'58" 89,61611111 89,64331021
3 C91 79°13'37" 79,22694444 79,25414354
4 C88 106°41'21" 106,6891667 106,7163658
5 C86 170°3'36" 170,06 170,0871991
6 C84 178°44'39" 178,7441667 178,7713658
7 C82 165°36'27" 165,6075 165,6346991
8 C80 67°3'25" 67,05694444 67,08414354
9 C78 74°39'14" 74,65388889 74,68108799
10 C76 186°21'6" 186,3516667 186,3788658
11 C74 179°55'32" 179,9255556 179,9527547
12 C72 186°6'42" 186,1116667 186,1388658
13 C70 86°38'58" 86,64944444 86,67664354
14 C111 77°44'54" 77,74833333 77,77553243
15 C109 186°2'42" 186,045 186,0721991
16 C107 181°48'27" 181,4186111 181,4458102
17 C105 178°32'39" 178,5441667 178,5713658
18 C103 181°3'27" 181,0575 181,0846991
19 C101 180°41'55" 180,6988611 180,7260602
20 C99 179°19'32" 179,3255556 179,3527547
21 C97 183°56'43" 183,9452778 183,9724769
22 C95 182°21'12" 182,3533333 182,3805324
23 C93 183°56'43" 183,9452778 183,9724769
24 S73 78°49'12" 78,82 78,8471991
TOTAL 3960°39'19" 3960,655278 3444,067751
Setelah menjumlahkan seluruh sudut terkoreksi dan sesuia dengan syarat sudut dalam
maka sudut dapat dinyatakan benar.
40
2. Perhitungan Azimuth sisi poligon:
Diketahui:
Azimuth awal (α S74-BM1) = 169.2039˚
Penyelesaian :
Rumus :
αn;n+1 = αn – ßn + 180˚ (karena ßu adalah sudut kiri)
Jika αn;n+1 > 360˚ maka αn;n+1 - 360˚, sebaliknya ;
Jika αn;n+1 < 0˚ maka αn;n+1 + 360˚
α S74-BM1 = 169.2039˚
α BM1-C91 = 169.2039˚ – 79.2269 ˚ + 180˚ = 269.9769 ˚
α C91-C88 = 269.9769 ˚ – 106.6891 ˚ + 180˚ = 343.287 ˚
α C88-C86 = 343.287 ˚ – 170.06 ˚ + 180˚ = 353.227 ˚
α C86-C84 = 353.227˚ – 178.7441 ˚ + 180˚ = 192.4836 ˚
α C84-C82 = 192.4836˚ – 165.6075 ˚ + 180˚ = 206.8761 ˚
α C82-C80 = 206.8761˚ – 67.0569 ˚ + 180˚ = 319.8191 ˚
α C80-C78 = 319.8191˚ – 74.6538 ˚ + 180˚ = 313.4675 ˚
α C78-C76 = 313.4675˚ – 186.3516 ˚ + 180˚ = 307.1158 ˚
α C76-C74 = 307.1158 ˚ – 179.9255 ˚ + 180˚ = 304.1902 ˚
α C74-C72 = 304.1902 ˚ –186.1116 ˚ + 180˚ = 307.0786 ˚
α C72-C70 = 307.0786 ˚ – 86.6494 ˚ + 180˚ = 397.5958˚
α C70-C111 = 397.5958 ˚ – 77.7483 ˚ + 180˚ = 304.8475˚
α C111-C109 = 304.8475 ˚ – 186.045 ˚ + 180˚ = 397.8025 ˚
α C109-C107 = 397.8025 ˚ – 181.4186 ˚ + 180˚ = 499.9947 ˚
41
α C107-C105 = 499.9947 ˚ – 178.5441 ˚ + 180˚ = 493.4505 ˚
α C105-C103 = 493.3930 ˚ – 181.0575 ˚ + 180˚ = 491.3930 ˚
α C103-C101 = 491.3930˚ – 180.6988 ˚ + 180˚ = 493.694 ˚
α C101-C99 = 493.694 ˚ – 179.3255 ˚ + 180˚ = 492 .368 ˚
α C99-C97 = 492.368 ˚ – 183.9452 ˚ + 180˚ = 487.4236 ˚
α C97-C95 = 487.4236 ˚ – 182.3533 ˚ + 180˚ = 485.0702˚
α C95-C93 = 485.0702˚ – 183.9452 ˚ + 180˚ = 481.125˚
α C93-S73 = 481.125 ˚ – 78,82 ˚ + 180˚ = 582.305 ˚
α S73-S74 = 582.305 ˚ – 89,6161 ˚ + 180˚ = 312.68 ˚
3. Perhitungan selisih absis dan ordinat
Diketahui :
DS74-BM1 = 21,4091 αS74-BM1 = 169.2039˚
Selisih absis dan ordinat dapat dicari dengan rumus : ΔX = D.sin.α dan ΔY =
D.cos.α
Penyelesaian :
42
Kaki Jarak (D) ∆X ∆Y
S74-BM1 21,4091 21,40861946 0,14344257
BM1-C91 1,0195 1,001531579 0,19056428
C91-C88 1,9448 1,862878822 0,55850652
C88-C86 1,9579 0,337966422 1,92851007
C86-C84 1,8485 0,040512966 1,84805599
C84-C82 1,828 0,454373343 1,77062951
C82-C80 3,712 3,418353828 1,44699727
C80-C78 1,8735 1,806699877 0,49582033
C78-C76 1,8427 -0,20385896 1,83138877
C76-C74 1,6973 0,002205301 1,69729857
C74-C72 50,3424 -5,35978107 50,0562682
C72-C70 2,0618 2,058275633 0,1205017
C70-C111 2,0357 1,989336798 0,43198795
C111-C109 1,7795 -0,1873983 1,76960508
C109-C107 2,2384 -0,05541586 2,23771393
C107-C105 1,8739 0,04760896 1,87329512
C105-C103 2,0346 -0,03755019 2,03425346
C103-C101 2,0795 -0,02536392 2,07934531
C101-C99 1,4667 0,017264531 1,46659839
C99-C97 1,9448 -0,13380941 1,94019125
C97-C95 1,828 -0,07506109 1,82645828
C95-C93 1,6973 -0,1167805 1,69327777
C93-S73 1,7795 1,745730244 0,34503067
S73-S74 21,4091 0,244845371 21,4076999
TOTAL 133,705 30,24118384 52,0293515
Setelah mendapatkan nilai selisih absis dan ordinat kemudian hitung nilai
kesalahanabsis dan ordinat dengan rumus :
Fx = 0 – (∑D.sin.α) dan Fy = 0 – (∑D.cos.α)
Diketahui :
∑D = 133,705
∑D.sin.α =30,24118384 -dan ∑D.scos.α = -52,0293515 Penyelesaian :
Fx = -30,24
Fy = 52,0294
4. Perhitungan koreksi selisih absis (kx), ordinat (ky) , ΔX terkoreksi (Adj.ΔX), dan
ΔY terkoreksi (Adj.ΔY)
Koreksi absis dan ordinat dapat dicari dengan rumus
Kx = 𝐷 . ƒ𝑥 dan Ky = 𝐷 . ƒ𝑦
Z Z𝐷 ZD
Untuk mencari nilai Adj ΔX dan Adj ΔY perhitungan dimulai dari titik S74 ke titik
BM1.
Diketahui :
43
Adj.ΔX = ΔX + Kx dan Adj.ΔY = ΔY + Ky
∑D = 133,705
Fx =-30,24 dan Fy = 52,0294
ΔX S74-BM1 = 21,40862
ΔY S74-BM1 = 0,143443
Penyelesaian :
KxS74-BM1 = (21,409/1,4667) x 0,017265= -0,000906239
KyS74-BM1 = (21,409/1,4667) x0,00329 = 0,00053
Adj.ΔX = 21,40862 + (-0,000906239) = 21,40771
Adj.ΔY = 0,143443 + 0,00053 = 0,1439693
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :
44
Kaki Jarak ∆X ∆Y F(x) F(y) Kx Ky Adj. ∆X Adj. ∆Y
S74-BM1 21,409 21,40862 0,143443 -30,24 52,0294 0,000906239 0,00053 21,40771 0,143969
BM1C91 1,0195 1,001532 0,190564 -30,24 52,0294 -4,32E-05 2,50E-05 1,001488 0,190589
C91-C88 1,9448 1,862879 -0,55851 -30,24 52,0294 -8,23E-05 4,80E-05 1,862796 -0,55846
C88-C86 1,9579 0,337966 -1,92851 -30,24 52,0294 -8,28772E-05 4,80E-05 0,337884 -1,92846
C86-C84 1,8485 0,040513 -1,84806 -30,24 52,0294 -7,82E-05 4,50E-05 0,040435 -1,84801
C84-C82 1,828 0,454373 -1,77063 -30,24 52,0294 -7,74E-05 4,50E-05 0,454296 -1,77059
C82-C80 3,712 3,418354 1,446997 -30,24 52,0294 0,000157128 9,10E-05 3,418197 1,447089
C80-C78 1,8735 1,8067 0,49582 -30,24 52,0294 -7,93E-05 4,60E-05 1,806621 0,495866
C78-C76 1,8427 -0,20386 -1,83139 -30,24 52,0294 -7,80E-05 4,50E-05 -0,20394 -1,83134
C76-C74 1,6973 0,002205 -1,6973 -30,24 52,0294 -7,18E-05 4,20E-05 0,002133 -1,69726
C74-C72 50,342 -5,35978 -50,0563 -30,24 52,0294 -0,002130974 0,00124 -5,36191 -50,055
C72-C70 2,0618 2,058276 0,120502 -30,24 52,0294 -8,73E-05 5,10E-05 2,058188 0,120552
C70-C111 2,0357 1,989337 0,431988 -30,24 52,0294 -8,62E-05 5,00E-05 1,989251 0,432038
C111-C109 1,7795 -0,1874 -1,76961 -30,24 52,0294 -7,53E-05 4,40E-05 -0,18747 -1,76956
C109-C107 2,2384 -0,05542 -2,23771 -30,24 52,0294 -9,48E-05 5,50E-05 -0,05551 -2,23766
C107-C105 1,8739 0,047609 -1,8733 -30,24 52,0294 -7,93E-05 4,60E-05 0,04753 -1,87325
C105-C103 2,0346 -0,03755 -2,03425 -30,24 52,0294 -8,61E-05 5,00E-05 -0,03764 -2,0342
C103-C101 2,0795 -0,02536 -2,07935 -30,24 52,0294 -8,80E-05 5,10E-05 -0,02545 -2,07929
C101-C99 1,4667 0,017265 -1,4666 -30,24 52,0294 -6,21E-05 3,60E-05 0,017202 -1,46656
C99-C97 1,9448 -0,13381 -1,94019 -30,24 52,0294 -8,23E-05 4,80E-05 -0,13389 -1,94014
C97-C95 1,828 -0,07506 -1,82646 -30,24 52,0294 -7,74E-05 4,50E-05 -0,07514 -1,82641
C95-C93 1,6973 -0,11678 -1,69328 -30,24 52,0294 -7,18E-05 4,20E-05 -0,11685 -1,69324
C93-S73 1,7795 1,74573 0,345031 -30,24 52,0294 -7,53E-05 4,40E-05 1,745655 0,345075
S73-S74 21,409 0,244845 21,4077 -30,24 52,0294 -0,000906239 0,00053 0,243939 21,40823
TOTAL 133,7 30,24118 -52,0294 -0,00565966 0,00329 0 0
Contoh 1 :
Penyelesaian :
45
(9061627,84 ,299555,7321).
Tabel Koordinat titik Poligon Terkoreksi
46
- -2.617562215
0.6773779
67
16 C107 9061632.86 299555.4301
- 0.224875489
3.9532685
67
17 C105 9061628.91 299555.655
47.54420136 1.472439116
18 C103 1.769136505 0.717240932
0.828666697 1.951538943
19 C101 9061572.07 299577.7261
0.656182802 2.254686807
20 C99 9061572.68 299579.9808
0.111161217 1.769136505
21 C97 9061634.04 299559.9047
1.071956878 13.63137825
22 C95 9061570.47 299572.3628
0.82869964 1.834784399
23 S73 9061573.40 299581.7499
Ketelitian (%) = fl / ∑D
Diketahui :
Fx = 2.86076903
Fy = -4.210581391
∑D = 149,4721 m
fl =√2.860769032 + −4.2105813912
= 6.09148
= 0.040754 %
4.2 Perhitungan Luas Area Praktikum (Metode Trapezoid, Segitiga,
Koordinat, dan Dikontrol dengan CAD)
1. Perhitungan Luas Area Praktikum Dengan Metode Trapezoid
47
Gambar 23. Arah Perhitungan Metode Trapezoid
Perhitungan dimulai dari titik S83 ke titik C112 dan menerus searah jarum
jamdengan rumus metode trapezoid:
Contoh 1:
Penyelesaian :
= -62489578.38
Contoh 2 :
48
Penyelesaian :
Diketahui :
Penyelesaian :
(X2 . Y1)-(X1 . Y2)
= -111959805.8
49
kembali ke titik awal, maka semua perhitungan ditotalkan. Dari data pada
table diatas, didapatkan nilai total adalah 6212,2646. Kemudian dibagi dua
untuk menentukan nilai luas lahan praktikum,
= 3106,3113
S = ½ keliling = S = a + b + c / 2
L = √S((S − a) * (S − b) * (S − c)
Keterangan :
S = setengah keliling
Contoh perhitungan :
50
a. Segitiga 1
Penyelesaian :
= 37.686 m2
b. Segitiga 2
28.394 m
51
tabel:
52
Luas = (∑(X1 . Y2) – ∑(X2 . Y1)) / 2
a. Perhitungan dimulai dari titik S83 (X1,Y1) ke titik C112 (X2,Y2
Diketahui :
Penyelesaian :
X1 . Y2 = 9061606.13 . 299548.09
= 2714386825199.26
X2 . Y1 = 9061608.85 . 299554.90
= 2714449314777.65
b. Perhitungan dilanjutkan dari titik C112 (X1 , Y1) ke titik C91 (X2 ,
Y2)Diketahui :
Penyelesaian :
53
C70 9061646.04 299494.32 2713947666036.04 2713914852801.26
C67 9061657.17 299498.31 2713957859426.20 2713951416353.87
C69 9061658.56 299499.07 2714063581563.56 2713961495045.36
C36 9061669.31 299510.69 2714422788383.31 2714063053526.22
C35 9061656.80 299549.97 2714493319114.40 2714418574913.40
C5 9061655.25 299558.17 2714526771077.03 2714492623540.33
C1 9061654.48 299561.91 2714591069354.58 2714526070401.72
S22 9061652.91 299569.03 2714564011542.43 2714586651610.05
S10 9061639.73 299566.10 2714550232879.97 2714558761946.11
S43 9061635.38 299565.01 2714543565583.58 2714548302782.59
S44 9061633.29 299564.42 2714536268933.58 2714542198371.56
S63 9061630.82 299563.69 2714525606525.53 2714534358016.83
S64 9061626.91 299562.59 2714517729931.45 2714523802260.04
S106 9061624.80 299561.85 2714486912385.50 2714514386821.19
S84 9061615.75 299558.52 2714451381406.89 2714481319627.94
S83 9061606.13 299554.90
TOTAL = 59714500155059.10 59714500148846.80
SELISIH = 6212.24
LUAS = 3107.31344
Dari data diatas, luas lahan dapat dicari degan menghitung
= (59714500155059.10 - 59714500148846.80) / 2
Luas = 3107.31344 m2
AutoCAD
54
Gambar 27. Poligon Lahan Praktikum
Untuk mencari luas lahan praktikum melalui software autocad
polygon.
55
4.3 Gambar Peta Situasi (Berikan Deskripsi Situasi Di Areal Survey,
Gambar Dilampirkan A3)
Pada Detail peta situasi dapat kita lihat gambar situasi di sekitar
lahan pratikum, kita lihat bahwa lokasi praktikum berada di barat jalan
lokal dan di selatan lokasi praktikum terdapat kebun cabai. Pada bagian
timur jalan lokal terdapat Kebun kacang dan pada timurnya lagi
terdapat juga gubuk dan kebun cabai. pada bagian timur jalan lokal dan
selatan kebun kacang terdapat kebun dan juga Warung dan di selatan
warung terdapat gubuk. Pada barat jalan lokal dan selatan kebun cabai
terdapat peternakan ayam.
4.4 Gambar Peta Topografi (Berikan Deskripsi Topografi, Di Areal Survey,
Gambar Dilampirkan A3)
56
Gambar 30. Peta Topografi
Pada peta topografi terdapat garis kontur yang apabila kontur kontur
itu rapat dapat di artikan bahwa elevasi di dataran tersebut curam,
sedangkan pada garis kontur yang renggang dapat di artikan bahwa
elevasi pada dataran tersebut landai.
57
Gambar 31. Potongan Cross And Long
Section
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Demikian beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil laporan
praktikum, antara lain :
59
kesalahan pengukuran.
60
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Y., (2014). Catatan Ilmu Ukur Tanah. Bandung: Sinar Grafika.
61
62