Kelas : C3
Nama Kelompok : Kelompok X (sepuluh)
Oleh :
Kelompok 10 (C3)
UNIVERSITAS WARMADEWA
2022/2023
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat
sehingga laporan Praktikum Survey dan Pemetaan ini dapat kami rampungkan tepat pada
waktunya. Praktikum ini merupakan suatu hal wajib bagi seluruh mahasiswa yang
mengambil mata kuliah ini . Hal ini dilakukan untuk menerapkan teori yang didapatkan
dalam ruang kuliah dengan di lapangan secara langsung. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. I Wayan Gde Erick Triswandana, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah.
2. Bapak Pembimbing Kadek Windy Candrayana, S.T., M.T. yang telah membagi
waktunya untuk membimbing secara online maupun offline dalam proses penyusunan
laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah.
3. Teman-teman dari Kelompok 10 kelas C3 yang sudah bekerjasama menyelesaikan
laporan ini.
4. Serta semua pihak yang telah membantu kami.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangannya. Sehingga kami sangat mengharapkan sumbangan pemikiran dari para
pembaca. Baik itu berupa saran atau kritik yang sifatnya membangun untuk dapat
menyempurnakan laporan seperti ini di masa-masa yang akan datang. Kami sangat berharap
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan mahasiswa-mahasiswa
Teknik pada umumnya demi peningkatan kemampuan kita di bidang Ilmu Ukur Tanah.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Peta Situasi .................................................................................................. 4
Gambar 2. Contoh Peta Topografi ............................................................................................. 5
Gambar 3. Metode Perpotongan Ke Muka ................................................................................ 9
Gambar 4. Poligon Terbuka ..................................................................................................... 10
Gambar 5. Poligon Terbuka Terikat ........................................................................................ 10
Gambar 6. Poligon terbuka terikat koordinat ........................................................................... 10
Gambar 7. Poligon Terbuka Terikat Sepihak .......................................................................... 11
Gambar 8. Poligon Bebas ........................................................................................................ 11
Gambar 9. Poligon Tertutup .................................................................................................... 12
Gambar 10. Poligon Tertutup .................................................................................................. 13
Gambar 11. Poligon Tertutup .................................................................................................. 13
Gambar 12. Metode Segitiga ................................................................................................... 14
Gambar 13. MetodeTrapeziodal .............................................................................................. 15
Gambar 14. Koordinat Cartesia ............................................................................................... 16
Gambar 15. Koordinat Polar .................................................................................................... 16
Gambar 16. Koordinat Tiga Dimensi....................................................................................... 17
Gambar 17. Total Station & Tripod ......................................................................................... 18
Gambar 18. GPS RTK ............................................................................................................. 22
Gambar 19. Lokasi Peta ........................................................................................................... 24
Gambar 20. Flowchart ............................................................................................................. 25
Gambar 21. Proses Setting Alat ............................................................................................... 26
Gambar 22. Proses Merekam Titik .......................................................................................... 29
Gambar 23. Arah Perhitungan Metode Trapezoid ................................................................... 40
Gambar 24. Lahan Praktikum Yang Terbagi Menjadi Beberapa Segitiga .............................. 42
Gambar 25. Segitiga 1.............................................................................................................. 43
Gambar 26. Segitiga 2.............................................................................................................. 43
Gambar 27. Poligon Lahan Praktikum..................................................................................... 47
Gambar 28. Luas Lahan Praktikum Melalui Autocad ............................................................ 47
Gambar 29. Peta Situasi ........................................................................................................... 48
Gambar 30. Peta Topografi ...................................................................................................... 48
Gambar 31. Potongan Cross And Long Section ...................................................................... 49
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di jaman modern seperti ini pengukuran masih berperan penting di dalam pendidikan
dan pembangunan khususnya dalam merencanakan bangunan. Pengukuran umumnya
bertujuan mendapatkan hasil analisa yang akurat dari suatu bangunan yang di ukur dimana
hasil tersebut seorang pengukur dapat lebih mudah menyelesaikan proyeknya. Pengukuran
mempunyai banyak macam cara dimana tergantung pada apa yang kita ukur.
Dalam kegiatan praktikum wajib ini, pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah yang
ditugaskan untuk mahasiswa/wi Teknik Sipil semester 2 Universitas Warmadewa Dalam
praktikum ini mahasiswa/si diperkenalkan untuk menggunakan alat pengukuran yang disebut
1
dengan Total Station. Total station dari pengolahan hasil survey data yang diperoleh dari
hasil pengukuran dilapangan akan diolah menggunakan beberapa software seperti AutoCad,
Microsoft Excel dan Land Desktop setelah itu juga digunakan untuk membuat peta situasi
dan kontur dengan tujuan mencari luas dan elevasi dari suatu lahan yang diukur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Surveying
2.1.1 Pengertian
Ilmu ukur tanah merupakan cabang dari ilmu Geodesi yang khusus untuk
mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran-
pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran yang dilakukan terhadap titik-titik
detail alam maupun bantuan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi
vertikalnya (z) yang direferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.
3
2.2 Peta (Situasi, Topografi)
2.2.1. Peta Situasi
Peta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian dari
gambaran permukaan bumi baik detil alam maupun buatan manusia yang digambar
pada bidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi dan skala tertentu. Peta situasi dapat
diperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu proses pemetaan yang pengukurannya
langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan ukur tertentu.
4
Gambar 1. Contoh Peta Topografi
Sumber : https://imgv2-2-
f.scribdassets.com/img/document/405122619/original/2c675d2ac7/1685090766?v=1
Peta topografi dapat melihat keadaan bentang alam pada suatu daerah dan sedikit
banyak menjadi cerminan dari keadaan geologinya, terutama distribusi batuan. Pada
bidang ketekniksipilan, selain berfungsi untuk mengetahui keadaan tanah pada suatu
daerah juga berfungsi untuk melihat elevasi tanah. Elevasi berfungsi untuk menentukan
ketinggian suatu dataran dari mulai di atas permukaan laut. Pada proyek, elevasi
berfungsi sebagai acuan dalam perencanaan suatu bangunan.
Karakteristik Peta Topografi
Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut
dengan peta topografi. Peta topografi tidak terlalu banyak memberikan informasi
secara detail tentang suatu daerah, kecuali informasi mengenai kenampakan alam
atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi saja. Secara garis besar Noor juga
menjelaskan peta topografi merupakan peta yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
i. Peta kontur pada umumnya hanya berwarna putih dan kuning dengan
garis-garis yang tercetak dengan jelas. Peta topografi tidak memiliki
banyak warna karena kebutuhan informasi yang diberikan. Informasi
pokok yang diberikan oleh peta topografi ini sebatas kontur tanah saja
sehingga garis-garis kontur dibuat tercetak jelas supaya pembaca dapat
memahami isi dair peta tersebut.
5
ii. Peta topografi menggunakan skala yang besar guna memberikan
informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Selain itu dengan skala
lebih besar, ukuran yang tertera pada peta akan semakin akurat.
iii. Ciri khusus dari peta topografi yang sangat mudah dikenali adalah,
terdapat garis-garis halus namun tegas yang tergambar pada peta tersebut.
Garis-garis itu disebut dengan garis kontur. Garis kontur ini berjumlah
sangat banyak dan digambar memenuhi peta. Garis kontur merupakan
kombinasi dua segmen garis yang saling berhubungan 15 namun tidak
saling berpotongan. Garis kontur ini menunjukan titik elevasi pada peta
topografi supaya pembaca dapat melihat dan mengetahui dengan jelas
keadaan yang dimaksud.
Menurut Kers (1977) peta topografi adalah:”Peta yang menyajikan gambaran
permukan bumi dengan seteliti mungkin, sejauh skalanya memungkinkan, dan
menunjukkan elemen‑elemen baik yang alami maupun yang kultural”.
Peta topografi Indonesia
- Peta rupa bumi Indonesia (buatan Badan Informasi Geospasial).
- Peta topografi buatan Jawatan Topografi Angkatan Darat.
- Peta topografi buatan Army Map Service (AMS).
Kegunaan atau manfaat peta topografi sebagai berikut :
- Peta ini memberikan informasi kenampakan topografi beserta fitur alam dan
fitur buatan yang bersada di atasnya.
- Peta ini juga digunakan untuk keperluan peta navigasi darat, sehingga
informasi jalan, sungai dan objek-objek penting juga dimunculkan.
- Peta topografi juga berfungsi sebagai peta referensi/acuan dan peta dasar.
Artinya peta yang dipakai sebagai acuan dan dasar bagi pembuatan peta
tematik dan bebagai macam aktivitas yang menyangkut fenomena spasial pada
suatu lokasi.
6
2. 3. 1. 1. Sudut BAC disebut sudut mendatar (BAC = b). Sudut antara sisi AB dengan
garis Y’ yang sejajar dengan sumbu Y disebut sudut jurusan sisi AB, αAB.
Sudut jurusan sisi AC adalah αAC.
Sudut jurusan satu sisi dihitung dari sumbu Y positif (arah utara) berputar
searah putaran jarum jam (ke kanan) sampai sisi yang bersangkutan. Sudut
jurusan mempunyai harga dari 0o sampai 360o .’
Dengan adanya perjanjian tersebut diatas maka dalam hal ini sudut mendatar
yaitu b = αAC - αAB.
bahwa koordinat titik A adalah (XA, YA), jarak mendatar dari A ke B adalah
dAB, dari A ke C adalah dAC dan sudut jurusan dari A ke B adalah αAB, dari
A ke C adalah αAC.
𝑑 = = √( ) ( )
𝑑 = = = √( ) ( )
7
Maka sudut jurusan αBC dapat dihitung dengan cara : α1B = αA1 + β1 - 180o
. Apabila jumlah titik sudutnya adalah n buah maka diperoleh persamaan
umum penentuan sudut jurusan :
= +∑
1. Metode polar
8
yaitu β1 dan β2. Koordinat C dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sinus dan pertolongan
garis tinggi (t).XB = XA + dAB sin αAB dan YB = YA + dAB cos αAB
2. 3. 2. Metode Poligon
2.3.2.1. Poligon
Poligon ( poly = banyak, gonos = sudut) adalah serangkaian garis lurus yang
menghubungkan titik-titik di permukaan bumi.Metode poligon adalah salah satu cara
penentuan posisi horizontal banyak titik.Tujuan pengukuran poligon untuk menentukan
koordinat titik-titik ikat (kontrol) pengukuran
Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah
ditentukan dari pengukuran lapangan.Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol jarak dan
sudut, basis titik untuk pengukuran selajutnya, serta memudahkan perhitungan pada
plotting peta.Selain itu, poligon juga sebagai dasar untuk tempat pelaksanaan
pengukuran yang lainnya (Kusumawati, 2014).
2. 3. 2. 2. 1. Poligon Terbuka
Poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang
berlainan ( tidak pada satu titik ).
9
Gambar 4. Poligon Terbuka
Sumber : Tianjemeduson, 8 Oktober 2012
Poligon Tertutup/ polygon Kring adalah suatu polygon yang titik awal dan
Poligon terikat koordinat adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
kat oleh koordinat, terinilai azimuth awal dan akhir tidak diketahui.
10
c) Poligon terbuka terikat sepihak
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang hanya terikat salah
satu titiknya saja, bisa terikat pada titik awalnya atau titik akhirnya saja.
d) Poligon bebas
Poligon terbuka bebas adalah poligon lepas atau poligon yang tidak
terikat kedua ujungnya. Untuk menghitung koordinat masing-masing
titiknya maka harus ditentukan terlebih dahulu koordinat salah satu titik
sebagai acuan. Menghitung koordinat titik lainnya. Pada poligon ini tidak
ada koreksi sudut maupun koreksi jarak.
11
2. 3. 2. 2. 2. Poligon Tertutup
2. 3. 2. 2. 3. Poligon Kombinasi
12
Gambar 10. Poligon Tertutup
Sumber : Tianjemeduson, 8 Oktober 2012
2. 3. 2. 2. 4. Poligon Bercabang
13
2. 4. 1. Metode Segitiga
Setiap sisi segitiga tidak selalu sama, maka dari itu rumus segitiga pun
bercabang. Ada segitiga sama sisi, siku-siku dan sembarang. Sama halnya dengan
tanah, tanah cenderung memiliki ukuran yang berbeda di setiap sisinya. Berikut cara
menghitung tanah yang berbentuk segitiga:
Tanah berbentuk segitiga siku-siku
Jika Anda memiliki tanah dengan bentuk segitiga siku-siku, maka Anda bisa
menggunakan rumus berikut ini:
Luas tanah = ½ x Alas x Tinggi
14
\= [9 x (9-4) x (9-6) x (9-8) = (9 x 5 x 3 x 1) = 135 = 11.6
2. 4. 2. Metode Trapeziodal
adalah:
Posisi obyek ditentukan dengan dua garis yang saling tegak lurus.
DAB = 𝑏 −
2+( 𝑏− )²
DAC = 𝑐 −
2+( 𝑐− )²
DBC = 𝑐 − 𝑏
2 + ( 𝑐 − 𝑏)²
15
Gambar 14. Koordinat Cartesia
Sumber : https://www.dosenmatematika.co.id/cara-menentukan-koordinat-
cartesius
Posisi obyek ditentukan berdasarkan jarak vektor dari titik origin (d) dan
Koordinat titik A (d,α) berarti jarak titik A dari titik O adalah d, dengan
16
m = sudut vertikal (tegak lurus bidang XOY)
17
2.5 Alat Bantu Pengukuran (Total Station Topcon, GPS RTK (Real Time Kinematic)
2. 5. 1. Alat Bantu Pengukuran
Alat Ukur Tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan guna mengukur jarak
dan atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada
yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari
komponen alatnya dan cara menggunakannya. Pengukuran merupakan suatu
aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya, misalnya dengan
besaran standar. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan
pengukuran atau mengukur dengan alat ukur tanah. Berdasarkan modelnya, alat
ukur tanah bisa dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu alat ukur tanah
sederhana, alat ukur optik, dan alat ukur elektronik.
2. 5. 2. Total Station
18
2.5.2.2. Bagian-Bagian Total Station Yang Harus Diperhatikan
Setelah memeriksa dan memenuhi persyaratan penggunakan total station
untuk selanjutnya yang harus dilakukan adalah memeriksa sebua bagian alat
ukur survel tersebut apakah dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Dengan
persyaratan yang sudah terpenuhi dan alat total station dalam kondisi yang
bagus kita dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan akan
mendapatkan data-data yang akurat
Berikut ini adalah bagian bagian total station yang harus diperhatikan
- Semua klem dan sekrup yang akan digunakan untuk pengaturan harus
berfungsi dengan baik dan benar.
- Semua nivo baik nivo tabung maupun nivo kotak harus berfungsi
dengan baik.
- Display harus berfungsi dengan baik agar data-data yang ditampilkan
dapat terbaca dengan jelas. Lensa pada teropong harus benar-benar
cerah, jernih dan dalam kondisi yang baik
2.5.2.3. Cara Menggunakan Total Station
Berikut ini adalaha cara menggunakan total station yang baik dan benar
agar hasil yang di dapatkan tepat dan maksmal
- Pasangkan kaki-kaki pod di tempat yang diinginkan atau ditempat yang
sudah diketahui elevasi dan titik koordinatnya.
- Pasangkan dan pastik kaki-kaki tripod dengan terpasang kuat sehingga
posisinya selalu stabil.
- Atur posisi tribrach atau pelat dudukan alat ukur semendatar mungkin.
- Kencangkan semua sekrup yang ada di setiap kaki tripod agar tidak mudah
goyah.
- Posisikan penanda ketepatan sumbu vertikal total station pada titik yang
diinginkan.
- Atur posisi sumbu pertama vertikan dan sumbu kedua horizontal
menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak. Biasanya sekrup-sekrup ini
disebut dengan sekrup A, sekrup B dan sekrup C.
- Atur posisi nivo agar sejajar dengan posisi berdiri kita.
- Letakkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran.
- Putar total station sebesar 90 derajat dari posisi diri kita sebagai pemakai.
19
- Lakukan pengecekan kembali apakah posisi nivo tetap berada di tengah
lingkaran atau malah bergeser.
- Jika bergeser posisikan kembali nivo ketengah lingkaran dengan mengatur
posisi sekrup C.
- Lakukan pengecekan kembali apakah posisi penanda ketepan sumbu
vertikal tetap berada di posisi yang digunakan atau malah bergeser.
- Jika bergeser kendurkan sekrup pengunci total station pada tribrach
kemudian geser secara perlahan hingga posisi penanda arah vertical berada
di titik yang diinginkan.
- Kencangkan sekrup pengikat yang dikendurkan tadi.
- Lakukan pengecekan kembali apakah posisi gelembung nivo berada di
tengah lingkaran atau malah bergeser.
- Jika bergeser posisikan kembali gelembung nivo ke tengah linkaran
dengan menggeser sekrup A, sekrp B dan sekrup C secara perlahan.
- Jika posisi gelembung nivo sudah berada di tengah bidang nivo dan benar-
benar sudah centering maka total station siap digunakan.
2.5.2.4. Kelebihan Dari Total Station
Total station saat ini menjadi alat ukur survei yang digunakan oleh banyak
orang untuk mengukur jarak dan sudut. Kelebihannya antara lain:
- Dapat mengembangkan pembacaan dari semua data pengukuran yang
diterima secara digital dengan menggunakan sistem laser dan sistem
prisma.
- Semua data yang diterima oleh total station akan disimpan di dalam media
eksternal sehingga dapat diintegrasikan ke dalam program CAD.
- Hasil yang diberikan oleh alat ukur survei ini sangat akurat meskipun kita
melakukan pengukuran di tempat-tempat yang berbahaya.
- Lebih ekonomis, lebih efisien, dan lebih hemat waktu karena pekerjaan
dilakukan secara otomatis.
- Dapat meminimalkan kesalahan saat proses pengambilan data.
- Keakuratan data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
20
- Untuk memiliki alat ukur survei ini, kita harus merogoh kocek yang dalam
karena harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan alat ukur survei
lainnya.
- Alat ukur survei ini sangat bergantung pada sumber tegangan,sehingga kita
harus selalu memiliki dan membawa cadangan sumber.
- tegangan yang cukup selama melakukan pekerjaan dengan total station.
- Untuk dapat menggunakannya, kita tidak hanya perlu melakukan pelatihan
tentang survei. Kita juga harus melakukan pelatihan tentang hal hal yang
berhubungan dengan total station.
- Agar dapat digunakan secara maksimal, alat ukur survei ini sangat
bergantung pada kemampuan orang yang menggunakannya
Dengan mengacu pada GPS pada khususnya, sistem ini biasanya disebut
sebagai peningkatan fase-pembawa, atau CPGPS. memiliki aplikasi dalam
survei tanah, survei hidrografi, dan navigasi kendaraan udara tak berawak.
21
Gambar 18. GPS RTK
Sumber : https://id.aliexpress.com/item/33029318637.html
2.5.3.2. Rentang Perhitungan pada GPS RTK
22
2.5.3.3. Jaringan GPS RTK
23
BAB III
METODELOGI
3.1 Deskripsi Tempat (PIN POINT GOOGLE EARTH PRO) Dan Waktu Praktikum
3. 1. 1 Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : 30 MEI 2023
Waktu Praktikum : .08.00-17.00 WITA
Lokasi : JL.Sahadewa Sembung,Kab.Badung,Bali.
3. 1. 2 Lokasi Praktikum
24
3.2 Flowchart / Diagram Alir Proses Praktikum, Pengolahan Data, Dan Hasil
Pengolahan Data
25
analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk
berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.
26
Mengatur kedataran total station melalui nivo kotak dengan cara
menaikan atau menurunkan kaki-kaki statif sampai gelembung
nivo tepat berada di tengah.
Memeriksa Kembali apakah center point berubah atau tidak
melalui lensa center, jika berubah maka dapat disesuaikan
kembali dengan mengatur kaki-kaki statif, jika tidak berubah
maka kaki-kaki statif dapat dikunci.
Mengatur gelembung nivo tabung dengan cara memutar sekrup-
sekrup penyetel hingga gelembung nivo berada di tengah-tengah
garis.
Total station diputar sejajar ke masing-masing kaki statif untuk
mengecek apakah gelembung nivo sudah berada di tengah-
tengah. Jika belum, lakukan penyetelan dua sekrup agar
gelembung nivo kembali ke tengah.
Jika gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah maka total
station sudah siap dioprasikan.
3.3.3. Pengambilan Data.
Pengamatan Lapangan
Sebelum memulai praktikum, kami melakukan pengamatan terhadap lokasi
praktikum dan menetapkan lokasi mana yang akan kami ukur.
Menentukan titik yang akan ditembak
Setelah mengetahui area pasti yang akan kami ukur, selanjutnya kami
menentukan titik-titik mana yang akan kami tembak, Sebagian anggota
kami bertugas membawa prisma menuju ke ititik yang akan ditembak, dan
sebagian bertugas menembak titik dari titik BM 4.
1. Dimulai dengan menekan tombol berwarna hijau (Power).
2. Tekan tombol menu di pojok kanan atas.
3. Untuk membuat project baru tekan Data collect (F1)
4. Akan muncul pilihan [F1 : Input, F2 : List, F4 : Enter] pilih Input (F1).
5. Masukan nama project yang diinginkan, untuk project kali ini diberi
nama “C2” lalu pilih Enter.
6. Kemudian pilih OCC PT# Input (F1).
27
7. Masukan keterangan titik pada PT# yaitu BM4 lalu Enter, untuk ID
disesuaikan dengan nama titik, kemudian masukan instrument Height
yang merupakan tinggi antara as alat dengan titik BM (146,5 cm)
kemudian pilih Enter.
8. Kemudian akan muncul koordinat N, E, Z, dikarenakan koordinat belum
sesuai pilih No (F4), lalu OCNEZ (F4), kemudian NEZ (F3).
9. Input koordinat N, E, Z dari alat yang sudah diperoleh melalui RTK, lalu
Enter.
N : 9036442.4484
E : 307558.6099
Z : 3.513 M
10. Pilih Rec (F3) untuk merekam koordinat lalu Yes (F3).
11. Karena menggunakan polygon, maka alat harus mengikat minimal 2
titik, dengan demikian kita mem Backsight (F3) ke BM3.
12. Input BS# : BM3, P. Rode : BM3 dan As Prisma : 4,5 cm, lalu Enter.
13. Tembakan prisma yang berada pada BM3.
14. Pilih MIS (F3), lalu Rekam.
15. Pilih Menu, lalu Layout (F2), enter, kemudian Select File (F2), List (F2),
lalu cari nama file, kemudian enter.
16. Backsight ulang dengan pilih List kemudian cari BM3 lalu Enter.
17. Tembak BM3 dengan mengunci pergerakan horizontal alat, lalu pilih
Yes.
18. Untuk menembak titik baru tekan F4, kemudian pilih New Point (F2),
lalu Side Shot (F1) kemudian Enter.
19. Alat siap menembak titik-titik yang diinginkan.
3.3.4. Alat Tilting
Alat tilting atau bergeser mungkin terjadi pada saat pengambilan
data. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor seperti, human error, bencana
alam, dan hal lain sebagainya. Jika alat tilting maka harus kembali ke tahap
sebelumnya yakni, setting alat. Jika tidak maka lanjut ke tahap merekam
titik.
3.3.5. Merekam Titik
Pembawa Jalon Prisma sudah berada pada titik yang akan ditemba
28
Menyesuaikan informasi Jalon dan Prisma ke dalam alat total station.
Mulai menembak titik dengan cara mencari prisma.
29
Metode Titik Koordinat
30
BAB IV
HASIL PENGUKURAN
31
Kemudian hitung koreksi sudut dalam (Kß) dengan menggunakan rumus :
Kß = fß / n
Kß = 0.652778˚ / 24
Kß = 0.0271991˚ per sudut
Setelah itu masukan sudut koreksi terhadap setiap titik yang paling luar
dengan menambahkan 0.0271991
SUDUT
NOMOR TITIK DESIMAL (°) Sudut Terkoreksi
DALAM
(Desimal derajat(°)
1 BM1 78°49'12" 78,82 78,8471991
2 S74 89°36'58" 89,61611111 89,64331021
3 C91 79°13'37" 79,22694444 79,25414354
4 C88 106°41'21" 106,6891667 106,7163658
5 C86 170°3'36" 170,06 170,0871991
6 C84 178°44'39" 178,7441667 178,7713658
7 C82 165°36'27" 165,6075 165,6346991
8 C80 67°3'25" 67,05694444 67,08414354
9 C78 74°39'14" 74,65388889 74,68108799
10 C76 186°21'6" 186,3516667 186,3788658
11 C74 179°55'32" 179,9255556 179,9527547
12 C72 186°6'42" 186,1116667 186,1388658
13 C70 86°38'58" 86,64944444 86,67664354
14 C111 77°44'54" 77,74833333 77,77553243
15 C109 186°2'42" 186,045 186,0721991
16 C107 181°48'27" 181,4186111 181,4458102
17 C105 178°32'39" 178,5441667 178,5713658
18 C103 181°3'27" 181,0575 181,0846991
19 C101 180°41'55" 180,6988611 180,7260602
20 C99 179°19'32" 179,3255556 179,3527547
21 C97 183°56'43" 183,9452778 183,9724769
22 C95 182°21'12" 182,3533333 182,3805324
23 C93 183°56'43" 183,9452778 183,9724769
24 S73 78°49'12" 78,82 78,8471991
TOTAL
3960°39'19" 3960,655278
= 3444,067751
Setelah menjumlahkan seluruh sudut terkoreksi dan sesuia dengan syarat sudut dalam
maka sudut dapat dinyatakan benar.
32
2. Perhitungan Azimuth sisi poligon:
Diketahui :
Azimuth awal (α S74-BM1) = 169.2039˚
Penyelesaian :
Rumus :
αn;n+1 = αn – ßn + 180˚ (karena ßu adalah sudut kiri)
Jika αn;n+1 > 360˚ maka αn;n+1 - 360˚, sebaliknya ;
Jika αn;n+1 < 0˚ maka αn;n+1 + 360˚
α S74-BM1 = 169.2039˚
α BM1-C91 = 169.2039˚ – 79.2269 ˚ + 180˚ = 269.9769 ˚
α C91-C88 = 269.9769 ˚ – 106.6891 ˚ + 180˚ = 343.287 ˚
α C88-C86 = 343.287 ˚ – 170.06 ˚ + 180˚ = 353.227 ˚
33
α C86-C84 = 353.227˚ – 178.7441 ˚ + 180˚ = 192.4836 ˚
α C84-C82 = 192.4836˚ – 165.6075 ˚ + 180˚ = 206.8761 ˚
α C82-C80 = 206.8761˚ – 67.0569 ˚ + 180˚ = 319.8191 ˚
α C80-C78 = 319.8191˚ – 74.6538 ˚ + 180˚ = 313.4675 ˚
α C78-C76 = 313.4675˚ – 186.3516 ˚ + 180˚ = 307.1158 ˚
α C76-C74 = 307.1158 ˚ – 179.9255 ˚ + 180˚ = 304.1902 ˚
α C74-C72 = 304.1902 ˚ –186.1116 ˚ + 180˚ = 307.0786 ˚
α C72-C70 = 307.0786 ˚ – 86.6494 ˚ + 180˚ = 397.5958˚
α C70-C111 = 397.5958 ˚ – 77.7483 ˚ + 180˚ = 304.8475˚
α C111-C109 = 304.8475 ˚ – 186.045 ˚ + 180˚ = 397.8025 ˚
α C109-C107 = 397.8025 ˚ – 181.4186 ˚ + 180˚ = 499.9947 ˚
α C107-C105 = 499.9947 ˚ – 178.5441 ˚ + 180˚ = 493.4505 ˚
α C105-C103 = 493.3930 ˚ – 181.0575 ˚ + 180˚ = 491.3930 ˚
α C103-C101 = 491.3930˚ – 180.6988 ˚ + 180˚ = 493.694 ˚
α C101-C99 = 493.694 ˚ – 179.3255 ˚ + 180˚ = 492 .368 ˚
α C99-C97 = 492.368 ˚ – 183.9452 ˚ + 180˚ = 487.4236 ˚
α C97-C95 = 487.4236 ˚ – 182.3533 ˚ + 180˚ = 485.0702˚
α C95-C93 = 485.0702˚ – 183.9452 ˚ + 180˚ = 481.125˚
α C93-S73 = 481.125 ˚ – 78,82 ˚ + 180˚ = 582.305 ˚
α S73-S74 = 582.305 ˚ – 89,6161 ˚ + 180˚ = 312.68 ˚
Penyelesaian :
34
Kaki Jarak (D) ∆X ∆Y
S74-BM1 21,4091 21,40861946 0,14344257
BM1-C91 1,0195 1,001531579 0,19056428
-
C91-C88 1,9448 1,862878822 0,55850652
-
C88-C86 1,9579 0,337966422 1,92851007
-
C86-C84 1,8485 0,040512966 1,84805599
-
C84-C82 1,828 0,454373343 1,77062951
C82-C80 3,712 3,418353828 1,44699727
C80-C78 1,8735 1,806699877 0,49582033
-
C78-C76 1,8427 -0,20385896 1,83138877
-
C76-C74 1,6973 0,002205301 1,69729857
-
C74-C72 50,3424 -5,35978107 50,0562682
C72-C70 2,0618 2,058275633 0,1205017
C70-C111 2,0357 1,989336798 0,43198795
-
C111-C109 1,7795 -0,1873983 1,76960508
-
C109-C107 2,2384 -0,05541586 2,23771393
-
C107-C105 1,8739 0,04760896 1,87329512
-
C105-C103 2,0346 -0,03755019 2,03425346
-
C103-C101 2,0795 -0,02536392 2,07934531
-
C101-C99 1,4667 0,017264531 1,46659839
-
C99-C97 1,9448 -0,13380941 1,94019125
-
C97-C95 1,828 -0,07506109 1,82645828
-
C95-C93 1,6973 -0,1167805 1,69327777
C93-S73 1,7795 1,745730244 0,34503067
S73-S74 21,4091 0,244845371 21,4076999
-
TOTAL 133,705 30,24118384 52,0293515
Setelah mendapatkan nilai selisih absis dan ordinat kemudian hitung nilai kesalahan
absis dan ordinat dengan rumus :
Fx = 0 – (∑D.sin.α) dan Fy = 0 – (∑D.cos.α)
35
Diketahui :
∑D = 133,705
∑D.sin.α =30,24118384 -dan ∑D.scos.α = -52,0293515
Penyelesaian :
Fx = -30,24
Fy = 52,0294
4. Perhitungan koreksi selisih absis (kx), ordinat (ky) , ΔX terkoreksi (Adj.ΔX), dan ΔY
terkoreksi (Adj.ΔY)
Koreksi absis dan ordinat dapat dicari dengan rumus
Kx = dan Ky =
Contoh :
Untuk mencari nilai Adj ΔX dan Adj ΔY perhitungan dimulai dari titik S74 ke titik BM1.
Diketahui :
Adj.ΔX = ΔX + Kx dan Adj.ΔY = ΔY + Ky
∑D = 133,705
Fx =-30,24 dan Fy = 52,0294
ΔX S74-BM1 = 21,40862
ΔY S74-BM1 = 0,143443
Penyelesaian :
36
-7,73785E-
C84-C82 1,828 0,454373 -1,77063 -30,24 52,0294 05 4,5E-05 0,454296 -1,770585
-
C82-C80 3,712 3,418354 1,446997 -30,24 52,0294 0,000157128 9,1E-05 3,418197 1,4470886
-7,93045E-
C80-C78 1,8735 1,8067 0,49582 -30,24 52,0294 05 4,6E-05 1,806621 0,4958664
-7,80008E-
C78-C76 1,8427 -0,20386 -1,83139 -30,24 52,0294 05 4,5E-05 -0,20394 -1,831343
-7,18461E-
C76-C74 1,6973 0,002205 -1,6973 -30,24 52,0294 05 4,2E-05 0,002133 -1,697257
-
C74-C72 50,342 -5,35978 -50,0563 -30,24 52,0294 0,002130974 0,00124 -5,36191 -50,05503
-8,72752E-
C72-C70 2,0618 2,058276 0,120502 -30,24 52,0294 05 5,1E-05 2,058188 0,1205524
C70- -8,61704E-
C111 2,0357 1,989337 0,431988 -30,24 52,0294 05 5E-05 1,989251 0,432038
C111- -7,53255E-
C109 1,7795 -0,1874 -1,76961 -30,24 52,0294 05 4,4E-05 -0,18747 -1,769561
C109- -9,47506E-
C107 2,2384 -0,05542 -2,23771 -30,24 52,0294 05 5,5E-05 -0,05551 -2,237659
C107- -7,93215E-
C105 1,8739 0,047609 -1,8733 -30,24 52,0294 05 4,6E-05 0,04753 -1,873249
C105- -8,61238E-
C103 2,0346 -0,03755 -2,03425 -30,24 52,0294 05 5E-05 -0,03764 -2,034203
C103- -8,80244E-
C101 2,0795 -0,02536 -2,07935 -30,24 52,0294 05 5,1E-05 -0,02545 -2,079294
C101- -6,20848E-
C99 1,4667 0,017265 -1,4666 -30,24 52,0294 05 3,6E-05 0,017202 -1,466562
-8,23226E-
C99-C97 1,9448 -0,13381 -1,94019 -30,24 52,0294 05 4,8E-05 -0,13389 -1,940143
-7,73785E-
C97-C95 1,828 -0,07506 -1,82646 -30,24 52,0294 05 4,5E-05 -0,07514 -1,826413
-7,18461E-
C95-C93 1,6973 -0,11678 -1,69328 -30,24 52,0294 05 4,2E-05 -0,11685 -1,693236
-7,53255E-
C93-S73 1,7795 1,74573 0,345031 -30,24 52,0294 05 4,4E-05 1,745655 0,3450745
-
S73-S74 21,409 0,244845 21,4077 -30,24 52,0294 0,000906239 0,00053 0,243939 21,408227
TOTAL 133,7 30,24118 -52,0294 -0,00565966 0,00329 00,00000 00,00000
Kemudian totalkan nilai Adj.ΔX dan Adj.ΔY. Apabila 0 maka perhitungan dinyatakan
benar.
1. Perhitungan koordinat titik-titik polygon
Setelah didapatkan nilai koreksi absis dan ordinat, kemudian untuk mencari koordinat
terkoreksi dari titik berikutnya adalah dengan menjumlahkan nilai koordinat awal (Xn ,
Yn) dengan koreksi absis dan ordinat (Adj.ΔX , Adj.ΔY).
37
Xn+1 = Xn + Adj.ΔXn+1 dan Yn+1 = Yn + Adj.ΔYn+1
Contoh 1 :
Untuk mencari nilai koordinat BM1 terkoreksi adalah dengan rumus berikut :
Diketahui :
X S73 = 9061628,91 dan Y S73 = 299555,66
Adj.ΔX BM1 = -1,07195 dan Adj.ΔX BM1 = 0,07705
Penyelesaian :
Selanjutnya, hitung kesalahan penutup jarak (linier) poligon, dan angka ketelitian dengan
rumus :
Ketelitian (%) = fl / ∑D
Diketahui :
Fx = 2.86076903
Fy = -4.210581391
∑D = 149,4721 m
fl =√
= 5.09048
= 0.03405 %
4.2 Perhitungan Luas Area Praktikum (Metode Trapezoid, Segitiga, Koordinat, dan
Dikontrol dengan CAD)
1. Perhitungan Luas Area Praktikum Dengan Metode Trapezoid
39
Gambar 23. Arah Perhitungan Metode Trapezoid
Perhitungan dimulai dari titik S83 ke titik C112 dan menerus searah jarum jam
dengan rumus metode trapezoid:
Contoh 1:
Diketahui :
Penyelesaian :
= -62489578.38
Contoh 2 :
Diketahui :
Penyelesaian :
40
(X2 . Y1)-(X1 . Y2)
= -111959805.8
Setelah semua perhitungan dengan rumus (X2 . Y1)-(X1 . Y2) telah kembali ke titik
awal, maka semua perhitungan ditotalkan. Dari data pada table diatas, didapatkan nilai total
adalah 6212,2646. Kemudian dibagi dua untuk menentukan nilai luas lahan praktikum,
= 3106,132 m2
41
2. Perhitungan Luas Area Praktikum Dengan Metode Segitiga
Tahap pertama perhitungan luas area dengan metode segitiga adalah mencari nilai
setengah keliling segitiga (S) dengan rumus :
S = ½ keliling = S = a + b + c / 2
L = √ (( ) ( ) ( )
Keterangan :
S = setengah keliling
L = Luas segitiga
a, b, c = sisi segitiga
42
Contoh perhitungan :
a. Segitiga 1
Penyelesaian :
L=√ (( ) ( ) ( )
= 37.69 m2
b. Segitiga 2
S=( + + ) / 2 = 15.06 m
(( ) ( )
L =√
( )
= 128.0033 m2
43
Perhitungan luas lahan praktikum berikutnya disajikan dalam tabel :
Setelah setelah semua segitiga telah diketahui luasnya maka untuk menentukan luas
lahan praktikum adalah dengan menjumlahkan semua luas masing-masing segitiga.
Jadi, dengan menggunkan metode segitiga, luas lahan praktikum adalah sebesar
3107,10 m2
44
3. Perhitungan Luas Area Praktikum Dengan Metode Koordinat
Diketahui :
Penyelesaian :
X1 . Y2 = 9061606.13 . 299548.09
= 2714386825199.26
X2 . Y1 = 9061608.85 . 299554.90
= 2714449314777.65
b. Perhitungan dilanjutkan dari titik C112 (X1 , Y1) ke titik C91 (X2 , Y2)
Diketahui :
X1 = 9061608.85 dan Y1 = 299548.09
X2 = 9061613.31 dan Y2 = 299535.88
Penyelesaian :
X1 . Y2 = 9061606.13 . 299548.09 = 2714386825199.26
X2 . Y1 = 9061608.85 . 299554.90 = 2714449314777.65
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :
Dari data diatas, luas lahan dapat dicari degan menghitung selisih nilai total,
dinyatakan dalam rumus :
= (59714500155059.10 - 59714500148846.80) / 2
Luas = 3106.121094 m2
Jadi luas lahan dengan metode koordinat adalah 3106.121094 m2
46
4. Perhitungan Luas Area Praktikum Dengan Menggunakan Software AutoCAD
Dari gambar diatas dapat dinyatakan bahwa luas lahan praktikum melalui software
autocad adalah 3106,876 m2.
Tabel Kontrol Nilai Error Luas Tiap Metode Terhadap Metode AutoCAD
Metode Luas (m2) AutoCAD (m2) Selisih Error (%)
Trapezoid 3106.132 3106.876 0.744 0.023936449
Segitiga 3107.098 3106.876 -0.222 -0.007152923
Koordinat 3106.121 3106.876 0.755 0.02429792
Dari data table diatas dapat disimpulkan bahwa persentase kesalahan sekitar 0,024%
yang berarti kesalahan pada tiap metode yang dilakukan sangatlah kecil.
47
4.3 Gambar Peta Situasi (Berikan Deskripsi Situasi Di Areal Survey, Gambar
Dilampirkan A3)
Pada Detail peta situasi dapat kita lihat gambar situasi di sekitar lahan pratikum, kita
lihat bahwa lokasi praktikum berada di barat jalan lokal dan di selatan lokasi praktikum
terdapat kebun cabai. Pada bagian timur jalan lokal terdapat Kebun kacang dan pada
timurnya lagi terdapat juga gubuk dan kebun cabai. pada bagian timur jalan lokal dan selatan
kebun kacang terdapat kebun dan juga Warung dan di selatan warung terdapat gubuk. Pada
barat jalan lokal dan selatan kebun cabai terdapat peternakan ayam.
4.4 Gambar Peta Topografi (Berikan Deskripsi Topografi, Di Areal Survey, Gambar
Dilampirkan A3)
Lalu, terdapat koordinat grid koordinat yang menunjukan kedudukan setiap titik
lokasi yang dapat dijadikan acuan dalam peta topografi. Terdapat garis potongan Long
section dari barat ke timur dengan nama Long Section A-A, B-B dan C-C. Terdapat juga
cross section dari Utara ke Selatan dengan nama corss section C-C. Terdapat juga arah mata
angin sebagai penunjuk arah mata angin.
48
4.5 Gambar Potongan / Cross Section (Berikan Deskripsi, Gambar Dilampirkan A3)
Pada gambar berikut, akan menjelaskan long section A - A, B - B dan C - C
menghadap arah Utara, dan menunjukan kondisi elevasi sawah, saluran irigasi, dan jalan.
Sedangkan, Pada cross section D - D menghadap ke arah Timur, dan menunjukan kondisi
elevasi jalan.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Demikian beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil laporan praktikum, antara
lain :
1. Pengukuran kerangka horizontal dan vertikal menggunakan alat total station dan prisma
dapat mempermudah proses pengukuran dan pemetaan lahan praktikum.
2. Pada perhitungan koreksi titik poligon, metode yang digunakan adalah metode poligon
tertutup. Kemudian didapatkan nilai ketelitian sebesar ;
Ketelitian (%) = 0.03405 %
3. Pada perhitungan luas lahan praktikum dengan menggunakan software AutoCAD
didapatkan luas : 3106,876 , Untuk hasil dari perhitungan manual dengan ketiga
metode didapatkan hasil:
a. Metode Trapezoid = 3106,132 m2
b. Metode Segitiga = 3107,098 m2
c. Metode Koordinat = 3106,121 m2
Hasil dari perhitungan kerja menggunakan software AutoCAD didapat nilai error luas lahan
sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan dengan ketiga metode tersebut, metode yang paling mendekati control
AutoCAD.
50
5.2 Saran
1.
51
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Y., (2014). Catatan Ilmu Ukur Tanah. Bandung: Sinar Grafika.
https://www.dosenmatematika.co.id/cara-menentukan-koordinat-cartesius
52