Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RAODATUL WAHDA

NIM : 859552833

POKJAR : PASANGKAYU

1. a. Konjungsi dan nilai kebenarannya Konjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah p ∧ q,
yang berarti “p dan q”. Pernyataan p: 13 adalah bilangan asli Pernyataan q: 25 adalah kelipatan 3
Konjungsi dari kedua pernyataan adalah: “13 adalah bilangan asli dan 25 adalah kelipatan 3”.
Nilai kebenaran konjungsi ini adalah BENAR, karena kedua pernyataan tersebut benar.

b. Disjungsi dan nilai kebenarannya Disjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah p ∨ q, yang
berarti “p atau q”. Pernyataan p: 13 adalah bilangan asli Pernyataan q: 25 adalah kelipatan 3
Disjungsi dari kedua pernyataan adalah: “13 adalah bilangan asli atau 25 adalah kelipatan 3”.
Nilai kebenaran disjungsi ini adalah BENAR, karena setidaknya salah satu pernyataan tersebut
benar.

c. Implikasi dan nilai kebenarannya Implikasi dari dua pernyataan p dan q adalah p → q, yang
berarti “jika p, maka q”. Pernyataan p: 13 adalah bilangan asli Pernyataan q: 25 adalah kelipatan
3 Implikasi dari kedua pernyataan adalah: “jika 13 adalah bilangan asli, maka 25 adalah
kelipatan 3”. Nilai kebenaran implikasi ini adalah BENAR, karena pernyataan p (13 adalah
bilangan asli) adalah benar, dan pernyataan q (25 adalah kelipatan 3) juga benar.

d. Biimplikasi dan nilai kebenarannya Biimplikasi dari dua pernyataan p dan q adalah p ↔ q,
yang berarti “p jika dan hanya jika q”. Pernyataan p: 13 adalah bilangan asli Pernyataan q: 25
adalah kelipatan 3 Biimplikasi dari kedua pernyataan adalah: “13 adalah bilangan asli jika dan
hanya jika 25 adalah kelipatan 3”. Nilai kebenaran biimplikasi ini adalah SALAH, karena
meskipun pernyataan p (13 adalah bilangan asli) benar, pernyataan q (25 adalah kelipatan 3)
tidak benar.

2. Modus tollens adalah salah satu bentuk argumen deduktif yang valid, dengan struktur sebagai
berikut:

Premis 1: Jika p, maka q (p → q) Premis 2: Tidak-q (¬q) Kesimpulan: Maka tidak-p (¬p)

Contoh argumen modus tollens:

Premis 1: Jika hari ini hujan, maka jalan akan basah. Premis 2: Jalan tidak basah. Kesimpulan:
Maka hari ini tidak hujan.

Berikut adalah dua buah premis yang membentuk sebuah argumen modus tollens:
Premis 1: Jika seseorang lulus ujian, maka dia akan mendapatkan pekerjaan. Premis 2: Orang
tersebut tidak mendapatkan pekerjaan. Kesimpulan: Maka orang tersebut tidak lulus ujian.

Penjelasan:

Premis 1 menyatakan bahwa jika seseorang lulus ujian, maka dia akan mendapatkan pekerjaan (p
→ q).

Premis 2 menyatakan bahwa orang tersebut tidak mendapatkan pekerjaan (¬q).

Berdasarkan modus tollens, kita dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut tidak lulus ujian
(¬p).

Jadi, argumen ini memenuhi ketentuan modus tollens, yaitu memiliki premis 1 yang berbentuk
implikasi (p → q) dan premis 2 yang menyangkal konsekuen (¬q), sehingga dapat disimpulkan
bahwa premis 1 salah (¬p).

3. a. A ∪ B (Gabungan)

A = {x | x ∈ bilangan asli kurang dari 10}

B = {x | x ∈ bilangan ganjil kurang dari 10}

Himpunan A ∪ B adalah himpunan yang anggotanya adalah semua anggota

A dan semua anggota B.

A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}

b. A ∩ B (Irisan)

A = {x | x ∈ bilangan asli kurang dari 10}

B = {x | x ∈ bilangan ganjil kurang dari 10}

Himpunan A ∩ B adalah himpunan yang anggotanya adalah anggota yang terdapat di dalam A
dan juga terdapat di dalam B.

A ∩ B = {1, 3, 5, 7, 9}

c. B - A (Selisih)

B = {x | x ∈ bilangan ganjil kurang dari 10}

A = {x | x ∈ bilangan asli kurang dari 10}


Himpunan B - A adalah himpunan yang anggotanya adalah anggota B yang tidak terdapat di
dalam A.

B - A = {2, 4, 6, 8}

d. A × B (Hasil Kali Kartesius)

A = {x | x ∈ bilangan asli kurang dari 10}

B = {x | x ∈ bilangan ganjil kurang dari 10}

Himpunan A × B adalah himpunan yang anggotanya adalah semua pasangan terurut (a, b) di
mana a adalah anggota A dan b adalah anggota B.

A × B = {(1, 1), (1, 3), (1, 5), (1, 7), (1, 9), (2, 1), (2, 3), (2, 5), (2, 7), (2, 9), (3, 1), (3, 3), (3, 5),
(3, 7), (3, 9), (4, 1), (4, 3), (4, 5), (4, 7), (4, 9), (5, 1), (5, 3), (5, 5), (5, 7), (5, 9), (6, 1), (6, 3), (6,
5), (6, 7), (6, 9), (7, 1), (7, 3), (7, 5), (7, 7), (7, 9), (8, 1), (8, 3), (8, 5), (8, 7), (8, 9), (9, 1), (9, 3),
(9, 5), (9, 7), (9, 9)}

4. a. (f o g)(x)

Fungsi komposisi (f o g)(x) didefinisikan sebagai (f o g)(x) = f(g(x))

Diketahui:

f(x) = x^2 - 2x + 1

g(x) = x + 3

Maka, (f o g)(x) = f(g(x))

= (g(x))^2 - 2(g(x)) + 1

= (x + 3)^2 - 2(x + 3) + 1

= x^2 + 6x + 9 - 2x - 6 + 1

= x^2 + 4x + 4

Jadi, (f o g)(x) = x^2 + 4x + 4

b. (g o f)(x)

Fungsi komposisi (g o f)(x) didefinisikan sebagai (g o f)(x) = g(f(x)).

Diketahui:
f(x) = x^2 - 2x + 1

g(x) = x + 3

Maka, (g o f)(x) = g(f(x))

= f(x) + 3

= (x^2 - 2x + 1) + 3

= x^2 - 2x + 4

Jadi, (g o f)(x) = x^2 - 2x + 4

c. (g o f)(5)

Untuk menghitung (g o f)(5), kita terlebih dahulu menghitung f(5) dan kemudian menghitung
g(f(5)).

f(5) = 5^2 - 2(5) + 1 = 25 - 10 + 1 = 16

g(f(5)) = f(5) + 3 = 16 + 3 = 19

Jadi, (g o f)(5) = 19

5. a. Tabel penjumlahan bilangan jam delapanan (+8) pada himpunan x8.

Himpunan x8 adalah himpunan semua bilangan jam delapanan, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}.

Tabel penjumlahan bilangan jam delapanan (+8) pada himpunan x8 adalah sebagai berikut:

+8 | 0 1 2 3 4 5 6 7

---+---------------

0|01234567

1|12345670

2|23456701

3|34567012

4|45670123

5|56701234

6|67012345
7|70123456

b. Membuktikan bahwa x8 dengan sistem penjumlahan jam delapanan (+8) membentuk suatu
sistem.

Untuk membuktikan bahwa x8 dengan sistem penjumlahan jam delapanan (+8) membentuk
suatu sistem, kita harus memenuhi aksioma-aksioma berikut:

1. Tertutup: Untuk setiap a, b ∈ x8, a + b ∈ x8.

2. Asosiatif: Untuk setiap a, b, c ∈ x8, (a + b) + c = a + (b + c).

3. Elemen identitas: Terdapat elemen e ∈ x8 sedemikian sehingga untuk setiap a ∈ x8, a + e = a.

4. Elemen invers: Untuk setiap a ∈ x8, terdapat elemen b ∈ x8 sedemikian sehingga a + b = e, di


mana e adalah elemen identitas.

Dari tabel penjumlahan yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa aksioma-aksioma tersebut
terpenuhi. Oleh karena itu, x8 dengan sistem penjumlahan jam delapanan (+8) membentuk suatu
sistem.

c. Menentukan elemen identitas dan lawan dari setiap elemen.

Elemen identitas:

Dari tabel penjumlahan, dapat dilihat bahwa elemen identitas adalah 0, karena untuk setiap a ∈
x8, a + 0 = a.

Lawan dari setiap elemen:

Untuk setiap a ∈ x8, lawan dari a adalah 8 - a, karena a + (8 - a) = 0 (elemen identitas).

Jadi, lawan dari setiap elemen a ∈ x8 adalah 8 - a.

Anda mungkin juga menyukai