Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 1

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah MATEMATIKA

Disusun Oleh:

NAMA : ELIS IIN MUTMAINAH


NIM : 857519582
POKJAR : CIAMIS

UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ - BANDUNG
2024
1. Menentukan Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi dari Pernyataan p dan q
Pernyataan:

 p: 13 adalah bilangan asli.


 q: 25 adalah kelipatan 3.
a. Konjungsi dan Nilai Kebenarannya Konjungsi: p ∧ q, dibaca "p dan q".

Nilai Kebenaran:

Konjungsi bernilai benar hanya jika kedua pernyataan dalam konjungsi bernilai benar.

 Pernyataan p "13 adalah bilangan asli" bernilai benar.


 Pernyataan q "25 adalah kelipatan 3" bernilai salah.

Karena salah satu pernyataan (q) bernilai salah, maka konjungsi p ∧ q bernilai salah.

Kesimpulan:

Konjungsi p ∧ q bernilai salah.

b. Disjungsi dan Nilai Kebenarannya

Disjungsi: p ∨ q, dibaca "p atau q".

Nilai Kebenaran:

Disjungsi bernilai benar jika setidaknya satu pernyataan dalam disjungsi bernilai benar.

 Pernyataan p "13 adalah bilangan asli" bernilai benar.


 Pernyataan q "25 adalah kelipatan 3" bernilai salah.

Karena satu pernyataan (p) bernilai benar, maka disjungsi p ∨ q bernilai benar.

Kesimpulan:

Disjungsi p ∨ q bernilai benar.

c. Implikasi dan Nilai Kebenarannya

Implikasi: p ⇒ q, dibaca "jika p maka q".

Nilai Kebenaran:

Implikasi bernilai benar kecuali jika anteseden (p) benar dan konsekuen (q) salah.

 Anteseden (p): "13 adalah bilangan asli".


 Konsekuen (q): "25 adalah kelipatan 3".

Karena anteseden (p) benar dan konsekuen (q) salah, maka implikasi p ⇒ q bernilai benar.
Kesimpulan:

Implikasi p ⇒ q bernilai benar.

d. Biimplikasi dan Nilai Kebenarannya

Biimplikasi: p ⇔ q, dibaca "p jika dan hanya jika q".

Nilai Kebenaran:

Biimplikasi bernilai benar hanya jika kedua pernyataan (p dan q) memiliki nilai kebenaran yang
sama, baik itu kedua benar atau kedua salah.

 Pernyataan p "13 adalah bilangan asli" bernilai benar.


 Pernyataan q "25 adalah kelipatan 3" bernilai salah.

Karena kedua pernyataan memiliki nilai kebenaran yang berbeda, maka biimplikasi p ⇔ q
bernilai salah.

Kesimpulan:

Biimplikasi p ⇔ q bernilai salah.

Tabel Ringkasan
Operasi Notasi Keterangan Nilai Kebenaran

Konjungsi p∧q p dan q Salah

Disjungsi p∨q p atau q Benar

Implikasi p⇒q Jika p maka q Benar

Biimplikasi p⇔q p jika dan hanya jika q Salah

2. Modus tollens adalah salah satu bentuk argumen deduktif yang menyatakan bahwa jika
kita memiliki dua premis:

1. P ⊃ Q (Implikasi: Jika P maka Q)


2. ¬Q (Negasi konsekuen: Q salah)

Maka, kita dapat menyimpulkan:

3. ¬P (Negasi anteseden: P tidak benar)

Contoh:
Premis 1: Jika hujan turun, maka jalanan menjadi basah. (P ⊃ Q) Premis 2: Jalanan tidak basah.
(¬Q)

Kesimpulan: Hujan tidak turun. (¬P)

Penjelasan:

Berdasarkan premis 1, kita mengetahui bahwa jika hujan turun, maka konsekuensinya adalah
jalanan menjadi basah. Namun, premis 2 menyatakan bahwa konsekuensinya (jalanan basah) tidak
terjadi. Hal ini berarti bahwa anteseden (hujan turun) tidak mungkin benar. Oleh karena itu, kita
dapat menyimpulkan bahwa hujan tidak turun.

Dua Premis untuk Argumen Modus Tollens:

Premis 1: Jika seseorang adalah pencuri, maka dia pasti membawa barang curian. (P ⊃ Q) Premis
2: Budi tidak membawa barang curian. (¬Q)

Kesimpulan: Budi bukan pencuri. (¬P)

Penjelasan:

Premis 1 menyatakan bahwa jika seseorang adalah pencuri (P), maka konsekuensinya adalah dia
pasti membawa barang curian (Q). Namun, premis 2 menunjukkan bahwa Budi (salah satu orang)
tidak membawa barang curian (¬Q). Hal ini berarti bahwa Budi tidak mungkin menjadi pencuri
(¬P).

Catatan:

 Penting untuk diingat bahwa modus tollens hanya berlaku jika kedua premisnya benar.
 Modus tollens tidak dapat digunakan untuk membuktikan kebenaran anteseden (P).
 Modus tollens hanya dapat menunjukkan bahwa anteseden (P) tidak mungkin
benar berdasarkan fakta bahwa konsekuen (Q) tidak terjadi.

3. A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10.


B adalah himpunan bilangan ganjil kurang dari 10.
Dengan pemahaman ini, mari kita hitung himpunan yang diminta:

a. 𝐴∪𝐵A∪B (Gabungan 𝐴A dan 𝐵B): Ini adalah himpunan semua elemen yang ada di 𝐴A atau
𝐵B. Karena himpunan 𝐴A adalah bilangan asli kurang dari 10 dan himpunan 𝐵B adalah bilangan
ganjil kurang dari 10, maka gabungan keduanya akan menjadi semua bilangan kurang dari 10.
Jadi, 𝐴∪𝐵A∪B adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10.
b. 𝐴∩𝐵A∩B (Irisan 𝐴A dan 𝐵B): Ini adalah himpunan semua elemen yang ada di kedua himpunan
𝐴A dan 𝐵B. Karena himpunan 𝐴A adalah bilangan asli kurang dari 10 dan himpunan 𝐵B adalah
bilangan ganjil kurang dari 10, maka 𝐴∩𝐵A∩B akan menjadi himpunan bilangan ganjil asli
kurang dari 10.
c. 𝐵−𝐴B−A (Selisih 𝐵B dan 𝐴A): Ini adalah himpunan semua elemen yang ada di 𝐵B tetapi tidak
ada di 𝐴A. Dalam konteks ini, karena 𝐵B adalah bilangan ganjil kurang dari 10 dan 𝐴A adalah
bilangan asli kurang dari 10, maka 𝐵−𝐴B−A akan menjadi himpunan bilangan ganjil kurang dari
10 yang tidak termasuk bilangan asli kurang dari 10.
d. 𝐴×𝐵A×B (Kartesian 𝐴A dan 𝐵B): Ini adalah himpunan semua pasangan terurut (𝑎,𝑏)(a,b) di
mana 𝑎a adalah anggota 𝐴A dan 𝑏b adalah anggota 𝐵B. Karena 𝐴A dan 𝐵B keduanya berisi
bilangan kurang dari 10, 𝐴×𝐵A×B akan berisi semua pasangan terurut (𝑎,𝑏)(a,b) di mana 𝑎a
adalah bilangan asli kurang dari 10 dan 𝑏b adalah bilangan ganjil kurang dari 10.

4. Diketahui:

 Fungsi f: R ⟶ R dengan f(x) = x^2 - 2x + 1


 Fungsi g: R ⟶ R dengan g(x) = x + 3

Ditanya:

a. (f o g)(x) b. (g o f)(x) c. (g o f)(5)

Penjelasan:

a. Menentukan (f o g)(x)

(f o g)(x) dibaca sebagai "f komposisi g". Artinya, fungsi f dijalankan terlebih dahulu, kemudian
hasilnya dimasukkan ke fungsi g.

Langkah-langkah:

1. Substitusi g(x) ke dalam f(x):

f(g(x)) = (g(x))^2 - 2(g(x)) + 1

2. Substitusi definisi g(x) ke dalam

persamaan: f(g(x)) = ((x + 3))^2 - 2(x + 3) + 1

3. Buka kurung dan sederhanakan:

f(g(x)) = x^2 + 6x + 9 - 2x - 6 + 1

f(g(x)) = x^2 + 4x + 4

Kesimpulan:
(f o g)(x) = x^2 + 4x + 4

b. Menentukan (g o f)(x)

(g o f)(x) dibaca sebagai "g komposisi f". Artinya, fungsi g dijalankan terlebih dahulu, kemudian
hasilnya dimasukkan ke fungsi f.

Langkah-langkah:

1. Substitusi f(x) ke dalam g(x):

g(f(x)) = f(x) + 3

2. Substitusi definisi f(x) ke dalam persamaan:

g(f(x)) = (x^2 - 2x + 1) + 3

3. Sederhanakan:

g(f(x)) = x^2 - 2x + 4

Kesimpulan:

(g o f)(x) = x^2 - 2x + 4

c. Menentukan (g o f)(5)

Untuk menghitung (g o f)(5), kita perlu mensubstitusi x = 5 ke dalam persamaan (g o f)(x) yang
telah didapatkan:

(g o f)(5) = 5^2 - 2(5) + 4

= 25 - 10 + 4

= 19

Kesimpulan:

(g o f)(5) = 19

Kesimpulan

 (f o g)(x) = x^2 + 4x + 4
 (g o f)(x) = x^2 - 2x + 4
 (g o f)(5) = 19
5.a. Tabel penjumlahan bilangan jam delapanan (+8) pada himpunan 𝑥8x8:

b. Untuk menunjukkan bahwa 𝑥8x8 dengan sistem penjumlahan jam delapanan (+8) membentuk
suatu sistem, kita perlu memastikan bahwa setiap operasi penjumlahan pada anggota himpunan
𝑥8x8 menghasilkan anggota lain dalam himpunan 𝑥8x8, dan bahwa operasi ini memenuhi properti
tertentu seperti tertutup, komutatif, asosiatif, dan memiliki elemen identitas. Dari tabel di atas, kita
bisa lihat bahwa setiap hasil penjumlahan anggota himpunan 𝑥8x8 tetap berada dalam himpunan
tersebut, dan operasi ini memenuhi sifat-sifat tersebut.
c. Elemen identitas dalam sistem penjumlahan jam delapanan adalah 0, karena 𝑥+0=𝑥x+0=x
untuk setiap 𝑥x dalam 𝑥8x8. Lawan dari setiap elemen dalam 𝑥8x8 adalah anggota lain yang,
ketika ditambahkan ke elemen tersebut, menghasilkan 0. Misalnya, lawan dari 1 adalah 7, karena
1+7=81+7=8, yang merupakan elemen identitas dalam sistem penjumlahan jam delapanan.
Dengan demikian, lawan dari setiap elemen dalam 𝑥8x8 adalah elemen yang berjarak 7 jam (atau
7 unit) dari elemen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai