Anda di halaman 1dari 14

Ragam Komunikasi

Guru Pengampu:
Bpk.Eko Erdianto S.kom

Oleh:
Kelompok : Suci, Asih, Dede, Salih, Irfan, Yanuar
KELAS X TKJ
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak … Eko Erdianto S.Kom
sebagai dosen pengampu mata kuliah … TLJ yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangankarenaketerbatasan kami.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Pamarican 17 10 2022

Kelompok 2
Asih.Suci.Salih.Irfan.Trisno.Yanuar
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii

BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi Audio...................................................................................
2.2 Era Analog..............................................................................................
2.3 Era Digital……………...........................................................................
2.4 Jenis-jenis Media Audio...................................................................
2.5 Manfaat Media Audio................................................……………….....
2.6 Kelebihan komunikasi melalui media audio............................................
2.7 Kekurangan komunikasi melalui media audio.........................................

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi audio adalah bentuk komunikasi yang dilakukan dan terjadi melalui
media audio Komunikasi itu sendiri didefinisikan sebagai "suatu proses seseorang
atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang menciptakan juga
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain"
Sedangkan media audio itu sendiri adalah " media untuk menyampaikan pesan yang
akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif atau disebut dengan
suara, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal."  jadi
komunikasi audio adalah proses seseorang untuk dapat bertukar informasi dan
berinteraksi dengan orang dan lingkungannya melalui lambang auditif (audio) baik
dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait dengan
sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan masalah dituliskan
dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Komunikasi audio apa saja?
b. Jelaskan apa yg dimaksud komunikasi audio?
c. Apa manfaat komunikasi audio?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui peranan Media Audio dalam kegiatan belajar mengajar tingkat
SD.
2. Untuk mengetahui cara penggunaan Media Audio dalam kegiatan belajar mengajar
tingkat SD

3. Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh penggunaan Media Audio sebagai


motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran
Matematika.

BAB II
PEMBAHASAN

Komunikasi audio adalah bentuk komunikasi yang dilakukan dan terjadi


melalui media audio. Komunikasi itu sendiri didefinisikan sebagai "suatu proses
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang
menciptakan juga menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain".[1] Sedangkan media audio itu sendiri adalah " media untuk
menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang
auditif atau disebut dengan suara, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan )
maupun non verbal." [2]. jadi komunikasi audio adalah proses seseorang untuk dapat
bertukar informasi dan berinteraksi dengan orang dan lingkungannya melalui
lambang auditif (audio) baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal.

2.1 Era Analog


Era analog bagi audio adalah era dimana audio masih menganut dan
menggunakan sistem analog. Sistem analog merupakan sebuah bentuk komunikasi
melalui elektromagnetik yang melewati proses-proses pengiriman sinyal dan data
yang berupa bentuk gelombang secara berkelanjutan yang mengirimkan informasi
tertentu dengan cara mengubah gelombang.
2.2 Era Digital
Era digital menjadi sebuah titik balik bagi media audio, dimana ditandai dengan sebuah
bentuk perubahan teknologi yang tadinya menggunakan pita magnetik untuk dapat
merekam format suara, menjadi sebuah teknologi yang dapat mengubah sinyal data ke
dalam suatu bentuk kombinasi yang berupa urutan dan angka.

2.3 Jenis-jenis media audio


1. Jenis-jenis media audio Analog
Compact Cassette, atau yang dikenal atau bisa disebut baik itu kaset, pita kaset,
maupun tape merupakan media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal
dari bahasa Perancis, yakni cassette yang memiliki arti "kotak kecil". Kaset
menggunakan sistem pita magnetik yang dapat merekam data dengan format suara.
Dimulai pada tahun 1970 sampai dengan 1990-an, kaset menjadi salah satu format
media yang paling umum digunakan dalam industri musik

2. Jenis-jenis media audio digital

Cakram padat (bahasa Inggris: compact disc, atau biasa disebut dengan CD) adalah
cakram optik digital yang diperuntukan untuk menjadi penyimpanan data. Sejak
diperkenalkan secara resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak penjualan pada
tahun 2000 yang mencapai 2.445 juta keping. Kelebihan dari teknologi baru bernama
CD ini adalah minimnya noise seperti yang ditimbulkan pada kaset, dan juga
penggunaannya yang dimana bentuk CD sangat ringan, tipis, dan mudah dibawa serta
memiliki masa penggunaan produk yang lebih lama jika dibandingkan dengan kaset,
tidak hanya itu CD juga menawarkan kapasitas penyimpanan data yang besar serta
kapabilitas produksi yang lebih efisien. Meskipun banyak kelebihan yang dirasakan
dengan berkembanganya teknologi di bidang audio yang dapat menyempurnakan
media audio pada era sebelumnya, akan tetapi terdapat kelemahan dari CD dibanding
pendahulunya kaset, yaitu terletak pada kualitas suara yang dihasilkan tidak sebagus
pada pita kaset yang sudah mengpalikasikan sistem suara standar sinus murni, akan
tetapi CD mengpalikasikan sistem yang berupa trap atau tangga yang berbentuk sinus
dari hasil perubahan sinyal digital ke sinyal analog, sehingga kejernihan suara tidak
sejernih atau sebagus bila dibandingkan dengan pita kaset.
Hingga saat ini compact disc sudah mensupport cukup banyak format audio untuk
dapat dimainkan antara lain :
1. WAV adalah sebuah bentuk standar suara yang terdapat pada menu windows.
2. MP3 atau MPEG, Audio Layer 3 adalah sebuah bentuk aplikasi yang
didalamnya dapat menghasilkan audio yang kualitasnya tidak jauh beda
dengan CD audio sehingga pada saat itu menjadi sangat populer dan mudah
digunakan.
3. AAC yang merupakan kependekan dari Advanced Audio Coding adalah
sebuah bentuk aplikasi yang terdapat dalam standar Motion Picture Experts
Group ( MPEG ). Sample rate yang mampu ditawarkan oleh AAC mencapai
dua kali sample rate MP3 ( MPEG, Audio Layer 3 ). Kualitas format audio
nya pun sudah cukup baik sekali. Salah satu contoh yang telah menggunakan
format audio ini adalah iTunes, toko musik online milik Apple. Kita juga
dapat menemukan format audio ini dalam salah satu produk mereka yakni
iPod, peranti elektronik pemutar musik yang terkenal dengan kualitas
audionya.
4. WMA atau Windows Media Audio adalah suatu bentuk audio digital yang di
perkenalkan oleh Microsoft Corporation, perusahaan teknologi terbesar di
dunia. Format WMA ini di gemari oleh vendor musik online di seluruh dunia
karena dukungannya terhadap anti pembajakan musik online.

Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media
audio. Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran
yang sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak
bisa langsung bertanya.
Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas
peserta didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan
kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi
yang sedang mereka pelajari.
Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut

2.5 Manfaat Media Audio


Materi yang ada di progam Audio maupun Radio hendaknya mampu memotivasi agar
peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal
ini unsur menghibur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan
senang mendengarkannya sampai program selesai.
2. Adanya jadwal atau acara tatap muka, yaitu pertemuan antara pendidik dengan
peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam
mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam Media Audio.

2.6 Kelebihan media audio


1. Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
2. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
3. Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat
diulang atau diputar kembali.
4. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
2.7 Kekurangan media audio
1. Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan
tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
2. Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif
adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman
visual.
3. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
4. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak.
5. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam
bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada
si penerima.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa


penggunaan media audio visual dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dan siswa juga dapat meihat secara langsung proses daur air melalui media
audio visual. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian tindakan yang telah
dilaksanakan. Adapun hasil belajar siswa yang telah ditindaki pada siklus I dari 36
siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 12 siswa dengan persentase
33% dan yang memperoleh nilai dibawah 70 berjumlah 24 siswa atau persentase
67%, dengan daya serap 65%, setelah diadakan refleksi pada siklus II mengalami
peningkatan hasi belajar dari 36 orang siswa, yang memperoleh nilai 70 ke atas
berjumlah 28 orang dengan persentase 78% dan yang memperoleh nilai dibawah
berjumlah 8 orang dengan persentase 22% dengan daya serap siswa memperoleh
86%. Dengan demikian media audio visual jika diterapkan pada mata pelajaran
IPA khususnya materi proses daur air dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
a. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kiranya dapat terus diterapkan, dengan
melalui media pembelajaran audio visual, dengan tujuan untuk meningkatkan
proses belajar mengajar dan juga hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di bagian
Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka acuan yang
berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu mata kuliah.
Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur yang diterbitkan
selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi. Daftar
pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang digunakan
adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American Psychological Association).
Berikut adalah contoh penggunaan beberapa referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka yang
sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu dimasukkan pada
daftar pustaka sebenarnya.

Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.

Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.

Buku Lebih Dari Satu Edisi*)


Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-10).
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)


Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk
Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.

Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.

Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)


Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.

Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)


Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance Psychological
Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being, 4 (13), 1-9.

Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)


Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L. C.,Asgaard,
G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG activation and
attention last for more than 31 days and are more severe with stress,
dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine and Tobacco
Research, 6, 249—267

Artikel Jurnal dengan DOI*)


Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and the
survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-229. doi:
10.1037/0278-6133.24.2.225

Artikel dalam Prosiding Online*)


Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008). The
basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the National
Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1 073/pnas.Q80541 7105

Artikel dalam Prosiding Cetak*)


Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using multiple
cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P. Scheunders (Eds.),
Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678. Advanced Concepts for
intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin, Germany: Springer-Verlag.
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.

Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17. Diakses
dari: http//majalahmarketing.com//

Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.

Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)


Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.

Skripsi/Tesis/Disertasi dari Sumber Online*)


Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community Counseling
untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek Eks-Pecandu
NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding therapeutically
to patient expressions of sexual attraction [DVD]. Tersedia di
http://www.apa.org/videos/
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New York,
NY: Fox Broadcasting.

Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

Anda mungkin juga menyukai