Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

Ratna Widarti ( 858896393 )


1. Jawab :
Jika p = 5 membagi habis 21 dan q = 5 suatu bilangan prima, maka:
 a. Pernyataan biimplikasi dari kedua pernyataan tersebut adalah “5 membagi
habis 21 jika dan hanya jika 5 suatu bilangan prima”
 b. Nilai kebenaran dari biimplikasi p ⇔ q tersebut adalah salah.
 c. Syarat yang dibutuhkan agar biimplikasi tersebut dapat ditentukan nilai
kebenarannya adalah pernyataan p dan q dapat ditentukan nilai kebenarannya,
sehingga kita dapat menentukan nilai kebenaran dari biimplikasi p ⇔ q, yaitu:
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Penjelasan dengan langkah-langkah :
Hubungan dua pernyataan dalam logika matematika ada 4 macam yaitu:
 Konjungsi (p ∧ q dibaca “p dan q”)
 Disjungsi (p ∨ q dibaca “p atau q”).
 Implikasi (p ⇒ q dibaca “jika p maka q”).
 Biimplikasi (p ⇔ q dibaca “p jika dan hanya jika q”).
Nilai kebenaran dari konjungsi.
p q p^q
B B B
B S S
S B S
S S S
Nilai kebenaran dari disjungsi.
p q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S
Nilai kebenaran dari implikasi.
p q p⇒q
B B B
B S S
S B B
S S B
Nilai kebenaran dari biimplikasi.
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Diketahui
 p = 5 membagi habis 21
 q = 5 suatu bilangan prima
Ditanyakan
 a. Buatlah pernyataan biimplikasi menggunakan kedua pernyataan tersebut!
 b. Tentukanlah nilai kebenarannya!
 c. Apa syarat yang dibutuhkan agar biimplikasi tersebut dapat ditentukan nilai
kebenarannya?
Jawab
Langkah 1
Pernyataan biimplikasi dari pernyataan p dan q adalah:
 p⇔q
dibaca: “5 membagi habis 21 jika dan hanya jika 5 suatu bilangan prima”
Langkah 2
“5 membagi habis 21” adalah pernyataan yang salah, karena 21 tidak habis dibagi 5
 p=S
“5 suatu bilangan prima” adalah pernyataan yang benar, karena 5 hanya habis dibagi 1
dan bilangan itu sendiri yaitu 5, sehingga 5 adalah bilangan prima.
 q=B
Pernyataan biimplikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar atau
kedua penyataan bernilai salah. Sedangkan pernyataan biimplikasi akan bernilai
salah jika salah satu pernyataan bernilai benar dan pernyataan yang lain bernilai salah.
 Karena pernyataan p bernilai salah (p = S) dan pernyataan q bernilai benar (q =
B), maka pernyataan biimplikasi p ⇔ q adalah bernilai salah.
Langkah 3
Syarat agar pernyataan biimplikasi dapat ditentukan nilai kebenarannya adalah
pernyataan p dan q dapat ditentukan nilai kebenarannya, sehingga kita dapat
menentukan nilai kebenaran dari biimplikasi p ⇔ q, yaitu:
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B

2. Jawab :
Contoh dua buah premis yang memenuhi ketentuan modus ponens.
 Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
 Premis 2: Saya belajar
Berdasarkan modus ponens, kesimpulan dari kedua premis tersebut adalah:
 Saya akan lulus ujian matematika.
Penjelasan dengan langkah-langkah
Penarikan kesimpulan dalam logika matematika terdiri dari:
 Modus Ponens
p⇒q
p
----------
∴ q

 Modus Tollens
p⇒q
~q
---------
∴ ~p
 Silogisme
p⇒q
q⇒r
----------
∴p⇒r
Contoh 1
Diketahui
 Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
 Premis 2: Saya belajar.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Misal:
 p = saya belajar.
 q = saya akan lulus ujian matematika.
Langkah 2
Berdasarkan modus ponens, maka kedua premis tersebut dapat kita tulis:
 Premis 1: p ⇒ q
 Premis 2: p
----------
∴ q
Jadi kesimpulannya adalah "Saya akan lulus ujian matematika".
Contoh 2
Diketahui
 Premis 1: Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah.
 Premis 2: Hari ini hujan.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Berdasakan pernyataan ekuivalen yaitu:
 p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
maka pernyataan dari premis 1 yaitu:
“Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah” ekuivalen dengan pernyataan “Jika
hari ini hujan, maka tanah menjadi basah”
Langkah 2
Berdasarkan langkah 1, diperoleh:
 p = hari ini hujan.
 q = tanah menjadi basah.
Sehingga bentuk kedua premis tersebut menjadi:
 Premis 1: p ⇒ q
 Premis 2: p
----------
∴ q
Jadi kesimpulannya adalah “Tanah menjadi basah”.

3. Jawab :
Operasi yang mungkin dilakukan pada dua buah himpunan di atas yang saling
beririsan ialah tiga operasi. Operasi tersebut yakni irisan, gabungan, dan selisih kedua
himpunan.
Penjelasan dengan langkah langkah
Himpunan merupakan benda, objek, atau angka yang pendefinisiannya sudah
jelas. Himpunan pasangan berurutan merupakan setiap himpunan yang terdiri dari
anggota himpunan A dan B secara berurutan atau biasa dilambangkan (A, B) dengan x
∈ A, B ∈ P. Relasi himpunan merupakan hubungan himpunan A
dengan himpunan B.
Diketahui
 A = { x | x € bilangan prima kurang dari 10}
 B = { x | x € bilangan ganjil kurang dari sepuluh}
Ditanya
 Jumlah operasi yang mungkin dilakukan pada dua himpunan.
Dijawab
Sebelum menentukan berapa operasi yang dapat dilakukan pada dua himpunan
tersebut. Tentukan terlebih dahulu anggota masing masing himpunannya.
 A= {2, 3, 5, 7}.
 B= {1, 3, 5, 7, 9}.
Tentukan irisan kedua himpunan
 Irisan A ∩ B = {3, 5, 7}.
Tentukan gabungan kedua himpunan
 Gabungan A U B = {1, 2, 3, 5, 7, 9}.
Tentukan selisih kedua himpunan
 A - B = {2}.
 B - A = {1, 9}.
Jadi, terdapat tiga buah operasi yang bisa dilakukan pada himpunan tersebut.

4. Jawab :
Diketahui fungsi f dan g yaitu f(x) = x² + 2x + 1 dan g(x) = x – 2 untuk setiap x Є R.
Fungsi komposisi dari kedua fungsi tersebut adalah:
 a. (f o g)(x) = x² – 2x + 1
 b. (g o f)(x) = x² + 2x – 1
 c. (g o f)(3) = 14
Penjelasan dengan langkah-langkah
Fungsi komposisi adalah gabungan dari dua fungsi atau lebih.
 (f o g)(x) = f(g(x))
 (f o g o h)(x) = (f o g)(h(x)) = f((g o h)(x))
Diketahui
 f(x) = x² + 2x + 1
 g(x) = x – 2
Ditanyakan
Tentukan:
 a. (f o g)(x)
 b. (g o f)(x)
 c. (g o f)(3)
Jawab
Langkah 1
a. (f o g)(x) = f(g(x))
= f(x – 2)
= (x – 2)² + 2(x – 2) + 1
= x² – 4x + 4 + 2x – 4 + 1
= x² – 2x + 1
Langkah 2
b. (g o f)(x) = g(f(x))
= g(x² + 2x + 1)
= (x² + 2x + 1) – 2
= x² + 2x – 1
Langkah 3
c. (g o f)(3) = x² + 2x – 1
= 3² + 2(3) – 1
=9+6–1
= 14
5. Jawab :
a. Buatlah tabel penjumlahanbilangan basis 6

+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 10
2 2 3 4 5 10 11
3 3 4 5 10 11 12
4 4 5 10 11 12 13
5 5 10 11 12 13 14

b. Buatlah tabel perkalian bilangan basis 6

x 0 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 2 3 4 5
2 0 2 4 10 12 14
3 0 3 10 13 20 23
4 0 4 12 20 24 32
5 0 5 14 23 32 41
c. Operasi penjumlahan basis 6 bersifat tertutup karena hasil dari penjumlahan
bilangan basis 6 juga merupakan bilangan basis 6.
d. Operasi perkalian basis 6 bersifat tertutup karena hasil dari perkalian bilangan
basis 6 juga merupakan bilangan basis 6.
Penjelasan dengan langkah-langkah
Diketahui :
Bilangan terdiri dari: 0, 1, 2, 3, 4, 5
Ditanyakan :
a. Buatlah tabel penjumlahan bilangan basis 6!
b. Buatlah tabel perkalian bilangan basis 6!
c. Apakah operasi penjumlahan basis 6 bersifat tertutup?
d. Apakah operasi perkalian basis 6 bersifat tertutup?
Jawab:
Bilangan dengan basis 6 terdiri dari angka 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Untuk mengubah bilangan
selain 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 menjadi bilangan basis 6, contohnya adalah sebagai berikut.
 6 = 6 + 0 = 1 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 10
 7 = 6 + 1 = 1 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 11
 8 = 6 + 2 = 1 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 12
 9 = 6 + 3 = 1 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 13
 10 = 6 + 4 = 1 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 14
 12 = 12 + 0 = 2 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 20
 15 = 12 + 3 = 2 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 23
 16 = 12 + 4 = 2 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 24
 20 = 18 + 2 = 3 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 32
 25 = 24 + 1 = 4 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 41

Anda mungkin juga menyukai