Anda di halaman 1dari 7

NAMA :WINDAWATI

NIM :858406609

TUGAS 1

1. Pernyataan p dan q dapat ditentukan nilai kebenarannya, sehingga kita dapat menentukan
nilai kebenaran dari biimplikasi p ⇔ q, yaitu:

P q p⇔ q
B B B
B S S
S B S
S S B

Hubungan dua pernyataan dalam logika matematika ada 4 macam yaitu:


Konjungsi (p ∧ q dibaca “p dan q”)
Disjungsi (p ∨ q dibaca “p atau q”).
Implikasi (p ⇒ q dibaca “jika p maka q”).
Biimplikasi (p ⇔ q dibaca “p jika dan hanya jika q”).
Nilai kebenaran dari konjungsi.

P q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Nilai kebenaran dari disjungsi.

P q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S
Nilai kebenaran dari implikasi.

P q p⇒q
B B B
B S B
S B B
S S S

Nilai kebenaran dari biimplikasi.

P q p⇔ q
B B B
B S S
S B S
S S B
Diketahui
p = 5 membagi habis 21
q = 5 suatu bilangan prima
Ditanyakan
a. Buatlah pernyataan biimplikasi menggunakan kedua pernyataan tersebut!
b. Tentukanlah nilai kebenarannya!
c. Apa syarat yang dibutuhkan agar biimplikasi tersebut dapat ditentukan nilai kebenarannya?
Jawab
Langkah 1
Pernyataan biimplikasi dari pernyataan p dan q adalah:
p⇔q
dibaca: “5 membagi habis 21 jika dan hanya jika 5 suatu bilangan prima”
Langkah 2
“5 membagi habis 21” adalah pernyataan yang salah, karena 21 tidak habis dibagi 5

 p=S
“5 suatu bilangan prima” adalah pernyataan yang benar, karena 5 hanya habis dibagi 1 dan
bilangan itu sendiri yaitu 5, sehingga 5 adalah bilangan prima.

 q=B
Pernyataan biimplikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar atau kedua
penyataan bernilai salah. Sedangkan pernyataan biimplikasi akan bernilai salah jika salah satu
pernyataan bernilai benar dan pernyataan yang lain bernilai salah.

 Karena pernyataan p bernilai salah (p = S) dan pernyataan q bernilai benar (q = B),


maka pernyataan biimplikasi p ⇔ q adalah bernilai salah
Langkah 3
Syarat agar pernyataan biimplikasi dapat ditentukan nilai kebenarannya adalah pernyataan p dan
q dapat ditentukan nilai kebenarannya, sehingga kita dapat menentukan nilai kebenaran dari
biimplikasi p ⇔ q, yaitu:

P q p ⇔ q
B B B
B S S
S B S
S S B

2. Dua buah premis yang memenuhi ketentuan modus ponens


Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
Premis 2: Saya belajar

Berdasarkan modus ponens, kesimpulan dari kedua premis tersebut adalah:

Saya akan lulus ujian matematika.

Penarikan kesimpulan dalam logika matematika terdiri dari:

Modus Ponens
p⇒q
p
----------
∴ q

Modus Tollens
p⇒q
~q
---------
∴ ~p
Silogisme
p⇒q
q⇒r
----------
∴p⇒r
1
Diketahui
Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
Premis 2: Saya belajar.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Misal:
p = saya belajar.
q = saya akan lulus ujian matematika.
Langkah 2
Berdasarkan modus ponens, maka kedua premis tersebut dapat kita tulis:
Premis 1: p ⇒ q
Premis 2: p
----------
∴ q
Jadi kesimpulannya adalah "Saya akan lulus ujian matematika".
2
Diketahui
Premis 1: Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah.
Premis 2: Hari ini hujan.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Berdasakan pernyataan ekuivalen yaitu:
p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
maka pernyataan dari premis 1 yaitu:
“Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah” ekuivalen dengan pernyataan “Jika hari
ini hujan, maka tanah menjadi basah”

Langkah 2
Berdasarkan langkah 1, diperoleh:
p = hari ini hujan.
q = tanah menjadi basah.
Sehingga bentuk kedua premis tersebut menjadi:
Premis 1: p ⇒ q
Premis 2: p
----------
∴ q
Jadi kesimpulannya adalah “Tanah menjadi basah”.

3. Operasi yang mungkin dilakukan pada dua buah himpunan di atas yang saling beririsan
ialah tiga operasi. Operasi tersebut yakni irisan, gabungan, dan selisih kedua himpunan

Himpunan merupakan benda, objek, atau angka yang pendefinisiannya sudah


jelas. Himpunan pasangan berurutan merupakan setiap himpunan yang terdiri dari
anggota himpunan A dan B secara berurutan atau biasa dilambangkan (A, B) dengan x ∈
A, B ∈ P. Relasi himpunan merupakan hubungan himpunan A dengan himpunan B.

Diketahui
A = { x | x € bilangan prima kurang dari 10}

B = { x | x € bilangan ganjil kurang dari sepuluh}

Ditanya

Jumlah operasi yang mungkin dilakukan pada dua himpunan.

Dijawab
Sebelum menentukan berapa operasi yang dapat dilakukan pada dua himpunan tersebut.
Tentukan terlebih dahulu anggota masing masing himpunannya.

A= {2, 3, 5, 7}.

B= {1, 3, 5, 7, 9}.

Tentukan irisan kedua himpunan

Irisan A ∩ B = {3, 5, 7}.


Tentukan gabungan kedua himpunan

Gabungan A U B = {1, 2, 3, 5, 7, 9}.

Tentukan selisih kedua himpunan

A - B = {2}.

B - A = {1, 9}.

Jadi, terdapat tiga buah operasi yang bisa dilakukan pada himpunan tersebut.

4.

5. a. penjumlahan basis 6:
100₆ + 200₆ = 300₆
200₆ + 400₆ = 600₆

b. perkalian basis 6

 6 = 6 + 0 = 1 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 10
 7 = 6 + 1 = 1 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 11
 8 = 6 + 2 = 1 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 12
 9 = 6 + 3 = 1 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 13
 10 = 6 + 4 = 1 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 14
 12 = 12 + 0 = 2 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 20
 15 = 12 + 3 = 2 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 23
 16 = 12 + 4 = 2 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 24
 20 = 18 + 2 = 3 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 32
 25 = 24 + 1 = 4 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 41

c. Operasi penjumlahan bilangan basis 6 bersifat tertutup karena ketika 2 buah bilangan bulat
dijumlahkan, hasilnya juga merupakan bilangan bulat.

d. Operasi perkalian bilangan basis 6 bersifat tertutup karena ketika dua buah bilangan bulat
dikalikan, hasilnya juga merupakan bilangan bulat.

Basis bilangan merupakan bilangan yang dijadikan sebagai dasar pembentukan bilangan lain
dalam sebuah sistem bilangan. Bilangan basis 6 merupakan bilangan yang memiliki anggota 6
buah, taitu 0, 1, 2, 3, 4, dan 5.

Anda mungkin juga menyukai