Anda di halaman 1dari 5

1.

Untuk memecahkan masalah ini, mari kita mulai dengan informasi yang diberikan:
p = 5 membagi habis 21. Ini berarti 21 adalah kelipatan dari 5, atau secara matematis dapat ditulis
sebagai 21 = 5k, di mana k adalah suatu bilangan bulat.
q = 5 adalah suatu bilangan prima. Artinya, 5 hanya dapat dibagi oleh 1 dan dirinya sendiri.
Sekarang kita akan mengevaluasi biimplikasi yang diberikan:
a. Pernyataan biimplikasi adalah: "p membagi habis 21 jika dan hanya jika q adalah suatu bilangan
prima."
Ini dapat ditulis sebagai: p membagi habis 21 ⇔ q adalah suatu bilangan prima.
b. Sekarang mari kita tentukan nilai kebenarannya:
Kita sudah tahu bahwa p = 5 membagi habis 21 (21 = 5k), yang artinya p memenuhi sisi kiri biimplikasi.
Selanjutnya, kita juga tahu bahwa q = 5 adalah suatu bilangan prima, yang memenuhi sisi kanan
biimplikasi. Oleh karena itu, biimplikasi tersebut menjadi benar di kedua arah.
Jadi, nilai kebenarannya adalah benar (True) di kedua arah.
c. Syarat yang dibutuhkan agar biimplikasi tersebut dapat ditentukan nilai kebenarannya adalah bahwa
p membagi habis 21 dan q adalah suatu bilangan prima. Jika salah satu dari dua pernyataan ini salah,
maka biimplikasi tersebut akan menjadi salah. Jadi, kedua pernyataan ini harus benar agar biimplikasi
memiliki nilai kebenaran yang benar di kedua arah.

2.
Modus Ponens adalah sebuah bentuk penalaran dalam logika proposisional yang mengikuti pola
berikut:

1. Jika A, maka B.
2. A.
3. Oleh karena itu, B.

Mari buat dua premis yang memenuhi ketentuan Modus Ponens:

Premis 1: Jika hari ini hujan, maka jalan akan basah.


Premis 2: Hari ini hujan.

Sekarang, mari terapkan Modus Ponens:


1. Jika hari ini hujan, maka jalan akan basah.
2. Hari ini hujan.
3. Oleh karena itu, jalan akan basah.

Dengan demikian, kita telah membuat sebuah argumen yang memenuhi ketentuan Modus Ponens.
Premis 1 menguraikan kondisi (jika A, maka B), dan premis 2 memberikan informasi bahwa A terjadi.
Kemudian, kita menggunakan Modus Ponens untuk menyimpulkan bahwa B juga terjadi. Dalam hal
ini, kita menyimpulkan bahwa "jalan akan basah" berdasarkan informasi tentang hujan hari ini.
3.
Diberikan dua himpunan A dan B yang saling beririsan, yaitu A dan B adalah himpunan bilangan bulat
kurang dari 10. Operasi-operasi yang mungkin dilakukan pada dua himpunan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Gabungan (Union): Operasi ini menghasilkan himpunan yang berisi semua elemen yang ada di A
dan/atau di B. Gabungan A dan B adalah himpunan semua bilangan bulat kurang dari 10, yang dapat
dituliskan sebagai A ∪ B.

2. Irisan (Intersection): Operasi ini menghasilkan himpunan yang berisi elemen-elemen yang ada di
kedua himpunan A dan B. Irisan A dan B adalah himpunan elemen-elemen yang ada di kedua
himpunan tersebut, yaitu himpunan kosong, karena tidak ada elemen yang ada di keduanya. Ini
dituliskan sebagai A ∩ B = {}.

3. Selisih (Difference): Operasi ini menghasilkan himpunan yang berisi elemen-elemen yang ada di A
tetapi tidak ada di B. Selisih A dan B adalah himpunan semua elemen yang ada di A tetapi tidak ada di
B, yaitu A = {x | x ∈ bilangan prima kurang dari 10}.

4. Selisih Simetris (Symmetric Difference): Operasi ini menghasilkan himpunan yang berisi elemen-
elemen yang ada di A atau B, tetapi tidak ada di keduanya. Dalam hal ini, selisih simetris A dan B adalah
himpunan semua bilangan bulat kurang dari 10 yang bukan merupakan bilangan prima, yang dapat
dituliskan sebagai A ∆ B.

Jadi, terdapat empat operasi yang mungkin dilakukan pada himpunan A dan B yang saling beririsan.
4.
Untuk menentukan komposisi fungsi (f o g) dan (g o f), kita perlu menggantikan fungsi g ke dalam fungsi
f dan juga menggantikan x dengan 3 untuk menghitung (g o f)(3). Mari kita hitung satu per satu:

a. (f o g)(x):
(f o g)(x) = f(g(x))

Terlebih dahulu, kita harus menggantikan g(x) ke dalam f(x):


g(x) = x - 2

Kemudian, kita gantikan ini ke dalam f(x):

f(g(x)) = f(x - 2) = (x - 2)^2 + 2(x - 2) + 1

Sekarang, kita dapat menyederhanakan ini:

f(g(x)) = x^2 - 4x + 4 + 2x - 4 + 1
f(g(x)) = x^2 - 2x + 1

Jadi, (f o g)(x) = x^2 - 2x + 1.

b. (g o f)(x):
(g o f)(x) = g(f(x))

Terlebih dahulu, kita harus menggantikan f(x) ke dalam g(x):


f(x) = x^2 + 2x + 1

Kemudian, kita gantikan ini ke dalam g(x):

g(f(x)) = f(x) - 2 = (x^2 + 2x + 1) - 2

Sekarang, kita dapat menyederhanakan ini:

g(f(x)) = x^2 + 2x - 1
Jadi, (g o f)(x) = x^2 + 2x - 1.

c. (g o f)(3):

Kita sudah menemukan bahwa (g o f)(x) = x^2 + 2x - 1. Untuk menghitung (g o f)(3), kita cukup
menggantikan x dengan 3:

(g o f)(3) = 3^2 + 2 * 3 - 1 = 9 + 6 - 1 = 14

Jadi, (g o f)(3) = 14.

5.
a. Tabel penjumlahan bilangan basis 6:

```
+ | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
----------------------------------------
0 | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
1 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 10 |
2 | 2 | 3 | 4 | 5 | 10 | 11 |
3 | 3 | 4 | 5 | 10 | 11 | 12 |
4 | 4 | 5 | 10 | 11 | 12 | 13 |
5 | 5 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
```

b. Tabel perkalian bilangan basis 6:

```
x | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
----------------------------------------
0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
1 | 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
2 | 0 | 2 | 4 | 10 | 12 | 14 |
3 | 0 | 3 | 10 | 13 | 20 | 23 |
4 | 0 | 4 | 12 | 20 | 24 | 30 |
5 | 0 | 5 | 14 | 23 | 30 | 35 |
```

c. Operasi penjumlahan (bilangan basis 6) bersifat tertutup jika hasil penjumlahan dua bilangan basis
6 apa pun adalah bilangan basis 6 yang valid. Dalam tabel di atas, hasil penjumlahan selalu
menghasilkan bilangan basis 6 yang valid, sehingga operasi penjumlahan bersifat tertutup.

d. Operasi perkalian (bilangan basis 6) bersifat tertutup jika hasil perkalian dua bilangan basis 6 apa
pun adalah bilangan basis 6 yang valid. Dalam tabel di atas, hasil perkalian selalu menghasilkan
bilangan basis 6 yang valid, sehingga operasi perkalian bersifat tertutup.

Anda mungkin juga menyukai