PENGERTIAN Informed Consent adalah permintaan persetujuan Tindakan Medis
yang dilakukan oleh dokter kepada pasien dan /keluarga pasien. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Pemberian Informed Consent KEBIJAKAN SK Direktur RSUD Komodo Kabupaten Manggarai Barat Nomor: RSUD.K/SK/H{K/076/V/2022 Tentang Perubahan Pertama Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran RSUD Komodo PROSEDUR 1. Petugas Medis/Dokter melakukan pengkajian awal kepada pasien (wawancara dan pemeriksaan fisik) 2. Petugas menyiapkan lembar informed consent tindakan medis yang diperlukan 3. Petugas Medis/Dokter mengidentifikasi pasien dan/penanggung jawab pasien yang akan diberikan informed consent dengan kriteria: a. Pasien sendiri, apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah Bagi pasien dibawah umur 21 tahun / pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan/penolakan diberikan oleh mereka menurut urutan: Ayah/Ibu kandung/adopsi, saudara kandung, induk semang c. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatelle), persetujuan/penolakan diberikan oleh mereka menurut urutan: wali, pengampu/curator d. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/orang tua, persetujuan /penolakan diberikan oleh mereka menurut urutan: suami/istri, ayah/ibu kandung, anak kandung, saudara kandung 4. Petugas Medis/Dokter memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga mengenai : a. Keadaan klinis pasleh lebihien sesuai diagnosa b. Tindakan medis, prosedur diagnostik atau terapi yang akan dilakukan dan menjelaskan tentang tindakan (Tindakan yang diisi boleh lebih dari satu tindakan medis). c. Indikasi dilakukan tindakan tersebut d. Tata cara tindakan tersebut dilakukan sesuai prosedur e. Tujuan/manfaat dilakukan tindakan tersebut f. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi g. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan h. Alternatif dan risiko yang ada i. Informasi lain yang bersangkutan dengan tindakan tersebut 5. Petugas Medis/Dokter memberikan kesempatan kepada pasien dan/keluarga untuk bertanya dan mengambil keputusan terkait tindakan medis yang akan dilakukan 6. Petugas Medis/Dokter mempersilahkan pasien dan/keluarga untuk mengisi dan menandatangani lembar informed consent (formulir informasi tindakan medis dan persetujuan/penolakan tindakan medis) sesuai dengan keputusan yang diambil 7. Petugas Medis/Dokter mengisi dan menandatangani lembar informed consent tersebut. 8. Pelaksanaan Informed Consent tersebut dianggap benar apabila persetujuan/penolakan tindakan medis : a. Diberikan dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan b. Diberikan setelah mendapat informasi dan penjelasan yang diperlukan secara lengkap dan jelas c. Diberikan setelah memahami manfaat beserta riisiko dan komplikasi yang mungkin terjadi apabila dilakukan maupun tidak dilakukan tindakan medis tersebut 9. Untuk kondisi tertentu : a. Pasien dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga terdekat/tidak memiliki kartu identitas serta secara medis berada dalam keadaan gawat dan/darurat yang perlu tindakan medis segera untuk kepentingannya, maka lembar persetujuan dapat ditandatangani oleh dua orang dokter yang menangani pasien tersebut kemudian petugas menghubungi Manager On Duty (MOD) / Manajemen Rumah Sakit untuk diproses dalam kurun waktu 1x24jam.
b. Pada tindakan medis invasif berisiko tinggi (contohnya
operasi, anestesi), Informed Consent harus dilakukan dan ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) / Dokter Pelaksana Tindakan (Operator) dan 1 orang Dokter jaga sebagai saksi c. Perluasan tindakan medis/operasi selain tindakan medis yang telah disetujui, tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun juga kecuali apabila perluasan tindakan medis tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien. Setelah perluasan tindakan medis/operasi sebagaimana tersebut dilakukan, DPJP harus memberikan informasi kepada pasien dan / keluarga 10. Petugas Medis/Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab untuk melakukan informed consent, apabila berhalangan maka dapat diwakilkan oleh Petugas Medis/Dokter lain dengan sepengetahuan Dokter yang bersangkutan dan Dalam hal tindakan medis invasif yang tidak berisiko tinggi dan tindakan medis non invasif lainnya, maka informed consent dapat dilakukan oleh Petugas Medis/Dokter lain dengan sepengetahuan atau petunjuk DPJP 11. Petugas menyimpan lembar informed consent pasien dalam berkas rekam medis pasien REFRENSI 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/Menkes/per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite medik di Rumah Sakit UNIT TERKAIT IGD, Rawat Jalan,Rawat Inap,OK,NICU,ICU dan PENUNJANG