Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN INFORMASI TINDAKAN KEDOKTERAN

YANG BERISIKO TINGGI


No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SPO/HPK/03 /X/2022 A 1/2


RSU SRI RATU

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh


Direktur RSU Sri Ratu
STANDAR 01 Oktober 2022
PROSEDUR
OPRASIONAL
(dr.Maria Seri Arihta,M.K.M)

PENGERTIAN Pemberian Informasi tindakan kedokteran yang berisiko tinggi


adalah pemberian informasi / penjelasan tentang segala sesuatu
mengenai keadaan atau kondisi pasien serta tindakan kedokteran
(beresiko tinggi/invasif) yang akan dilakukan terhadap pasien.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah :


1. Bagi dokter, untuk mendapatkan legitimasi (pembenaran, atau
pengesahan) atas tindakan medis yang dilakukan terhadap
pasien.
2. Bagi pasien atau keluarga, untuk menentukan sikap (setuju atau
menolak) atas tindakan medis yang mengandung risiko.

KEBIJAKAN SK Direktur RSU Sri Ratu : 01 /HPK/SK/DIR/X/2022 Tentang


Kebijakan Hak Pasien Keluarga

PROSEDUR 1. Pasien yang akan menjalani tindakan medis berhak mendapat


informasi dan penjelasan.
2. Pemberian informasi dilakukan oleh profesional pemberi asuhan
yaitu tenaga medis (dokter) dalam bahasa yang bisa dipahami
oleh pasien dan keluarganya.
3. Tenaga Medis (dokter) memberikan informasi / penjelasan
sekurang-kurangnya mencakup :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
4. 12 (dua belas) kunci informasi yang sebaiknya diberikan tenaga
medis (dokter) kepada pasien mencakup :
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis
apabila tidak diobati
2) Ketidakpastian tentang diagnosis (diagnosis kerja dan
diagnosis banding) termasuk pilihan pemeriksaan lanjutan
sebelum dilakukan pengobatan
3) Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi
kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobati
PEMBERIAN INFORMASI TINDAKAN KEDOKTERAN
YANG BERISIKO TINGGI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SPO/HPK /03 /X/2022 A 2/3


RSU SRI RATU

PROSEDUR 4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan; rincian


( Lanjutan ) dari prosedur atau pengobatan yang dilaksanakan,
termasuk tindakan subsider seperti penanganan nyeri,
bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian
apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah
tindakan, termasuk efek samping yang biasa terjadi dan
yang serius
5) Untuk setiap pilihan tindakan, diperlukan keterangan
tentang kelebihan/keuntungan dan tingkat kemungkinan
keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko
yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup
sebagai akibat dari tindakan tersebut
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya
yang masih eksperimental
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat
sampingannya akan dimonitor atau dinilai kembali
8) Nama dokter yang bertanggungjawab secara keseluruhan
untuk pengobatan tersebut, serta bila mungkin nama-nama
anggota tim lainnya
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan
atau pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya di
dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah
pendapatnya setiap waktu. Bila hal itu dilakukan maka
pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi
pembatalan tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat
kedua dari dokter lain
12) Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian
biaya.
5. Setelah tenaga medis (dokter) memberi informasi atau
penjelasan, tenaga medis (dokter) memberi kesempatan kepada
pasien / keluarga untuk bertanya dan berdiskusi. Kemudian
tenaga medis (dokter) mencatat dan membubuhkan tanda
tangan di dalam Formulir Dokumentasi Pemberian Informasi.
6. Bila pasien / keluarga telah menerima penjelasan dari tenaga
medis dan telah memahaminya, maka pasien/keluarga wajib
membubuhkan tanda tangan di dalam Formulir Dokumentasi
Pemberian Informasi.
7. Pihak yang berhak menerima informasi dan menyatakan
Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis:
a. Pasien sendiri, yaitu apabila pasien telah berumur 21 tahun
atau telah menikah.
b. Bagi pasien di bawah umur 21 tahun, Persetujuan atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut
urutan hak sebagai berikut :
1. Ayah / Ibu kandung
2. Saudara-saudara kandung
PEMBERIAN INFORMASI TINDAKAN KEDOKTERAN
YANG BERISIKO TINGGI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

SPO/HPK/03/X/2022 A 3/2
RSU SRI RATU

PROSEDUR c. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai


( Lanjutan ) orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, Persetujuan
atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka
menurut urutan hak sebagai berikut :
1. Ayah / Ibu adopsi
2. Saudara-saudara kandung
3. Induk Semang
d. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, Persetujuan
atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka
menurut urutan hak sebagai berikut :
1. Ayah / Ibu kandung
2. Wali yang sah
3. Saudara-saudara kandung
e. Bagi pasien dewasa yang dibawah pengampuan
(curratelle) Persetujuan atau Penolakan Tindakan Medis
diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
1. Wali
2. Curator
f. Bagi pasien dewasa yang menikah / orang tua, Persetujuan
atau Penolakan Tindakan Medis.
diberikan menurut urutan hal tersebut :
1. Suami / Istri
2. Ayah / ibu kandung
3. Anak-anak kandung
4. Saudara-saudara kandung
6. Demi kepentingan pasien, Informed Consent boleh tidak
diperlukan lagi bagi pasien gawat darurat dalam keadaan tidak
sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang berhak
memberikan persetujuan atau penolakan tindakan Medis, bila
diperlukan yang menyatakan persetujuan adalah Direktur RSU
SRI RATU.
7. Demi kepentingan pasien, Informed Consent boleh
ditandatangani oleh keluarga pasien setelah dilakukan tindakan
medis apabila saat akan melakukan tindakan, pasien tidak
didampingi oleh keluarganya.

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Kamar Operasi
3. Unit Rawat Intensif
4. Unit Kamar Bersalin
5. Unit Rawat Inap
6. Unit Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai