MELAKUKAN INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Nomor revisi Halaman

UPT RSUD 169/IRNA/SOP/I/2024 0 1/2

KELAS D PRATAMA
TANETE

Ditetapkan
STANDAR Direktur :
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
11 Januari 2024
PROSEDUR
dr. FIRDAUS,S.Ked
NIP. 19860424 201408 1 001
PENGERTIAN Informed consent adalah Persetujuan atas penjelasan yang telah
diterima oleh pasien kompeten / keluarga atas rencana tindakan
kedokteran invasif dan berisiko tinggi yang akan dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pelayanan dalam form informed consent dan
terisi lengkap

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk sebagai salah satu

cara pasien terlibat dalam pengambilan keputusan tentang perawatan
dan tindakan selama dalam perawatan

KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Kelas D Pratama Tanete Nomor

01.021/SK/RSUD PRATAMA/I/2024 tentang Pedoman Pelayanan
yang Seragam di RSUD Kelas D Pratama Tanete.

PROSEDUR A. PersiapanAlat :
1. Jam tangan dengan detik
2. Form informed consent (sesuai kebutuhan)
3. Alat tulis menulis
B. Persiapan pasien:
1. Memberikan salam kepada pasien dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien dengan benar dan validasi kondisi pasien
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien dan keluarga
C. Pelaksanaan :
1. Sebelum melaksanakan tindakan kedokteran baik
direncanakan, dilaksanakan di kamar operasi maupun di luar
kamar operasi, dokter/dokter gigi harus memberikan informasi
mencakup: kondisi pasien, rencana pasien, rencana tindakan,
nama pelaksana tindakan, manfaat dan kelemahannnya,
alternatif yang mungkin, kemungkinanan berhasil,
kemungkinan perluasan tindakan, dan akibat bila tidak
dilakukan.
2. Memberikan informasi harus jelas dan secara langsung kepada
pasien dan atau keluarga terdekat tentang rencana
perawatannya secara lengkap dengan bahasa yang mudah
dimengerti atau dengan bantuan penerjemah untuk
memudahkan pemahaman
3. Dalam memberikan informasi kepada pasien, dokter/ dokter
gigi didampingi oleh tenaga kesehatan lain sebagai saksi dan
dapat membantu memberikan penjelasan sesuai
kewenangannya
4. Dokter/ dokter gigi kemudian melakukan validasi kepada
pasien / keluarga tentang informasi yang telah dilakukan.
5. Bila pasien sudah mengerti maka pasien/keluarga sebagai
penerima informasi mengisi dan menandatangani format
informed consent dibagian pemberian informasi dan dokter /
dokter gigi sebagai pemberi informasi menandatangani format
informasi yang sudah diisi.
 6. Dokter/dokter gigi adalah dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) atau dokter residen madya / senior di counter sign oleh
DPJP/dokter gigi merawat, dengan mencantumkan tanggal,
waktu, nama dan tanda tangan pemberi penjelasan dan
penerima penjelasan.
7. Bila pihak pasien setuju maka dilanjutkan dengan pengisian
persetujuan atau mencoret kata penolakan, demikian pula
sebaliknya bila pasien / keluarga pasian menolak tindakan,
format yang telah terisi ditandatangani oleh pasien/ keluarga
dilengkapi dengan dua saksi
8. Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) diperoleh
sebelum pembedahan, anastesi, penggunaan darah dan
peroduk darah, serta perosedur dan perawatan berisiko
lainnya.
9. Ketika pasien tidak dapat membuat keputusan, maka
ditentukan wakil keluarga terdekat/pengampunya untuk
mengambil keputusan tersebut. Nama dan tandatangan orang
tersebut tercatat dalam berkas rekam medis pasien.
10.Pada psaien yang tidak kompeten yang menghadapi keadaan
gawat darurat,sedangkan keluarga/pengampunya tidak
ditemukan, maka dokter dapat melakukan tindakan
kedokteran untuk menyelamatkan jiwa pasien dan / atau
mencegah kecacatan tanpa proses informed consent.
11.Keputusan tersebut diputuskan oleh dokter/ dokter gigi yang
merawat dan dicatat didalam rekam medik dengan
mencantumkan tanggal, waktu, nama dan tanda tangan dokter
serta alasan/ dasar keputusan tersebut.
12.Dokter/ dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera
mungkin kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada
keluarga terdekat.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Rawat Khusus