Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL SESI 1

EKMA4371 / MANAJEMEN RANTAI PASOKAN / 3 sks


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Dr. Meirani Harsasi, SE., M.Si


Nama Penelaah : Dr. Zainur Hidayah, S.pi., MM
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

How does Nike’s Supply Chain Work?

Nike adalah penjual sportswear terbesar di dunia. Sebagai salah satu merek paling terkenal di
dunia, perusahaan multinasional Amerika ini bisa dibilang merupakan pemain paling berpengaruh
dalam industri tekstil modern. Namun, dengan adanya pendatang baru yang kompetitif dengan
layanan dan waktu tunggu yang lebih baik, keunggulan rantai pasokan telah meningkat dalam
beberapa tahun terakhir dan merupakan senjata kompetitif Nike. Dalam memenuhi tujuan utama
peningkatan kepuasan pelanggan, transformasi rantai pasokan difokuskan pada pelanggan, yaitu
memenuhi persyaratan produk pelanggan, meningkatkan hubungan pelanggan dan meningkatkan
pengiriman yang diminta. Di balik ratusan juta sepatu dan produk lain yang dijual Nike setiap
tahunnya terdapat rantai pasokan yang sangat kompleks.

Apa yang membuat rantai pasokan Nike begitu unik dan efektif?
Nike berhasil menjual sepatu atletik senilai $9 miliar setiap tahunnya tanpa memiliki pabrik
sendiri. Berfokus pada permintaan titik penjualan aktual, proses diubah mulai dengan informasi
dari rak ritel mengalir ke belakang, untuk mencapai aliran produk yang merata di seluruh rantai
pasokan. Prinsip utama di balik rantai pasokan Nike adalah outsourcing dan diversifikasi. Nike
mengontrak 100% produksi alas kaki dan pakaian jadi kepada pemasok independen. Berkat
manajemen yang efektif, tim rantai pasokan Nike dengan cepat belajar menangani kompleksitas
logistik tambahan yang terlibat dalam outsourcing ini dan sebagai hasilnya, telah terjadi
penghematan biaya yang signifikan selama bertahun-tahun. Pengalihdayaan (outsourcing) pada
dasarnya merupakan pendekatan yang berisiko, namun dengan mendiversifikasi basis pemasoknya
secara ekstensif, Nike berhasil memitigasi risiko ini sejak awal. Pada tahun 2019, komponen alas
kaki Nike dipasok oleh 112 pabrik berbeda di 12 negara dan tidak ada pabrik yang memproduksi
lebih dari 9% alas kaki bermerek. Tidak terlalu bergantung pada satu pihak, berarti Nike tidak
terlalu rentan terhadap kejadian tak terduga, seperti kecelakaan dan peristiwa cuaca ekstrem.
Namun, pendekatan terdistribusi ini memiliki kelemahan. Pengadaan komponen dari berbagai
fasilitas menghadirkan tantangan terkait pengendalian kualitas. Untuk memastikan standar kualitas
tinggi terpenuhi di setiap langkah produksi, Nike menjaga komunikasi terus-menerus dengan para
pemasoknya, memberikan dukungan melalui alat dan pelatihan untuk memulai pemasok dalam
kerangka “Lean Management” dan pendekatan Total Quality Management (TQM).

Saluran distribusi Nike


Saluran distribusi Nike pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori:
 Menjual produk ke grosir di pasar AS dan internasional. Perusahaan menciptakan destinasi ritel
khusus dengan bermitra dengan pengecer alas kaki seperti Foot Locker (FL), JD Sports dan
Intersport. Penjualan ke pedagang grosir merupakan kategori pendapatan terbesar Nike.
 Penjualan langsung ke konsumen (atau DTC), yang mencakup gerai ritel online dan pabrik serta
penjualan e-commerce melalui situs webnya dan melalui perusahaan e-commerce seperti
Amazon. Penjualan online melalui Nike Direct adalah saluran distribusi perusahaan dengan
pertumbuhan tercepat.

Dalam jalur distribusinya, Nike fokus pada penjualan langsung ke konsumen dengan Nike Direct.
Jika dibandingkan dengan saluran distribusi Nike, penjualan langsung ke konsumen memberikan
margin yang lebih tinggi dibandingkan penjualan ke pedagang grosir. Penjualan DTC Nike telah
meningkat pesat, begitu pula kontribusinya terhadap bauran penjualan secara keseluruhan. Namun
demikian, dalam kaitannya dengan peningkatan layanan kepada pelanggan, Nike melakukan kerja
sama dengan beberapa grosir dan retailer terpilih untuk mengembangkan hubungan kerja yang
solid. Hal ini juga untuk mempertahankan pelayanan yang spesial dan penjualan yang optimal
kepada pelanggan.
Sebagai perusahaan yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun menciptakan pasar yang
stabil, sampai saat ini Nike berada pada kondisi permintaan dan penawaran yang seimbang.
Goncangan kestabilan persediaan terjadi ketika pandemi Covid-19, dimana terjadi lonjakan
persediaan karena tidak terdistribusinya produk dari pabrik-pabrik di Asia karena penundaan
pengiriman selama Covid. Namun demikian, issue kelebihan persediaan ini perlahan dapat
diselesaikan dengan semakin membaiknya kondisi Covid-19. Nike dengan cepat menstabilkan
tingkat persediaan dengan mengadopsi artificial intelligence (AI) dan machine learning (ML). Cara
ini berhasil mengembalikan posisi Nike pada kondiis pasar dimana permintaan dan penawaran
tinggi dan seimbang berkat kemampuan meminimalkan biaya persediaan dan meningkatkan
layanan.

Sumber:
https://marketplace.adec-innovations.com/blogs/how-does-nikes-supply-chain-work/
https://marketrealist.com/2019/10/analyzing-nikes-distribution-channels-and-retail-strategy/
https://hypersonix.ai/blog/excess-inventory-hurts-nike-profits-how-to-deal-with-supply-chain-
issues/

Pertanyaan:
Berdasarkan ulasan tersebut, jawablah pertanyaan berikut:

1. a. Coba Anda uraikan penerapan Manajemen Rantai Pasokan Nike serta apa keunggulannya!
Carilah sumber belajar lain yang dapat Anda kompilasi untuk memperkuat jawaban Anda
(jangan lupa tuliskan sumber acuan Anda)!
b. Tipe distribusi apakah untuk produk Nike tersebut? Jelaskan jawaban Anda!
2. Berada pada kuadran berapakah dalam model pasar kondisi Nike saat ini? Jelaskan jawaban
Anda!

Petunjuk:
Coba Anda pelajari materi mengenai pemain-pemain utama dalam rantai pasokan seperti terdapat
pada Modul 1 BMP Manajemen Rantai Pasokan
3. Produsen produk laptop AXES melakukan peramalan permintaan produknya agar dapat
menetapkan tingkat produksi yang optimal. Berdasarkan data historis, diketahui bahwa pada
tahun 2022, perusahaan meramalkan jumlah permintaan sebesar 52.000 unit, sedangkan
permintaan aktual adalah sebesar 51.800 unit. Pada tahun 2023, permintaan aktual produk
adalah sebesar 51.500.

Dengan menggunakan α = 0,10, coba Anda hitung peramalan permintaan tahun 2023 dan
gunakan hasil tersebut untuk meramalkan permintaan tahun 2024 dengan menggunakan metode
exponential smoothing!

Anda mungkin juga menyukai