Anda di halaman 1dari 30

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visitwww.DeepL.com/profor more information.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 25, No. 1, Mei 2023, 25-38 DOI:https://doi.org/10.9744/jak.25.1.25-38
ISSN 1411-0288 cetak / ISSN 2338-8137 online

Dapatkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain


Mempersempit Peluang Creative Accounting: Manajemen Laba
dan Perataan Laba?

MarhaendraKusuma
Program Studi Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,
Jalan Sersan Suharmaji No 38, Kediri, Indonesia
Email: marhaenis@uniska-kediri.ac.id

ABSTRAK

Sejauh ini, penelitian di Indonesia meneliti bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


creative accounting adalah penerapan Good Corporate Governance, leverage, ukuran
perusahaan, dan koneksi politik, sedangkan penelitian mengenai pengaruh other
comprehensive income (OCI) sebagai akibat dari penerapan fair value accounting belum
banyak dilakukan. Penelitian ini menemukan bukti bahwa akumulasi OCI secara agregat
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan perataan laba. Namun, pengujian terhadap
item-item OCI kelompok yang akan direklasifikasi ke laba bersih berpengaruh negatif.
Komitmen realisasi aset memperkuat pengaruh negatif OCI terhadap manajemen laba dan
perataan laba. Creative accounting melalui OCI dapat dilakukan melalui kebijakan penundaan
waktu realisasi dan atau pengurangan jumlah aset yang direalisasikan secara riil untuk
mendapatkan nilai laba bersih sesuai dengan kepentingan manajemen dan subyektifitas
dalam menentukan nilai wajar aset dan kewajiban.

Kata kunci:Pendapatan Komprehensif Lain(OCI); Akuntansi Kreatif; Manajemen Laba;


Perataan Laba.

menyesatkan pengguna atas informasi yang


PENDAHULUAN
berkaitan dengan perusahaan untuk mengakali dan
mengelabui pengguna, yang berpotensi pengguna
Creative accounting merupakan suatu
mengambil keputusan yang salah.
tindakan memanipulasi pelaporan keuangan
yang dilakukan oleh penyaji dengan
menggunakan pemahaman terhadap
pengetahuan standar, interpretasi, dan teknik
akuntansi untuk mencapai tujuan sesuai dengan
kepentingannya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2019).
Creative accounting masih terjadi di banyak
negara dan menjadi topik yang selalu menarik
untuk dikaji oleh para peneliti akuntansi di
berbagai belahan dunia [11], termasuk
Indonesia. Penelitian terbaru [36] menemukan
bukti bahwa sebanyak 64,58% perusahaan
properti, real estate, dan konstruksi di Indonesia
selama periode 2016 - 2019 terindikasi melakukan
creative accounting dalam bentuk perataan laba
(income smoothing). Begitu juga dengan penelitian
[12] yang menemukan bukti bahwa 61,64%
perusahaan yang melakukan IPO pada periode
2017 - 2019 terindikasi melakukan creative
accounting dalam bentuk manajemen laba.
Tindakan creative accounting tidak sejalan
dengan filosofi t uj ua n pe nya j i a n l a pora n
keuangan, yaitu menyediakan informasi yang adil,
jujur, dan berkualitas bagi pengguna untuk
pengambilan keputusan. Creative accounting
melanggar etika bisnis karena dapat
dan tidak berpengaruh pada laba. Standar ini
Penerapan akuntansi nilai wajar dalam
mengharuskan perusahaan untuk menyajikan
standar akuntansi Indonesia sejak konvergensi
OCI dalam laporan laba rugi dalam dua kelompok,
dengan International Financial Reporting
yaitu pos-pos OCI yang akan direklasifikasi ke
Standards (IFRS) dalam Standar Akuntansi
laba rugi bersih dan pos-pos OCI yangtidak akan
Keuangan (SAK) Indonesia Efektif 1 Juni 2012
direklasifikasi ke laba rugi bersih. Kelompok OCI
(yang konvergensi pertama kali dengan IFRS
yang akan direklasifikasi ke laba rugi bersih
Efektif 1 Januari 2009), telah mendorong
berarti aset (liabilitas) tersebut akan
pengakuan OCI dan disajikan dalam laporan
direalisasikan (aset dijual atau liabilitas dilunasi),
laba rugi bersama dengan laba bersih
dan penjualan aset tersebut dapat mempengaruhi
(tradisionil). Konvergensi ke IFRS terbukti
laba rugi bersih melalui pengakuan pendapatan
mampu meningkatkan relevansi nilai dari konten
dari realisasi aset.
informasi akuntansi di Indonesia [18]. OCI
Fleksibilitas dalam memilih kebijakan
hanya menyesuaikan nilai historis ke nilai akuntansi dalam
wajar dan jika nilai wajar lebih besar dari nilai IFRS memberikan kesempatan yang luas bagi
historis maka hanya merupakanpendapatan yang perusahaan untuk melakukan creative accounting
belum d i r e a l i s a s i k a n , d a n p a d a p e r i o d e [19]. Akuntansi kreatif melalui OCI berupa 1)
timbulnya tidak berhubungan dengan arus kas Subjektivitas dalam

25
26 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

arus kas operasi, dan ukuran perusahaan. Creative


menentukan nilai wajar aset dan liabilitas yang
accounting dalam penelitian ini diukur dengan
menimbulkan OCI, dan 2) Fleksibilitas waktu dan
manajemen laba versi Modified Jones Model dan
jumlah realisasi aset dan liabilitas yang telah
menghasilkan temuan bahwa OCI berpengaruh
disajikan sebagai OCI pada periode sebelumnya.
negatif signifikan terhadap manajemen laba, dan
Penundaan waktu dan pengurangan jumlah aset
tingkat leverage berpengaruh positif terhadap
yang direalisasikan (bergeser dari yang
manajemen laba sedangkan arus kas operasi dan
direncanakan sebagaimana disajikan dalam
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
kelompok OCI untuk direklasifikasi)
manajemenlaba.
merupakan celah creative accounting untuk
memperoleh nilai laba bersih melalui pengakuan
pendapatan darirealisasi asetsesuai dengan bunga.
Sejalan dengan bentuk creative accounting
melalui pengaturan waktu terjadinya suatu
transaksi ekonomi yang mempengaruhi laporan
keuangan [2]. Standar akuntansi tidak mengatur
secara jelas komitmen perusahaan untuk
merealisasikan aset dalam jumlah dan periode
seperti yang telah direncanakan pada periode
sebelumnya.
Tujuan dari standar akuntansi yang ada saat
ini-
Tujuan dari penggunaan OCI dalam laporan
keuangan adalah untuk meningkatkan relevansi
nilai karena OCI mengakomodasi penyajian aset
(kewajiban) pada nilai wajar yang lebih
representatif dan merespon volatilitas lingkungan
eksternal dibandingkan pada nilai historis atau
nilai tercatat (carrying value) [4], namun ternyata
dibalik tujuan yang baik tersebut, OCI dengan
karakteristik yang dimilikinya dapat menjadi celah
untuk melakukan tindakan creative
accounting, seperti hasil penelitian di Israel [8]
dan China [45] yang memberikan bukti empiris
b a h w a O C I berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Meskipun hasil penelitian ini
tidak konsisten, penelitian di Indonesia [7]
menghasilkan bukti yang bertolak belakang, yaitu
OCI berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba.
Berbagai penelitian sebelumnya telah
menyimpulkan bahwa
Tindakan creative accounting dipengaruhi oleh
faktor penerapan Good Corporate Governance
(GCG) [15], tingkat leverage [37], ukuran
perusahaan [16], dan koneksi politik [44]. Buah
dari penerapan fair value accounting adalah
munculnya OCI, dan sejak standar akuntansi
Indonesia konvergen dengan IFRS, laporan laba
rugi tidak hanya menyajikan laba bersih tetapi
juga menyajikan OCI. OCI merupakan
pendapatan yang belum direalisasi yang muncul
akibat penyesuaian aset (liabilitas) dari nilai
historis ke nilai wajar. Munculnya OCI dalam
laporan laba rugi mengundang para peneliti
untuk membuktikan pengaruh OCI terhadap
tindakan creative accounting. [Penelitian yang
dilakukan oleh (7) menginisiasi penelitian di
Indonesia mengenai pengaruh penyajian OCI
terhadap tindakan creative accounting pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2015. Se l a i n OC I, variabel
independen lainnya adalah ukuran perusahaan,
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lainmelatarbelakangi
penambahan reklasifikasi OCI 27
tidak ada pengaruh yang signifikan.
Namun Dipersempit
sebagai variabel independen dan komitmen
sayangnya, penelitian oleh [7] ini 1) hanya
realisasi sebagai variabel pemoderasi, sebagai
menggunakan nilai OCI secara agregat dan tidak
pengembangan dari penelitian-penelitian terdahulu
menggunakan disagregasi OCI yang
mengenai OCI dan creative accounting. Penelitian
mengakomodasi kebijakan penyajian item-item
inimelibatkan penerapan faktor GCG dan
OCI secara terpisah: Item-item OCI yang akan
direklasifikasi ke laba bersih dan item-item OCI
yang tidak akan direklasifikasi ke laba bersih, 2)
tidak melibatkan kesesuaian rencana dengan
kenyataan realisasi aset yang sebelumnya
membentuk nilai OCI, 3) tidak melibatkan faktor
penerapan GCG, 4) tidak melibatkan faktor
koneksitas politik, 5) hanya mengukur creative
accounting dengan satu proksi, yaitu
manajemen laba dengan model Jones yang
dimodifikasi, 6) hanya menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai objeknya, dan 7) hanya
memiliki periode penelitian yang pendek yaitu
dua tahun.
Penelitian ini mengembangkan penelitian [7]
dengan kebaruan
sebagai bentuk pengembangan dalam bentuk: 1)
tidak hanya menggunakan nilai OCI agregat,
tetapi juga OCI terdisagregasi, sejalan dengan
kebijakan standar untuk menyajikan item OCI
secara terpisah, yaitu: Item OCI yang akan
direklasifikasi ke laba bersih dan item OCI yang
tidak akan direklasifikasi ke laba bersih, 2)
melibatkan komitmen realisasi aset sebagai
pemoderasi pengaruh OCI terhadap creative
accounting, 3) melibatkan penerapan GCG, 4)
melibatkan faktor koneksi politik, 5) creative
accounting diukur dengan dua proksi, yaitu
akrual diskresioner sebagaiberikut
(37) dan modifikasi pengukuran in- come
smoothing mengikuti (41), 6) objeknya tidak
hanya perusahaan manufaktur saja tetapi semua
sektor yang terdaftar di BEI, dan 7) periode
penelitian sesuai dengan penerapan IFRS yang
lebih panjang, yaitutahun2016 - 2020.
Alasan penelitian ini tidak hanya
menggunakan nilai OCI agregat tetapi memilah
OCI menjadi dua kelompok yaitu item yang
akan direklasifikasi ke laba bersih dan item OCI
yang tidak akan direklasifikasi ke laba bersih,
k a r e n a h a l i n i s e j a l a n d e n g a n kebijakan
standar tentang penyajian item OCI secara
terpisah berdasarkan terealisasi atau tidaknya
potensi tersebut, maka reklasifikasi OCI lebih
berkaitan dengan creative account- ing
dibandingkan dengan OCI agregat karena
reklasifikasi OCI menunjukkan potensi OCI
mempengaruhi laba bersih dan arus kas.
Penelitian ini melibatkan komitmen untuk
merealisasikan aset sebagai pemoderasi pengaruh
OCI terhadap creative accounting, karena
menunjukkan kesesuaian antara rencana realisasi
yang tercermin dari penyajian OCI pada periode
sebelumnya, dengan fakta realisasi pada periode
berjalan yang mempengaruhi laba bersih dan
arus kas. Perusahaan dapat menunda waktu
realisasi dan atau mengurangi jumlah realisasi
dari yang direncanakan. Hal inilah yang
28 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

bahwa satu
koneksi politik karena kedua variabel ini juga
Salah satu penyebab terjadinya manipulasi keuangan
merupakan faktor yang mempengaruhi creative
yang dilakukan olehmanajemen perusahaanadalah
accountingberdasarkan penelitian [15] dan [44],
karena mereka ingin mendapatkan bonus yang
namun kedua variabel ini belum dimasukkan
besar karena kinerja perusahaan yang baik. Laba
dalam penelitian [7]. Creative accounting diukur
yang dihasilkan perusahaan dari tahun ke tahun
dengan dua proksi yaitu discretionary accruals dan
merupakan salah satu
income smooth- ing untuk memperjelas
pengaruh OCI terhadap dua pengukuran yang
berbeda dalam tindakan creative accounting.
Objek penelitian ini adalah seluruh sektor
perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode
penelitian yang lebih panjang sehingga hasil
penelitian dapat lebih digeneralisasi.
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai
tambahan literatur akademis berupa bukti empiris
pengaruh OCI terhadap creative accounting,
yang menambah bukti empiris sebelumnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
tindakan creative accounting seperti penerapan
GCG, tingkat leverage, profitabilitas, koneksi
politik, dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pihak manajemen untuk menghindari praktik
creative accounting karena dapat merusak citra
dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Demikian juga bagi Kantor Akuntan Publik (KAP),
dapat menja di ba ha n pe rt i m ba nga n da l a m
memberikan opini yang tepat jika mendeteksi
adanya tindakan creative accounting yang
dilakukan oleh kliennya karena akan menurunkan
kredibilitas dan integritas akuntan di mata publik.
Bagi investor, berguna sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai kinerja dengan
melibatkan pos-pos reklasifikasi OCI, tidak
hanya laba bersih. Hasil penelitian ini bermanfaat
bagi Dewan Standar Akuntansi Indonesia
(DSAK IAI), sebagai masukan dalam
mengatur kepastian jumlah dan waktu realisasi
aset pada periode sebelumnya, menyajikan
penyesuaian nilai wajar sebagai kelompok OCI
yang akan direklasifikasi ke laba bersih untuk
menutup kesenjangan dalam praktik creative
accounting.

Akuntansi Kreatif

Teori keagenan [17] menyatakan bahwa


terdapat perbedaan kepentingan antara
manajemen dan pemilik. Manajemen berupaya
mempercantik laporan keuangan melalui
creative accounting untuk menciptakan citra
positif di pasar yang berujung pada
peningkatan harga saham dan pendanaan ekuitas,
namun di sisi lain pemilik dan calon investor
mengandalkan informasi laporan keuangan yang
jujur agar tidak salah dalam mengambil keputusan
dan dapat memprediksi hasil investasi di masa
depan dari laporan keuangan periode
sebelumnya secara apa adanya tanpa adanya
tindakancreativeaccounting [21; 22; 27; 28].
Teori akuntansi positif [43] menunjukkan
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lainperusahaan
akan
meminimalisir tindakan creative 29
menandakan bahwa perusahaan berada
dalam Dipersempit
accounting yang dilakukannya.
kinerja yang baik. Semakin besar laba yang
Motivasi manajemen perusahaan melakukan
dihasilkan perusahaan, maka semakin besar
creative accounting adalah untuk memberikan
pula bonus yang akan diterima oleh manajemen
kesan positif tentang kesehatan keuangan
perusahaan [27; 28].
perusahaan [11], untuk meningkatkan nilai
Terdapat dua sisi pendapat yang berbeda
perusahaan dan memberikan kepuasan kepada para
mengenai akuntansi kreatif, yaitu tindakan yang
pemegang sahamnya [21; 22], dan untuk
melanggar atau tidak melanggar. Kreatif berasal
memaksimalkan
dari bahasa latin "Creatus" yang berarti ide,
konsep, atau proses penciptaan, dengan
demikian creative accounting berarti ide kreatif
dalam menerapkan akuntansi dan menghasilkan
output akuntansi dan bukan merupakan
tindakan kecurangan [2]. Creative accounting
tidak melanggar standar akuntansi, karena
memanfaatkan celah dalam standar berupa
fleksibilitas dalam pemilihan metode dan
estimasi dalam penerapan akuntansi [14],
termasuk waktu terjadinya peristiwa ekonomi
yang mempengaruhi posisi aset, kewajiban, dan
ekuitas [2]. Creative accounting adalah
pemilihan kebijakan akuntansi yang mungkin
tidak melanggar standar akuntansi, t e t a p i
bertentangan dengan tujuan standar akuntansi,
yaitu menyediakan informasi yang adil, objektif,
dan relevan dengan nilai untuk semua
kepentingan pengguna, yang bertujuan untuk
menghasilkan kondisi keuangan dan citra
bisnis sesuai dengan kepentingan salah satu
pihak [6].
Akuntansi kreatif memang merupakan
tindakan yang
tidak melanggar hukum tetapi dapat menyesatkan
pengguna laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan karena tidak mencerminkan
kewajaran dan kondisi sebenarnya yang terjadi
dalam proses bisnis perusahaan yang
melaporkan laporan keuangan [35]. Creative
accounting memang tidak melanggar hukum ,
namun tindakan ini tidak etis karena dapat
merusak isi informasi yang wajar dan objektif
bagi pengguna dan mengurangi kegunaan
informasi dalam pengambilan keputusan. Salah
satu bentuk dari creative accounting adalah
income smoothing, yaitu normalisasi nilai laba
mengikuti tren tertentu sesuai dengan yang
diinginkan dengan cara mengurangi fluktuasi
laba, mengurangi laba pada periode yang tinggi,
dan menambahkannya pada periode yang lebih
rendah [36].
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
kreasi
Tindakan akuntansi yang tidak wajar termasuk
praktik penerapan GCG yang buruk [15], ukuran
perusahaan [16], profitabilitas dan peraturan
perpajakan [14], koneksi politik [44], tekanan
pembayaran dividen [5], dan tingkat leverage
[37]. Perusahaan yang memiliki tingkat leverage
yang tinggi akan lebih banyak menggunakan
labanya unt uk m e m ba ya r ke wa j i ba n da n
beban bunga kepada kreditur. Kreditur akan
melakukan tindakan pengawasan yang ketat jika
perusahaan memiliki laba yang rendah sehingga
30 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

Dengan mengetahui NDA, maka nilai


keuntungan manajemen, terutama untuk
discretionary accruals (DA) dapat diketahui:
mendapatkan bonus [37]. Manajer melalui
kekuasaan dan kewenanganTAc yang
dimilikinya,
DA = - NDAc
memanfaatkan
dalam standar celah
akuntansi TA
untuk mengura ngi fl ukt ua si l a ba m e l a l ui
cadangan laba pada saat periode kinerja tinggi
untuk digunakan pada saat periode kinerja
rendah, karena adanya motivasi kompensasi [13].
Creative accountingdapat dilakukan dengan cara
menaikkan t ot a l a se t pa da l a pora n posi si
keuangan melalui mark up jumlah persediaan dan
menaikkan laba pada laporan laba rugi melalui
mark up pendapatan [3]. Creative accounting,
meskipun legal dan dapat diterima, merupakan
kejahatan keuangan dan menghambat
perekonomian secara keseluruhan, terutama di era
perkembangan digital saat ini [11]. Menurut
seorang auditor independen di Kantor Akuntan
Publik (KAP) Jakarta, tindakan creative
accounting yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan dapat mengurangi keandalan laporan
keuangan, dan standar etika auditor profesional
dan undang-undang dapat memediasi pengaruh
tersebut [32]. Sebuah penelitian yang dilakukan
[1] menemukan bukti bahwa Koperasi Serba
Usaha
dan Koperasi Simpan Pinjam di Jawa Timur
melakukan creative accounting berupa tindakan
perataan l a b a ( income smoothing) untuk
mengurangi fluktuasi laba sehingga terlihat stabil
dan berisiko rendah. B e g i t u j u g a d e n g a n
penelitian pada bank umum konvensional yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
membuktikan bahwa perataan laba berpengaruh
signifikan terhadap cadangan kerugian
penurunan nilai, stabilitas, dan tingkat kesehatan
bank [42].
Penelitian ini menggunakan dua proksi
untuk mengukur creative accounting, yaitu
discretionary accru- al model yang dimodifikasi
oleh Jones [37; 12] dan income smoothing model
yang dimodifikasi oleh Eckel Index [36; 41]
dengan formulasi sebagai berikut: Langkah
pertama adalah mengeluarkan unsur kas dari laba
bersih untuk mendapatkannilai akrual:
TAc = NI -
CFO

Selanjutnya, hitung nilai koefisien regresi dari


persamaan berikut ini (variabel diskalakan dalam
total aset):
TAc (ΔRev - ΔRec) APD
= α0α0 + α1α1 + α2α2

TA TA TA

Setelah koefisien regresi diketahui,


selanjutnya nilai non-discretionary accrual
dihitung dengan menggunakan persamaan
regresi berikut ini:
(ΔRev - ΔRec) APD
ND A c= α0 α0+ α1α1 + α2α2 +ε
TA TA TA
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain 31
TAc: total akrual, NI: laba bersih, CFO:
arusDipersempit
kas operasi, TAs: total aset, ΔRev: perubahan
pendapatan, ΔRec: perubahan piutang, PPE: aset
tetap, NDAc: akrual non-diskresioner, DA: akrual
diskresioner.
Income smoothing adalah praktik perataan
nilai laba antar periode dengan cara
meminimalkan fluktuasi nilai laba untuk
mendapatkan nilai labayang stabil antar periode.
Income smoothing dapat diukur dengan Indeks
Eckel [10] dengan formulasi sebagai berikut.
Langkah pertama adalah menghitung koefisien
variasi perubahan laba bersihsetelah pajak:
σLBSP
CV Δ LBSP =
ႿLBSP

Kemudian hitunglah koefisien variasi


perubahan laba bersih:
σPB
CV Δ PB =
ႿPB

Kemudian menghitung nilai Indeks Eckel


sebagai proksi untuk income smoothing (IS):
CV Δ
LBSP
IS =
CV Δ
PB

Rata-rata penjualan bersih. CV Δ L B S P :


koefisien variasi perubahan laba bersih setelah
pajak; CV Δ PB: koefisien variasi perubahan
penjualan bersih.

Penghasilan Komprehensif Lain (OCI)

Penghasilan komprehensif lain (OCI)


adalah keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi yang timbul dari kenaikan
(penurunan) nilai wajar aset (liabilitas) dari
nilai historis atau nilai tercatatnya pada tanggal
penyajian laporan keuangan. Aset (liabilitas)
yang disesuaikan nilai historis (tercatat) ke
nilai wajar. PSAK No.1 SAK yang berlaku
efektif tanggal 1 Januari 2018 menyatakan
bahwa pos-pos OCI meliputi: 1) aset keuangan
tersedia untuk dijual, 2) kontrak lindung nilai
arus kas, 3) revaluasi aset tetap dan aset
takberwujud, 4) liabilitas program imbalan
pasti, dan 5) penjabaran laporan keuangan dari
unit bisnis di luar negeri. Pos-pos OCI
disajikan dalam laporan laba rugi secara rinci
per pos dan dikelompokkan berdasarkan
rencana untuk direklasifikasi ke laba rugi dan
tidak direklasifikasi ke laba rugi. Pos-pos yang
tidak direklasifikasi ke laba rugi bersih berarti
pos-pos tersebut tidak akan direalisasikan
sehingga langsung direklasifikasi ke saldo laba.
Posisi penyajian OCI dalam laporan laba rugi
adalah setelah atau di bawah laba bersih
(tradisional), kemudian diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dan kepentingan
nonpengendali [34].
32 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

smoothing dapat direalisasikan secara bertahap


Karakteristik OCI berdasarkan hasil
selama beberapa periode, untuk memperoleh laba
penelitian di Indonesia antara lain: kemunculannya
yang stabil antar periode. Pada saat penjualan
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal,
operasi menurun, realisasi aset dilakukan dalam
faktor internal berupa kepemilikan aset, dan faktor
jumlah besar, untuk menutupi penurunanpenjualan
eksternal berupa ekonomi makro seperti bunga,
operasi dalam menghasilkan laba bersih yang
inflasi, dan nilai tukar, oleh karena itu OCI
diinginkan. Komitmen untuk merealisasikan aset
memiliki persistensi yang rendah dan OCI
sesuai dengan jumlah dan waktu yang
memiliki volatilitas yang tinggi, lebih tinggi
direncanakan diperkirakan
dibandingkan dengan laba bersih dan laba
komprehensif [30]. OCI memiliki nilai relevansi
bagi
pengguna, yang ditunjukkan dengan pengaruhnya
terhadap return saham [24] dan kemampuannya
dalam memprediksi laba di masa depan [31],
selain itu, reklasifikasi OCI dapat digunakan
untuk menilai prospek arus kas di masa depan
[25]. OCI dapat digunakan untuk memodifikasi
ROA [23] dan ROE
[26] rumus untuk menilai keuangan perusahaan
kinerja dan efektivitas pemanfaatan aset [24].
Item-item tertentu dalam perusahaan dengan
kepemilikan aset keuangan yang besar dapat
digunakan untuk manajemen laba [40].

Hubungan OCI dengan Akuntansi Kreatif

Pada periode penyajian, OCI tidak terkait


dengan transaksi yang melibatkan arus kas dan
tidak mempengaruhi laba bersih, karena hanya
menyesuaikan nilai wajar aset (liabilitas) dari
nilai historis pada tanggal penyajian laporan
keuangan. Namun untuk pos-pos tertentu dalam
O C I , p a d a periode penyajian berikutnya
keuntungan (kerugian) tersebut direalisasikan
sehinggatransaksi realisasi aset (liabilitas) tersebut
melibatkan arus kas dan pendapatan dari realisasi
aset tersebut (keuntungan yang direalisasi dari
kenaikan nilai wajar dari nilai historis) akan
mempengaruhi laba bersih pada periode realisasi.
Pos-pos OCI yang direncanakan untuk
direalisasikan pada periode berikutnya, pada
periode penyajian dimasukkan ke dalam kelompok
"untuk direklasifikasi ke laba rugi bersih". Entitas
pelapor dapat melakukan creative accounting
melalui OCI dengan cara 1) menunda (atau
merealisasikan lebih awal) dan/atau, 2) mengurangi
(menambah) jumlah aset yang direalisasikan untuk
mendapatkan nilai laba yang diinginkan [8], dan
3) fleksibilitas dalam menentukan nilai wajar
dari
aset yang selisihnya dari nilai historis dinilai
sebagai OCI, maka besarnya nilai OCI akan
mempengaruhi besarnya total laba
komprehensif [45]. Sejauh ini belum ada kebijakan
yang mengatur kepastian waktu dan jumlah aset
yang disesuaikan dengan OCI, sehingga celah ini
dapat dimanfaatkan untuk memodifikasi laba
bersih untuk tujuan penghindaran pajak (tax
avoidance) [29]. Laba komprehensif yang besar
danpositif dapat mengaburkan laba bersih yang
minimal bahkan rugi bersih. Creative
accounting melalui OCI dalam bentuk income
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif LainApakah OCI
33
mampu mempersempit kesenjangan
akuntansi Dipersempit
kreatif melalui OCI, maka kerangka konseptual
penelitian ini adalah sebagai berikut Gambar 1.
KerangkaKonseptual

Komitmen
realisasi aset

4
.
1
.
Indeks Harga
Saham Gabungan
(OCI)
2. Akuntansi kreatif:
OCI akan
▪ Manajemen laba
direklasifik ▪ Perataan pendapatan
asi

Variabel Kontrol :
3. Ukuran, Leverage,
GCG, koneksi
politik,
tahun, industri

Hasil studi:
1. [7; 8; 45].
2.Keaslian penelitian ini.
3.[5; 15; 37].
4.Keaslian penelitian ini.
Gambar 1.Kerangka kerja konseptual penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:
H1.a.: IHSG agregat berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
H1.b.: OCI a gre ga t be rpe nga ruh ne ga t i f
terhadap in- come smoothing.
H2.a.: Pos-pos OCI grup yang akan
direklasifikasi ke laba bersih berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba.
H2.b.: Pos-pos OCI grup yang akan
direklasifikasi ke laba bersih berpengaruh
negatif terhadapperataanlaba.
H3a: Komitmen realisasi aset meningkatkan
pengaruh negatif OCI terhadap
manajemenlaba.
H3b: Komitmen realisasi aset meningkatkan
pengaruh negatif OCI terhadap perataan
laba
.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah untuk


membuktikan hipotesis dengan menggunakan
moderated regression analysis (MRA), yang
didasarkan pada fenomena tindakan creative
accounting karena adanya asimetri informasi
dan perbedaan kepentingan stakeholder (teori
keagenan sebagai grand theory). Penerapan
fair value accounting untuk memperbaiki laporan
keuangan dalam merepresentasikan kondisi
aktual secara akurat untuk meningkatkan
relevansi nilai mengakibatkan munculnya OCI
sebagai pendapatan yang belum direalisasikan
karena adanya selisih antara nilai wajar dan
nilai historis dan membukukan OCI ini di
laporan laba rugi bersama dengan laba bersih
sebagai pendapatan yang telah direalisasikan.
34 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

berpengaruh terhadap proksi creative accounting persamaan 1.b adalah negatif dan signifikan pada
dan apakah komitmen untuk melaksanakan tingkat 5%.
sesuai rencana memoderasi pengaruh OCI
terhadap proksi creative accounting, akan diuji Model untuk pengujian hipotesis 2.a dan 2.b:
dalam penelitian ini. Populasi penelitian ini 퐸푀푖= 훼 0+ 훽 1 푅푂퐶퐼푖,푡
,푡-1+ 훽 2 푇푅푂퐶퐼푖,푡-1
adalah 674 perusahaan go public yang terdaftar 푖+ 훽 3 푆퐼푍퐸푖+ 훽 4 퐿퐸푉푖+ 훽 5 퐾푂푀퐼푁푖+
훽 6 퐾퐼푁푆푖,푡 ,푡 ,푡 ,푡 ,푡
di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016 + 훽 7 푃푂퐿푖+ 훽 8 푌퐸퐴푅푆+ 훽 9 퐼푁퐷푈푆푇푅
푌+ 휀(2.a).

,푡
sampai dengan 2020, sampel dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling dengan 퐼푆푖= + 훽 1 푅푂퐶퐼푖 + 훽 2
푇푅푂퐶퐼푖
,푡 훼 0
푡-1 ,푡-1 ,
rincian sebagai berikut: 푖+ 훽 3 푆퐼푍퐸푖+ 훽 4 퐿퐸푉푖+ 훽 5 퐾푂푀퐼푁푖
+ 훽 6 퐾퐼푁푆푖
,푡
,푡 ,푡 ,푡 ,푡
푡+ 훽 7 푃푂퐿푖+ 훽 8 푌퐸퐴푅푆+ 훽 9 퐼푁퐷푈푆푇
푅푌+ 휀 ,푡 (2.b).
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel Kriteria Pemilihan
SampelKriteria Pemilihan Sampel
Jumlah
Perusahaan H2.a. diterima, jika koefisien β1OCIi ,t-1 ,t-1pada
Populasi perusahaan yang terdaftar di BEI persamaan 2.a bertanda negatif dan signifikan
periode 2016 - 2020. 674 padatingkat5%.H2.b. diterima, jika koefisien
Minus:
β1OCIi,t-1,t-1 pada persamaan 2.b bertanda negatifpersamaan 2.b bertanda
negatif
1. 1. Menyajikan laporan keuangan
dalam mata uang USD.
(44) dan signifikan pada tingkat 5%.
2. Tidak secara rutin menyajikanlaporan
(12) Model untuk pengujian hipotesis 3.a dan 3.b:
keuanganselama periode penelitian.
3. Tidak menyajikan OCI dalamlaporan 퐸푀푖= 훼 0+ 훽 1 푅푂퐶퐼푖,푡
,푡-1+ 훽 2 푇푅푂퐶퐼푖,푡-1
(27)
laba rugi. + 훽 3 퐾푂푀퐼푇푖+ 훽 1 푅푂퐶퐼푖,푡
,푡-1∗ 퐾푂푀퐼푇푖,푡
4. Menyajikan OCI tetapi tidak + 훽 2 푇푅푂퐶퐼푖 ∗퐾푂푀퐼푇푖 + 훽 3 푆퐼푍퐸
푖+ 훽 4 퐿퐸푉푖
(60)
,푡 ,푡-1 ,푡 ,푡
memisahkan dalam
+
훽 훽7 5푃푂퐿푖
퐾푂푀퐼푁푖+
,푡
훽 6 퐾퐼푁푆푖+
,푡
,푡
reklasifikasi.
Jumlah sampel yang dipilih 531 + 훽 8 푌퐸퐴푅푆+ 훽 9 퐼푁퐷푈푆푇푅푌+ 휀
(3.a).
Jumlah data yang diamati (531 perusahaan 퐼푆 =훼 + 훽푅푂퐶퐼 + 훽푇푅푂
퐶퐼
dikalikan dengan 5 tahun) 2.655 푖,푡 0 1 푖,푡-1 2
푖,푡-1
+ 훽 3 퐾푂푀퐼푇푖+ 훽 1 푅푂퐶퐼푖,푡
,푡-1∗ 퐾푂푀퐼푇푖,푡
Variabel dependen dalam penelitian ini
+ 훽 2 푇푅푂퐶퐼푖,푡-1∗ 퐾푂푀퐼푇푖+ 훽 3 푆퐼푍
퐸푖+ 훽 4 퐿퐸푉푖,푡 ,푡 ,푡
adalah tindakan creative accounting (CA), yang
+ 훽 5 퐾푂푀퐼푁푖+ 훽 6 퐾퐼푁푆푖+
훽 7 푃푂퐿푖,푡 ,푡
,푡
dalam penelitian ini diukur dengan dua proksi,
+ 훽 8 푌퐸퐴푅푆+ 훽 9 퐼푁퐷푈푆푇푅푌+ 휀
(3.b).
yaitu 1) discretionary accruals (DA) dengan
menggunakan model Jones yang dimodifikasi
H3.a. diterima, jika koefisien β1OCIi ,t-1 ,t-
1pada
(Dechow et al., 1995) mengikuti penelitian (37;
persamaan 3.a (setelah dimoderasi oleh KOMIT)
12) dan 2) i nc om e sm oot hi ng (IS) de nga n
memiliki koefisien yang lebih besar dengan
menggunakan
signifikansi 5% dibandingkan dengankoefisien
indeks Eckel (Eckel, 1981) mengikuti [36; 41].
β1OCIi,t-1,t-1 pada persamaan 2.a
sebelum
Variabel independen dalam penelitian ini
dimoderasi. H3.b. diterima, jika koefisien
β1OCIi,t-,t-
adalah OCI agregat, pos-pos OCI yang akan
1pada persamaan 3.b (setelah dimoderasi oleh
direklasifikasi ke laba bersih, dan pos-pos OCI
KOMIT)memiliki koefisienyanglebih besar
yang tidak akan direklasifikasi ke laba bersih.
dengan signifikansi 5%dibandingkan dengan
Variabel moderasi adalah komitmen rencana
koefisien β1OCIi ,t-1 ,t-1pada persamaan 2.b
sebelum
realisasi (reklasifikasi OCI) dengan fakta
dimoderasi.
realisasi. Variabel kontrol untuk meningkatkan
Pengukuran variabel dependen, independen,
kelayakan model (adjusted R dan signifikansi F)
moderasi dan kontrol dijelaskan dalam Tabel 2
berdasarkan penelitian sebelumnya adalah
berikut.
praktik penerapan GCG, koneksi politik, tingkat
leverage,dan ukuran perusahaan.
Analisis Data
Model untuk pengujian hipotesis 1.a dan 1.b:
퐸푀푖= + 훽 1 푂퐶퐼푖 + 훽 2 푆퐼푍퐸푖+ 훽 3 퐿퐸푉푖 Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan
,푡 훼 0
,푡 ,푡-1 ,푡
+ 훽 4 퐾푂푀퐼푁푖+ 훽 5 퐾퐼푁푆푖+ 훽 6 푃푂퐿푖 Discretionary Accrual dan Indeks Eckel
sebanyak
,푡
,푡 ,푡
531 perusahaan sampel selama tahun 2016 - 2020
+ 훽 7 푌퐸퐴푅푆+ 훽 8 퐼푁퐷푈푆푇푅푌+
휀 (1.a).
(n = 2.655 data observasi). Data observasi untuk
퐼푆푖=,푡 훼 0+ 훽 1 푂퐶퐼푖,푡-1+ 훽 2 푆퐼푍퐸푖+ 훽 3 퐿퐸푉푖,푡 ,푡 perusahaan i
untuk periode t sebanyak 531
+ 훽 4 퐾푂푀퐼푁푖+ 훽 5 퐾퐼푁푆푖+ 훽 6 푃푂퐿푖 perusahaan selama tahun 2016 - 2020, n
=
,푡
,푡 ,푡
2.655, yang memiliki nilai DA positif atau
+ 훽 7 푌퐸퐴푅푆+ 훽 8 퐼푁퐷푈푆푇푅푌+
휀 (1.b).
terindikasi melakukan manajemen laba sebanyak n
H1.a. diterima, jika koefisien β1OCIi ,t-1 ,t-1pada = 1.573 atau 59,25%, sedangkan yang memiliki nilai
persamaan 1.a bertanda negatif dan signifikan DA negatifatau tidak melakukan manajemen laba
padatingkat5%.H1.b. diterima, jika koefisien sebanyak n = 1.082 atau 40,75%. Temuan ini
β1OCIi,t-1,t-1pada tidak
jauh
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain 35
Dipersempit

Tabel 2. Variabel dan Pengukuran Penelitian


Variabel Pengukuran
Variabel Dependen
Akuntansi kreatif (CA) Akuntansi kreatif diproksikan dengan:
1.Akrual Diskresioner (DA) diukur dengan Model Jones yang dimodifikasi [9; 37; 12]
TAc
DA = - NDAc
TA
2.Income Smoothing (IS) diukur dengan Indeks Eckel-IE yang dimodifikasi [10; 36; 41]
CV Δ LBSP
IE
CV Δ PB
=
Variabel Independen
Penghasilan Total 5 item OCI, yaitu penyesuaian nilai wajar atas nilai tercatat aset (liabilitas):
Komprehensif Lain aset keuangan tersedia untuk dijual, penjabaran laporan keuangan, lindung nilai,
(OCIt-1)OCIt-1) imbalan pasti, dan revaluasi aset tetap
[20]
OCIi,t-
1,t-1
=
Total aset i,t-
1,t-1
Pos-pos OCI yang disajikan dalam kelompok yang akan direklasifikasi
Reklasifikasi OCI ke laba bersih [31]
(ROCIt-1ROCIt-1) Reklasifikasi
dari
== OCIi,t-
1,t-1
Total aset i,t-
1,t-1

Variabel Pemoderasi
Komitmenrealisasi Kesesuaian rencana dengan fakta bahwa aset telah direalisasikan pada periode t yang
aset (KOMIT) sebelumnya telah direncanakan pada t-1 melalui penyajian pos-pos OCI pada
kelompok yang akan direklasifikasi ke laba bersih. Komitmen untuk merealisasikan
aset ditunjukkan denganaset ditunjukkan dengannilai koefisienβ1ROCIt-1β1ROCIt-1pada laba bersih t pada
persamaan
berikut:
=α0α0+β1ROCIt-1β1ROCIt-1+β2ROCIt-2β2ROCIt-
NItNIt

2+β3ROCIt-3β3ROCIt-3+ ε

Semakin tinggi koefisien β1ROCIt-1 β1ROCIt-1dan signifikansi pada tingkat 5%, mengindikasikan
semakin tinggikomitmen untuk merealisasikan aset pada periode yang sesuai dengan
yang direncanakan. Di sisi lain, semakinyang direncanakan. Di sisi lain, semakinrendahnya koefisienβ1ROCIt-1β1ROCIt-1didukung
dengan nilai
Variabel koefisien yang lebih rendah dibandingkan dengan periode t-2 dant-3, mengindikasikan
Kontrol Ukuran adanya penundaan atau keterlambatan realisasi dari waktu yang telah direncanakan.
perusahaan
(SIZE) Ukuran perusahaan yang go public [31]
Ln Total Aset = Ln Total Aset
Leverage(LEV) Tingkat leverage perusahaan publik [31]
= Total Kewajiban i ,t,t
Totalaset i,t,t
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Jumlah anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan (KOMIN).
(GCG) = Jumlah anggota dari luar perusahaan Jumlah
anggota dewan komisaris
[38; 33]
Jumlah kepemilikan saham oleh institusi (KINS).
Jumlah sahamyang dimiliki oleh institusi
=
Jumlah total saham
[38; 33]
Koneksi Politik (POL) Kepemilikan saham oleh pemerintah dan entitas induk yang dikendalikan oleh pemerintah.
Jumlah saham yang dimiliki oleh p e m e r i n t a h
=
Jumlah total saham
[44]
TAHUN Variabel dummy berganda berdasarkan periode tahun penelitian ini, yaitu selama
5 tahun dari 2016 hingga 2020.
INDUSTRI Variabel dummy berganda berdasarkan klasifikasi jenis industri di BEI sebanyak 9
sektor industri.

Berbeda dengan hasil penelitian [36] yang Nilai indeks yang berada di bawah 1 atau tidak
menemukan bahwa 61,64% terindikasi melakukan perataan laba sebanyak n = 1.104
melakukan creative accounting dalam bentuk atau 41,58%. Temuan ini tidak jauh berbeda
manajemen laba. Perusahaan i pada periode t dengan hasil penelitian [12] yang menemukan
(n=2.655) yang memiliki nilai Indeks Eckel di bahwa 64,58% terindikasi melakukan creative
atas 1 atau terindikasi melakukan perataan laba accounting dalam bentuk perataan laba.
sebanyak n=1.551 atau 58,42%, sedangkan yang
memiliki nilaiIndeksEckel
36 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

Tabel 3.Hasil Perhitungan Akrual Diskresioner dan Indeks Eckel dari 531 perusahaan selama tahun 2016 - 2020 (n =
2.655data yang diobservasi)
Mengamati ny data ke-i
Kreatif
kompa periode ke-t,
Diproksikandengan Kriteria Nilai Proksi n2,655
Akuntansi
= Persentase
n
Manajemen Akrual Diskresioner Jika nilai DA positif (di atas 0), maka
Laba (DA) diindikasikan untuk melakukan 1.573 59,25%
pendapatan
Modifikasi Jones [37; manajemen.
12]. Jika nilai DA negatif (di bawah 0), maka
1.082 40,75%
tidak melakukan manajemen laba.
Jumlah 2.655 1
Perataan Indeks Eckel (IE) [36; Jika nilai IE di atas 1, maka
1.551 58,42%
Penghasila 41]. diindikasikan melakukan perataan laba.
n Nilai IE di bawah 1, maka tidak melakukan
1.104 41,58%
perataanlaba
Jumlah 2.655 1

Tabel 4.Hasil Statistik Deskriptif


hasil penjualan aset yang telah direalisasikan. Rata -
Variabel n Berarti Min Max SD
DA 2.655 0,5095
rata -7,5918 9,3822 0,0136
IS 2.655 0,5041 -0,0622 2,2131 0,6255
OCI (agregat) 2.655 0,0442 -0,7616 0,1503 0,0268
ROCI 2.655 0,0263 -0,3558 0,5445 0,0123
TROCI 2.655 0,0334 -0,1171 0,6183 0,0134
KOMIT 2.655 0,8971 -0,2113 1,4553 0,6439
UKURAN 2.655 6,3282 1,4182 14,1325 0,8817
LEV 2.655 0,4215 -0,0729 0,8431 0,1861
KOMIN 2.655 0,3466 0,2262 0,3415 0,0261
KINS 2.655 0,6023 0,0000 0,8904 27,433
POL 2.655 0,1462 0,0000 0,8412 0,0368

Tabel 4 menunjukkan hasil statistik deskriptif.


Mean DA menunjukkan bahwa nilai rata-rata
akrual diskresioner sebagai proksi tindakan
perataan laba selama periode penelitian sebesar
0,5095 dan nilai rata-rata IS sebesar 0,5041
menunjukkan bahwa nilai rata-rata perataan laba.
Nilai rata-rata TROCI sebesar 0,0334 lebih besar
dari rata-rata ROCI sebesar 0,0263, hal ini berarti
jumlah kepemilikan perusahaan sampel selama
periode penelitian pada item-item OCI yang tidak
akan direklasifikasi ke laba bersih lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok yang akan
direklasifikasi. Hal ini dikarenakan item OCI
seperti selisih aktuarial imbalan pasca kerja
dimiliki oleh perusahaan karena adanya kewajiban
hukum mengenai kepemilikan dana pensiun,
begitu juga dengan item OCI revaluasi aset
tetap berwujud yang meskipun frekuensi
kemunculannya tidak sesering item selisih
aktuarial imbalan pasti namun nilai revaluasinya
sangat besar. Nilai rata-rata KOMIT adalah 0,8971.
Hal ini berarti janji perusahaan pada periode
sebelumnya untuk merealisasikan aset pada
periode satu tahun ke depan terbukti. Janji
tersebut diwujudkan dengan adanya penyesuaian
nilai historis terhadap nilai wajar aset yang
telah dicatatkan sebelumnya dalam kelompok
OCI yang akan direklasifikasi ke laba bersih, dan
fakta realisasi pada periode satu tahun berikutnya
diwujudkan dengan adanya nilai pendapatan dari
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain 37
Dipersempit

KOMIT sebesar 0,8971 menunjukkan rata-


rata koefisien reklasifikasi OCI t-1 terhadap laba
bersih t sebesar 0,8971, dan ini merupakan nilai
yang besar, perusahaan sudah tepat untuk
merealisasikannya pada periode berikutnya
yang tidak terlalu lama dari penyajian
reklasifikasi OCI tersebut, hal ini berarti
realisasinya tidak ditunda.
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis
korelasi. ROCI berkorelasi negatif dengan DA (-
0.028**) dan IS (-0.031**), semakin besar nilai
pos-pos OCI yang disajikan dalam kelompok
yang akan direklasifikasi ke laba bersih, maka
s e m a k i n r e n d a h n i l a i D A d a n I S , karena
reklasifikasi OCI memberikan informasi pada
periode penyajian OCI, potensi OCI tersebut untuk
direalisasikan dan berpengaruh terhadap laba
bersih serta arus kas melalui keuntungan yang
direalisasikan. Aggregate OCI berkorelasi positif
dengan SIZE (0.857***), semakin besar
perusahaan maka semakin banyak transaksi
ekonomi yang terjadi dan mempengaruhi
perubahan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas,
semakin banyak aset yang dinilai dengan nilai
wajar, dan semakin banyak aset tetap yang
direvaluasi, semakin banyak liabilitas imbalan
pasti yang di se sua i ka n, se m a ki n ba nya k
transaksi lindung nilai, dan unit usaha luar
negeri, sehingga mempengaruhi jumlah OCI
yang diakui dan disajikan. Dua proksi GCG,
yaitu KOMIN dan KINS berkorelasi negatif
dengan DA dan IS, KOMIN berkorelasi negatif
dengan DA (-0.356***) dan IS (-0.381***), KINS
berkorelasi negatif dengan
38 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

DA (-0.314***) dan IS (0.329***). Penerapan perubahan ekuitas. KOMIT berpengaruh negatif


GCG yang semakin baik mendorong perusahaan terhadap DA (-0.661***) dan IS (-0.682***).
untuk menyajikan laporan keuangan secara KOMIT memperkuat pengaruh negatif ROCI
wajar dan mengurangi atau menghindari praktik terhadap DA (-0.288**) dan IS (-0.211**). Pada
creative accounting melalui manajemen laba atau persamaan 1, 2, dan 3 koefisien pengaruh ROCI
perataan laba. Hal ini sejalan dengan koneksi terhadap DA lebih besar dibandingkan dengan
politik yang diproksikan dengan kepemilikan IS, begitu juga dengan nilai adjusted R2.
saham pemerintah yang juga berkorelasi negatif, Pengujian terhadap variabel kontrol
semakin besar koneksi politik maka semakin menunjukkan bahwa SIZE berpengaruh positif
kecil nilai DA (-0,013) dan IS (-0,015). terhadap DA (0.491**) dan IS (0.509**). LEV
KOMIT berkorelasi negatif dengan DA (- berpengaruh negatif terhadap DA (-0.371***) dan IS
0 . 6 5 2 * * * ) d a n I S ( - 0 . 6 8 4 * * * ), s e m a k i n (-0.314***). KOMIN berpengaruh negatif terhadap
perusahaan berkomitmen terhadap jumlah dan DA (-0,545***) dan IS (-0,581***)). KINS
waktu realisasi aset maka semakin rendah nilai berpengaruh negatif terhadap DA (- 0,402***) dan
DA dan IS. IS (-0,388***). POL berpengaruh negatif terhadap
Tabel 6 menunjukkan hasil dari regresi DA (-0.082**) dan IS (-0.084**).
moderasi. Tabel 7 menunjukkan ringkasan pengujian
analisis regresi linier berganda (MRA). IHSG agregat hipotesis
tidak berpengaruh terhadap DA (0,011) dan IS dari hasil analisis regresi linier berganda dan
(0,008). ROCI berpengaruh negatif terhadap DA (- moderated regression analysis (MRA). H1 yang
0,029**) dan IS (-0,022**). Reklasifikasi OCI menyatakan bahwa OCI agregat berpengaruh
memberikan informasi pada periode penyajian negatif terhadap kedua proksi creative accounting,
OCI, potensi OCI untuk direalisasikan dan H1ditolak. H2 yang menyatakan bahwa item-item
mempengaruhi laba bersih dan arus kas melalui OCI kelompok yang akan direklasifikasi ke laba
keuntungan yang direalisasikan. TROCI tidak bersih berpengaruh negatif terhadap kedua
berpengaruh terhadap DA (0.010) dan IS (0.007) proksi creative accounting, H2 diterima. H3
karena TROCI tidak mempengaruhi laba bersih yang menyatakan bahwa komitmen realisasi aset
dan arus kas pada periode penyajian OCI meningkatkan pengaruh negatif OCI terhadap
maupun periode mendatang. Item-item OCI kedua proksi creative accounting,H3 diterima.
yang termasuk dalam kelompok TROCI akan
mempengaruhi laba ditahan, karena

Tabel 5.Hasil Analisis Korelasi


Variabel DA IS O C I A g r . R O C I T R O C I K O M I T UKURAN LEV KOMIN KINS POL
DA 1,000 - - - - - - - - - -
IS 0,277*** 1,000 - - - - - - - - -
OCI Agr. 0,012 0,009 1,000 - - - - - - - -
ROCI -0,028** -0,031** 0,511*** 1,000 - - - - - - -
TROCI 0,007 0,006 0,499*** 0,415*** 1,000 - - - - - -
KOMIT -0,652*** -0,684*** 0,004 0,001 0,001 1,000 - - - - -
UKURA 0,492*** 0,431*** 0,857*** 0,054** 0,028** 0,033** 1,000 - - - -
N
LEV -0,139** -0,145** 0,003 0,001 0,001 0,614*** 0,582*** 1,000 - - -
KOMIN -0,356*** -0,381*** 0,005 0,010 0,004 0,552*** 0,482*** 0,211** 1,000 - -
KINS -0,314*** -0,329*** 0,016 0,011 0,009 0,481*** 0,442*** 0,256** 0,081** 1,000 -
POL -0,013 -0,015 0,001 0,001 0,002 0,339*** 0,485*** 0,315** 0,114** 0,128** 1,000
*** Koefisien korelasi signifikan pada tingkat 1%, ** pada tingkat 5%, dan *
pada tingkat 10%.

Tabel 6.Hasil Analisis Regresi yang Dimoderasi


Panel A Panel B Panel C
Variabel (1.a) (1.b) (2.a) (2.b) (3.a) (3.b)
Y = DA Y= Y = DA Y= Y = DA Y=
IS IS IS
OCIt-1 0,011 0,008 - - - -
ROCIt-1 - - -0,029** -0,022** -0,288** -0,211**
TROCIt-1 - - 0,010 0,007 0,020 0,018*
KOMIT - - -0,661*** -0,682*** -0,713*** -0,707***
ROCIt-1*KOMITtKOMITt -- -- -0,114**-0,114** -0,121**-0,121** -0,118**-0,118** -
0,143**-0,143**
TROCIt-1*KOMITtKOMITt -- -- 0,018*0,018* 0,0170,017 0,025*0,025*
0,032*0,032*

UKURAN 0,402** 0,452** 0,517** 0,534** 0,491** 0,509**


LEVt -0,148** -0,142** -0,186** -0,195** -0,371*** -0,314***
KOMINt -0,387*** -0,362*** -0,431*** -0,373*** -0,545*** -0,581***
KINSt -0,308** -0,311** -0,306*** -0,312*** -0,402*** -0,388***
POLt -0,011 -0,014 -0,024* -0,021* -0,082** -0,084**
TAHUN YA YA YA YA YA YA
INDUSTRI YA YA YA YA YA YA
F-Statistik 3,1945 3,0118Dipersempit4,8901 4,3211 5,0287 5,6604
*** Koefisien regresi signifikan pada tingkat 1%, ** pada tingkat 5%, dan * pada
tingkat 10%.
40 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

Tabel 7.Ringkasan Pengujian Hipotesis


Hipotesis Kriteria Hasil tes Kesimpulan
Pengaruh OCI agregat terhadap 2 proksi akuntansi kreatif. (Lihat Tabel 6 Panel A).
H1.a. Aggregate OCI Koefisien β1OCI sama dengan 1.a Koefisien β1OCI
berpengaruh negatif negatifdan signifikan pada level persamaan 1.a =0,11 H1.a ditolak
terhadap manajemen 5%. positif dan tidak
laba. signifikansi.
H1.b. IHSGagregat berpengaruh Koefisien β1OCI sama dengan 1.b Koefisien β1OCI pada
negatif terhadap pendapatan negatifdan signifikan pada level persamaan 1.b H1.bditolak
menghaluskan. 5%. = 0,08 positif dan tidak
signifikan.
Pengaruh reklasifikasi OCI terhadap 2 proksi akuntansi kreatif. (Lihat Tabel 6 Panel B).
H2.a. Pos-pos OCI Grup yang Koefisien β1ROCI pada persamaan Koefisien β1ROCI persamaan
akan direklasifikasi ke laba bersih 2.a bertandanegatif dan signifikan 2.anegatif
H2.a diterima
memiliki pengaruh negatif pada level 5%. (-0,029**) dan sig. 5%.
terhadap laba
manajemen.
H2.b. Pos-pos OCI grup yang Koefisien β1ROCI pada persamaan Koefisien β1ROCI persamaan
akan direklasifikasi ke laba bersih2.b bertandanegatif dan signifikan 2.bnegatif
H2.bditerima
berpengaruh negatif terhadap pada level 5%. (-0,022**) dan sig. 5%.
perataan laba.
Moderasi komitmen realisasi pada pengaruh reklasifikasi OCI terhadap akuntansi kreatif. (Tabel 6 Panel C).
H3a. Komitmen realisasi aset Koefisien β1ROCI sebesar 3.a (setelah Koefisien setelah dimoderasi
meningkatkan pengaruh negatif dimoderasi KOMIT) memiliki nilai(-0,288**) memiliki nilai
H3.a diterima
OCI terhadap laba yang lebih besar dari 3.a sebelum yang lebih besar dari sama
manajemen. dimoderasi dengan 2.a sebelum
dimoderasi (sig. 5%). dimoderasi (-0,029**), sig 5%.
H3b. Komitmen realisasi aset Koefisien β1ROCI sebesar 3.b (setelah Koefisien setelah dimoderasi
meningkatkan pengaruh negatif dimoderasi KOMIT) memiliki nilai(-0,211**) memiliki nilai
H3.bditerima
OCI terhadap pendapatan yang lebih besar dari 3.b sebelum yang lebih besar dari sama
menghaluskan. dimoderasi dengan 2.b sebelum
dimoderasi (sig. 5%). dimoderasi (-0,022**), sig 5%.

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis regresi realisasi dampak perubahan nilai wajar antara tanggal
komitmen, yaitu sensitivitas laba bersih dan penyajian reklasifikasi dan tanggal realisasi,
realisasi laba periode berjalan terhadap perubahan ini disebabkan oleh faktor eksternal
realisasi OCI periode sebelumnya. di luar kendali manajemen, seperti pengaruh
fundamental ekonomi makro, kondisi pasar
Tabel 8.Hasil Analisis Regresi Realisasi Komitmen global, sosial politik dan sebagainya.
Realisasiaset
NetIncometIncomet HASIL DAN
mendapatkan
PEMBAHASAN
ReklasifikasiOCIt-1OCIt-1 0,651***0,651***

0,873***0,873***
ReklasifikasiOCIt-2OCIt-2 0,029** 0,038** OCI agregat tidak berpengaruh
terhadap
ReklasifikasiOCIt-3OCIt-3 0,0050,005 0,0110,011 creative accounting, baik terhadap
proksi
F-Statistik 11,366 14,709 manajemen laba maupun perataan laba. Menyusul
disesuaikan
R2yang
0,6142 0,7826 keberadaan O C I i t u s e n d i r i y a n g t i d a k
*** Koefisien regresi signifikan pada tingkat 1%, ** berhubungan dengan kas dan laba bersih pada
pada tingkat 5%, dan * pada tingkat 10%. periode penyajian OCI, melainkan "hanya"
merupakan penyesuaian nilai wajar aset (liabilitas)
Koefisien OCIt-1 OCIt-1Reklasifikasi signifikan padasignifikan pada dari nilai tercatat atau nilai historis pada
periode
tingkat 1% dan memiliki koefisienyanglebih penyajian laporan keuangan. Hal ini dikarenakan
tinggidibandingkan dengan koefisien OCIt-2 beberapa pos OCI yang termasuk dalam kelompok
Reklasifikasi dan OCIt-3 Reklasifikasi,hal ini tersebut tidak akan direklasifikasi ke laba bersih,
berarti perusahaantidak menunda realisasi aset dari dan memiliki frekuensi kemunculan yang tinggi
yang telahdirencanakanpada periode sebelumnya. serta nilai nominal yang besar, seperti liabilitas
Realisasi dilakukanpada periode berikutnya, tidak imbalan pasti dan revaluasi aset tetap. Hal ini
ditunda pada dua atau tiga periode berikutnya. berdampak pada dominannya karakteristik OCI,
Celah creative accounting melalui OCI tidak terkait dengan sifatnya yang tidak terkait dengan
dimanfaatkan oleh perusahaan, tidak ada kas dan laba bersih, sehingga tidak dapat
penundaan waktu atau pengurangan jumlah digunakan sebagai media untuk melakukan
realisasi. Adapun perbedaan yang muncul dari manajemen laba dan perataan laba. Hasil ini sejalan
reklasifikasi OC I de nga n fa kt a re a l i sa si , dengan penelitian [7].
disebabkan oleh OCI grup yang akan direklasifikasi ke neto
pendapatan berpengaruh negatif terhadap creative
accounting, baik pada proksi manajemen laba Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain
41
Dipersempit
maupun pendapatan
42 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

komisaris independen, pemegang saham


perataan. Hal ini berarti kebijakan penyajian
institusional, dan pemerintah mendorong
reklasifikasi OCI mempersempit kesempatan
manajemen untuk menyajikan laporan keuangan
untuk melakukan creative accounting karena
yang wajar dan representatif.
memperjelas kapan dan berapa jumlah aset
yang direalisasikan. Semakin tinggi koefisien
perencanaan merealisasikan aset t-1 dengan
kenyataan merealisasikan aset pada periode t,
maka semakin besar koefisien negatif OCI
terhadap creative accounting, hal ini berarti
semakin kecil peluang untuk melakukan
manajemen laba melalui OCI. Perusahaan-
perusahaan di Indone si a konsi st e n unt uk
merealisasikan aset pada jumlah dan waktu yang
sesuai dengan rencana, seperti yang disajikan pada
laporan laba rugi periode sebelumnya pada
kelompok OCI yang akan direklasifikasi ke laba
bersih. Bukti empiris bahwa OCI berpengaruh
negatifterhadap creative accounting sejalan dengan
temuan diChina [45].
Komitmen realisasi aset meningkatkan
Pengaruh negatif OCI terhadap creative accounting,
baik pada proksi manajemen laba maupun income
smoo- ting. Semakin besar koefisien reklasifikasi
OCI terhadap laba bersih periode berikutnya
menunjukkan komitmen manajemen untuk
merealisasikan aset (kewajiban) dalam jumlah
dan periode seperti yang telah direncanakan
sebelumnya dalam penyajian laporan laba rugi
untuk kelompok pos-pos OCI yang akan
direklasifikasi. Semakin tinggi komitmen
realisasi, maka semakin kuat pengaruh negatif
OCI terhadap creative accounting, artinya
mempersempit peluang terjadinya manajemen
laba dan perataan laba melalui OCI. Nilai
Adjusted R2 dan koefisien pengaruh reklasifikasi
OCI terhadap manajemen laba lebih besar
dibandingkan pengaruhnya terhadap perataan
laba, hal ini berarti laba (rugi) realisasi aset lebih
dominan sebagai income accruals yang
berperan dalam meningkatkan nilai discretionary
accruals pada periode t realisasi, daripada
dicadangkan sebagai media perataan laba.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kreativitas
akuntansi. Semakin besar perusahaan maka
semakin banyak transaksi ekonomi yang terjadi,
sehingga semakin banyak pula peluang untuk
melakukan transaksi akuntansi kreatif. Hal ini
sejalan dengan temuan [16] dan [5]. Tingkat
leverage berpengaruh negatif terhadap creative
accounting. Perusahaan akan menghindari creative
accounting dalam penyajian laporan keuangan
karena adanya pengawasan dari pihak kreditur
sebagai salah satu pihak penyandang dana. Kreditur
menginginkan penyajian yang adil, jujur, dan
objektif. Temuan ini sejalan dengan bukti yang
diberikan oleh [37]. Jumlah komisaris
independen, jumlah kepemilikan saham
institusional, dan koneksi politik berpengaruh
negatif terhadap creative accounting. Adanya
fungsi pengawasan yang dilakukan oleh
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lainoleh
semua
perusahaan. Hal ini ditunjukkan dari 43
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,
dan Dipersempit
hasil analisis sensitivitas reklasifikasi OCI t-1
tidak melakukan praktik manajemen laba dan
terbukti memiliki
nilai
perataan laba. Bukti empiris ini mendukung hasil
penelitian[15].

KESIMPULAN

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama,


untuk menganalisis pengaruh OCI agregat
terhadap creative accounting. Kedua, untuk
menganalisis pengaruh OCI kelompok yang akan
direklasifikasi ke laba bersih terhadap creative
accounting. Ketiga, untuk menganalisis peran
moderasi komitmen realisasi aset pada pengaruh
OCI terhadap creativeaccounting. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa OCI secara agregat tidak
berpengaruh terhadap creative accounting. Namun,
ketika OCI diagregasi ke dalam kelompok
yang akan direklasifikasi ke laba bersih dan
kelompok yang tidak akan direklasifikasi ke
laba bersih, kelompok OCI yang akan
direklasifikasi ke laba bersih berpengaruh negatif
terhadap creative accounting. Reklasifikasi OCI
pada periode sebelumnya berpengaruh terhadap
l a b a b e r s i h p e r i o d e b e r j a l a n . Komitmen
realisasi aset memperkuat pengaruh negatif OCI
terhadap creative accounting, baik pada proksi
manajemen laba maupun perataan laba. Dengan
demikian, untuk pertanyaan "Dapatkah
Melakukan Creative Accounting Menggunakan
OCI?", jawabannya adalah "Dapat", melalui
penundaan waktu realisasi dan atau
pengurangan jumlah aset yang direalisasikan
secara riil untuk mendapatkan nilai laba bersih
sesuai dengan kepentingan manajemen,
melalui pendapatan dari realisasi aset.
Sementara itu, kesenjangan dari subjektivitas
penentuan nilai wajar yang berdampak pada
besarnya nilai OCI lebih melekat pada pos-pos
OCI yang disajikan sebagai kelompok yang
tidak akan direklasifikasi ke laba bersih
(melainkan ke saldo laba), seperti pos revaluasi
aset tetap dan selisih aktuarial imbalan pasti.
Kedua nilai wajar tersebut memiliki
subjektivitas manajemen yang lebih tinggi
dibandingkan pos-pos OCI yang disajikan sebagai
kelompok yang akan direklasifikasi ke laba
bersih, seperti keuntungan (kerugian) dari
realisasi aset keuangan, lindung nilai arus kas,
dan penjabaran laporan keuangan unit usaha
luar negeri. Nilai wajar aset keuangan yang
tersedia di pasar modal dan nilai tukar juga
diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai
wajar lindung nilai arus kas dan penjabaran
laporan keuangan. Selain itu, jumlah OCI yang
berasal dari kelompok usaha yang tidak akan
direklasifikasi ke laba bersih (pos revaluasi aset
tetap dan imbalan pasti)
perbedaan aktuaria), tidak berdampak pada
laba bersih dan arus kas dalam penyajian periode
berjalan dan periode berikutnya .
Kesempatan untuk melakukan creative
accounting melalui OCI terbukti tidak dilakukan
44 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

terjadinya manajemen laba dan perataanlaba melalui


berpengaruh signifikan terhadap NI t, dengan
kebijakan realisasi OCI. Implikasi bagi DSAK
koefisien dominan yang lebih besar dari OCI t-2
IAI, sebagai bahan kajian dalam mengatur
dan t-3, hal ini berarti bahwa pada periode t-1
kepastian jumlah dan waktu
perencanaan realisasi aset pada t, terbukti
direalisasikan dalam waktu dekat, tidak ditunda
pada periode berikutnya yang lebih panjang.
Celah creative accounting melalui OCI
dengan memilih kebijakan penundaan waktu
realisasi dan atau mengurangi jumlah riil aset
yang direalisasikan tidak dimanfaatkan oleh
manajemen untuk menciptakan informasi
akuntansi, melalui pendapatan dari realisasi
aset. Hal ini dikarenakan pendapatan dari realisasi
aset (item OCI pada t-1) kecil jika dibandingkan
dengan total pendapatan operasional, kecuali pada
perusahaan sektor keuangan dengan kepemilikan
investasi yang signifikan pada aset keuangan.
Manajemen melakukan manajemen laba dan
perataan laba melalui OCI dalam bentuk
penundaan waktu realisasi atau merealisasikan
lebih awal, menambah atau mengurangi jumlah
realisasi, dan merealisasikan secara bertahap
dalam beberapa periode, tidak dilakukan oleh
manajemen. Kebijakan penyajian reklasifikasi OCI
membuat laporan keuangan menjadi lebih
transparan dan dapat meningkatkan penerapan
fair value accounting dengan munculnya OCI dan
penyajiannya dalam laporan laba rugi, penyajian
yang transparan dan akurat dapat meningkatkan
relevansi nilai laporan keuangan, unt uk
mengatasi biaya keagenan dari benturan kepentingan
danasimetri informasi.
Implikasi bagi manajemen adalah bahwa
Hasil penelitian ini menjadi masukan dalam
menyajikan laporan keuangan yang wajar,
bebas dari hasil tindakan creative accounting
melalui kebijakan realisasi OCI karena dapat
merusak citra dan kepercayaan publik terhadap
perusahaan. Implikasi bagi investor adalah
hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi, bahwa dalam menginterpretasikan
laporan laba rugi tidak hanya menggunakan laba
bersih dalam memprediksi return dan prospek arus
kas untuk periode yang akan datang tetapi juga
melibatkan informasi OCI. OCI memang pada
periode berjalan hanya keuntungan sementara
dari penyesuaian nilai wajar. Namun, untuk pos-
pos OCI yang disajikan dalam kelompok yang
akan direklasifikasi, berpotensi untuk
direalisasikan pada periode berikutnya yang
dapat meningkatkan profitabilitas. Investor tidak
hanya menggunakan laba bersih sebagai satu-
satunya informasi untuk pengambilan
keputusan karena adanya indikasi manajemen
laba dan perataan laba. Penyesuaian laba dari
unsurakrual yang disajikan dalam laporan arus kas
aktivitas operasi (CFO) dapat dikombinasikan
dengan laba bersih sebagai dasar pertimbangan.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa
reklasifikasi OCI mempersempit peluang
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif LainKreatif: Sebuah
Studi Empiris. Jurnal45
realisasi ase t pa da pe ri ode
sebelumnya , Dipersempit
Wulfenia, 13(1), 1-10.
penyesuaian nilai wajar disajikan sebagai OCI
kelompok yang akan direklasifikasi ke laba
bersih untuk menutup kesenjangan dalampraktik
akuntansi kreatif.
Keterbatasan penelitian ini dalam
mengukur sensitivitas laba bersih periode
berjalan dengan adanya reklasifikasi OCI pada
periode sebelumnya tidak melibatkan dampak
makroekonomi yang mempengaruhi perubahan
nilai wajar aset dan liabilitas pada periode
realisasi. Saran bagi peneliti selanjutnya agar
melibatkan dampak makroekonomi dalam
mengukur konsistensi realisasi OCI sesuai
penyajian yang akan direklasifikasi pada
periode sebelumnya. Saran bagi manajemen
untuk menghindari praktik creative accounting
karena dapat merusak kepercayaan publik
terhadap perusahaan. Saran bagi Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk memberikan opini yang
s e s u a i j i k a m e n d e t e k s i a d a n y a tindakan
creative accounting yang dilakukan oleh kliennya
karena akan menurunkan kredibilitas dan
integritas akuntan di mata publik. Saran untuk
D S A K I A I a d a l a h mengatur secara jelas
mengenai jumlah dan waktu realisasi aset yang
pada periode sebelumnya disajikan dengan
penyesuaian nilai wajar sebagai kelompok OCI
yang akan direklasifikasi ke laba bersih. Kejelasan
aturan j u m l a h d a n w a k t u r e a l i s a s i a s e t
meningkatkan kesesuaian antara rencana dan
fakta realisasi aset yang dapat menutup peluang
creative account- ing melalui waktu realisasinya.

REFERENSI

[1] Agustia, D., & Palupi, A. (2018). Praktik


Crea- tive Accounting Pada Koperasi Di
Jawa Timur. EKUITAS (Jurnal Ekonomi
Dan Keuangan),20(4), 528-543.
[2] Akpanuko, E., & Umoren, N. (2018).
Pengaruh akuntansi kreatif terhadap
kredibilitas laporan akuntansi. Jurnal
Penyajian Keuangan dan Akuntansi, 16(2),
292-310.
[3] Alzoubi, E. S. S. (2016). Struktur
kepemilikandan manajemen laba: bukti dari
Jor- dan. Int e rnat i onal J ournal of
Accounting & Information Management,
24(2), 1-20.
[4] Banks, L., Hodgson, A., & Russell, M.
(2018). Lokasi pelaporan laba rugi
komprehensif - apakah lulus uji revisi analis
keuangan? Accounting Research Journal,
31(4), 531-
550.
[5] Ben Amar, A., Ben Salah, O., & Jarboui,
A. (2018). Apakah akrual diskresioner
mempengaruhi kebijakan dividen
perusahaan? Bukti dari Prancis. Jurnal
Pelaporan Keuangan dan Akuntansi ,
16(2), 333-347.
[6] Bhasin, M. (2016). Survei Praktik Akuntansi
46 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 25, NO. 1, MEI 2023: 25-38

[7] Bima, P. G., Etna, Y., & Afri, N. (2017). Asia-Pacific Journal of Accounting and
Dam- pak Pengungkapan Pendapatan Economics, 26(1-2), 160-171.
Komprehen- sif Lain Terhadap Manajemen [21] Kusuma, M. (2016). Studi Tentang Beban
Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Pokok Produksi, Pengaruhnya Terhadap Ke-
Indonesia. Dipo- negoro Jurnal Akuntansi, mandirian Pendanaan Perusahaan Rokok Go
6(1), 1-15. Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan
[8] Chen, E., & Gavious, I. (2016). Laba yang Ekonomi JAE, 1(1), 9-25.
belum direalisasi, dividen, dan pelaporan [22] Kusuma, M. (2017). Internalisasi Nilai Panca-
agresifitas: Sebuah pemeriksaan terhadap sila dalam Mata Kuliah Akuntansi
perilaku perusahaan di era akuntansi nilai Biaya. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomi
wajar.Z,56(1), 217-250. JAE, 2(2).
[9] Dechow, P. M., Sloan, R. G., & Sweeney, A. P. [23] Kusuma, M. (2021a). Pengukuran Return on
(1995). Mendeteksi Manajemen Laba. The Asset (ROA) Berdasarkan Laba
Accounting Review,70(20), 193-225. Komprehensif dan Kemampuannya dalam
[10] Eckel, N. (1981). Hipotesis Penghalusan Memprediksi Return Investasi: Sebuah
Kembali. Sempoa,17(1), 28-40. Bukti Empiris pada Perusahaan Go Public di
[11] G u p t a , C . M . , & K u m a r , D . ( 2 0 2 0 ) .
Indonesia sebelum dan selama Pandemi
Akuntansi kreatif sebagai alat untuk kejahatan Covid-19. Ekuilibrium: Jurnal Ilmi- ah
keuangan: Sebuah Tinjauan atas Teknik dan Bidang Ilmu Ekonomi,16(1), 94.
Pengaruhnya. 27(2), 397- 411.
[24] Kusuma, M. (2021b). Modifikasi Ukuran
[12] H a l i m , H . , & P a n g e s t u , S . ( 2 0 2 0 ) .
Profitabilitas dengan Laba Komprehensif dan
Manajemen Laba pada Periode Initial Public
Reklasifikasi Laba Komprehensif Lain
Offering dan Dampaknya pada Persistensi
sebagai Mediasi Pengaruh Pemanfaatan Aset
Laba. E-Jurnal Akuntansi, 30(11), 2922.
terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
[13] Haykal, M. (2018). Akrual diskresioner dalam
Keuangan Dan Perbankan,25(4), 855-879.
laporan keuangan perusahaan publik di
[25] Kusuma, M. (2020). Penghasilan
Indonesia: Sebuah tinjauan literatur. Seri
ProsidingEmerald Reach,1, 595-600. komprehensif dan prediksi arus kas masa
[14] Hirota, H., & Yunoue, H. (2022). Aturan
depan: Bukti dari Indonesia. Seminar
fiskal dan akuntansi kreatif: Bukti dari kota- Nasional SENIMA Ke 5 Universitas Negeri
kota di Jepang. Jurnal Ekonomi Jepang dan Surabaya,Prosiding Senima 5, 815-832.
Internasional,63(2021202). [26] Kusuma, M., Assih, P., & Zuhroh, D. (2021).
[15] Indracahya, E., Faisol, D. A., & Indracahya, E. Pengukuran Kinerja Keuangan: Return on
(2017). Pengaruh Elemen Good Corporate Equity (ROE) Dengan Atribusi Ekuitas.Jur-
Governance, Leverage, Umur Perusahaan, nal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 22(2), 223-
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas 244.
terhadap Manajemen Laba. Jurnal Profita, [27] Kusuma, M., & Athori, A. (2023). Apakah
10(2), 203-227. Atribusi Laba dan Ekuitas Dapat
[16] Irawati, N., Marlina, L., & Sipayung, F. (2019). Meminimalkan Biaya Keagenan? (Pengaruh
Analisis Pengaruh Leverage, Value Added Kebijakan Atribusi terhadap Manajemen
dan Size terhadap Manajemen Laba dan Laba dan Nilai Perusahaan). Proceeding
Kinerja Keuangan Perusahaan di Indonesia. Medan International Economic and Busi- ness
Nterna- tional Conference of Organizational (MICEB) 2023, 1(1).
Innovation(ICOI 2019), 100(Icoi), 404-409. [28] Kusuma, M., Chandrarin, G., & Cahyaningsih,
[17] Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Teori D. S. (2022). Reklasifikasi Pendapatan
Perusahaan: Perilaku Manajerial, Biaya Komprehensif Lain, Manajemen Laba, dan
Keagenan dan Struktur Kepemilikan. Jurnal Kualitas Laba: Bukti dari Indone- sia. Asia-
Ekonomi Keuangan, 3, 305-360. Pacific Management Accounting Journal,
[18] Juniarti, Helena, F., Novitasari, K., & 17(3), 205 - 237.
Tjam- dinata, W. (2018). Relevansi Nilai [29] Kusuma, M., & Rahayu, P. (2022). Dapatkah
Adopsi IFRS di Indonesia. Jurnal Akuntansi Penghasilan Komprehensif Lain
Dan Keuangan,20(1), 13-19. Digunakan untuk Penghindaran Pajak?
[19] Karampinis, N. I., & Hevas, D. L. (2013). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan (JAK),
Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Insentif 24(2), 68-79.
yang Dipicu Pajak untuk Manajemen Laba [30] Kusuma, M., & Saputra, B. M. (2022).
Keuangan: Bukti dari Yunani. International Penga- ruh Fundamental Makro Ekonomi
Journal of Accounting, 48(2), 218-247. Terhadap Penghasilan Komprehensif Lain
https://doi.org/ 10.1016/j.intacc.2013.04.003 dan Persis- tensi Laba Komprehensif.
[20] Kim, H. J., & Yoon, S. S. (2019). Relevansi Jurnal Kajian Akuntansi,6(1), 145-176.
nilai dari penyesuaian non-GAAP yang [31] Kusuma, M., Zuhroh, D., Assih, P., & Chan-
diatur dalam peraturan di industri perbankan drarin, G. (2021). Pengaruh Laba Bersih dan
Korea.
Penghasilan Komprehensif Lain terhadap
Kusuma: Bolehkah Reklasifikasi Penghasilan Komprehensif Lain 47
Dipersempit

Laba Komprehensif dengan Atribusi Laba Penghindaran. Jurnal Akuntansi Dan


Komprehensif sebagai Variabel Pemoderasi. Keuangan, 22(2), 82-90.
International Journal of Financial Reseach, [39] Remenaric, B., Mijoc, I., & Kenfelja, I.
12(3), 205-219. (2018). Akuntansi Kreatif - Motif, Teknik,
[32] Lukman, H., & Irisha, T. (2020). Pengaruh dan Kemungkinan Pencegahan.
Praktik Akuntansi Kreatif dengan Auditor Ekonomski Vjesnik Econviews, 31(1), 193-
Statutori sebagai Mediasi, dan Standar Etika 199.
Akuntan terhadap Keandalan Laporan [40] Robik, K., Naruli, A., & Kusuma, M.
Keuangan Pemerintah Daerah. Prosiding (2021). Moderasi Kualitas Audit Dalam
Tarumanagara International Conference on Pe nga ruh Ma na j e m e n L a ba T e rha da p
the Applications of Social Sciences and Kualitas Laba Komprehensif. Jurnal
Humanities (TICASH 2020) ke-2 (Ticash Cendekia Akuntansi,2(2), 27-46.
[41] S h a t i t i , L . , & A c h m a d , T . ( 2 0 2 0 ) .
2020), 478(Ticash), 1023-1029.
Pengaruh Mekanisme Corporate
[33] M a p p a d a n g , A . ( 2 0 2 1 ) . T a t a K e l o l a
Governance Terhadap Praktik Creative
Perusahaan dan Penghindaran Pajak
Accounting (Studi Empiris Pada Perusahaan
Perusahaan: SebuahEfekInteraktif(Bukti dari
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Capital Mar- ket). Jurnal Keuangan
Indonesia Tahun 2014-2018). Diponegoro
Dan Perbankan,25(1),81-92. Journal of Accounting,9(2010), 1 - 3.
[34] Murdiyanto, E., & Kusuma, M. (2022). Mode-
10.
rasi Leverage dalam Pengaruh Ukuran Bank [42] Sparta, S., & Trinova, N. (2020). Pengaruh
dan Aset Keuangan Terhadap Kinerja Ke- Perilaku Perataan Laba dan Prosiklikalitas
uangan Komprehensif BPR Konvensional terhadap Cadangan Kerugian Penurunan
dan BPR Syariah Se-Kediri Raya. Jurnal Nilai Kredit Bank dengan Adopsi IAS 39
Ekonika: Jurnal Ekonomi Universitas dalam PSAK 55 sebagai Variabel
Kadiri,7(2). Pemoderasi. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
[35] Ndebugri, H. (2017). Menganalisis Pengaruh Akuntansi Ventura, 22(3), 360-371.
Kritis Praktik Akuntansi Kreatif di Sektor [43] Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1978).
Korporasi Ghana. Menuju Teori Positif Penentuan Standar
[36] Patmawati, Rahmawati, M., & Ghozali, E. O. Akuntansi.Accounting Review, 112-133.
D. (2021). Perilaku Akuntansi Kreatif: [44] Yuanita, D. W., Dewi, C. N., Susilo, A. Z., &
Mencerminkan Kinerja Baik Atau Kusharyanti, K. (2020). Intensi investor asing
Menyesatkan? Jurnal Manajemen, Bisnis, dan penghindaran pajak: perspektif
dan Akuntansi,20(2), 162-176. kontinjensi berdasarkan tingkat proteksi dan
[37] Pradipta, K. D., & Handayani, S. (2020). sistem hukum suatu negara. Gadjah Mada
Pengaruh Leverage Terhadap Kebijakan International Journal of Business, 22(1), 74-
Dividen yang Dimediasi oleh Creative 98.
Accounting. Jurnal Akrual, 11(2), 122-135. [45] Z h a o , X . , Z h a o , K . , & W e i , W . ( 2 0 1 8 ) .
[38] Putra, Z. K. P., & Suhardianto, N. (2020). Manajemen Laba dengan Menggunakan
Pengaruh Koneksi Politik terhadap Pajak Item Pendapatan Komprehensif Lain:
Sebuah Studi Multi-Kasus pada Perusahaan
yang Terdaftar diCina.Ssah, 198-201.

Anda mungkin juga menyukai