Anda di halaman 1dari 20

BADAN

STANDARDISASI
NAS/ONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

NOMOR 346/KEP/BSN/9/2023

TENTANG

PENETAPAN SNi 8347:2023 KAWAT BAN (BEAD WJRE/KB) SEBAGAI REVISI


DARI SNI 8347:2016 KAWAT BAN (BEAD WIREIKB)

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

Menimbang a. bahwa untuk menjaga kesesuaian Standar Nasional


Indonesia terhadap kebutuhan pasar, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pemeliharaan dan
penilaian keiayakan dan kekinian, perlu dilakukan kaji
ulang;
b. bahwa berdasarkan hasil kaji ulang, perlu dilakukan
revisi Standar Nasional Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
diraaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi
Nasional tentang Penetapan SNI 8347:2023 Kawat ban
(Bead wire/KB) sebagai revisi dari SNI 8347:2015
Kawat ban (Bead wire/KB);

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang


Standsirdisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5584);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahim
BADAN
STANDARDfSASI
NASIONAL

-2-

2018 Nomor 110 Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 6225);
3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang Badan
Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);
4. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan


Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pedoman Tata Cara Penomoran Standar
Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1762);

Memperhatikan: Surat Kepala Pusat Perumusan, Penerapan dan


Pemberlakuan Standardisasi Industri, Badan Standardisasi
dan Kebijakan Jasa Industri, Kementerian Perindustrian,
Nomor: B/518/BSKJL2/MS/VI/2023 tanggal 16 Juni 2023
Hal Pengiriman RSNI 3 KT 77-02 Produk Logam Hilir;

MEMUTUSKAN;

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

TENTANG PENETAPAN SNI 8347:2023 KAWAT BAN [BEAD


WIRE/KB) SEBAGAI REVISI DARI SNI 8347:2016 KAWAT
BAN {BEAD WIRE/KB).

KESATU Menetapkan SNI 8347:2023 Kawat ban (Bead wire/KB)


sebagai revisi dari SNI 8347:2016 Kawat ban (Bead
wire/KB).
KEDUA SNI yang direvisi masih tetap berlaku sepanjang belum
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
BADAN
STANDARDISASl
NASIONAL

-3-

KETIGA Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 September 2023
KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,

KUKUH S. ACHMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8347:2023

Kawat ban (Bead wire/KB)


Standar Nasional Indonesia

ICS 77.140.65
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2023

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi

Daftar Isi ......................................................................................................................... i


Prakata ...........................................................................................................................ii
1 Ruang lingkup .......................................................................................................... 1
2 Acuan normatif ......................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi .................................................................................................... 1
4 Kelas dan simbol...................................................................................................... 2
5 Syarat bahan baku ................................................................................................... 2
6 Syarat mutu ............................................................................................................ 3
7 Pengambilan contoh ................................................................................................ 6
8 Cara Uji.................................................................................................................... 6
9 Syarat lulus uji ......................................................................................................... 8
10 Pengemasan.......................................................................................................... 8
11 Penandaan ............................................................................................................ 8
Lampiran A (normatif) Pengujian komposisi kimia Cu dan Sn menggunakan AAS ......... 9
Bibliografi ..................................................................................................................... 12

© BSN 2023 i
SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8347:2023, Kawat ban (Bead wire/KB) merupakan revisi
dari SNI 8347:2016, Kawat ban (Bead wire/KB) dan disusun dengan metode pengembangan
sendiri.

Tujuan dilakukan revisi ini dengan pertimbangan:


1. Memberikan jaminan atas keamanan, keselamatan konsumen atas produk kawat ban
2. Adanya penyesuaian spesifikasi kawat ban mengikuti perkembangan infrastruktur jalan
3. Pengendalian terhadap prouk-produk yang non-standar
4. Mengikuti perkembangan teknologi proses produksi kawat ban.
5. Memenuhi jenis, spesifikasi dan kualitas yang diperlukan oleh industri ban

Revisi pada SNI 8347:2016 meliputi perubahan:


1. komposisi kimia silikon pada batang kawat baja karbon tinggi
2. komposisi kimia lapisan kawat ban pada kelas Sn-Low
3. Memperbolehkan adanya sambungan pada kawat
4. Menambah syarat mutu dan cara uji sambungan kawat
5. Kuat tarik pada Normal Tensile dan High Tensile
6. Cara uji kelurusan

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 77-02 Produk Logam Hilir. Standar ini telah dibahas
dan disepakati dalam rapat konsensus di Bogor, pada tanggal 19 Mei 2023. Konsensus ini
dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan dari pelaku
usaha, konsumen, pakar dan pemerintah.

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 26 Juli 2023 sampai
dengan 9 Agustus 2023, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini
dapat berupa hak paten. Badan Standarisasi Nasional tidak bertanggungjawab
atas pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2023 ii
SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Kawat ban (Bead wire/KB)

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan syarat mutu, klasifikasi dan metode uji untuk kawat ban (Bead
wire/KB) yang digunakan untuk keperluan proses produksi ban dengan memperhatikan aspek
keamanan dan keselamatan.

2 Acuan normatif

Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan tidak
bertanggal, berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan
atau amandemennya).

ASTM D4975, Standard Test Methods for Single-Filament Tire Bead Wire Made from Steel.

ISO 6892, Metalic materials - Tensile testing at ambient temperature.

ISO 7800, Metalic materials - Wire – simple torsion test.

JIS K0121, General Rules for atomic Absorption Spectrochemical Analysis.

JIS K0133, General rules for ICP – Mass Spectrometry

3 Istilah dan definisi

Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.

3.1
kawat ban
kawat baja karbon tinggi atau kawat baja paduan yang digunakan sebagai penguat konstruksi
bagian ban yang terpasang pada pelek dengan penampang lingkaran, permukaan polos dari
hasil penarikan dingin (cold wire drawing) dilanjutkan dengan proses penghilangan tegangan
sisa (stress relieving), dan dilapisi menggunakan metode electroless plating dengan paduan
tembaga - timah (Cu–Sn) secara kontinu

3.2
diameter kawat ban
diameter setelah dilapisi Cu–Sn, dengan satuan milimeter (mm)

3.3
toleransi
besarnya penyimpangan yang diperbolehkan dari ukuran yang ditetapkan

3.4
reel
tempat gulungan produk kawat ban

© BSN 2023 1 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
3.5
gulungan
bentuk gulungan dalam kemasan dengan reel atau tanpa reel (reelless)

3.6
kelas kuat tarik
kelompok produk kawat ban yang ditentukan berdasarkan kuat tarik kawat ban

3.7
kelas lapisan
kelompok produk kawat ban yang ditentukan berdasarkan kandungan persentase Sn dalam
lapisan Cu-Sn

3.8
lonjong (ovality)
selisih diameter penampang terbesar dengan yang terkecil

4 Kelas dan simbol

Kelas dan simbol kawat ban sesuai Tabel 1.

Tabel 1- Kelas dan simbol

Kelas Kuat tarik Kelas lapisan Sn Simbol Acuan

Sn-Low KB-NT-SnL
Normal Tensile Sesuai Tabel 7
Sn-High KB-NT-SnH

Sn-Low KB-HT-SnL
High Tensile Sesuai Tabel 8
Sn-High KB-HT-SnH

5 Syarat bahan baku

5.1 Bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah batang kawat baja karbon tinggi sesuai Tabel 2 atau
Tabel 3, atau batang kawat baja paduan sesuai Tabel 4.

Tabel 2 – Komposisi kimia batang kawat baja karbon tinggi untuk Normal Tensile
dalam % berat
C Mn Si S P
0,64 – 0,76 0,30 – 0,90 0,10 – 0,35 maks. 0,030 maks. 0,030

© BSN 2023 2 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 3 – Komposisi kimia batang kawat baja karbon tinggi untuk High Tensile
dalam % berat
C Mn Si S P
0,74 – 0,86 0,30 – 0,90 0,10 – 0,35 maks. 0,030 maks. 0,030

Tabel 4 – Komposisi unsur paduan untuk batang kawat baja


dalam % berat
Minimum unsur paduan
Cr B Ti Mo Ni
0,30 0,0008 0,05 0,08 0,3
CATATAN
Komposisi kimia batang kawat baja paduan dalam standar ini adalah baja
karbon tinggi yang mengandung salah satu atau lebih unsur paduan

5.2 Lapisan kawat ban

Komposisi rasio unsur lapisan kimia lapisan kawat ban sesuai Tabel 5.

Tabel 5 – Rasio unsur lapisan kimia kawat ban

Rasio unsur lapisan kimia (%)


Kelas Cu Sn
Sn-Low Cu ≥ 97 Sn ≤ 3
Sn-High 80 ≤ Cu ≤ 96 4 ≤ Sn ≤20

6 Syarat mutu

6.1 Sifat tampak

6.1.1 Kawat ban harus bebas dari kotoran seperti minyak, debu, plastik, kayu, karat atau
material asing lain.

6.1.2 Berpenampang bundar dengan permukaan seluruhnya rata dan polos tanpa ada sirip,
benjolan, lekukan atau cacat lainnya.

© BSN 2023 3 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
6.2 Bentuk

6.2.1 Ukuran diameter dan toleransi

Ukuran dan toleransi diameter kawat ban setelah dilapisi (Cu-Sn) sesuai Tabel 6.

Tabel 6 – Ukuran dan toleransi diameter kawat ban

Ukuran diameter Toleransi diameter


(mm) (mm)

0,70 ≤ d < 1,00

1,00 ≤ d < 1,30


± 0,030
1,30 ≤ d < 1,60

1,60 ≤ d < 2,10

6.2.2 Nilai lonjong maksimum

Bentuk penampang melintang kawat ban (KB) adalah bulat seperti Gambar 1 dengan diameter
(d) lonjong maksimum 0,03 mm.

6.2.3 Kelurusan

Kelurusan kontinu tidak boleh membentuk lingkaran, kelengkungan (L) maksimum 600 mm
untuk panjang produk 3 m dan produk tidak boleh ada bentuk tekukan, benjolan atau bentuk
S.

6.3 Kuat tarik (tensile strenght)

Kuat tarik kawat ban untuk kelas normal tensile sesuai Tabel 7 dan untuk kelas high tensile
sesuai Tabel 8.

Tabel 7 - Kuat tarik normal tensile

Ukuran diameter Kuat tarik (Tensile Elongasi minimum


(d) Strength) minimum saat putus pada
gauge length 250 mm

(mm) (N/mm2) (%)


0,70 ≤ d < 1,00 1.750 5,0
1,00 ≤ d < 1,30 1.730 5,0
1,30 ≤ d < 1,60 1.650 5,0
1,60 ≤ d < 2,10 1.600 5,0

© BSN 2023 4 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 8 - Kuat tarik high tensile

Ukuran diameter Kuat tarik (Tensile Elongasi minimum


(d) Strength) minimum saat putus pada
gauge length 250 mm
(mm) (N/mm2) (%)
0,70 ≤ d < 1,00 2.100 5,0
1,00 ≤ d < 1,30 2.050 5,0
1,30 ≤ d < 1,60 2.000 5,0
1,60 ≤ d < 2,10 1.800 5,0

6.4 Kuat puntir

Kawat ban tidak menunjukkan retak pada gauge length setelah dilakukan sejumlah puntiran
sesuai Tabel 9.

Tabel 9 - Jumlah puntiran

Ukuran diameter Jumlah puntiran Gauge length


(d) minimum pada gauge
length
(mm) (kali) (mm)
0,70 ≤ d < 1,00 48 200 d
1,00 ≤ d < 1,30 20 100 d
1,30 ≤ d < 1,60 20 100 d
1,60 ≤ d < 2,10 20 100 d

6.5 Sifat pelapisan

Sifat pelapisan kawat ban sesuai Tabel 10.

Tabel 10 - Sifat pelapisan kawat ban

Kelas Ukuran Berat Kandungan Kandungan


lapisan diameter (mm) lapisan lapisan Cu lapisan Sn
(g/kg) (%) (%)
0,70 ≤ d < 1,00 0,30 – 1,15 Min 97% Maks 3%
1,00 ≤ d < 1,30 0,15 – 0,80 Min 97% Maks 3%
Sn Low
1,30 ≤ d < 1,60 0,10 - 0,70 Min 97% Maks 3%
1,60 ≤ d < 2,10 0,10 - 0,70 Min 97% Maks 3%

© BSN 2023 5 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 10 - Sifat pelapisan kawat ban (2 dari 2)

Kelas Ukuran Berat Kandungan Kandungan


lapisan diameter (mm) lapisan lapisan Cu lapisan Sn
(g/kg) (%) (%)
0,70 ≤ d < 1,00 0,30 - 1,10 80 - 96 4,0 - 20,0
1,00 ≤ d < 1,30 0,15 - 0,80 80 - 96 4,0 - 20,0
Sn High
1,30 ≤ d < 1,60 0,10 – 0,70 80 - 96 4,0 - 20,0
1,60 ≤ d < 2,10 0,10 – 0,70 80 - 96 4,0 - 20,0

6.6 Sambungan kawat

Kawat ban dapat dilakukan sambungan dengan cara las. Diameter sambungan lasan pada
kawat ban maksimum 105% dari ukuran diameter kawat. Nilai minimum kuat tarik (tensile
strength) sambungan lasan minimum 40% dari nilai kuat tarik (tensile strength) kawat ban.

7 Pengambilan contoh

Pengambilan contoh diambil dari ujung luar gulungan dengan panjang minimum 12 m untuk
setiap kelas dan ukuran dari setiap gulungan dengan atau tanpa reel oleh petugas yang
berwenang.

8 Cara uji

8.1 Sifat tampak

Pengujian sifat tampak dengan cara visual pada permukaannya tanpa alat bantu.

8.2 Bentuk

8.2.1 Uji dimensi dan toleransi

Pengujian diameter dilakukan menggunakan alat uji dimensi dengan ketelitian minimum
0,01 mm. Pengujian dilakukan pada 3 (tiga) tempat, masing-masing dilakukan pada 4 (empat)
titik (diameter terbesar, terkecil) dan hasilnya dihitung berdasarkan nilai rata-ratanya. Ilustrasi
pengukuran sesuai Gambar 1.

© BSN 2023 6 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan gambar:
d1, d2, d3, d4 adalah diameter kawat ban

Gambar 1 – Ilustrasi pengukuran diameter kawat ban

8.2.2 Uji nilai lonjong maksimum

Uji nilai lonjong maksimum dilakukan dengan mengukur selisih diameter (d) maksimum dan
diameter (d) minimum dalam satu posisi lingkaran pengukuran batang uji sesuai Gambar 1.

8.2.3 Uji kelurusan

Uji kelurusan dilaksanakan di lokasi produksi terhadap batang uji kawat ban yang dipotong
sepanjang 3 m, kawat ban dipegang tanpa kedua ujungnya menyentuh bidang datar dengan
minimum ketinggian 30 cm. Kemudian dilepas ke permukaan bidang datar tanpa ada
perlakuan lagi, langsung diukur. Ilustrasi uji kelurusan seperti pada Gambar 2.

Kawat contoh
Lmaks:
600 mm

Gambar 2 – Ilustrasi uji kelurusan

8.3 Uji kuat tarik (Tensile Strength)

Pengujian kuat tarik sesuai ASTM D4975 atau ISO 6892.

8.4 Uji kuat puntir (torsi)

Pengujian kuat puntir (torsi) dilakukan dengan alat uji torsi sesuai ASTM D4975 atau ISO 7800.

8.5 Uji lapisan kawat ban

8.5.1 Uji komposisi kimia

Pengujian komposisi kimia lapisan kawat ban dapat menggunakan alat AAS sesuai
JIS K0121 atau ICP sesuai JIS K0133.

Untuk pengujian komposisi kimia Cu dan Sn menggunakan alat AAS dapat dilakukan sesuai
Lampiran A atau metode uji yang terstandar.

© BSN 2023 7 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
8.5.2 Uji berat lapisan

Pengujian berat lapisan kawat ban dapat dilakukan dengan menggunakan alat ICP atau AAS:

Perhitungan berat lapisan dengan menggunakan alat ICP atau AAS

Berat lapisan = Cu (g/kg) + Sn (g/kg)

8.6 Uji sambungan kawat

Pengukuran diameter sambungan lasan kawat ban dilakukan menggunakan alat uji dimensi
dengan ketelitian minimum 0,01 mm pada 4 (empat) titik (diameter terbesar, terkecil) dan
hasilnya dihitung berdasarkan nilai rata-ratanya. Pengujian kuat tarik sesuai ASTM D4975
atau ISO 6892.

9 Syarat lulus uji

9.1 Kawat ban dinyatakan lulus uji bila memenuhi semua ketentuan syarat mutu sesuai
Pasal 6.

9.2 Apabila salah satu syarat mutu tidak dipenuhi harus dilakukan evaluasi kembali pada
proses produksi, produk yang diuji maupun metode pengukuran, apabila ditemukan
ketidaksesuaian maka dilakukan perbaikan dan dapat dilakukan uji ulang untuk parameter
yang tidak memenuhi.

9.3 Apabila pada hasil uji ulang parameter yang tidak sesuai syarat mutu terpenuhi, maka
kelompok dinyatakan lulus uji. Uji ulang hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali.

9.4 Apabila pada hasil uji ulang parameter yang tidak sesuai syarat mutu tidak terpenuhi,
maka kelompok dinyatakan tidak lulus uji.

10 Pengemasan

Gulungan kawat ban dengan reel atau tanpa reel dikemas menggunakan kertas khusus anti
karat (kertas Volatile Corrosion Inhibitor) pada posisi bagian dalam yang dapat menyerap uap
air dan posisi bagian luar yang kedap air agar terhindar dari goresan ataupun karat dalam
proses penanganan produk jadi dan transportasi.

11 Penandaan

Setiap kemasan kawat ban harus diberi label dengan tulisan yang mudah terbaca dan jelas
dengan mencantumkan informasi minimal:
a. Nama produk;
b. Nama perusahaan produsen;
c. Inisial/merek/logo produsen;
d. Kode produksi;
e. Tanggal, bulan dan tahun produksi;
f. Spesifikasi (simbol dan ukuran);
g. Berat bersih (kg);
h. Berat kotor (kg).

© BSN 2023 8 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(normatif)
Pengujian komposisi kimia Cu dan Sn menggunakan AAS

A.1 Preparasi larutan standar

A.1.1 Larutan standar Cu

1. Buat larutan deret standar dari konsentrasi standar Cu 1.000 ppm.


2. Pipet 0 mL, 1 mL, 1,5 mL, 2 mL masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Tambahkan HNO3 sebanyak 5 mL pada masing-masing larutan standar.
4. Tambahkan larutan pengencer (aquades) sampai tanda tera sehingga diperoleh
konsetrasi Cu 0 ppm; 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm.
A.1.2 Larutan standar Sn

1. Buat larutan deret standar dari konsentrasi standar Sn 1.000 ppm.


2. Pipet 0 mL, 1 mL, 1,5 mL, 2 mL masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Tambahkan HNO3 65% sebanyak 5 mL dan HCl 37% sebanyak 2 mL pada
masing-masing larutan standar.
4. Tambahkan larutan pengencer (aquades) sampai tanda tera sehingga diperoleh
konsetrasi Sn 0 ppm; 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm.
A.1.3 Larutan standar Cu untuk verifikasi

1. Buat larutan deret standar dari konsentrasi standar Cu 1.000 ppm.


2. Pipet 1,2 mL ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Tambahkan HNO3 65% sebanyak 5 mL pada masing-masing larutan standar.
4. Tambahkan larutan pengencer (aquades) sampai tanda tera sehingga diperoleh
konsetrasi Cu 12 ppm.
A.1.4 Larutan standar Sn untuk verifikasi

1. Buat larutan deret standar dari konsentrasi standar Sn 1.000 ppm.


2. Pipet 1,2 mL ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Tambahkan HNO3 65% sebanyak 5 mL dan HCl 37% sebanyak 2 mL pada
masing-masing larutan standar.
4. Tambahkan larutan pengencer (aquades) sampai tanda tera sehingga diperoleh
konsetrasi Sn 12 ppm.

A.2 Pembuatan kurva kalibrasi dan verifikasi kurva kalibrasi Cu dan Sn

1. Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.


2. Lakukan pengukuran dengan menggunakan larutan standar yang tersedia, untuk
kurva kalibrasi larutan Cu dan Sn dapat menggunakan larutan standar 0 ppm, 10
ppm, 15 ppm dan 20 ppm.
3. Standar regresi linier R > 0,9900.
4. Lakukan verifikasi Cu dan Sn dengan menggunakan standar 12 ppm. Jika hasil
pembacaan nilai verifikasi berada di range 11,4 s.d 12,6 ppm, maka dapat
dilanjutkan pengujian contoh.
© BSN 2023 9 dari 12
SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
A.3 Persiapan contoh uji

A.3.1 Contoh Cu

Siapkan contoh uji sepanjang 40 cm untuk pengujian Cu. Potong contoh kawat ban setiap
kurang lebih 3 cm dengan menggunakan gunting kawat. Siapkan beaker glass ukuran 200 ml,
dan simpan di atas timbangan dengan tingkat ketelitian 0,001 gram. Lakukan penyetelan nol
(zero) pada timbangan. Kemudian masukan potongan kawat ban tersebut ke dalam beaker
glass (gelas piala) sebanyak 1,5 s.d 8 gram, kemudian catat berat hasil penimbangan.

A.3.2 Contoh Sn

Siapkan contoh uji sepanjang 2 s.d 3 meter untuk pengujian Sn. Potong contoh kawat ban
setiap kurang lebih 3 cm, dengan menggunakan gunting kawat. Siapkan beaker glass ukuran
100 ml, dan simpan diatas timbangan dengan tingkat ketelitian 0,001 gram. Lakukan
penyetelan nol (zero) pada timbangan. Masukan potongan kawat ban ke dalam beaker glass
(gelas piala) sebanyak 7,0 s.d 15,5 gram, kemudian catat berat hasil penimbangan.

A.4 Pelepasan lapisan kawat ban

A.4.1 Pelepasan lapisan kawat ban untuk pengujian Cu

A.4.1.1 Dari contoh uji yang telah disiapkan, larutkan lapisan bronze (perunggu) pada
potongan contoh kawat ban dengan memasukan 5 mL HNO3 65% sampai lapisan terlarut
(goyang-goyangkan gelas ukur selama ± 30 detik sampai lapisan kawat ban terkelupas).

A.4.1.2 Tuangkan larutan ke dalam labu ukur 200 mL. Kemudian bilas potongan kawat pada
gelas ukur dengan aquades ± 25 mL (sampai potongan contoh kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Kemudian
encerkan larutan dalam labu ukur dengan aquades sampai tanda batas 200 mL.

A.4.2 Pelepasan lapisan kawat ban untuk pengujian Sn

A.4.2.1 Dari contoh uji yang telah disiapkan, larutkan lapisan bronze (perunggu) pada
potongan contoh kawat ban dengan 5 mL HNO3 65% sampai lapisan terlarut (goyang-
goyangkan gelas ukur selama ± 30 detik sampai lapisan kawat ban terkelupas).

A.4.2.2 Untuk contoh uji dengan tipe kelas SnL, tuangkan hasil larutan ke dalam labu ukur
ukuran 20 mL yang telah di tambahkan HCl 37% sebanyak 2 mL. Kemudian bilas potongan
kawat dengan aquades sebanyak ± 5 mL (sampai potongan contoh kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Masukan
air bilasan ke dalam labu ukur sampai tanda tera atau tanda batas 20 mL, dan kocok sampai
homogen.

A.4.2.3 Untuk contoh uji dengan tipe kelas SnH, tuangkan hasil larutan ke dalam labu ukur
ukuran 100 mL yang telah ditambahkan HCl 37% sebanyak 2 mL. Kemudian bilas potongan
kawat dengan aquades sebanyak ± 20 mL (sampai potongan kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Encerkan
larutan dalam labu ukur dengan aquades sampai tanda tera atau tanda batas 100 mL, dan
kocok sampai homogen.

© BSN 2023 10 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
A.5 Pengukuran kandungan Cu dan Sn dengan alat AAS berdasarkan hasil pembacaan ppm
dikonverisikan sama dengan mg/L.

A.6 Perhitungan komposisi kimia lapisan kawat ban


1. Hitung kandungan Cu dengan rumus:
mg
Cu hasil AAS ( ) x Volume labu takar (L)
Cu (g/kg)= L
Berat contoh (g)

2. Hitung kandungan Sn dengan rumus:

mg
Sn hasil AAS ( ) x Volume labu takar (L)
Sn (g/kg)= L
Berat contoh (g)

3. Hitung komposisi kimia Cu dan Sn:

Cu (g/kg)
Cu (%) = (Cu (g/kg)+ Sn (g/kg))
x100%

Sn (g/kg)
Sn (%) = (Cu (g/kg)+ Sn (g/kg))
x100%

© BSN 2023 11 dari 12


SNI 8347:2023

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi

[1] ASTM D1871-04 Standard Test Method for Adhesion Between Tire Bead Wire and
Rubber

[2] ISO 10474:1991, Steel and Steel Products-Inspection documents

[3] ISO 16120-1:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 1:General
Requirements

[4] ISO 16120-2:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 2: Specific
Requirements for general purpose wire rod

[5] ISO 16120-4:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 4: Specific
Requirements for wire rod for special application

[6] ISO 404:1992, Steel and Steel Products – General Technical delivery requirements

[7] ISO/TR 9769, Steel and Iron- Review of available methods of analysis.

[8] JIS G 3506:2004, High carbon steel wire rod.

[9] JIS G 4105:2003 SCM 420, Carbon alloy steel wire rod.

[10] MS ISO 16650:2009 (P) BEAD WIRE ISO 16650:2004,IDT

© BSN 2023 12 dari 12


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumusan standar

[1] Komite Teknis Perumusan SNI

Komite Teknis 77-02, Produk Logam Hilir

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis Perumusan SNI

Ketua : Immanuel T.H.S


Sekretaris : Hasan Fuadi
Anggota : 1. Pratama Rizqi A
2. Rani Yudhiastari
3. Winarto
4. Hardi Prabowo
5. Purnama Indra Laksana
6. Basso Datu Makahanap
7. Bambang Irawan
8. Ferry Hidayat
9. RM. Herdis Ibnu Hidayat
10. Iwan Pandji
11. Mahaputra
12. Bagus Hadian
13. Ari Uliana

[3] Konseptor rancangan SNI

Anton Muhtar Rosyidin


Dedi Halim S.M
Udin Syarifudin

[4] Sekretariat Pengelola Komite Teknis Perumusan SNI

Pusat Perumusan Penerapan dan Pemberlakuan Standardisasi Industri -


Kementerian Perindustrian

Anda mungkin juga menyukai