STANDARDISASI
NAS/ONAL
NOMOR 346/KEP/BSN/9/2023
TENTANG
-2-
MEMUTUSKAN;
-3-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 4 September 2023
KEPALA BADAN STANDARDISASl NASIONAL,
KUKUH S. ACHMAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8347:2023
ICS 77.140.65
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
© BSN 2023
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 8347:2023
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi
© BSN 2023 i
SNI 8347:2023
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) 8347:2023, Kawat ban (Bead wire/KB) merupakan revisi
dari SNI 8347:2016, Kawat ban (Bead wire/KB) dan disusun dengan metode pengembangan
sendiri.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 77-02 Produk Logam Hilir. Standar ini telah dibahas
dan disepakati dalam rapat konsensus di Bogor, pada tanggal 19 Mei 2023. Konsensus ini
dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan dari pelaku
usaha, konsumen, pakar dan pemerintah.
Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 26 Juli 2023 sampai
dengan 9 Agustus 2023, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini
dapat berupa hak paten. Badan Standarisasi Nasional tidak bertanggungjawab
atas pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2023 ii
SNI 8347:2023
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Kawat ban (Bead wire/KB)
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan syarat mutu, klasifikasi dan metode uji untuk kawat ban (Bead
wire/KB) yang digunakan untuk keperluan proses produksi ban dengan memperhatikan aspek
keamanan dan keselamatan.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan tidak
bertanggal, berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan
atau amandemennya).
ASTM D4975, Standard Test Methods for Single-Filament Tire Bead Wire Made from Steel.
Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.
3.1
kawat ban
kawat baja karbon tinggi atau kawat baja paduan yang digunakan sebagai penguat konstruksi
bagian ban yang terpasang pada pelek dengan penampang lingkaran, permukaan polos dari
hasil penarikan dingin (cold wire drawing) dilanjutkan dengan proses penghilangan tegangan
sisa (stress relieving), dan dilapisi menggunakan metode electroless plating dengan paduan
tembaga - timah (Cu–Sn) secara kontinu
3.2
diameter kawat ban
diameter setelah dilapisi Cu–Sn, dengan satuan milimeter (mm)
3.3
toleransi
besarnya penyimpangan yang diperbolehkan dari ukuran yang ditetapkan
3.4
reel
tempat gulungan produk kawat ban
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
3.5
gulungan
bentuk gulungan dalam kemasan dengan reel atau tanpa reel (reelless)
3.6
kelas kuat tarik
kelompok produk kawat ban yang ditentukan berdasarkan kuat tarik kawat ban
3.7
kelas lapisan
kelompok produk kawat ban yang ditentukan berdasarkan kandungan persentase Sn dalam
lapisan Cu-Sn
3.8
lonjong (ovality)
selisih diameter penampang terbesar dengan yang terkecil
Sn-Low KB-NT-SnL
Normal Tensile Sesuai Tabel 7
Sn-High KB-NT-SnH
Sn-Low KB-HT-SnL
High Tensile Sesuai Tabel 8
Sn-High KB-HT-SnH
Bahan baku yang digunakan adalah batang kawat baja karbon tinggi sesuai Tabel 2 atau
Tabel 3, atau batang kawat baja paduan sesuai Tabel 4.
Tabel 2 – Komposisi kimia batang kawat baja karbon tinggi untuk Normal Tensile
dalam % berat
C Mn Si S P
0,64 – 0,76 0,30 – 0,90 0,10 – 0,35 maks. 0,030 maks. 0,030
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 3 – Komposisi kimia batang kawat baja karbon tinggi untuk High Tensile
dalam % berat
C Mn Si S P
0,74 – 0,86 0,30 – 0,90 0,10 – 0,35 maks. 0,030 maks. 0,030
Komposisi rasio unsur lapisan kimia lapisan kawat ban sesuai Tabel 5.
6 Syarat mutu
6.1.1 Kawat ban harus bebas dari kotoran seperti minyak, debu, plastik, kayu, karat atau
material asing lain.
6.1.2 Berpenampang bundar dengan permukaan seluruhnya rata dan polos tanpa ada sirip,
benjolan, lekukan atau cacat lainnya.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
6.2 Bentuk
Ukuran dan toleransi diameter kawat ban setelah dilapisi (Cu-Sn) sesuai Tabel 6.
Bentuk penampang melintang kawat ban (KB) adalah bulat seperti Gambar 1 dengan diameter
(d) lonjong maksimum 0,03 mm.
6.2.3 Kelurusan
Kelurusan kontinu tidak boleh membentuk lingkaran, kelengkungan (L) maksimum 600 mm
untuk panjang produk 3 m dan produk tidak boleh ada bentuk tekukan, benjolan atau bentuk
S.
Kuat tarik kawat ban untuk kelas normal tensile sesuai Tabel 7 dan untuk kelas high tensile
sesuai Tabel 8.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 8 - Kuat tarik high tensile
Kawat ban tidak menunjukkan retak pada gauge length setelah dilakukan sejumlah puntiran
sesuai Tabel 9.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 10 - Sifat pelapisan kawat ban (2 dari 2)
Kawat ban dapat dilakukan sambungan dengan cara las. Diameter sambungan lasan pada
kawat ban maksimum 105% dari ukuran diameter kawat. Nilai minimum kuat tarik (tensile
strength) sambungan lasan minimum 40% dari nilai kuat tarik (tensile strength) kawat ban.
7 Pengambilan contoh
Pengambilan contoh diambil dari ujung luar gulungan dengan panjang minimum 12 m untuk
setiap kelas dan ukuran dari setiap gulungan dengan atau tanpa reel oleh petugas yang
berwenang.
8 Cara uji
Pengujian sifat tampak dengan cara visual pada permukaannya tanpa alat bantu.
8.2 Bentuk
Pengujian diameter dilakukan menggunakan alat uji dimensi dengan ketelitian minimum
0,01 mm. Pengujian dilakukan pada 3 (tiga) tempat, masing-masing dilakukan pada 4 (empat)
titik (diameter terbesar, terkecil) dan hasilnya dihitung berdasarkan nilai rata-ratanya. Ilustrasi
pengukuran sesuai Gambar 1.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan gambar:
d1, d2, d3, d4 adalah diameter kawat ban
Uji nilai lonjong maksimum dilakukan dengan mengukur selisih diameter (d) maksimum dan
diameter (d) minimum dalam satu posisi lingkaran pengukuran batang uji sesuai Gambar 1.
Uji kelurusan dilaksanakan di lokasi produksi terhadap batang uji kawat ban yang dipotong
sepanjang 3 m, kawat ban dipegang tanpa kedua ujungnya menyentuh bidang datar dengan
minimum ketinggian 30 cm. Kemudian dilepas ke permukaan bidang datar tanpa ada
perlakuan lagi, langsung diukur. Ilustrasi uji kelurusan seperti pada Gambar 2.
Kawat contoh
Lmaks:
600 mm
Pengujian kuat puntir (torsi) dilakukan dengan alat uji torsi sesuai ASTM D4975 atau ISO 7800.
Pengujian komposisi kimia lapisan kawat ban dapat menggunakan alat AAS sesuai
JIS K0121 atau ICP sesuai JIS K0133.
Untuk pengujian komposisi kimia Cu dan Sn menggunakan alat AAS dapat dilakukan sesuai
Lampiran A atau metode uji yang terstandar.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
8.5.2 Uji berat lapisan
Pengujian berat lapisan kawat ban dapat dilakukan dengan menggunakan alat ICP atau AAS:
Pengukuran diameter sambungan lasan kawat ban dilakukan menggunakan alat uji dimensi
dengan ketelitian minimum 0,01 mm pada 4 (empat) titik (diameter terbesar, terkecil) dan
hasilnya dihitung berdasarkan nilai rata-ratanya. Pengujian kuat tarik sesuai ASTM D4975
atau ISO 6892.
9.1 Kawat ban dinyatakan lulus uji bila memenuhi semua ketentuan syarat mutu sesuai
Pasal 6.
9.2 Apabila salah satu syarat mutu tidak dipenuhi harus dilakukan evaluasi kembali pada
proses produksi, produk yang diuji maupun metode pengukuran, apabila ditemukan
ketidaksesuaian maka dilakukan perbaikan dan dapat dilakukan uji ulang untuk parameter
yang tidak memenuhi.
9.3 Apabila pada hasil uji ulang parameter yang tidak sesuai syarat mutu terpenuhi, maka
kelompok dinyatakan lulus uji. Uji ulang hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali.
9.4 Apabila pada hasil uji ulang parameter yang tidak sesuai syarat mutu tidak terpenuhi,
maka kelompok dinyatakan tidak lulus uji.
10 Pengemasan
Gulungan kawat ban dengan reel atau tanpa reel dikemas menggunakan kertas khusus anti
karat (kertas Volatile Corrosion Inhibitor) pada posisi bagian dalam yang dapat menyerap uap
air dan posisi bagian luar yang kedap air agar terhindar dari goresan ataupun karat dalam
proses penanganan produk jadi dan transportasi.
11 Penandaan
Setiap kemasan kawat ban harus diberi label dengan tulisan yang mudah terbaca dan jelas
dengan mencantumkan informasi minimal:
a. Nama produk;
b. Nama perusahaan produsen;
c. Inisial/merek/logo produsen;
d. Kode produksi;
e. Tanggal, bulan dan tahun produksi;
f. Spesifikasi (simbol dan ukuran);
g. Berat bersih (kg);
h. Berat kotor (kg).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(normatif)
Pengujian komposisi kimia Cu dan Sn menggunakan AAS
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
A.3 Persiapan contoh uji
A.3.1 Contoh Cu
Siapkan contoh uji sepanjang 40 cm untuk pengujian Cu. Potong contoh kawat ban setiap
kurang lebih 3 cm dengan menggunakan gunting kawat. Siapkan beaker glass ukuran 200 ml,
dan simpan di atas timbangan dengan tingkat ketelitian 0,001 gram. Lakukan penyetelan nol
(zero) pada timbangan. Kemudian masukan potongan kawat ban tersebut ke dalam beaker
glass (gelas piala) sebanyak 1,5 s.d 8 gram, kemudian catat berat hasil penimbangan.
A.3.2 Contoh Sn
Siapkan contoh uji sepanjang 2 s.d 3 meter untuk pengujian Sn. Potong contoh kawat ban
setiap kurang lebih 3 cm, dengan menggunakan gunting kawat. Siapkan beaker glass ukuran
100 ml, dan simpan diatas timbangan dengan tingkat ketelitian 0,001 gram. Lakukan
penyetelan nol (zero) pada timbangan. Masukan potongan kawat ban ke dalam beaker glass
(gelas piala) sebanyak 7,0 s.d 15,5 gram, kemudian catat berat hasil penimbangan.
A.4.1.1 Dari contoh uji yang telah disiapkan, larutkan lapisan bronze (perunggu) pada
potongan contoh kawat ban dengan memasukan 5 mL HNO3 65% sampai lapisan terlarut
(goyang-goyangkan gelas ukur selama ± 30 detik sampai lapisan kawat ban terkelupas).
A.4.1.2 Tuangkan larutan ke dalam labu ukur 200 mL. Kemudian bilas potongan kawat pada
gelas ukur dengan aquades ± 25 mL (sampai potongan contoh kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Kemudian
encerkan larutan dalam labu ukur dengan aquades sampai tanda batas 200 mL.
A.4.2.1 Dari contoh uji yang telah disiapkan, larutkan lapisan bronze (perunggu) pada
potongan contoh kawat ban dengan 5 mL HNO3 65% sampai lapisan terlarut (goyang-
goyangkan gelas ukur selama ± 30 detik sampai lapisan kawat ban terkelupas).
A.4.2.2 Untuk contoh uji dengan tipe kelas SnL, tuangkan hasil larutan ke dalam labu ukur
ukuran 20 mL yang telah di tambahkan HCl 37% sebanyak 2 mL. Kemudian bilas potongan
kawat dengan aquades sebanyak ± 5 mL (sampai potongan contoh kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Masukan
air bilasan ke dalam labu ukur sampai tanda tera atau tanda batas 20 mL, dan kocok sampai
homogen.
A.4.2.3 Untuk contoh uji dengan tipe kelas SnH, tuangkan hasil larutan ke dalam labu ukur
ukuran 100 mL yang telah ditambahkan HCl 37% sebanyak 2 mL. Kemudian bilas potongan
kawat dengan aquades sebanyak ± 20 mL (sampai potongan kawat ban terendam), lalu
masukan air bilasan ke dalam labu ukur. Lakukan pembilasan sebanyak 3 s.d 4 kali. Encerkan
larutan dalam labu ukur dengan aquades sampai tanda tera atau tanda batas 100 mL, dan
kocok sampai homogen.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
A.5 Pengukuran kandungan Cu dan Sn dengan alat AAS berdasarkan hasil pembacaan ppm
dikonverisikan sama dengan mg/L.
mg
Sn hasil AAS ( ) x Volume labu takar (L)
Sn (g/kg)= L
Berat contoh (g)
Cu (g/kg)
Cu (%) = (Cu (g/kg)+ Sn (g/kg))
x100%
Sn (g/kg)
Sn (%) = (Cu (g/kg)+ Sn (g/kg))
x100%
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 77-02: Produk Logam Hilir dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi
[1] ASTM D1871-04 Standard Test Method for Adhesion Between Tire Bead Wire and
Rubber
[3] ISO 16120-1:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 1:General
Requirements
[4] ISO 16120-2:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 2: Specific
Requirements for general purpose wire rod
[5] ISO 16120-4:2001, Non-Alloy Steel Wire Rod for conversion to wire-Part 4: Specific
Requirements for wire rod for special application
[6] ISO 404:1992, Steel and Steel Products – General Technical delivery requirements
[7] ISO/TR 9769, Steel and Iron- Review of available methods of analysis.
[9] JIS G 4105:2003 SCM 420, Carbon alloy steel wire rod.