Al Khawarizmi
Al Khawarizmi
Tempat tersebut juga terkenal sebagai wisma kearifan atau House of Widom di Baghdad.
Bayt Al Hikmah merupakan lembaga pusat penelitian ilmu pengetahuan dan penerjemahan.
Selain itu tempat ini juga menjadi perpustakaan besar sekaligus menjadi ruang berkumpulnya
para ilmuwan.
Sejak pertama kali menjadi anggota di Bayt Al Hikmah, Al Khawarizmi bekerja sebagai
ilmuwan. Ia pun terus belajar mengenai ilmu pengetahuan terlebih lagi ilmu dan matematika.
Semasa hidupnya ia terus mengabdi dalam bidang riset keilmuan dan pendidikan.
C.Kisah Al Khawarizmi Tentang Penemuan Matematika
Orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer menjadi kisah selanjutnya
Al Khawarizmi. Ia juga terkenal sebagai peletak rumus ilmu ukur, hitungan desimal, dan
penyusun daftar logaritma. Al Khawarizmi juga mempopulerkan angka 0 dan menjelaskan
kegunaan angka.
Karyanya tersebut tercantum di dalam bukunya yang berjudul al-Jam’ wat-Tafriq bi-Hisab al-
Hind. Di dalam buku tersebut, Al Khawarizmi juga menjelaskan mengenai penjumlahan dan
pengurangan. Ia juga mengenalkan penggunaan angka Hindu, dari 0 hingga 9.
Selain aljabar, Al Khawarizmi mengenalkan konsep algoritma yang berpengaruh besar
hingga kini. Algoritma merupakan ilmu dalam bidang matematika yang mengajarkan tentang
langkah penyelesaian masalah secara sistematis.
Dari semua karyanya di dalam bidang Matematika, Al Khawarizmi juga mendapatkan
julukan sebagai Bapak Matematika.
D.Menerjemahkan Buku
Kisah Al Khawarizmi selanjutnya yaitu ia juga mempelajari bahasa Sanskerta dan Yunani.
Setelah mahir dan menguasai bahasa tersebut, ia pun mulai menerjemahkan beberapa buku.
Misalnya yaitu buku India berjudul Siddhanta yang terjemahan ke dalam Bahasa Arab.
Kemudian ia juga bisa menerjemahkan buku ilmu geografi yang merupakan karya seorang
ilmuwan Yunani. Karena kemampuannya tersebut maka pengetahuan dan pemikiran Al
Khawarizmi pun semakin cemerlang.
Ia juga melahirkan banyak karya berkat keterbukaannya dalam mengadopsi ilmu
pengetahuan.
E.Karya
Salah satu karya terbesarnya yaitu kitab berjudul al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-
muqabala. Kitab tersebut merupakan aljabar yang masih kita pelajari hingga saat ini. Karya
tersebut juga tidak terlepas dari pemikiran ilmuwan Yunani bernama Diophantus.
Dari karya Diophantus tersebut Al Khawarizmi menemukan banyak kesalahan dan
permasalahan. Di sinilah Al Khawarizmi kemudian mulai menyempurnakan dan
memperbaiki aljabar. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri, berisi fungsi sinus,
cosinus, tangen, kotangen, dan konsep diferensiasi.
Demikianlah sedikit kisah Al Khawarizmi, bapak matematika dan aljabar. Tentunya kita
harus meneladani semangat dan kegigihannya dalam mempelajari ilmu pengetahuan.