Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

“ PERIODISASI SEJARAH ISLAM”

Dosen Mata Kuliah : Dra. Siti Nurjanah, M. Ag.

DISUSUN OLEH :

NAMA : ERIK PUJIANTO

JURUSAN : SYARIAH

PROGRAM STUDI : PERBANKAN

SEK OLAH T INGG I AG AMA ISLAM NEG ERI (ST AIN)

JURAI SIWO MET RO

T .A 2012 / 2013
KATA PENGANTAR

Assalamualikum…Wr…Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT di mana atas anugerahnya, sehingga

kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Metodologi Studi Islam ini, dan tidak

lupa juga junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

kita dari alam kegelapan ke alam terang-benerang.

Penulisan makalah ini yang di dalamnya mencakup mengenai Materi

Periodisasi Sejarah Islam. Sebagai pembahasan materi ini kita dapat menambah

pengetahuan tentang bagaimana sejarah islam didunia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

terselesainya makalah ini, sebagai manusia penulis juga tidak luput dari kesalahan

dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis menantikan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum…Wr.Wb

Metro, 05 Oktober 2012

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 5
1.3 Tujuan........................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Islam............................................................................... 7

2.2 Sejarah Islam................................................................................................. 8

2.2.1 Masa Pra Islam ....................................................................................... 8

1. Sistem Politik........................................................................................... 8

A. Kondisi Politik .................................................................................... 8

B. Kondisi Masyarakat............................................................................. 9

2. Sistem Kepercayaan Dan Kebudayaan .................................................... 10


2.2.2 Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara........................................................ 12

1. Pra Islam Di Indonesia............................................................................ 14

2.2.3 Islam Masa Klasik..................................................................................... 20

1. Sebelum Masa Kerasulan........................................................................ 20

2. Masa Kerasulan....................................................................................... 21

3. Hijrah Ke Yatsrib.................................................................................... 22

4. Haji Wda‟ Dan Akhir Hayat Rosullullah................................................ 23

5. Masa Al-Kulafa‟ Al-Rosyidin................................................................. 24

6. Dinasti Umayyah Dan Dinasti Abbasiyah .............................................. 25

2.2.4 Islam Masa Pertengahan ........................................................................... 26

A. Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan ............................ 26

1. Dinasti Jengiskhan ................................................................................. 26

2. Dinasti Timur Lenk................................................................................ 28

3. Kaum Mamluk Di Mesir........................................................................ 30

4. Spanyol .................................................................................................. 31

B. Masa Tiga Kerajaan Besar ......................................................................... 32

1. Kerajaan Usmani.................................................................................... 32

2. Kerajaan Safawi Di Persia ................................................................... 34

3. Kerajaan Mughal Di India .................................................................... 36


2.2.5 Islam Masa Modern ................................................................................. 37

1. Latar Belakang Pemikiran Islam Modern .............................................. 39

2. Pemikiran Islam Modern Di Indonesia.................................................. 43

3. Salafi, Islamisme Baru Dalam Dinamika Pemikiran Islam Indonesia... 46

A. Hajr Mubtadi‟................................................................................... 47

B. Sikap Terhadap Politik .................................................................... 47

C. Sikap Terhadap Gerakan Islam Yang Lain ..................................... 48

D. Sikap Terhadap Pemerintah ............................................................. 50

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ...................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 52
B AB I

PENDAHULUAN

1 .1 Latar Belakang Masalah


Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak
geografis yang yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di makkah
menjadi cepat disebarluaskan ke berbagai wilayah disamping juga didorong oleh
faktor cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam, dan bahkan
bangsa Arab dapat mendirikan kerajaan diantaranya Saba‟, Ma‟in dan Qutban
serta Himyar yang semuanya berasal di wilayah Yaman.

Di sisi lain, kenyataan bahwa al-Qur‟an diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW dan diturunkan dalam konteks geografis Arab,
mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu pemahaman yang komprehensif
terhadap al-Qur‟an hanya mungkin dilakukan dengan sekaligus melacak
pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan lingkungan mereka yang
menjadi audiens pertama al-Qur‟an, yaitu Muhammad dan masyarakat Arab saat
itu dengan segala kultur dan tradisinya. Dan untuk memiliki pengertian yang
sebenar-benarnya tentang asal mula Islam, maka satu hal yang perlu diketahui
adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya Islam, Muhammad, dan sejarah
Islam terdahulu.
Bangsa Arab di zaman dahulu memiliki kebiasaan menjadikan kejadian
besar yang ada sebagai patokan penanggalan. Peristiwa penyerangan pasukan
Gajah pimpinan Abrahah yang berniat menghancurkan Kabah di kota Mekah,
dianggap sebagai sebuah peristiwa besar yang layak dijadikan patokan
penanggalan.
Di tahun pertama penanggalan Gajah ini, di kota Mekah dan di tengah
keluarga Abdul Mutthalib, lahir seorang bayi yang kelak akan mengubah
perjalanan sejalah manusia. Dialah Muhammad putra Abdullah bin Abdul
Mutthalib.
Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh keluarga bani Hasyim.
Di negeri Persia, kelahiran Muhammad bin Abdillah memadamkan api keramat
yang selama seribu tahun tidak padam. Kelahiran Muhammad juga
menggoyahkan sendi-sendi istana kaisar Rumawi. Muhammad lahir dengan
membawa janji risalah terakhir dari Allah untuk umat manusia. Agama Islam
adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan merupakan
agama yang terakhir dan satu-satunya diakui oleh Allah swt.
Agama islam ini sebagai pengganti agama-agama pendahulunya seperti
Agama Nasrani yang dibawa olah Nabi Isa as. Agama terakhir ini pun sebagai
agama penyempurna dari agama-agama pendahulunya. Agama islam diturunkan
di Makkah karena pada saat itu Makkah merupakan tempat kaum Jahiliyah yang
hidup dalam kesesatan. Untuk menghilangkan kesesatan tersebut Islam datang
dengan ajaran-ajaran Ilahiyah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw.
Ajaran islam tidak hanya tentang ketuhanan saja namun sampai kepada ajaran
tentang persamaan hak manusia. Tetapi ajaran Islam tersebut menuai penolakan
yang silih berganti dari kaum kafir Quraisy sebagai penduduk mayoritas Makkah
saat itu.
Mempelajari sejarah, khususnya sejarah pendidikan islam bukan semata-
mata kegiatan menghafal tanggal, tahun, abad dan peristiwa-peristiwa dalam
sejarah. Kepercayaan, budaya, dan perilaku apa yang ada sekarang ini merupakan
kumpulan inspirasi dan reaksi dari peristiwa-peristiwa masa lalu (sejarah).
Sejarah dipelajari dan diingat bukan hanya sebagai bentuk romantisme
kejayaan masa silam, atau bahkan meratapi keburukun leluhur masa silam. Tetapi
sejarah hadir dijadikan sebagai inspirasi. Kajian tentang sejarah pendidikan islam
telah banyak dilakukan, baik sejarah yang ditulis pada masa klasik sampai pada
masa kontemporer.
Namun masih minim sekali referensi yang menjabarkan secara kritis dan
mengakar ketika mendalami perbedaan dari masa klasik hingga masa
kontemporer. Terdapat perbedaan mendasar antar gaya, struktur, dan metode
penulisan „kitab‟ sejarah pada zaman klasik dan zaman kontemporer. Zaman
klasik lebih cenderung memaparkan fakta-fakta sejarah yang telah ada secara
saklek dan apa adanya tanpa ada tambahan „komentar‟ dari penulis. Dengan kata
lain, penulisan sejarah dilakukan dengan cara menceritkan kembali kejadian yang
sudah ada tanpa melakukan analisis „fenomena‟ sejarah.
Berbeda dengan masa klasik, masa kontemporer tidak hanya menceritakan
fakta sejarah tapi juga memberikan analisis atau komentar dan argumen dari
penulis. Pemberian analisis tambahan pada „kitab‟ sejarah dilakukan karena untuk
memenuhi kepentingan manusia yang semakin haus dengan „alasan‟ dan
penasaran untuk mengetehaui sesuatu dibalik dari peristiwa sejarah tersebut.
Maka analisislah cara yang paling tepat untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia
zaman sekarang ini.
Interpretasi Islam terhadap sejarah berdasarkan keyakinan yang Islam
adalah benar dan apa saja yang bertentangan dengan Islam adalah salah. Setiap
yang disyariatkan Allah dalam Islam, sama ada yang berkaitan dengan ibadah,
jihad, muamalah adalah benar dan tidak memerlukan alasan dari mana pun.
Ciri khas sejarah Islam berbeda dengan sejarah lain kerana adanya
pengaruh wahyu Allah SWT. Pemahaman terhadap ciri khas ini dapat
menjelaskan, contohnya, mengapa dalam sejarah Islam, iman mendominasi setiap
perilaku orang Islam.
Interpretasi Islam terhadap sejarah bukanlah interpretasi yang berbentuk
kebendaan, yang hanya mengakui faktor-faktor kebendaan seperti alat-alat
pengeluaran adalah satu-satunya benda yang memberi pengaruh terhadap sejarah
umat manusia, sebagaimana ideologi Marxis. Ia juga bukan interpretasi material
yang mengganggap perubahan sejarah berasal dari faktor-faktor luaran, seperti
lingkungan fisik, iklim, geografi, ekonomi dan lain-lain, sebagaimana ideologi
Barat.
Interpretasi Islam secara jelas menunjukkan tanggungjawab dan peranan
manusia dalam mempengaruhi perubahan sejarah dalam rangka kehendak Allah
SWT. Oleh kerana itu, interpretasi Islam tidak bersifat perkauman yang memberi
lebih keutamaan kepada kaum tertentu, tetapi mengakui peranan-peranan seluruh
lapisan masyarakat, sesuai dengan sumbangan masing-masing secara bertepatan.
Satu fakta yang tidak dapat dibantah oleh siapapun ialah fakta yang
mengatakan peradaban Islam adalah peradaban besar yang berlangsung dalam
bilangan abad. Yang dimaksudkan dengan peradaban besar di sini bukanlah
peradaban yang difahami oleh Barat selama ini yang hanya diukur melalui
pencapaian material semata-mata. Peradaban menurut Islam mengambilkira
pencapaian tujuan asasi penciptaan makhluk yang telah ditentukan oleh Allah
SWT, yaitu mengabdi diri kepada-Nya. Perhatikan firman Allah yang berikut :

“Dan Aku tidak mencipta jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku,” (Surah Adz-Dzaariyat : 56).

Jadi, menurut Islam, peradaban besar adalah peradaban yang menciptakan


sekitaran yang sesuai secara politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kebendaan,
dan dapat membuat rakyatnya mengamalkan perintah-perintah Allah dalam semua
aktivitinya. Ataupun dalam ungkapan Dr Yusuf Al-Qardhawi, peradaban yang
memerhatikan aspek material dan spiritual; idealistik dan realistik; rabbani dan
insani; bermoral dan membina; yang memperlihatkan aspek individu dan sosial,
sekaligus peradaban yang seimbang dan sederhana.
Walau baagaimanapun majunya suatu peradaban dalam sains, teknologi,
pembinaan, ekonomi ataupun bagaimana jauhnya peradaban itu meraih kemajuan
material, dalam pandangan Islam, ia tetap ketinggalan dan “terbelakang” kalau ia
tidak menyediakan persekitaran yang sesuai untuk pengabdian diri kepada Allah
dan untuk mengamalkan ajaran-ajaran-Nya.
Peradaban Islam sendiri telah melalui beberapa tahap. Sebahagian besar
pencapaian materialnya tidak berlaku pada tempoh-tempoh awal.
Namun, perilaku tempoh awal jelas lebih bertepatan dengan ajaran-ajaran syariat.
Rasulullah SAW sendiri menegaskan hal ini dalam sabdanya, “Sebaik-baik
generasi adalah generasiku, lalu setelah mereka dan generasi setelah itu.”
Perlu ditegaskan yang seluruh perbincangan tentang tempoh masa dalam
sejarah Islam harus dinilai dari sudut pandang Islam itu sendiri. Berbagai kajian
yang dilakukan akhir-akhir ini mengungkap yang pemahaman kita tentang masa-
masa tertentu mungkin berubah secara ketara kalau tempoh masa itu dikaji
semula, sebagaimana yang terjadi pada kedaulah Utsmaniya ketika aliran sejarah
mereka dikaji semua oleh 400 ahli sejarah Islam.
Dengan mengkaji semula sejarah yang ada, kita dapat mengungkap fakta-
fakta yang salah dan menyesatkan tentang sejarah kita. Mungkin juga akan
berlaku perubahan pandangan dan pemahaman kita terhadap periode Umayyah an
Abbasiyah, serta periode berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari tulisan diatas kami menawarkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian sejarah islam?

2. Ada berapakah periodesasi sejarah islam?

3. Peristiwa apasaja yang terjadi dalam masing-masing sejarah islam?


1.3 Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam.

2. Penulis ingin mengetahui perjalanan sejarah islam dari zaman terdahulu

hingga saat ini.

3. Penulis ingin mengetahui apa perbedaan sejarah terdahulu dengan sejarah

saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah Islam

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam
bahasa Inggris disebut history. Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa
atau waktu, sedang „Ilmu Tarikh‟ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut pengertian istilah, al-tarikh berarti; ‟‟sejumlah


keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar
terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar terjadi pada
kenyataan-kenyataan alam dan manusia‟‟.

Dalam bahasa Indonesia sejarah berarti: silsilah; asal-usul (keturunan);


kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan
Ilmu Sejarah adalah ‟‟pengetahuan atau uraian peristiwa-peristiwa dan kejadian-
kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau‟‟.

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman
peristiwa masa lampau, tetapi juga penalaran kritias untuk menemukan kebenaran
suatu peristiwa masa lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah
adalah adanya objek peristiwa (who), adanya batas waktu (when), yaitu masa
lampau, adanya pelaku (who), yaitu manusia, tempatnya (where), latar
belakangnya (whay), dan daya kritis dari peneliti sejarah.

Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud


sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-
sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan agama Islam dalam berbagai aspek.
2.2 Sejarah Islam

2.2.1 Masa Pra Islam

1. Sistem Politik Dan Kemasyarakatan

a. Kondisi Politik

Bangsa Arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan


berdiri sendiri-sendiri. Satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka
tidak mengenal rasa ikatan nasional. Yang ada pada mereka hanyalah ikatan
kabilah. Dasar hubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah. Rasa asyabiyah
(kesukuan) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bila mana terjadi
salah seorang di antara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah
itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “ Tolong saudaramu, baik dia
menganiaya atau dianiaya “. Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas
eksistensi politiknya adalah kesatuan fanatisme, adanya manfaat secara timbal
balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah. Kedudukan
pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja.

Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator. Banyak hak yang
terabaikan. Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan
hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para pemimpin
menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-
senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya. Sedangkan rakyat dengan
kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi. Rakyat
hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan
sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
b. Kondisi Masyarakat

Pada waktu itu keadaan masyarakat sangat memprihatinkan. Para wanita


dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan yang lebih dalam
pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa bercampur dengan lima
orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan hubungan poliandri.
Perzinahan mewarnai setiap lapisan masyarakat. Semasa itu, perzinahan tidak
dianggap aib yang mengotori keturunan.

Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, di antaranya
seperti :
1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada
laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah
menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut
wanita pelacur.
3. Pernikahan Istibdha‟, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur
kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil.
Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena
sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.

Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki


yang diluar kewajaran. Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur
hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau
ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar.

Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan
buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa
dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan
kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati.
Hubungan
Setelah itu, ditengah
kemusyrikan
umatsemakin
sangat merebak
rapuh dan
dangudang-gudang
berhala-berhala yang
pemegang
lebih
kekuasaan
kecil bertebaran
dipenuhi
disetiap
kekayaan
tempat
yang
di Hijaz.
berasal Dr.
dariBadri
rakyat,
Yatim,
atau dalam
sesekalibukunya
rakyat
dibutuhkan“di
dijelaskan untuk
masamenghadang serangan
Jahiliyah, sekitar musuh.
Ka‟bah Dalam
terdapat 360 buku karangan
berhala Tim
mengelilingi
penyusun
berhala Studi . Islam
utama” Yang IAIN SUPEL
menjadi dijelaskan
fenomena ”Bangsa
terbesar Arab tidak bangsa
dari kemusyrikan menemukan
Arab
nilai-nilai
kala itu yakni
kemanusiaan,
mereka menganggap
menyembah
dirinya
berhala,
beradamembunuh
pada agamaanak
Ibrahim.
dengan dalih
kemuliyaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan perjudian, dan
membangkitkan
Ada beberapa contoh
di antara
tradisi
mereka
dandengan
penyembahan
alasan harga
berhala
diri dan
yangkepahlawanan
mereka lakukan,
”.
seperti :
2. Siste1.m Kepe
Mereka mengelilingi
rcayaan Dan Kebudberhala
ayaan dan mendatanginya, berkomat-kamit
dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo‟a untuk
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti
memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu
dakwah Isma‟il Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim
bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka
Alaihis-Salam yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan
kehendaki.
memeluk agama-Nya.
2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan
Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang
bersujud dihadapannya.
melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu
3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut
masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul
namanya.
Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani Khuza‟ah). Dia tumbuh sebagai orang yang
dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama,
Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-
sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya
berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada
sebagai ulama besar dan wali yang disegani, kemudian Amr Bin Luhay
saat itu.
mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam menyembah
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa
berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab
dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti
menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil
pengagungan terhadap ka‟bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di
membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka‟bah. Setelah itu dia mengajak
Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.
penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang
Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan
Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap
masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati,
sebagai pengawas Ka‟bah dan penduduk tanah suci.
kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa.
2.2.2 Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara

Menurut Para Ahli Masyarakat orang Melayu datang ke wilayah Asia


Tenggara dapat digolongkan kepada :

1. Proto melayu (melayu pertama atau melayu tua) datang lebih awal sekitar
3000 – 2500 SM. Mereka umumnya generasi yang masih mempertahankan
paham animisme dan dinamisme.
2. Deutro melayu (melayu gelombang kedua atau melayu muda), mereka
datang dari dataran Asia menuju ke berbagai penjuru Asia Tenggara
dimulai kira-kira 300 - 250 SM.

Sehingga ketika datang dan berbaur dengan suku-suku lain di wilayah yang
baru dihuni suku terakhir ini mudah menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru
yang berkembang saat itu, termasuk ketika kedatangan penyebar agama Hindu,
Buddha, dan Islam.

Perkembangan agama Buddha pesat ketika dimotori oleh lahirnya kerajaan


Melayu terbesar yaitu Sriwijaya di Sumatra sekitar abad ke-7 – 11M. Pengaruh
kebudayaan Hindu-Buddha lewat bahasa Sansekerta ke dalam bahasa dan budaya
masyarakat melayu begitu banyak, karena berlangsung selama 500 tahun.
Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa juga punya andil besar dalam
mengembangkan dua agama tersebut (lebih khusus Hindu), sehingga mampu
menyatukan wilayah Nusantra dalam satu kekuasaan. Tidak heran bila agama
Hindu-Buddha berkembang ke sebahagian besar penjuru Nusantara.

Memasuki abad ke-12 M, kerajaan Sriwijaya mulai surut, bila dilihat dari
sudut ekonomi dan politik. Hal ini diperburuk dengan lahirnya Kerajaan Singosari
(di Jawa) melakukan ekspedisi Pamalayu (1275 M).

Keadaan ini mendorong daerah-daerah di bawah kekuasaan Sriwijaya


melepaskan diri dari pusat kekuasaan, sehingga pusat perdagangan berpindah,
yaitu semakin berkembang di perairan Malaka.Van Leur menegaskan,
berdasarkan hasil perjalanan Sulaiman dan Marcopolo, diperkirakan sejak tahun
674 M ada koloni Aran yang sudah berdagang ke Barat Laut Sumatera. Meskipun
jalinan dagang sudah terjadi jauh setelah Islam lahir, namun menurut Taufik
Abdullah belum ada bukti bahwa penduduk pribumi yang disinggahi pedagang
muslim itu telah memeluk agama Islam, dan kelompok yang beragama Islam
masih dari pedagang muslim pendatang yang menunggu musim pelayaran tiba.

Pembawa ajaran Islam ke Wilayah Nusantara adalah terdiri dari para


pedagang dan para sufi. Kemudian mereka berinteraksi dengan penduduk pribumi
dalam jangka pendek (sambil menunggu musim pelayaran) untuk berpindah ke
negara asal atau negara lain. Dalam jangka panjang saudagar yang pernah datang
ke nusantara atau yang belum mulai bermukim bahkan melangsungkan
perkahwinan dengan penduduk pribumi. Dari perkahwinan ini lahir komunitas
baru, terutama di pesisir-pesisir pantai.

Anthony Reid menyebutkan ada beberapa faktor penting yang menyebabkan


terjadinya konversi massal masyarakat melayu kepada Islam pada masa
perdagangan, yaitu :

1. Portabilitas sistem keimanan islam. Sebelum kedatangan Islam, sistem


kepercayaan lokal, yang berpusat pada penyembahan arwah nenek
moyang, tidaklah portable, tidak siap pakai dimana pun, tidak berlaku
dalam semua kondisi.
2. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Bisa dipastikan, masyarakat lokal di
wilayah melayu pertama kali bertemu dan berinteraksi dengan orang
muslim pendatang di wilayah pesisir atau pelabuhan. Mereka adalah
pedagang-pedagang muslim yang kaya raya.

Al-attas merangkum beberapa teori yang diajukan oleh sarjana barat tentang
cepatnya Islam diterima di kawasan asia tenggara, teori-teori itu dapat dirumuskan
sebagai berikut:

a. Faktor perdagangan membawa Islam ke kepulauan ini.


b. Faktor pedagang-pedagang, pegawai-pegawai yang kawin dengan
penduduk lokal (bukan Islam), faktor ini dipandang lebih mudah
terjadinya proses pengislaman di kalangan masyarakat.
c. Faktor permusuhan antara orang-orang Islam dengan Kristen yang
mempercepat penyebaran islam, terutama pada abad ke-15 dan ke-
17.
d. Faktor politik yang dianggap sebagai motif dan mudahnya
penyebaran islam.
e. Faktor penghargaan nilai ideologi Islam dianggap lebih rasional
bagi memeluknya.

"Islam datang" ke Asia Tenggara menurut S.M.N. Al-Attas, Fattimi,


Hasyimi, dan Hamka pada abad ke-7 dan 8 M. "Islam berkembang" abad ke 13 M
ke sebahagian wilayah nusantara. Sedangkan "Islam menjadi kekuatan politik"
memasuki pada abad ke-15 M setelah tumbangnya kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit.

1. Pra-Islam di Indonesia

Ketika Funan jatuh di bawah Khmer aturan, perdagangan Indocina diambil


oleh negara lain. Yang di lokasi yang terbaik adalah Sriwijaya, di pantai tenggara
Sumatera dekat baik Malaka dan selat Sunda. Mungkin ada sebagai kerajaan
sebelum runtuhnya Funan, tetapi catatan pertama menyebutkan bahwa Sriwijaya
adalah buku harian perjalanan I-ching, seorang peziarah Budha Cina yang
dikunjungi di 671 dan memuji modal, Palembang, untuk 1.000 yang rahib dan
sebuah perpustakaan yang sangat baik dari teks-teks suci.

Seratus tahun kemudian Sriwijaya tidak hanya memerintah Sumatera tetapi


juga semenanjung Melayu dan Jawa Barat, memberikan kontrol hampir penuh
atas perdagangan Indocina. Dan dengan pertumbuhan negara-negara baru yang
kuat bersemangat untuk berdagang dengan satu sama lain (Dinasti Tang dari Cina
dan kekhalifahan Islam di Timur Tengah), Sriwijaya bisa berharap untuk masa
depan yang sejahtera.
Sriwijaya tidak pernah lupa bahwa kemakmurannya berasal dari luar negeri.
Para Srivijayans menyimpan ramah Cina dengan diplomasi, mengirimkan
pedagang ke pengadilan Cina dalam kedok pengikut menawarkan upeti. Untuk
menambah penghasilan mereka sebagai perantara, industri lokal dikembangkan di
lada, nipah tikar, kulit penyu, lilin lebah, kayu aromatik, dan kamper. Orang
Asli(Hutan Rakyat) dipekerjakan untuk mengumpulkan kayu dan menemukan
pohon-pohon sakit yang merupakan sumber dari kapur barus, dan para bajak laut
Malaka (Orang Laut atau Orang Laut) direkrut ke dalam angkatan laut Srivijayan,
untuk membela selat bukan menjarah mereka. Semua pengikut mereka dan
sekutu, di darat dan laut, diajarkan bahwa raja-raja Srivijayan adalah anak-anak
para dewa, dan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk menjatuhkan siapa pun
bersalah atas pengkhianatan. Ide ini segera menjadi begitu luas bahwa hamba raja
rutin melakukan bunuh diri saat kematiannya.
Meskipun semua ini, Sriwijaya memang harus menghadapi persaingan dan
pesaing paling agresif adalah kerajaan Mataram, di tengah dan timur Jawa. Raja
pertama Mataram penting adalah Sanjaya (732-750), yang berangkat dengan
armadanya untuk menyerang setiap orang dalam jangkauan, termasuk Sriwijaya,
Chenla, dan bahkan Cina. Pada awalnya Srivijayans tidak bisa menahan ancaman
ini, tapi beberapa tahun kemudian sebuah dinasti kedua, Sailendras, muncul di
Jawa.Karena Sailendras adalah umat Buddha, sementara Sanjaya dan
penggantinya adalah orang Hindu, Sriwijaya dan Sailendras dengan cepat menjadi
teman. Para Sailendras mungkin menerima bantuan dari Sriwijaya ketika mereka
menggulingkan saingan mereka di 775. Kemudian penguasa baru Sriwijaya dan
Mataram disemen hubungan baik dengan perjanjian dan pernikahan kerajaan.
Dengan 860 penguasa Sriwijaya juga sebuah Sailendra, boasting leluhur Jawa.
Sedangkan Sriwijaya bergantung pada perdagangan karena kekayaan,
Mataram adalah masyarakat yang berorientasi pertanian. Raja yang menunjukkan
pengabdian mereka kepada agama Buddha dengan membangun Candi Borobudur
di tengah Jawa. Besar dengan ukuran apa pun, Borobudur adalah lima-lapis
langkah piramida yang berisi dua juta kaki kubik batu, 73 berbentuk lonceng kuil
("stupa"), dan 1460 bas-relief. Sriwijaya, sebaliknya, begitu sibuk dengan
perdagangan yang tidak dibangun monumen abadi apapun.
Borobudur tidak dimaksudkan untuk menjadi tempat ibadah, tetapi panduan
untuk pencerahan. Terjadi di sekitar tepi pada setiap tingkat adalah jalur cekung,
berjajar di kedua sisi dengan relief menampilkan adegan dari kehidupan Sang
Buddha. Setiap tahap lanjut, Sang Buddha menjadi kurang terlibat dengan hal-hal
dari dunia ini. Para peziarah yang mengikuti semua lima koridor (jalan kaki 3-mil)
muncul pada platform terbuka ke langit, meninggalkan bumi di belakang. Pada
platform ini tiga platform yang lebih kecil, lingkaran untuk mewakili
kesempurnaan. Ini adalah tempat stupa berdiri; tempat suci masing-masing berisi
gambar Buddha, sebagian tertutup oleh layar batu karena seorang manusia hanya
dapat setengah memahami Buddha. Kuil tertinggi dan terbesar memiliki dinding
yang solid, karena gambar bagian dalam berada di luar pemahaman manusia.
Meskipun semua upaya ini, pengabdian kepada Sang Buddha berada di jalan
keluar, sama seperti di Champa, Kamboja, dan pasca Gupta India. Dengan 850
penguasa Sailendra Mataram telah masuk sekte Saivite agama Hindu, yang
mengajarkan bahwa raja adalah sebuah avatar atau inkarnasi hidup dari dewa
Siwa, dan mereka mulai membangun kuil Hindu untuk mencocokkan Borobudur,
50 mil jauhnya. Karena Srivijayans masih Budha, aliansi didinginkan. Ketika
Mataram digulingkan oleh saingan, pangeran dari Kediri (sebuah kota dekat
Mataram), di 928, orang Jawa kembali ke kebiasaan lama mereka merampok.
Hubungan melakukannya bermusuhan menjadi duta Srivijayan yang pergi ke Cina
pada 992, memohon bantuan terhadap para bajak laut Jawa. Orang Cina menolak
untuk campur tangan.
Lebih banyak masalah yang akan terjadi. Pelanggan utama Sriwijaya, Cina
dan Khilafah Abbasiyah, pergi ke potongan pada abad kesepuluh awal,
menyebabkan kemerosotan ekonomi. Kemudian pada tahun 1030 datanglah
serangan yang menghancurkan dari Kekaisaran Chola dari India selatan; Sriwijaya
dipaksa untuk membayar upeti kepada Cholas sampai 1190. Ada beberapa
pemulihan dalam 12-awal abad 13, namun negara itu tidak pernah makmur cara
sebelumnya. The Laut Orangmenjadi bajak laut lagi, karena mereka tidak bisa lagi
membuat hidup jujur. Akhirnya datang beberapa saat setelah 1230, ketika
Sriwijaya kehilangan kendali atas sangat penting saluran air. Tidak ada rincian
yang tersedia, tetapi ketika Marco Polo mengunjungi Sumatera pada tahun 1292,
ia menemukan pulau dibagi menjadi delapan negara bagian, tidak satupun dari
mereka yang mengaku sebagai kerajaan perdagangan kuno.
Sementara Jawa mengalami masalah sendiri. Pada 1016 Kediri hancur, tidak
ada rincian yang tersedia untuk menggambarkan apa yang terjadi, tetapi sebuah
prasasti yang ditulis dalam 1041 menyebutnya "penghancuran dunia." Kerajaan
ini dipulihkan oleh anak mertua raja mati Airlangga, tetapi kemudian ia membuka
kancing prestasinya dengan membagi kerajaannya di antara dua putranya agar
mereka bertengkar atas takhta tunggal. Hampir dua abad perselisihan diikuti.
Kondisi mulai membaik akhirnya ketika seorang petualang bernama Arok
menggulingkan Kediri pangeran terakhir di 1222, mendirikan sebuah kerajaan
baru bernama Singosari. Pada saat ini kekosongan politik dan ekonomi ada di
Indonesia, dan Jawa baru raja bersemangat mengisinya. Para Singosari paling kuat
raja, Kertanagara (1268-1292), dikenakan kekuasaannya di pulau-pulau terdekat:
Madura, Bali, Sunda kecil, dan bagian selatan Sumatera. Tapi ia pergi terlalu jauh
dalam 1289, ketika ia dianiaya utusan Kubilai Khan, yang datang dari China
untuk menuntut penyerahan ke Kekaisaran Mongol. Bangsa Mongol mengadakan
ekspedisi menghukum, tetapi Kertanagara tewas akibat pemberontak Kediri,
Jayakatwang, sebelum mereka tiba.
Jayakatwang pada gilirannya dengan cepat dilemparkan oleh Kertanagara
itu anak mertua, Kertarajasa, yang digunakan bangsa Mongol untuk mengalahkan
Jayakatwang dan kemudian berbalik melawan mereka dan membawa mereka
kembali ke laut. Sebuah ibu kota baru didirikan di Majapahit. Raja baru
menghabiskan sisa pemerintahannya meletakkan pemberontakan, dengan bantuan
seorang jenderal halus bernama Gajah Mada.
Pemerintahannya pun berakhir terlalu cepat, namun ketika ia mengambil
istri Gajah Mada dan memasukkannya ke dalam harem-nya, waktu berikutnya raja
membutuhkan sebuah Gajah Mada operasi memastikan para dokter memotong
terlalu dalam. Gajah Mada adalah perdana menteri pada masa pemerintahan putri
Kertarajasa itu (1329-1350), dan dalam tahun-tahun ini Majapahit menjadi pusat
kerajaan. Para sejarawan telah memperdebatkan sejauh mana sebenarnya dari
kerajaan Majapahit, beberapa mengatakan itu mencakup seluruh modern
Indonesia dan Malaysia, sementara yang lain mengatakan itu hanya memerintah
pulau penting yang secara langsung (Jawa, Madura, dan Bali?) Dan hanya
didominasi laut sekitar sisanya.
Masa pemerintahan Hayam Wuruk itu (1350-1389) adalah periode paling
mulia dalam sejarah Jawa, sebagian berkat kekuatan di balik tahta, Gajah Mada.
Sebagian besar pemerintahan Hayam Wuruk adalah masa damai dan
pengembangan budaya, tetapi dimulai dengan kejadian dramatis. Pada 1351
Hayam Wuruk tanya raja yang masih independen Sunda untuk anak perempuan
untuk menikah.Senang pada prospek untuk menjadi ayah mertuanya untuk raja
Indonesia yang paling kuat, raja setuju. Dia datang dengan sang putri dan
rombongan indah ke kota Jawa bernama Bubat, dimana kedua raja sepakat untuk
menikah. Tapi Gajah Mada tidak menyetujui pernikahan. Sebelum itu terjadi, ia
turun tangan dan mengatakan kepada raja Sunda bahwa pengantin wanita bukan
obyek dari sebuah aliansi politik, tapi sebuah objek dari penghormatan yang
diberikan oleh pengikut-Nya untuk tuan.Menyadari bahwa ia telah rapi
terperangkap, raja mencoba untuk mundur dari pernikahan dengan bantuan
penjaga, tapi penjaga Majapahit disiapkan untuk ini. Raja Sunda dan rombongan
telah dikalahkan dan dibunuh. Catatan ada yang memberitahu kita apakah
pengantin wanita hidup melalui pembantaian itu untuk mengambil bagian dalam
pernikahan.
The "pertumpahan darah Bubat" berakhir masa penaklukan. Hayam Wuruk
mengabdikan sisa pemerintahannya untuk membangun kuil baru, sebagai bukti
bahwa periode sejarah yang baru telah dimulai. Gajah Mada menyewa seorang
penyair bernama Prapanca untuk menulis sebuah puisi epik, yang
Nagarakertagama, dalam pujian dari "pembangun kerajaan-disalahpahami." Selain
itu, Gajah Mada terus sibuk dengan kegiatan lain begitu banyak bahwa ketika ia
meninggal pada 1364, sebuah dewan negara memutuskan bahwa tidak ada yang
bisa menggantikannya, dan dibagi di antara fungsi empat menteri. Jawa
menikmati hubungan perdagangan dan baik dengan setiap bagian dari Timur Jauh
kecuali Sumatera, yang meluncurkan pemberontakan berumur pendek untuk
mengembalikan Sriwijaya tahun 1377.
Jawa segera dihancurkan pemberontakan itu, tetapi kemudian menurun
drastis. Hayam Wuruk meninggalkan anak tidak dengan ratu, jadi dia dibagi Jawa
antara kedua anak selir. Seperti bisa diduga, perang saudara pecah di antara
mereka, dan kesatuan tidak dikembalikan sampai 1406. Di Sumatera bajak laut
Cina bernama Liang Daoming mengambil Palembang dan membuat markasnya
operasi, merampok pengiriman lokal sampai armada China datang dan dihapus dia
di 1407. Orang Cina dikembalikan Palembang Majapahit, tetapi menurut catatan
mereka sendiri kekaisaran sekarang ada dalam nama saja. Hampir tidak ada
catatan ada untuk memberitahu kami tentang sejarah Indonesia di abad 15, tapi
apa yang kita miliki menunjukkan bahwa ada pertikaian sipil di pemerintahan
setiap. Tradisi Jawa menegaskan bahwa Muslim menguasai seluruh Jawa pada
tahun 1478, tapi ini tidak sepenuhnya benar; prasasti menyebutkan seorang Hindu
raja bernama Ranavijaya hingga akhir 1486. Ketika Portugis tiba di daerah
tersebut, mereka menulis bahwa pantai Jawa memiliki sejumlah kecil negara
Muslim, sementara kafir bernama Pateudra (Pati Udara?) Memutuskan interior.
Pemerintahan Pateudra berakhir pada 1518 ketika ia digulingkan oleh sultan dekat
(atau 1527?), Dan dengan hal pra-Islam sejarah Indonesia berakhir. Budaya
Majapahit, namun, masih hidup di Bali, sebuah pulau dari tradisi kuno dalam
lautan Islam.
2.2.3 Islam Masa Klasik (650-1250 M)

Periode klasik bermula ketika Nabi Muhammad SAW. di utus Tuhan


menjadi Rasul. Namun adapula yang berpendapat bahwa periode ini ditandai oleh
peristiwa Hijrah Rasulallah SAW. ke Madinah (16 Juli, 622M) karena pada saat di
Madinah inilah Eksistensi pemerintahan Islam diakui .

1. Sebelum Masa Kerasulan

Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang
kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga
terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthallib,
seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah
binti Wahab dari bani Zuhrah. Nabi lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun
Gajah (20 april 571 M).
Muhammad lahir dalam keadan yatim karena ayahnya Abdullah,
meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian
diserahkan kepada ibu pengasuh , Halimah Sa‟diyah, sampai umur empat tahun.
Setelah itu kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya.
Ketika berusia enam tahun , dia menjadi yatim piatu. Seakan-akan Allah ingin
melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang yang dipersiapkan
membawa risalah-Nya yang terahir.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung
jawab merawat Muhammad. Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
pamannya, Abu Thalib. Seperti Abdul Muthalib dia sangat disegani dan dihormati
orang Quraisy dan penduduk Mekah secara keseluruhan.
Pada usia yang ke duapuluh lima, Muhammad berangkat ke Syiria
membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda,
Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba besar. Khadijah
kemudian melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera
dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40
tahun. .

2. Masa Kerasulan

Ketika Nabi Muhammad SAW genap berusia empat puluh tahun,


datanglah malaikat Jibril dengan membawa nubuwwah (lisensi kenabian) ,
Berdasarkan kesepakatan ahli sejarah, peristiwa penting ini terjadi pada hari senin
tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Pada asat
itu beliau sedang bertahannuts di gua Hira.
Pada saat itu , di dalam gua , beliau didatangi oleh seorang malaikat yang
berkata kepadanya, “Bacalah!” Beliau lalu menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”
Jibril memgang merangkul Nabi hingga nafasnya sesak. Kemudian Jibril
melepaskan rangkulannya seraya berkata lagi ”Bacalah!” Nabi masih menjawab
“Saya tidak bias membaca”. Lalu kejadian itu berulang. Jibril merangkul Nabi lagi
sekeras-kerasnya hingga yang ke tiga kalinya, kemudian melepaskannya. Lalu
berkata sebagaimana surat Al-Alaq 1-5. Dengan turunnya wahyu pertama itu,
berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Nabi.
Rasulullah SAW melaksanakan tugas risalahnya selama 13 tahun di
Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dalam periode Mekah ditempuh melalui tiga
tahap. Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam, tahap kedua adalah tahap
semi terbuka, tahap ketiga adalah dengan cara terang-terangan (secara terbuka)
sesuai dengan turunya Ayat 15 S. Al-Hijr. Ketika gerakan Rasulullah sudah mulai
meluas, orang-orang Quraisy terkejut dan marah. Mereka bangkit menentang
dakwah Raulullah dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-
halanginya. Mnurut A.Syalabi ada beberapa faktor yang menyebabakan orang
Quraisy menentang da‟wah Rasulullah, di antaranya yaitu: Rasulullah
mengajarkan persamaan derajat diantara umat manusia. Hal ini berlawanan
dengan tradisi Arab Jahiliyah yang membeda-bedakan derajat manusia
berdasarkan kedudukan dan status social.
Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum
Muslimin, mendorong Nabi Muhammad untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya
keluar Mekah. Nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagai negri tempat
pengungsian,. Dipiihnya Habsyi kerena, penguasa negri itu, terkenal adil dan
bijaksana.
Menguatnya posisi umat Islam memperkeras reaksi kaum musyrik
Quraisy. Mereka menempuh cara baru dengan melumpuhkan kekuatan Nabi yang
bersandar pada perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah
pemboikotan. Mereka mamutusakan segala bentuk hubungan dengan suku ini.
Tidak seorang penduduk Mekah pun diperkenanlkan melakukan hubungan jual
beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan dibuat dalam bentuk piagam dan ditanda
tangani bersama dan disimpan di dalam Ka‟bah. Akibat dari boikot itu Bani
Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaraan yang tak ada
bandingannya .
Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy
menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh tindakan yang keterlaluan.
Setelah boikot dihentikan, Bani Hasyim seakan dapat bernafas kembali dan
pulang kerumah masing-masing.

3. Hijrah ke Yatsrib

Baru saja Kaum Muslimin melewati penderitaan, ternyata kekerasan yang


dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin makin meningkat.
Menghadapi kenyataan ini Rasulullah menganjurkan para sahabatnya pindah ke
Yatsrib. Sejak kedatangan Rasululah, Yatsrib berubah namanya menjadi Madinah
al-Rasul (Kota Nabi) atau al –Madinah al-Munawara (Kota yang bercahaya).
Dalam istilah sekarang , kota ini cukup disebut Madinah saja.
Perang pertama yang sangat menentukan masa depan negara Islam adalah
Perang Badar, perang antara kaum Muslimin dengan orang musyrik Quraisy,
terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Perang ini kaum Muslimin
keluar sebagai pemenang. Bagi kaim Quraisy Mekah, kekalan mereka dalam
perang Badar merupakan pukulan berat.
Pada tahun 3H, mereka berangkat menuju Madinah, membawa tidak
kurang dari 3000 pasukan berkendaraan unta, dan 200 pasukan berkuda.

Nabi Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan


sekitar seribu orang. Namun ditengah perjalanan sekitar 300 orang Munafik
membelot dan kembali ke Madinah. Tepatnya di bukit Uhud, bebrapa kilometer
dari kota Madinah, kedua pasukan bertemu. Perang dahsyat pun berkobar. Perang
ini akhirnaya dimenangkan oleh kafir Quraisy, karena kelengahan pasukan Islam ,
tidak mematuhi perintah Nabi.
Peperangan demi perangan telah terlewati dan akhirnya Islam mencapai
kemenangan, hanya kabilah-kabilah yang terpencar-pencar yang belum menganut
Islam. Ketika pemuka-pemuka kabilah iru mengetahui, bahwa Mekah sudah
dikuasai kaum Muskim, mereka menyadari tidak mungkin ada lagi kekuatan yang
mampu memerangi kaum Muslimin. Oleh karena itu, sejak tahun 9 H para utusan
kabilah-kabilah Arab datang berbondong-bondong menghadap Rasulullah
menyatakan masuk Islam. Demikianlah Islam telah merata diseluruh Jazirah Arab
setelah Rasulullah berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa Arab yang sebelumnya
terpecah belah dan selalu bermusuhan, kini telah bersatu di bawah seorang
pemimpin dan bernaung di bawah satu panji, panji Islam.

4. Haji Wda’ dan Akhir Hayat Rasulallah

Pada tanggal 8 Dzulhijah yang disebut harin Tarwiyah Rasulullah beserta


rombongannya berangkat menuju Mina dan pada fajar hari berikutnya mereka
berangkat menuju Arafah. Tepat tengah hari di Arafah, beliau menyampaikan
pidato yang amat penting, yang ternyata merupakan pidatonya yang terhair
didepan khalayak yang berjumlah amat banyak, sehingga pidato itu pun dikenal
dengan khutbah al-wada‟i (pidato perpisahan). Beliau menyampaikan amanat dari
atas panggung unta dan meminta Rabi‟ah ibn Umayyah ibn Kholaf untuk
mengulang dengan keras setiap kalimat yang beliau ucapkan.
Setelah itu, Nabi Muhammad segera kembali ke Madinah. Beliau
mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah masuk Islam.Kira-kira tiga
bulan setelah Haji Wada‟, Rasulullah manderita demam beberapa hari.
Pada hari Senin 12 Rabi‟ul awal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M,
Rosulullah menghembuskan nafasnya yang terahir,dalam usia 63 tahun. Tidak ada
harta benda yang berarti yang di tinggalkan beliau untuk keluarganya, selain
pesan-pesan amat berharga yang kelak tetap hidup sepanjang sejarah.

5. Masa Al-Kulafa’ Al-Rosyidin

Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan umat Islam di tangan Khalifah


Abu Bakar al-Shiddiq, “lahir pada tahun 573 M. nama aslinya adalah Abdullah
bin Abu Kuhafah, lalu Ia mendapat gelar Al-Ashidiq setelah masuk islam.
Semenjak anak-anak Beliau adalah sesosok pribadi yang terkenal jujur, tulus,
penyayang, dan suka beramal” . Beliau adalah salah satu kepercayaan Rasul, yang
semasa beliau menjabat Khalifah juga Berhasil memperluas kawasan Islam,
“Beliau juga mempunyai jasa besar dalam mengumpulkan naskah-Naskah catatan
setiap Ayat-ayat Al-Qir‟an yang asalnya di tulis di pelepah-pelepah kurma, tulang,
batu tipis, dan kain atau kulit binatang, beliau wafat pada usia 63, (634 M/11H)” .

Umar bin al-Khattab (w. 644 M/23H) melanjutkan kepemimpinan Islam


setelah wafatnya Abu Bakar, Ia khalifah pertama yang dijuluki Amirul Mu‟minin.
Pada masa pemerintahanya beliau melakukan ekspansi ke Negeri Persia, Iraq,
palestina, Syiria hingga mencapai Mesir, “Umar merupakan Organisator tangguh”
. Khalifah Umar dibunuh oleh salah seorang Parsi, yaitu Abu Lukluk. Ketika iti
Khalifah Umar sedang melaksanakan Sholat Subuh dan menjadi Imam, beliau
baru saja mengangkat takbir ketika mendadak Abu Lukluk menikam dengan
sebilah pisau yang sebelumnya dibubuhi racun. Barisan sholat terdepan pun lantas
berhamburan keluar dan menikam beberapa orang yang mendekatinya. Korban
seluruhnya 13 orang Termasuk Khalifah Umar dan 7 orang diantaranya tewas dan
yang lainya luka-luka .
Usman bin Affan (w. 656 M/35H) terpilih sebagai Khalifah setelah masuk
sebagai salah seorang Anggota Formatur (Ahl Ashura) yang ditetapkjan umar
menjelang wafatnya. Pada masa pemerintahanya beliau berhasil menyusun satu
bentuk Al-Qur‟an menjadi suatu bacaan, yang sebelumnya memiliki banyak versi.
Pemerintahan Ustman Berhenti karena diberontak oleh kelompok-kelompok yang
merasa tidak puas dengan pemerintahannya sehingga terbunuhlah Ustman. Beliau
ditikam sebilah pisau dari belakang ketika sedang membaca Al-Qur‟an. Karena
alasan inilah disebut dengan Al-Bab Al-Maftuh (terbukanya pintu perang saudara)

Ali bin Abi Thalib, peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin
Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam. Pemberontak yang
waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin
Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, akhirnya Ali menerima bai'at
mereka dan Ali merupakan satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara missal. Ali
bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan
strategi perang. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi
saat masa pemerintahannya yaitu perang Jamal.
Masa pemerintahan Abu Bakar hingga Ali disebut oleh para sejerawan
Islam sebagai masa Al-Khulafa‟ Al-Rasyidin. Setelah itu pemerintah menjadi
monarchi hereditis (Kerajaan turun-temurun).

6 . Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah

Bani Umayyah (Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah


kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah
dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di
Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin „Abd
asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I.
Tiga Khalifah besar dinasti Mu‟awiyah yaitu; Mu‟awiyah, Abdul malik, dan
Hisyam, masing-masing dalam memerintah termasuk Administrator kelas satu.
“Dinasti bani Umayyah mencapai puncak kejayaanya pada masa Al-Walid. Dan
mengalami keruntuhan pada masa Marwan Bin Muhammad.
Bani Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua
Islam yang berkuasa di Bagdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini
berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan
menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia.
Kekhalifahan ini naik kekuasaan setelah mengalahkan Bani Umayyah dari semua
kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah dibentuk oleh keturunan dari paman Nabi
Muhammad yang termuda, Abbas. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan
ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-
pelan meredup setelah naiknya bangsa tentara-tentara Turki yang mereka bentuk,
Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan
dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang
sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan
Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabid dan
Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa
Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Bagdad dan tak
menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Bagdad.

2.2.4 Islam Masa Pertengahan (1250-1800)

A. Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan.

1. Dinasti Jengiskhan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses
penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.
Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang
dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta
Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani
menghadapi maut untuk mencapai keinginannya. Jengiskhan menganut agama
Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang
terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah
Hulagukhan sampai raja yang ke VI. Sedangkan mulai dari raja yang VII
(Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti
Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada
Hulagukhan.
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara
Asia kecil di barat dan India di timur. Kedatangannya ke dunia Islam diawali
dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm
1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M.
dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh
Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu‟tashim menolak untuk
menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng
benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan
keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara
bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan
diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara
Mongolia tersebut. Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat
menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya
dapat ditaklukkan kecuali Mesir.
Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat
memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di „Ain Jalut
tanggal 13 September 1260 M. Demikianlah kondisi dunia arab, terutama
Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasi oleh
bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan,
yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan
kemunduran dunia Islam. Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang
peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama
yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia
amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam,
seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani. Ia membangun
semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi‟i dan
Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M)
seorang penganut syi‟ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat
Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa‟id (1317-1335 M) pengganti Muhamad
Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan
dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal
Abu Sa‟id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi .
Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

2. Dinasti Timur Lenk

Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa


kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atrau Hulagukhan.
Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan
Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam”. Pada tanggal 10
April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di
Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah
dikuasai oleh Jengiskhan.
Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M. ia menaklukkan
Khurasan, terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Di setiap negeri yang
ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja
yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara
yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia
membangun menara dari 70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari
badannya; Di India ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia
sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia
memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan.
Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20
hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar. Banyak bangunan, seperti sekolah
dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan.
Hamah, Hom‟s dan Ba‟labaka berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula
Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang bersejarah mengalami
kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan membantai
20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai
tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani
di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium
Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat
hebat di Ankara. Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani
(Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk
kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di
tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada
usia 71 tahun.
Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia sempat
memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi‟ah yang ta‟at dan
menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu
mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati
para ulama.
Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat
sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian. Kota Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan
masdjid yang megah dan indah.
3. Kaum Mamluk di Mesir

Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara


Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di
Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang
terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti
Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan
dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara
Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia
Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu. Dinasti Mamalik ini mengalami
kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi
modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-
penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat
melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia
membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah
kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang
sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan
laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-
ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu
banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika,
dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu
Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama
Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –„Ibry. Dalam bidang
kedokteran: Abu Hasan „Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam
paru-paru manusia, Abdul Mun‟im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al-
Razi, perintis psykoterapi.
Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang
pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu
keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.
Demikain pula dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan
yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid. Kerajaan Mamalik ini
berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka
berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan
tentara Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan
Usmani di Turki.

4. Spanyol

Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah
dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di
Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini.
Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M,
Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen
pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara
umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai
khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang
dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia
sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen
atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada
lagi umat Islam di daerah ini.

Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad


runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga
kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)

1. Kerajaan Usmani

Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki dari kabilah
Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga
Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa
di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa
tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti Azmir
(Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara
tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356. Pada masa Sultan Murad I (1359-1389)
Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang
baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah
bagian utara Yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke
eropah, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu
Eropah disiapkan untuk memukul mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin
oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti
Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropah tersebut. Hanya
sayang Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk
dalam pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.
Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh
Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan
muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium
dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M).

Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa


Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan
Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia;
Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia,
Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan
Negara disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama
Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai
datangnya reformasi pada abad ke 19.
Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni.”Dalam pembangunan,
Turki Usmani ini lebih mempokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan
arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas.
Bidang Militer adalah terbentunhya kelompok militer baru yang disebut pasukan
Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara Usmani
menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya banyak dibangun
bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan
dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah, misalnya
yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung
sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya Sopia yang awalnya
adalah bangunan gereja. Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup besar.
Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan Negara.
Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa
resmi terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi
Mufti, keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9
abad kerajan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Budaya pungli,Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus
“dibayar” dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan
tersebut, sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat
semakin rapuh.

b. Pemberontakan tentara JenissariKemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga


karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau
tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
c. Kemorosotan ekonomiIni disebabkan perang yang berkepanjangan,
menghabiskan uang dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja
Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.

d. Wilayah kekuasaan yang sangat luasTerlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani


sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus
menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang
seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.

e. Kelemahan penguasaSepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani


diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang
kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.

2. Keraj aan safawi d i Persia

Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian


tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama
Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam
Syi‟ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai
peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini
lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama‟ah atau murid-
muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan panatik dalam kepercayaan
serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi‟ah.
Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan
politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash
(baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti
Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai
seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).
Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I
Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki
Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M
dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi
pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat
yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan
Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog
dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.
Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun
Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula mesjid-
mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende
Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk
kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan
lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam
raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694),
Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736).
Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin
menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah
seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.
Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu
narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem herem nya.
Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu
berpihak kepada kaum Syi‟ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah antara
lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi.
Faktor lain adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani,
dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik
interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
3. Keraj an Mugh al d i Ind ia

Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri


seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin
Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin
menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.
Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I,
raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota
Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya.Babur
meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun. (1530-1556 M)
dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah
dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya
(1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.
Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada
pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat
yang libral dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru
yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi
Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena
perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain
Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-
1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan
yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal.

Beberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian,


yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila dan bahan-bahan celupan.

Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat
ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya
bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi
dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya
pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa
Memantau gerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu
pula kekuatan pasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikan persenjataan buatannya sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yang
menyebabkan terjadinya konflik antara agama, misalnya aliran Syikh,
Syi‟ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal
Adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan

2.2.5 Islam Masa Modern (1800-Sekarang)

Kata modern diwakili dengan makna terbaru atau mutakhir, atau sikap dan
cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Jika kata
modern disebut dengan modernisme, maka kata ini berarti gerakan yg bertujuan
menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran-aliran
modern seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Kemudian, istilah
modernis, bermakna orang atau pelaku yang ikut dalam proses modernisasi.
Islam Modern dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam
yang berlaku sesuai dengan tuntutan zaman. Ia selalu akan menyesuaikan dengan
sesuatu model yang baru, berupaya dengan sungguh-sungguh untuk melakukan
re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah ke-
Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Kata modern erat kaitannya dengan modernisasi yang berarti pembaharuan
atau tajdid dalam bahasa Arab. Modernisasi dalam masyarakat barat adalah
pikiran, aliran, gerakan atau usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat,
institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru
yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Kata
Tajdid atau pembaharuan adalah proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang
untuk dijadikan baru kembali. Tajdid berakar dari kata Jaddada, diartikan dengan
menjadikan baru lagi.Tajdid dalam pemikiran berarti aktifitas koreksi ulang atau
konseptualisasi ulang terhadap aktifitas keIslaman, dengan mengoreksi hal-hal
yang bersifat tidak sesuai dengan konteks baru.
Ada beberapa hal yang dapat ditelaah lebih dalam dari penjelasan makna
Islam Modern di atas, yaitu :
1. Apakah makna Modern sama dengan Tajdid (pembaharuan) karena dua
kata atau istilah tersebut sering disandingkan oleh beberapa peneliti
atau sejarawan.

2. Apakah ada perbedaan asasi antara kedua istilah di atas? Sehingga tidak
dapat disamakan.
3. Jika tidak dapat disamakan, apakah dampak atau implikasi dari
penyandingan dua istilah tersebut?

Istilah modern berasal dari tradisi barat (Kristen) yang ingin menjadikan
sebuah paham akan kesesuaian agama dengan dunia baru, meski awalnya istilah
modern adalah paham akan ilmu pengetahuan. Paham inilah yang mengarahkan
agama dan ajaran mereka kepada bentuk sekularisme.
Makna ini selintas mirip dengan arti Tajdid dalam Islam, hanya dalam
pemahaman pembaharuan Islam, paham ini tidak dapat mengubah ajaran-ajaran
yang bersifat mutlak (tak dapat dirubah). Tajdid hanya bertempat pada wilayah
penafsiran atau interpretasi dari ajaran Islam, seperti aspek teologi, hukum,
politik, ekonomi, dll.
Jika tidak dipahami secara mendasar tentang perbedaan Modern dan Tajdid,
maka implikasi yang timbul adalah pengarahan ajaran Islam kepada paham
sekulerisme. Hal ini telah terjadi saat ini dengan munculnya paham Liberalisme.
Penting untuk kembali menelisik asal-usul paham modern sehingga tidak terjebak
kedalam pemahaman yang keliru. Keharusan terhadap pemikiran modern,
mengharuskan sikap rasional yang kritis terhadap ajaran Islam, sangat mungkin
rasio akan melebihi kadarnya dibandingkan dengan sumber nash itu sendiri jika
tidak memahami perbedaan kedua istilah di atas.

1. Latar Belakang Pemikiran Islam Modern

Melihat periodisasi sejarah umat Islam, gerakan modern ini dimulai pada
abad ke 18, yaitu ketika peradaban barat mulai menemukan dan mengembangkan
paham rasionalismenya ke peradaban lain. Meskipun dalam sejarahnya, peradaban
Islamlah yang menginspirasi barat dalam menemukan kejayaannya.

Pemikiran Islam modern muncul atau respon dari keterbelakangan umat


Islam di berbagai bidang, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, politik dan
hal-hal lainnya. Paling tidak ada lima macam kemunduran dan keterbelakangan
umat Islam yang menyebabkan munculnya gerakan pemikiran Islam modern:
1. Kemunduran umat Islam karena telah meninggalkan ajaran Islam
yang sebenarnya dan mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar.
Ini terlihat dari munculnya gerakan fatalisme dalam qada‟ dan qadar.
2. Sebab politis, yaitu pertentangan dan persaingan serta perpecahan
dalam sistem kepemimpinan yang absolut.
3. Lemahnya persaudaraan dalam umat Islam.
4. Pemahaman yang jumud (statis, membeku) yang tetap
mempertahankan tradisi.
5. Masuknya berbagai macam bid‟ah, paham animistis yang dibawa oleh
orang non-Arab ke dalam Islam.
Persoalan kepemimpinan (khilafah) dalam Islam, tercatat dalam sejarah
merupakan hal yang selalu membawa kepada perpecahan dan pertumpahan darah.
Pergantian khilafah dari beberapa khilafah Islam, selalu diwarnai dengan
peerangan yang disebabkan keteguhan masing-masing pihak tentang makna
khilafah dan keabsolutannya.
Pada abad ke 18, secara politis, kondisi umat Islam sedang berada dalam
penjajahan Negara-negara Eropa (kolonial) yang berupaya mengambil dan
mengeruk keuntungan dari negeri yang dijajahnya. Peradaban Barat sedang
mengalami puncak keemasannya. Sebelumnya, bagi masyarakat Eropa, abad ke
15 Masehi adalah titik kulminasi yang menghantarkan mereka kepada kemajuan
serta berlepas diri dari abad kegelapan (the dark age). Sebelum memasuki abad
15, masyarakat Eropa mengalami berbagai guncangan sejarah, dimana peradaban
mereka sangat tertinggal dari anak benua lain, terutama jika dibandingkan dengan
peradaban Islam yang saat itu sedang berada di titik kejayaannya.

Kemajuan di Eropa tersebut diiringi dengan semakin maraknya gerakan anti-


agama. Setidaknya ada dua faktor yang telah menyebabkan masyarakat Eropa
menjauhi agama: pertama, akibat trauma kemunduran yang sebelumnya dialami
masyarakat Eropa, dimana gereja sangat mendominasi seluruh sisi kehidupan
masyarakat. Kedua, perkembangan ilmu-ilmu empiris yang sangat pesat, telah
banyak mementahkan doktrin-doktrin gereja yang banyak mengandung unsur
irasionalitas.
Satu hal yang harus diingat, bahwa masa peralihan yang dialami masyarakat
Eropa dari the dark age menuju kepada peradaban modern, ditopang oleh
berbagai pemikiran yang berkembang saat itu, terutama filsafat dan ilmu-ilmu
eksakta, seperti terjadinya Aufklarung di Jerman. Minimal ada empat faktor yang
telah mengantarkan Eropa mencapai renaissance:
1. Penerjemahan buku-buku hasil karya kaum Muslimin ke dalam bahasa
Latin. Hal ini berlangsung antara abad 13 dan 14 Masehi. Pengaruh
pemikiran Arab inilah yang telah memberi amunisi besar bagi masyarakat
Barat untuk melanjutkan berbagai inovasi dan penemuan ilmiah ilmuwan
Arab-Muslim.
2. Ketika Turki berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1452 M,
banyak ilmuwan Yunani yang hijrah ke Italia dan bekerjasama dengan
komunitas yang sudah lama berusaha menghidupkan tradisi filsafat Platonis.
3. Mulai banyak berdirinya lembaga-lembaga pendidikan yang mempelajari
ilmu pengetahuan secara independen dan jauh dari tekanan gereja.

Tekanan politik Barat terhadap peradaban dan umat Islam, membuat


persatuan umat Islam terpecah, dan hal ini dimanfaatkan oleh barat untuk
menggiring pemahaman yang mendorong umat Islam melupakan ajarannya
sendiri. Kita ingat, berdirinya kerajaan Sa‟ud di Arab Saudi adalah atas jasa
politik Barat (Inggris dan Amerika), sehingga sampai saat ini kedua negara
adikuasa tersebut masih kuat pengaruhnya terhadap kerajaan Arab Saudi.

Menyadari kondisi umat Islam yang semakin terbelakang, muncullah


beberapa ulama yang mengeluarkan dan mengajarkan tentang paham modern.
Didasari atas ketidakmampuan umat Islam untuk tetap bertahan pada pemahaman
„tradisi‟nya akan ajaran, tokoh-tokoh ini mengajak umat Islam untuk
mengedepankan rasionalitas dalam memahami inti ajaran.
Ada klasifikasi generasi Islam modern dalam sejarah Islam, seperti yang
digambarkan dengan penjelasan di bawah ini :
1. Generasi pertama Islam modernis diwakili Jamaluddin Al-Afghani dan
Muhammad Abduh. Kedua tokoh itu hidup dalam konteks sejarah kolonial,
dimana banyak bangsa Muslim menjadi korban penindasan politik dan
eksploitasi ekonomi oleh bangsa-bangsa Barat. Karena itu, semangat
generasi pertama Islam modernis adalah melawan para penjajah Barat
dengan ilmu dan teknologi modern yang notabene dikembangkan oleh
orang-orang Barat. Salah satu fokus dari usaha umat Islam waktu itu adalah
mengembangkan sistem pendidikan modern, yang tidak hanya mengajarkan
agama dan tradisi namun juga penguasaan ilmu dan teknologi.
2. Generasi kedua Islam modernis dicirikan oleh berkurangnya, atau
hilangnya, semangat permusuhan antara Islam dan Barat, dan berganti
dengan dialog dan kerjasama. Generasi kedua hidup di era pasca-kolonial,
sehingga atmosfir politik yang ada sudah bukan lagi permusuhan, melainkan
kebutuhan akan kerjasama. Salah satu tokoh utama generasi ini adalah
almarhum Fazlur Rahman intelektual kelahiran Pakistan yang menjadi
professor di The University of Chicago, Amerika. Menurut Rahman, umat
Islam harus bisa melihat bahwa etika Islam bersifat universal dan memiliki
banyak kesamaan dengan peradaban Barat. Permusuhan dan pertentangan
antara Islam dan Barat adalah sejarah masa lalu. Sekarang, umat Islam dan
bangsa-bangsa Barat memiliki agenda yang sama untuk bangkit dari sejarah
permusuhan, dan bersama membangun peradaban umat manusia yang lebih
baik.
3. Generasi ketiga Islam modernis yang lahir dari perjumpaan dengan
modernitas yang dibawa oleh bangsa penjajah dari Eropa yang menduduki
sebagian besar dunia Islam. Fakta itu melahirkan pertanyaan: mengapa umat
Islam bisa dikalahkan oleh umat lain? Penggagas Islam modernis
menemukan jawaban bahwa umat Islam telah terjebak pada tradisi-tradisi
Islam yang partikular, yang tidak kompatibel dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Padahal, Islam sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-
nilai kemajuan dan perkembangan peradaban. Oleh karena itu, mereka
menyerukan supaya umat Islam kembali kepada Islam yang universal, yaitu
Al-Qur‟an dan Sunnah, supaya bisa mengejar ketertinggalan dan
membebaskan diri dari penindasan bangsa lain.
2. Pemikiran Islam Modern di Indonesia

Ciri utama pemikiran Islam modern adalah selalu dan pasti cenderung atau
membawa pemikiran dan kehidupan umat Islam kepada harmoni kehidupan saat
ini. Tentunya disebabkan beberapa faktor yang telah diterangkan di atas.
Mark Woodward mengelompokkan umat Islam di Indonesia atas perubahan
zaman ke dalam lima kelompok. Pengelompokan Woodward ini tampaknya
melihat dari sudut doktrin dan akar-akar sosial di dalam masyarakat Islam
Indonesia yang lama maupun yang baru.
Pertama, Indigenized Islam. Indigenized Islam adalah sebuah ekspresi Islam
yang bersifat lokal; secara formal mereka mengaku beragama Islam, tetapi
biasanya mereka lebih mengikuti aturan-aturan ritual lokalitas ketimbang
ortodoksi Islam. Karakteristik ini paralel dengan apa yang disebut Clifford Geertz
sebagai Islam Abangan untuk konteks Jawa. Dalam hubungan politik dan agama,
secara given mereka mengikuti cara berpikir sekuler dan enggan membawa
masalah agama ke ranah negara dan sebaliknya.
Kedua, kelompok tradisional Nahdlatul Ulama (NU). NU adalah penganut
aliran Sunni terbesar di Indonesia yang dianggap memiliki ekspresinya sendiri,
karena di samping ia memiliki kekhasan yang tidak dimiliki kelompok lain seperti
basis yang kuat di pesantren dan di pedesaan, hubungan guru murid yang khas,
mereka juga dicirikan oleh akomodasi yang kuat atas ekspresi Islam lokal sejauh
tidak bertentangan dengan Islam sebagai keyakinan. Ia tampaknya tidak berusaha
untuk memaksakan “Arabisme” ke dalam kehidupan keislaman sehari-hari.
Ketiga, Islam modernis. Mereka terutama berbasis pada Muhammadiyah,
organisasi terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama. Ia berbasis pada pelayanan
sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Ia memperkenalkan ide-ide modernisasi
dalam pengertian klasik. Ia misalnya, dalam arus utamanya, menolak ekspresi
lokal dan lebih mengukuhkan ekspresi puritanisme yang lebih menonjolkan “ke-
Arab-an”.
Keempat, Islamisme atau Islamis. Gerakan yang disebut terakhir ini tidak
hanya mengusung Arabisme dan konservatisme, tetapi juga di dalam dirinya
terdapat paradigma ideologi Islam Arab. Tidak heran kalau Jihad dan penerapan
Syari‟ah Islam menjadi karakter utama dari kelompok ini. Kelompok ini juga
tidak segan-segan membentuk barisan Islam paramiliter untuk melawan siapa saja
yang diidentifikasi sebagai musuh Islam yang mereka definisikan.
Kelima, neo-modernisme Islam. Ia lebih dicirikan dengan gerakan
intelektual dan kritiknya terhadap doktrin Islam yang mapan. Ia berasal dari
berbagai kelompok, termasuk kalangan tradisional maupun dari kalangan
modernis. Mereka biasanya tergabung dalam berbagai NGO dan institusi-institusi
riset, perguruan tinggi Islam dan pemimpin Islam tradisional tertentu. Mereka
juga melakukan pencarian tafsir baru terhadap berbagai doktrin Islam
berlandaskan pada realitas masyarakat dan penggunaan filsafat dan metode-
metode baru seperti hermeneutika.
Pemikiran modern di Indonesia telah terlihat pada akhir abad ke-19, ketika
generasi ulama Indonesia yang belajar di Haramain (Mekkah dan Madinah) yang
dikenal dengan Ashhab Al-Jawiyyin, menyadari bahwa metode dan tatanan
berfikir (mindset) tradisional dalam Islam tidak akan sanggup menghadapi
tantangan kolonialisme dan peradaban modern. Dari pengaruh Arab ini kemudian
menjadikan beberapa perubahan aktifitas keIslaman di Indonesia terutama dalam
bidang pendidikan. Genealogi intelektual di Indonesia terbagi menjadi tiga,
pertama, mereka yang berorientasi Barat yang saat itu biasa disebut sebagai kaum
terpelajar atau kemadjoean. Kedua, adalah mereka yang masih berpegang teguh
pada khazanah agung. “Mereka ini diwakili oleh kaum tradisionalis-konservatif”.
Ketiga, mereka yang berhaluan pembaharuan atau modernisme Islam.
Jika dikatakan bahwa Islam modern di Indonesia direpresentasikan oleh
Muhammadiyah, sebagai reaksi dari kelompok Indigenized Islam dan kelompok
tradisonal, ternyata tidak berhenti pada tiga kelompok ini saja.
3. SalafiMasih ada kelompok
, Islamism Islamisme,
e Baru dalam yangPemengusung
Dinamika konsep
mikiran Islam „Arabisme‟
Indonesia dalam
pemikirannya dan kelompok Neo-Modernisme yang mengusung ide-ide
liberalisme
Indonesia
dalammerupakan
isu-isu pemikirannya.
lahan suburFenomena
untuk lahir
ini membagi
dan tumbuhnya
kelompok
berbagai
Islam
modern di Islam
gerakan Indonesia
dengan
kepadaberbagai
dua tipe :ragamnya; baik yang “hanya sekedar”
1.
perpanjangan
Modernistangan
yangdari
mengakomodir
gerakan yangide
sebelumnya
modernisasi
telah
Barat
ada,dengan
ataupunmengadopsi
yang dapat
dikategorikan
metode berfikirnya.
sebagai gerakan yang benar-benar baru. Dan sejarah pergerakan
2.
Islam Modernis
Indonesia yang
benar-benar
menolaktelah
metode
menjadi
berfikir
saksi
Barat,
matameskipun
terhadap tidak
kenyataan
menolak
itu
selama
produknya.
beberapa kurun waktu lamanya.
Dan kini, di era modern ini, mata sejarah semakin “dimanjakan” oleh
kenyataan
Lantas,
itu dimana
dengan posisi
tumbuhnya
Muhammadiyah
aneka gerakan
yangIslam
digolongkan
modern sebagai
yang masing-
kaum
modernis?
masing menyimpan
Tentunyakeunikannya
tidak masuktersendiri.
ke dalam Jagat
duapergerakan
tipe di atas.
IslamDisatu
Indonesia
sisi
Muhammadiyah
modern tidak hanya
terlahir
diramaikan
dari ide-ide
oleh puritanisme
organisasi semacam
WahhabiMuhammadiyah
dan tajdid Abduh,
dan
namun
NU, tapididisana
sisi lain,
ada Muhammadiyah
pemain-pemain baru
tidakyang
menerima
juga secara
seutuhnya
perlahan
metode
namun
berfikir
pasti
yang dipakai
mulai menanamkan
oleh kelompok
pengaruhnya.
neo-modernisme.
Mulai dari yang
Sebagai
mengandalkan
organisasi pembaharu,
perjuangan
tentunya
politis hingga
Muhammadiyah
yang lebih memilih
selalu menyesuaikan
jalur gerakan sosial-kemasyarakatan.
diri dengan kondisi yang
Salah
selalu
satu
baru (modern)
gerakan Islam dan
tersebut
tidak terjebak
adalah yang
dalammenyebut
konsep kemapanan
diri mereka
modern.
sebagai Salafi atau
SalafiJika
yah. dahulu,
Salah satu peristiwa
gerakan modern fenomenal gerakan ini
selalu „berkonflik‟ yang kelompok
dengan sempat
tradisional, saat ini
“menghebohkan” peta kelahiran
adalah dinamikaLaskar
pemikiran
Jihadmodern mulai oleh
yang dimotori berubah. Konflik
Ja‟far Umar
pemikiran
Thalib padayang
6 April
diusung
2000kelompok
pasca meletusnya
modern dahulu
konfliktentang
bernuansa
puritanisme,
SARA di menjadi
Ambon
ide Poso.
dan besar yang diusung oleh kelompok Islamisme baru yang berkiblat kepada
Tidak dapat dipungkiri
„Arabisme‟. bahwa gerakan Salafi di Indonesia banyak
dipengaruhi
Di lainoleh
panggung,
ide dankelompok
gerakan pembaruan
modern berhadapan
yang dilancarkan
dengan berbagai
oleh Muhammad
generasi
ketiga
ibn „Abd
pemikiran
al-Wahhabmodern
di kawasan
yaituJazirah
neo-modernisme
Arabia. Menurut
yangAbu
mengusung
Abdirrahman
istilah
al-
„liberating‟
Thalibi, ide pembaruan
atau pembebasan
Ibn „Abddari
al-Wahhab
kejumudan
diduga
pemikiran
pertama ajaran
kali dibawa
Islam.
masuk
Dan
uniknya,
ke kawasan
kelompok
Nusantara„liberating‟
oleh beberapa
ini adalah
ulama asal
kader-kader
Sumatera utama
Barat pada
dari awal
kelompok
abad
modern.
ke-19. Inilah gerakan Salafiyah pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal
dengan gerakan kaum Padri, yang salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku
Imam Bonjol. Gerakan ini sendiri berlangsung dalam kurun waktu 1803 hingga
sekitar 1832. Tapi, Ja‟far Umar Thalib mengklaim dalam salah satu tulisannya
bahwa gerakan ini sebenarnya telah mulai muncul bibitnya pada masa Sultan
Aceh Iskandar Muda (1603-1637).
Disamping itu, ide pembaruan ini secara relatif juga kemudian memberikan
pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti
Muhammadiyah, PERSIS, dan Al-Irsyad. “Kembali kepada al-Quran dan al-
Sunnah” serta pemberantasan takhayul, bid‟ah dan khurafat kemudian menjadi
semacam isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini. Meskipun satu hal
yang patut dicatat bahwa nampaknya gerakan-gerakan ini tidak sepenuhnya
mengambil apalagi menjalankan ide-ide yang dibawa oleh gerakan purifikasi
Muhammad ibn „Abd al-Wahhab. Apalagi dengan munculnya ide pembaruan lain
yang datang belakangan, seperti ide liberalisasi Islam yang nyaris dapat dikatakan
telah menempati posisinya di setiap gerakan tersebut.
Di tahun 80-an, -seiring dengan maraknya gerakan kembali kepada Islam di
berbagai kampus di Tanah air- mungkin dapat dikatakan sebagai tonggak awal
kemunculan gerakan Salafiyah modern di Indonesia. Adalah Ja‟far Umar Thalib
salah satu tokoh utama yang berperan dalam hal ini.
Ada beberapa ide penting dan khas gerakan Salafi Modern dengan gerakan-
gerakan tersebut, yaitu:

1. Hajr Mubtadi’ (Pengisoliran terhadap pelaku bid’ah)

Sebagai sebuah gerakan purifikasi Islam, isu bid‟ah tentu menjadi hal yang
mendapatkan perhatian gerakan ini secara khusus. Upaya-upaya yang mereka
kerahkan salah satunya terpusat pada usaha keras untuk mengkritisi dan
membersihkan ragam bid‟ah yang selama ini diyakini dan diamalkan oleh
berbagai lapisan masyarakat Islam.

2. Sikap terhadap politik (parlemen dan pemilu).

Hal lain yang menjadi ide utama gerakan ini adalah bahwa gerakan Salafi
bukanlah gerakan politik dalam arti yang bersifat praktis. Bahkan mereka
memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan
umum sebagai sebuah bid‟ah dan penyimpangan. Ide ini terutama dipegangi dan
disebarkan dengan gencar oleh pendukung Salafi Yamani. Muhammad As-Sewed
mislanya yang saat itu masih menjabat sebagai ketua FKAWJ mengulas
kerusakan-kerusakan pemilu sebagai berikut:
a. Pemilu adalah sebuah upaya menyekutukan Allah (syirik) karena
menetapkan aturan berdasarkan suara terbanyak (rakyat), padahal yang
berhak untuk itu hanya Allah.
b. Apa yang disepakati suara terbanyak itulah yang dianggap sah, meskipun
bertentangan dengan agama atau aturan Allah dan Rasul-Nya.
c. Pemilu adalah tuduhan tidak langsung kepada islam bahwa ia tidak mampu
menciptakan masyarakat yang adil sehingga membutuhkan sistem lain.
d. Partai-partai Islam tidak punya pilihan selain mengikuti aturan yang ada,
meskipun aturan itu bertentangan dengan Islam.
e. Dalam pemilu terdapat prinsip jahannamiyah, yaitu menghalalkan segala
cara demi tercapainya tujuan-tujuan politis, dan sangat sedikit yang selamat
dari itu.
f. Pemilu berpotensi besar menanamkan fanatisme jahiliah terhadap partai-
partai yang ada.

3. Sikap terhadap gerakan Islam yang lain.

Pandangan pendukung gerakan Salafi modern di Indonesia terhadap


berbagai gerakan lain yang ada sepenuhnya merupakan imbas aksiomatis dari
penerapan prinsip hajr al-mubtadi‟ yang telah dijelaskan terdahulu.
Baik Salafi Yamani maupun Haraki, sikap keduanya terhadap gerakan Islam lain
sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka dalam penerapan hajr al-mubtadi‟.
Sehingga tidak mengherankan dalam poin inipun mereka berbeda pandangan.
Jika Salafi Haraki cenderung „moderat‟ dalam menyikapi gerakan lain, maka
Salafi Yamani dikenal sangat ekstrim bahkan seringkali tanpa kompromi sama
sekali.
Fenomena sikap keras Salafi Yamani terhadap gerakan Islam lainnya dapat
dilihat dalam beberapa contoh berikut:

a. Sikap terhadap Ikhwanul Muslimin


Barangkali tidak berlebihan jika dikatakan Ikhwanul Muslimin nampaknya
menjadi musuh utama di kalangan Salafi Yamani. Mereka bahkan seringkali
memelesetkannya menjadi “Ikhwanul Muflisin”. Tokoh-tokoh utama gerakan ini
tidak pelak lagi menjadi sasaran utama kritik tajam yang bertubi-tubi dari
kelompok ini. Di Saudi sendiri –yang menjadi asal gerakan ini-, fenomena
„kebencian‟ pada Ikhwanul Muslimin dapat dikatakan mencuat seiring
bermulanya kisah Perang Teluk bagian pertama. Adalah DR. Rabi‟ ibn Hadi al-
Madkhali yang pertama kali menyusun berbagai buku yang secara spesifik
menyerang Sayyid Quthb dan karya-karyanya. Salah satunya dalam buku yang
diberi judul “Matha‟in Sayyid Quthb fi Ashab al-Rasul” (Tikaman-tikaman
Sayyid Quthub terhadap Para Sahabat Rasul).
Secara umum, ada beberapa hal yang dianggap sebagai penyimpangan oleh
kalangan Salafi Yamani dalam tubuh Ikhwanul Muslimin, diantaranya:
- Bai‟at yang dianggap seperti bai‟at sufiyah dan kemiliteran.
- Adanya marhalah (fase-fase) dalam dakwah yang menyerupai prinsip
aliran Bathiniyah.
- Organisasi kepartaian (tanzhim hizb).

Berbeda dengan yang disebut Salafi Haraki, mereka cenderung kooperatif


dalam melihat gerakan-gerakan Islam yang ada dalam bingkai “nata‟awan fima
ittafaqna „alaih, wa natanashahu fima ikhtalafna fihi.” Karena itu, faksi ini
cenderung lebih mudah memahami bahkan berinteraksi dengan kelompok lain,
termasuk misalnya Ikhwanul Muslimin. Meskipun untuk itu kelompok inipun
harus rela diberi cap “Sururi” oleh kelompok Salafi Yamani. Yayasan Al-Sofwa,
misalnya, masih mengakomodir kaset-kaset ceramah beberapa tokoh PKS seperti
DR. Ahzami Sami‟un Jazuli.
b. Sikap terhadap Sururiyah
Secara umum, Sururi atau Sururiyah adalah label yang disematkan kalangan
Salafi Yamani terhadap Salafi Haraki yang dianggap „mencampur-adukkan‟
berbagai manhaj gerakan Islam dengan manhaj salaf. Kata Sururiyah sendiri
adalah penisbatan kepada Muhammad Surur bin Zainal Abidin. Tokoh ini
dianggap sebagai pelopor paham yang mengadopsi dan menggabungkan ajaran
Salafi dengan Ikhwanul Muslimin. Disamping Muhammad Surur, nama-nama lain
yang sering dimasukkan dalam kelompok ini adalah DR. Safar ibn „Abdirrahman
al-Hawali, DR. Salman ibn Fahd Al-„Audah –keduanya di Saudi- dan
Abdurrahman Abdul Khaliq dari Jam‟iyyah Ihya‟ al-Turats di Kuwait.

4. Sikap terhadap pemerintah

Secara umum, sebagaimana pemerintah yang umum diyakini Ahl al-Sunnah


–yaitu ketidakbolehan khuruj atau melakukan gerakan separatisme dalam sebuah
pemerintahan Islam yang sah-, Gerakan Salafi juga meyakini hal ini. Itulah
sebabnya, setiap tindakan atau upaya yang dianggap ingin menggoyang
pemerintahan yang sah dengan mudah diberi cap Khawarij, bughat atau yang
semacamnya.
DAFTARBP
AUBSIII
TAKA
SIMPULAN
Ahm, Asy‟ari. (Ed). 2005. Pengantar Studi islam, Surabaya: IAIN SUNAN
AMPEL PRESS.
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui, bahwa kondisi Bangsa Arab
sebelum kedatangan Islam sangat memprihatikan, hukum di dalam masyarakat
Armstrong, Karen. 2002. Islam Sejarah Singkat, Yogyakarta: Jendela.
tergantung pada keinginan masing-masing Individu. Mengubur hidup-hidup anak
perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang
Arsyad, Natsir. 1993. Seputar Sejarah & Muamalah, Bandung: Al-Bayan.
membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar.
Meskipun demikian, bukan berarti mereka tidak mempunyai peradaban.
Badri, Yatim. 1993. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mereka sebenarnya berada dalam kondisi Fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi
oleh kebudayaan yang memerosokan manusia seperti yang terjadi di Persia dan
Bosworth, C.E. 1980. Dinasti-Dinasti Islam, Bandung: Penerbit Mizan.
Romawi. Yang paling fenomenal dari kehidupan Bangsa Arab Jahiliyah adalah
Tradisi kesusastraan yang sangat tinggi, dalam Bukunya The word of Islamic
Nurdin, Muhamad. 2005. Tokoh-Tokoh Besar Islam, Jogjakarta: ad-Dawa‟.
Civilization Moh. Nurhakim menjelaskan ”tidak ada yang tahu pasti kapan bahasa
yang sekarang kita kenal sebagai bahasa arab itu, terbentuk tetapi dari para
Nurhakim, Moh. 2003. The Word Of Islamic Civilization, Jakarta: Publishing
pencipta puisi pada masa sebelum Muhammad. Kita tahu bahwa itu telah
Company.
mencapai kesempurnaan sebelum nabi lahir”. Dari cuplikan yang di ungkapkan
oleh Nurhakim di atas bahwa, sebelum Islam masuk ke Arab, di sana sudah
Sou‟yb, Joesoef. 1979. Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, Jakarta: Bulan
mencapai kesempurnaan dalam hal bahasa, oleh sebab itu salah satu Tujuan
Bintang.
daripada di turunkanya Al-Qur‟qn di Arab adalah untuk menandingi Sastra yang
telah di banggakan oleh Bangsa Arab. Dan pada kenyataannya tak satupun Orang
Sunanto. Musyrifah, 2004, Sejarah Islam Klasik, Jakarta Timur: Prenada Media
yang bisa menandingi Ayat-ayat Al-Qur‟an.
Nasution. Harun,
Masa 1979, adalah
Pra islam Islam Ditinjau dari BNabi
masa sebelum erbagai Aspeknya,diutus
Muhammad Jakarta: UI Press
sebagai
Rasul,
Murodi,sebagaimana yang
1997, Sejarah telah ykita
Kebuda aanketahui sebelumnya
Islam Semarang: bahwa
Toha pada waktu itu
Putra
kehidupan masyarakat sangat memprihatinkan.
Kemudian Masa Klasik, dihitung mulai dari diutusnya Nabi Muhammad
SAW. Sebagai Rasul, masa Khulafa‟urrasyidin, hingga dinasti Muawiyah dan
dinasti Abbasiyah.

Anda mungkin juga menyukai