DISUSUN OLEH :
JURUSAN : SYARIAH
T .A 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Assalamualikum…Wr…Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT di mana atas anugerahnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Metodologi Studi Islam ini, dan tidak
lupa juga junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
Periodisasi Sejarah Islam. Sebagai pembahasan materi ini kita dapat menambah
terselesainya makalah ini, sebagai manusia penulis juga tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis menantikan kritik dan saran yang bersifat
Wassalamualaikum…Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Sistem Politik........................................................................................... 8
B. Kondisi Masyarakat............................................................................. 9
2. Masa Kerasulan....................................................................................... 21
3. Hijrah Ke Yatsrib.................................................................................... 22
4. Spanyol .................................................................................................. 31
1. Kerajaan Usmani.................................................................................... 32
A. Hajr Mubtadi‟................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 52
B AB I
PENDAHULUAN
“Dan Aku tidak mencipta jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku,” (Surah Adz-Dzaariyat : 56).
saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sejarah Islam
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam
bahasa Inggris disebut history. Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa
atau waktu, sedang „Ilmu Tarikh‟ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab
terjadinya peristiwa tersebut.
Menurut Ibnu Khaldun, sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman
peristiwa masa lampau, tetapi juga penalaran kritias untuk menemukan kebenaran
suatu peristiwa masa lampau. Dengan demikian unsur penting dalam sejarah
adalah adanya objek peristiwa (who), adanya batas waktu (when), yaitu masa
lampau, adanya pelaku (who), yaitu manusia, tempatnya (where), latar
belakangnya (whay), dan daya kritis dari peneliti sejarah.
a. Kondisi Politik
Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator. Banyak hak yang
terabaikan. Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan
hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para pemimpin
menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-
senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya. Sedangkan rakyat dengan
kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi. Rakyat
hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan
sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
b. Kondisi Masyarakat
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, di antaranya
seperti :
1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada
laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah
menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut
wanita pelacur.
3. Pernikahan Istibdha‟, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur
kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil.
Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena
sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.
Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan
buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa
dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan
kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati.
Hubungan
Setelah itu, ditengah
kemusyrikan
umatsemakin
sangat merebak
rapuh dan
dangudang-gudang
berhala-berhala yang
pemegang
lebih
kekuasaan
kecil bertebaran
dipenuhi
disetiap
kekayaan
tempat
yang
di Hijaz.
berasal Dr.
dariBadri
rakyat,
Yatim,
atau dalam
sesekalibukunya
rakyat
dibutuhkan“di
dijelaskan untuk
masamenghadang serangan
Jahiliyah, sekitar musuh.
Ka‟bah Dalam
terdapat 360 buku karangan
berhala Tim
mengelilingi
penyusun
berhala Studi . Islam
utama” Yang IAIN SUPEL
menjadi dijelaskan
fenomena ”Bangsa
terbesar Arab tidak bangsa
dari kemusyrikan menemukan
Arab
nilai-nilai
kala itu yakni
kemanusiaan,
mereka menganggap
menyembah
dirinya
berhala,
beradamembunuh
pada agamaanak
Ibrahim.
dengan dalih
kemuliyaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan perjudian, dan
membangkitkan
Ada beberapa contoh
di antara
tradisi
mereka
dandengan
penyembahan
alasan harga
berhala
diri dan
yangkepahlawanan
mereka lakukan,
”.
seperti :
2. Siste1.m Kepe
Mereka mengelilingi
rcayaan Dan Kebudberhala
ayaan dan mendatanginya, berkomat-kamit
dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo‟a untuk
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti
memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu
dakwah Isma‟il Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim
bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka
Alaihis-Salam yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan
kehendaki.
memeluk agama-Nya.
2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan
Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang
bersujud dihadapannya.
melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu
3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut
masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul
namanya.
Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani Khuza‟ah). Dia tumbuh sebagai orang yang
dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama,
Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-
sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya
berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada
sebagai ulama besar dan wali yang disegani, kemudian Amr Bin Luhay
saat itu.
mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam menyembah
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa
berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab
dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti
menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil
pengagungan terhadap ka‟bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di
membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka‟bah. Setelah itu dia mengajak
Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.
penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang
Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan
Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap
masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati,
sebagai pengawas Ka‟bah dan penduduk tanah suci.
kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa.
2.2.2 Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara
1. Proto melayu (melayu pertama atau melayu tua) datang lebih awal sekitar
3000 – 2500 SM. Mereka umumnya generasi yang masih mempertahankan
paham animisme dan dinamisme.
2. Deutro melayu (melayu gelombang kedua atau melayu muda), mereka
datang dari dataran Asia menuju ke berbagai penjuru Asia Tenggara
dimulai kira-kira 300 - 250 SM.
Sehingga ketika datang dan berbaur dengan suku-suku lain di wilayah yang
baru dihuni suku terakhir ini mudah menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru
yang berkembang saat itu, termasuk ketika kedatangan penyebar agama Hindu,
Buddha, dan Islam.
Memasuki abad ke-12 M, kerajaan Sriwijaya mulai surut, bila dilihat dari
sudut ekonomi dan politik. Hal ini diperburuk dengan lahirnya Kerajaan Singosari
(di Jawa) melakukan ekspedisi Pamalayu (1275 M).
Al-attas merangkum beberapa teori yang diajukan oleh sarjana barat tentang
cepatnya Islam diterima di kawasan asia tenggara, teori-teori itu dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Pra-Islam di Indonesia
Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim, suatu kabilah yang
kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Nabi Muhammad lahir dari keluarga
terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthallib,
seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah
binti Wahab dari bani Zuhrah. Nabi lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun
Gajah (20 april 571 M).
Muhammad lahir dalam keadan yatim karena ayahnya Abdullah,
meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian
diserahkan kepada ibu pengasuh , Halimah Sa‟diyah, sampai umur empat tahun.
Setelah itu kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya.
Ketika berusia enam tahun , dia menjadi yatim piatu. Seakan-akan Allah ingin
melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang yang dipersiapkan
membawa risalah-Nya yang terahir.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung
jawab merawat Muhammad. Namun dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
pamannya, Abu Thalib. Seperti Abdul Muthalib dia sangat disegani dan dihormati
orang Quraisy dan penduduk Mekah secara keseluruhan.
Pada usia yang ke duapuluh lima, Muhammad berangkat ke Syiria
membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda,
Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba besar. Khadijah
kemudian melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera
dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40
tahun. .
2. Masa Kerasulan
3. Hijrah ke Yatsrib
Ali bin Abi Thalib, peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin
Affan mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam. Pemberontak yang
waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin
Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa beliau, akhirnya Ali menerima bai'at
mereka dan Ali merupakan satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara missal. Ali
bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer dan
strategi perang. Untuk pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi
saat masa pemerintahannya yaitu perang Jamal.
Masa pemerintahan Abu Bakar hingga Ali disebut oleh para sejerawan
Islam sebagai masa Al-Khulafa‟ Al-Rasyidin. Setelah itu pemerintah menjadi
monarchi hereditis (Kerajaan turun-temurun).
1. Dinasti Jengiskhan
Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses
penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan
keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol.
Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang
dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta
Turkistan timur. Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani
menghadapi maut untuk mencapai keinginannya. Jengiskhan menganut agama
Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang
terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah
Hulagukhan sampai raja yang ke VI. Sedangkan mulai dari raja yang VII
(Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti
Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada
Hulagukhan.
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara
Asia kecil di barat dan India di timur. Kedatangannya ke dunia Islam diawali
dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm
1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M.
dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M.Serangan ke Baghdad dilakukan oleh
Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalipah Al Mu‟tashim menolak untuk
menyerah. Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Pebruari 1258 benteng
benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalipah dan
keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara
bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan
diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara
Mongolia tersebut. Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat
menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil
menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya
dapat ditaklukkan kecuali Mesir.
Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat
memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di „Ain Jalut
tanggal 13 September 1260 M. Demikianlah kondisi dunia arab, terutama
Baghdad dan sebagian besar derah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasi oleh
bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan,
yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan
kemunduran dunia Islam. Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang
peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu.
Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama
yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia
amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam,
seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani. Ia membangun
semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi‟i dan
Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M)
seorang penganut syi‟ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat
Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa‟id (1317-1335 M) pengganti Muhamad
Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan
dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal
Abu Sa‟id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi .
Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah
dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di
Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini.
Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M,
Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen
pada tahun 1492 M. Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara
umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Dilain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai
khalipah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan keristen yang
dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia
sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen
atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada
lagi umat Islam di daerah ini.
1. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki dari kabilah
Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga
Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa
di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa
tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropah seperti Azmir
(Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara
tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356. Pada masa Sultan Murad I (1359-1389)
Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang
baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah
bagian utara Yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke
eropah, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu
Eropah disiapkan untuk memukul mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin
oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti
Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropah tersebut. Hanya
sayang Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk
dalam pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.
Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh
Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan
muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium
dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M).
Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat
ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya
bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi
dan Istana indah di Lahore.Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya
pada tahun1858 antara lain:
a. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa
Memantau gerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu
pula kekuatan pasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikan persenjataan buatannya sendiri.
b. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
c. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yang
menyebabkan terjadinya konflik antara agama, misalnya aliran Syikh,
Syi‟ahdan sunni.
d. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal
Adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
Kata modern diwakili dengan makna terbaru atau mutakhir, atau sikap dan
cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Jika kata
modern disebut dengan modernisme, maka kata ini berarti gerakan yg bertujuan
menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran-aliran
modern seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Kemudian, istilah
modernis, bermakna orang atau pelaku yang ikut dalam proses modernisasi.
Islam Modern dalam hal pemikiran berarti corak pemikiran dalam Islam
yang berlaku sesuai dengan tuntutan zaman. Ia selalu akan menyesuaikan dengan
sesuatu model yang baru, berupaya dengan sungguh-sungguh untuk melakukan
re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah ke-
Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Kata modern erat kaitannya dengan modernisasi yang berarti pembaharuan
atau tajdid dalam bahasa Arab. Modernisasi dalam masyarakat barat adalah
pikiran, aliran, gerakan atau usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat,
institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru
yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.Kata
Tajdid atau pembaharuan adalah proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang
untuk dijadikan baru kembali. Tajdid berakar dari kata Jaddada, diartikan dengan
menjadikan baru lagi.Tajdid dalam pemikiran berarti aktifitas koreksi ulang atau
konseptualisasi ulang terhadap aktifitas keIslaman, dengan mengoreksi hal-hal
yang bersifat tidak sesuai dengan konteks baru.
Ada beberapa hal yang dapat ditelaah lebih dalam dari penjelasan makna
Islam Modern di atas, yaitu :
1. Apakah makna Modern sama dengan Tajdid (pembaharuan) karena dua
kata atau istilah tersebut sering disandingkan oleh beberapa peneliti
atau sejarawan.
2. Apakah ada perbedaan asasi antara kedua istilah di atas? Sehingga tidak
dapat disamakan.
3. Jika tidak dapat disamakan, apakah dampak atau implikasi dari
penyandingan dua istilah tersebut?
Istilah modern berasal dari tradisi barat (Kristen) yang ingin menjadikan
sebuah paham akan kesesuaian agama dengan dunia baru, meski awalnya istilah
modern adalah paham akan ilmu pengetahuan. Paham inilah yang mengarahkan
agama dan ajaran mereka kepada bentuk sekularisme.
Makna ini selintas mirip dengan arti Tajdid dalam Islam, hanya dalam
pemahaman pembaharuan Islam, paham ini tidak dapat mengubah ajaran-ajaran
yang bersifat mutlak (tak dapat dirubah). Tajdid hanya bertempat pada wilayah
penafsiran atau interpretasi dari ajaran Islam, seperti aspek teologi, hukum,
politik, ekonomi, dll.
Jika tidak dipahami secara mendasar tentang perbedaan Modern dan Tajdid,
maka implikasi yang timbul adalah pengarahan ajaran Islam kepada paham
sekulerisme. Hal ini telah terjadi saat ini dengan munculnya paham Liberalisme.
Penting untuk kembali menelisik asal-usul paham modern sehingga tidak terjebak
kedalam pemahaman yang keliru. Keharusan terhadap pemikiran modern,
mengharuskan sikap rasional yang kritis terhadap ajaran Islam, sangat mungkin
rasio akan melebihi kadarnya dibandingkan dengan sumber nash itu sendiri jika
tidak memahami perbedaan kedua istilah di atas.
Melihat periodisasi sejarah umat Islam, gerakan modern ini dimulai pada
abad ke 18, yaitu ketika peradaban barat mulai menemukan dan mengembangkan
paham rasionalismenya ke peradaban lain. Meskipun dalam sejarahnya, peradaban
Islamlah yang menginspirasi barat dalam menemukan kejayaannya.
Ciri utama pemikiran Islam modern adalah selalu dan pasti cenderung atau
membawa pemikiran dan kehidupan umat Islam kepada harmoni kehidupan saat
ini. Tentunya disebabkan beberapa faktor yang telah diterangkan di atas.
Mark Woodward mengelompokkan umat Islam di Indonesia atas perubahan
zaman ke dalam lima kelompok. Pengelompokan Woodward ini tampaknya
melihat dari sudut doktrin dan akar-akar sosial di dalam masyarakat Islam
Indonesia yang lama maupun yang baru.
Pertama, Indigenized Islam. Indigenized Islam adalah sebuah ekspresi Islam
yang bersifat lokal; secara formal mereka mengaku beragama Islam, tetapi
biasanya mereka lebih mengikuti aturan-aturan ritual lokalitas ketimbang
ortodoksi Islam. Karakteristik ini paralel dengan apa yang disebut Clifford Geertz
sebagai Islam Abangan untuk konteks Jawa. Dalam hubungan politik dan agama,
secara given mereka mengikuti cara berpikir sekuler dan enggan membawa
masalah agama ke ranah negara dan sebaliknya.
Kedua, kelompok tradisional Nahdlatul Ulama (NU). NU adalah penganut
aliran Sunni terbesar di Indonesia yang dianggap memiliki ekspresinya sendiri,
karena di samping ia memiliki kekhasan yang tidak dimiliki kelompok lain seperti
basis yang kuat di pesantren dan di pedesaan, hubungan guru murid yang khas,
mereka juga dicirikan oleh akomodasi yang kuat atas ekspresi Islam lokal sejauh
tidak bertentangan dengan Islam sebagai keyakinan. Ia tampaknya tidak berusaha
untuk memaksakan “Arabisme” ke dalam kehidupan keislaman sehari-hari.
Ketiga, Islam modernis. Mereka terutama berbasis pada Muhammadiyah,
organisasi terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama. Ia berbasis pada pelayanan
sosial seperti pendidikan dan kesehatan. Ia memperkenalkan ide-ide modernisasi
dalam pengertian klasik. Ia misalnya, dalam arus utamanya, menolak ekspresi
lokal dan lebih mengukuhkan ekspresi puritanisme yang lebih menonjolkan “ke-
Arab-an”.
Keempat, Islamisme atau Islamis. Gerakan yang disebut terakhir ini tidak
hanya mengusung Arabisme dan konservatisme, tetapi juga di dalam dirinya
terdapat paradigma ideologi Islam Arab. Tidak heran kalau Jihad dan penerapan
Syari‟ah Islam menjadi karakter utama dari kelompok ini. Kelompok ini juga
tidak segan-segan membentuk barisan Islam paramiliter untuk melawan siapa saja
yang diidentifikasi sebagai musuh Islam yang mereka definisikan.
Kelima, neo-modernisme Islam. Ia lebih dicirikan dengan gerakan
intelektual dan kritiknya terhadap doktrin Islam yang mapan. Ia berasal dari
berbagai kelompok, termasuk kalangan tradisional maupun dari kalangan
modernis. Mereka biasanya tergabung dalam berbagai NGO dan institusi-institusi
riset, perguruan tinggi Islam dan pemimpin Islam tradisional tertentu. Mereka
juga melakukan pencarian tafsir baru terhadap berbagai doktrin Islam
berlandaskan pada realitas masyarakat dan penggunaan filsafat dan metode-
metode baru seperti hermeneutika.
Pemikiran modern di Indonesia telah terlihat pada akhir abad ke-19, ketika
generasi ulama Indonesia yang belajar di Haramain (Mekkah dan Madinah) yang
dikenal dengan Ashhab Al-Jawiyyin, menyadari bahwa metode dan tatanan
berfikir (mindset) tradisional dalam Islam tidak akan sanggup menghadapi
tantangan kolonialisme dan peradaban modern. Dari pengaruh Arab ini kemudian
menjadikan beberapa perubahan aktifitas keIslaman di Indonesia terutama dalam
bidang pendidikan. Genealogi intelektual di Indonesia terbagi menjadi tiga,
pertama, mereka yang berorientasi Barat yang saat itu biasa disebut sebagai kaum
terpelajar atau kemadjoean. Kedua, adalah mereka yang masih berpegang teguh
pada khazanah agung. “Mereka ini diwakili oleh kaum tradisionalis-konservatif”.
Ketiga, mereka yang berhaluan pembaharuan atau modernisme Islam.
Jika dikatakan bahwa Islam modern di Indonesia direpresentasikan oleh
Muhammadiyah, sebagai reaksi dari kelompok Indigenized Islam dan kelompok
tradisonal, ternyata tidak berhenti pada tiga kelompok ini saja.
3. SalafiMasih ada kelompok
, Islamism Islamisme,
e Baru dalam yangPemengusung
Dinamika konsep
mikiran Islam „Arabisme‟
Indonesia dalam
pemikirannya dan kelompok Neo-Modernisme yang mengusung ide-ide
liberalisme
Indonesia
dalammerupakan
isu-isu pemikirannya.
lahan suburFenomena
untuk lahir
ini membagi
dan tumbuhnya
kelompok
berbagai
Islam
modern di Islam
gerakan Indonesia
dengan
kepadaberbagai
dua tipe :ragamnya; baik yang “hanya sekedar”
1.
perpanjangan
Modernistangan
yangdari
mengakomodir
gerakan yangide
sebelumnya
modernisasi
telah
Barat
ada,dengan
ataupunmengadopsi
yang dapat
dikategorikan
metode berfikirnya.
sebagai gerakan yang benar-benar baru. Dan sejarah pergerakan
2.
Islam Modernis
Indonesia yang
benar-benar
menolaktelah
metode
menjadi
berfikir
saksi
Barat,
matameskipun
terhadap tidak
kenyataan
menolak
itu
selama
produknya.
beberapa kurun waktu lamanya.
Dan kini, di era modern ini, mata sejarah semakin “dimanjakan” oleh
kenyataan
Lantas,
itu dimana
dengan posisi
tumbuhnya
Muhammadiyah
aneka gerakan
yangIslam
digolongkan
modern sebagai
yang masing-
kaum
modernis?
masing menyimpan
Tentunyakeunikannya
tidak masuktersendiri.
ke dalam Jagat
duapergerakan
tipe di atas.
IslamDisatu
Indonesia
sisi
Muhammadiyah
modern tidak hanya
terlahir
diramaikan
dari ide-ide
oleh puritanisme
organisasi semacam
WahhabiMuhammadiyah
dan tajdid Abduh,
dan
namun
NU, tapididisana
sisi lain,
ada Muhammadiyah
pemain-pemain baru
tidakyang
menerima
juga secara
seutuhnya
perlahan
metode
namun
berfikir
pasti
yang dipakai
mulai menanamkan
oleh kelompok
pengaruhnya.
neo-modernisme.
Mulai dari yang
Sebagai
mengandalkan
organisasi pembaharu,
perjuangan
tentunya
politis hingga
Muhammadiyah
yang lebih memilih
selalu menyesuaikan
jalur gerakan sosial-kemasyarakatan.
diri dengan kondisi yang
Salah
selalu
satu
baru (modern)
gerakan Islam dan
tersebut
tidak terjebak
adalah yang
dalammenyebut
konsep kemapanan
diri mereka
modern.
sebagai Salafi atau
SalafiJika
yah. dahulu,
Salah satu peristiwa
gerakan modern fenomenal gerakan ini
selalu „berkonflik‟ yang kelompok
dengan sempat
tradisional, saat ini
“menghebohkan” peta kelahiran
adalah dinamikaLaskar
pemikiran
Jihadmodern mulai oleh
yang dimotori berubah. Konflik
Ja‟far Umar
pemikiran
Thalib padayang
6 April
diusung
2000kelompok
pasca meletusnya
modern dahulu
konfliktentang
bernuansa
puritanisme,
SARA di menjadi
Ambon
ide Poso.
dan besar yang diusung oleh kelompok Islamisme baru yang berkiblat kepada
Tidak dapat dipungkiri
„Arabisme‟. bahwa gerakan Salafi di Indonesia banyak
dipengaruhi
Di lainoleh
panggung,
ide dankelompok
gerakan pembaruan
modern berhadapan
yang dilancarkan
dengan berbagai
oleh Muhammad
generasi
ketiga
ibn „Abd
pemikiran
al-Wahhabmodern
di kawasan
yaituJazirah
neo-modernisme
Arabia. Menurut
yangAbu
mengusung
Abdirrahman
istilah
al-
„liberating‟
Thalibi, ide pembaruan
atau pembebasan
Ibn „Abddari
al-Wahhab
kejumudan
diduga
pemikiran
pertama ajaran
kali dibawa
Islam.
masuk
Dan
uniknya,
ke kawasan
kelompok
Nusantara„liberating‟
oleh beberapa
ini adalah
ulama asal
kader-kader
Sumatera utama
Barat pada
dari awal
kelompok
abad
modern.
ke-19. Inilah gerakan Salafiyah pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal
dengan gerakan kaum Padri, yang salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku
Imam Bonjol. Gerakan ini sendiri berlangsung dalam kurun waktu 1803 hingga
sekitar 1832. Tapi, Ja‟far Umar Thalib mengklaim dalam salah satu tulisannya
bahwa gerakan ini sebenarnya telah mulai muncul bibitnya pada masa Sultan
Aceh Iskandar Muda (1603-1637).
Disamping itu, ide pembaruan ini secara relatif juga kemudian memberikan
pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti
Muhammadiyah, PERSIS, dan Al-Irsyad. “Kembali kepada al-Quran dan al-
Sunnah” serta pemberantasan takhayul, bid‟ah dan khurafat kemudian menjadi
semacam isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini. Meskipun satu hal
yang patut dicatat bahwa nampaknya gerakan-gerakan ini tidak sepenuhnya
mengambil apalagi menjalankan ide-ide yang dibawa oleh gerakan purifikasi
Muhammad ibn „Abd al-Wahhab. Apalagi dengan munculnya ide pembaruan lain
yang datang belakangan, seperti ide liberalisasi Islam yang nyaris dapat dikatakan
telah menempati posisinya di setiap gerakan tersebut.
Di tahun 80-an, -seiring dengan maraknya gerakan kembali kepada Islam di
berbagai kampus di Tanah air- mungkin dapat dikatakan sebagai tonggak awal
kemunculan gerakan Salafiyah modern di Indonesia. Adalah Ja‟far Umar Thalib
salah satu tokoh utama yang berperan dalam hal ini.
Ada beberapa ide penting dan khas gerakan Salafi Modern dengan gerakan-
gerakan tersebut, yaitu:
Sebagai sebuah gerakan purifikasi Islam, isu bid‟ah tentu menjadi hal yang
mendapatkan perhatian gerakan ini secara khusus. Upaya-upaya yang mereka
kerahkan salah satunya terpusat pada usaha keras untuk mengkritisi dan
membersihkan ragam bid‟ah yang selama ini diyakini dan diamalkan oleh
berbagai lapisan masyarakat Islam.
Hal lain yang menjadi ide utama gerakan ini adalah bahwa gerakan Salafi
bukanlah gerakan politik dalam arti yang bersifat praktis. Bahkan mereka
memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan
umum sebagai sebuah bid‟ah dan penyimpangan. Ide ini terutama dipegangi dan
disebarkan dengan gencar oleh pendukung Salafi Yamani. Muhammad As-Sewed
mislanya yang saat itu masih menjabat sebagai ketua FKAWJ mengulas
kerusakan-kerusakan pemilu sebagai berikut:
a. Pemilu adalah sebuah upaya menyekutukan Allah (syirik) karena
menetapkan aturan berdasarkan suara terbanyak (rakyat), padahal yang
berhak untuk itu hanya Allah.
b. Apa yang disepakati suara terbanyak itulah yang dianggap sah, meskipun
bertentangan dengan agama atau aturan Allah dan Rasul-Nya.
c. Pemilu adalah tuduhan tidak langsung kepada islam bahwa ia tidak mampu
menciptakan masyarakat yang adil sehingga membutuhkan sistem lain.
d. Partai-partai Islam tidak punya pilihan selain mengikuti aturan yang ada,
meskipun aturan itu bertentangan dengan Islam.
e. Dalam pemilu terdapat prinsip jahannamiyah, yaitu menghalalkan segala
cara demi tercapainya tujuan-tujuan politis, dan sangat sedikit yang selamat
dari itu.
f. Pemilu berpotensi besar menanamkan fanatisme jahiliah terhadap partai-
partai yang ada.