Anda di halaman 1dari 64

MATA KULIAH : KIMIA FISIKA I

SKS : 3
Jadwal/jam : Rabu : 13.30 – 15.40/ C 2-7

1. Jumlah pertemuan : 14 kali + 1 UTS + 1 UAS


2. Metoda belajar : TCL dan SCL
3. Absen : minimal 75%
4. Tugas : Latihan soal di tiap BAB, dengan double folio
dan dikumpul sesuai dengan waktu yang
disepakati, diskusi kelompok dalam membuat
kesimpulan per Bab dalam bentuk presentasi
5. Nilai : UTS 40% + UAS 40% + tugas 20%
6. Disiplin : waktu kuliah dan pengumpulan tugas
Pakaian : sopan dan rapi (tak diizinkan pakai baju
kaus oblong dan sandal)
7. Quis : tiap akhir BAB, tanpa pemberitahuan.
POKOK BAHASAN :
BAB 9 Perubahan Keadaan : reaksi-reaksi kimia
BAB 10 Kesetimbangan Elektrokimia Elektrokimia I
Elektrokimia II
Staf Pengajar : Refinel, MSi
BAB 11 Sifat-sifat permukaan cairan
BAB 12 Proses pada permukaan padat
BAB 13 Elektrokimia Dinamika
Staf Pengajar : yeni Stiadi, MSi
Referensi :
•Physical Chemistry- 8 th Edition. PW.Atkins
•Samuel H Maron, Carl F. Prutton, Principles of
Physical Chemistry, third Edition
Staf Pengajar :
Refinel
TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan Tujuan
Instruksional Instruksional
Umum Khusus
• Menjelaskan
• Mahasiswa dapat pengertian
menjelaskan tingkat reaksi,
arah reaksi fungsi Gibss
berdasarkan reaksi, istilah
• Reaksi Kimia Spontan
Pendahuluan
9.1. Fungsi Gibbs Minimum
9.2. Komposisi Kesetimbangan
Reaksi
• Respon Kesetimbangan Terhadap
Kondisi
9.3. Respon Kesetimbangan
Terhadap Tekanan
9.4. Respon Kesetimbangan Terhadap
Temperatur
• Penerapan Pada Sistem Terpilih
9.5. Ekstraksi Logam dari Oksidanya
9.6. Aktifitas biologis : Thermodinami-
ka ATP
Pendahuluan
Pada reaksi kimia :
A + B arah reaksi C + D
Reaktan produk

Arah reaksi
a. Reaksi spontan
b. Reaksi setimbang
Contoh :
Reaksi spontan : Reaksi netralisasi ( asam kuat + basa kuat)
Reaksi setimbang : a. Reaksi asam lemah + basa lemah
b. Reaksi pengendapan
c. Reaksi pengomplekan
Arah reaksi :  dapat dibahas secara

Thermodinamika Kinetika Kimia


• Arah reaksi ditentukan • Tergantung pada jalan
dari keadaan awal dan yang ditempuh
keadaan akhir dan tidak • Dihitung dari perubahan
tergantung kepada jalan konsentrasi reaksi/waktu :
yang ditempuh
Δbertambahproduk  dξ
• Dapat diaplikasikan pada 
berbagai parameter waktu dt
termodinamika Δberkurang reaktan dξ

∆G (p, T konstan) waktu dt
∆H (s, p konstan)
∆A (v,T konstan)
∆S (v, µ konstana)
∆U (v, S konstan)
Reaksi Kimia Spontan

∆G reaksi menuju minimum atau = -

A B
Greaktan = Gf1 Gproduk = Gf2 (Pada p,T)

∆G = Fungsi Gibbs = Energi pendorong


= Gproduk - Greaktan = Gf2 - Gf1

Ketentuan : Pada reaksi spontan


Greaktan (Gf 1) > Gproduk (Gf 2)  ∆G = - (reaksi spontan/ke →)
Reaksi Kimia Setimbang

A B
Greaktan = Gf1 Gproduk = Gf2 (Pada p,T)

∆G = Fungsi Gibbs = Energi pendorong


= Gproduk - Greaktan = Gf2 - Gf1

Ketentuan : Pada reaksi setimbang


a. Bila Greaktan (Gf1) > Gproduk (Gf2)  ∆G = - (reaksi spontan/ke →)
b. Bila Greaktan (Gf1) < Gproduk (Gf2)  ∆G = + (reaksi tidak terjadi/←)
c. Bila Greaktan (Gf1) = Gproduk (Gf2)  ∆G = 0 (reaksi setimbang/↔)
…………….Reaksi Kimia Spontan

Gambaran dalam bentuk kurva

a. Kespontanan reaksi akan terjadi


Greaktan (Gf1) > Gproduk (Gf2)
bila Gf1 reaktan > Gf2 produk Gf1 Gf2
artinya  ∆G = negatif (-), reaksi
spontan kekanan a Greaktan (Gf1) < Gproduk (Gf2)
b. Kebalikan dari a
c. Reaksi setimbang, saat ini reaksi b
dinyatakan :
 kesetimbangan yang sifatnya c
dinamis (tidak diam), dmn
 kecepatan reaksi kekanan = Greaktan (Gf1) = Gproduk (Gf2)
ke kiri
1 2
 ∆ komposisi reaksi saat ini =
konstan, dimana [reaktan 1]
belum tentu = [produk 2] Gambar 9.1. Arah perubahan kimia
spontan adalah menuju fungsi
Gibbs minimum.
9.1 Fungsi Gibbs min (∆Gmin)
p,T konstan
a. Berdasarkan Thermodinamika
nA nB
(Pada p,T)
Greaktan = Gf1 Gproduk = Gf2

• Karena ∆Gr = fungsi Gibbs


ΔG
molar parsial = , maka
Δn
arah kespontanan reaksi selalu
menuju nilai Energi bebas Gibbs
minimum yang dinyatakan
seperti kurva :
•∆Gr < 0  Reaksi spontan →
•∆Gr = 0  Reaksi setimbang
•∆Gr > 0  Reaksi tdk spontan

• ∆Gr menunjukkan kemiringan
(tg a) dari kurva G vs n dari
komposisi reaksi
b. Tinjauan Thermodinamika Berdasarkan
Kinetika

1 Untuk Reaksi Sederhana:


A B
Greaktan = Gf1 Gproduk = Gf2 (Pada p,T)

Misalkan :
Jumlah A yang berubah = dnA = - dξ
Jumlah B yang berubah = dnB = +dξ

Catatan :
ξ = xi = ukuran kemajuan reaksi disebut tingkat reaksi
Tanda – karena jumlah mol reaktan berkurang perwaktu
Tanda +, jumlah mol produk bertambah perwaktu
Untuk reaksi sederhana diatas ξ = 0 dan ξ = 1 mol
artinya 1 mol A habis bereaksi membentuk 1 mol B
Bila reaksi sederhana dinyatakan dalam fungsi
Gibbs molar parsial atau potensial kimia

 dG 
   μj
 dnj  p,T,n
maka dG  μ jdn j  μ A dn A  μ BdnB
atau dG   μ A dξ  μ Bdξ  dξ (μ B  μ A )

 dG 
ΔG r     μ B μ A (1)
 dξ  p,T

Keterangan :
 dG 
ΔGr = menyatakan kemiringan dari kurva G Vs ξ →  
p, T

d ξ = perubahan mol berdasarkan tingkat reaksi  
d

μ = potensial kimia atau fungsi Gibbs molar parsial


 dG 
Berdasarkan rumus (1) : ΔG r     μ B μ A
 dξ  p,T

Ketentuan :
 dG 
1. Bila  p, T  0  μA  μB  Rx spontan
 dξ 
 Rx eksegornik
 dG 
2.Bila p, T  0  μA  μB  Rx tak spontan
 dξ 
 Rx endergornik
 dG 
3.Bila p, T  0  μA  μB  Rx setimbang
 dξ 
Reaksi eksergonik : Reaksi dengan ΔGr < 0, bersifat spontan
dan dapat digunakan untuk mendorong reaksi lain
Reaksi endergonik : Reaksi dengan ΔGr > 0, spontan dengan
arah kebalikan dari eksergonik
Reaksi yang pada kesetimbangan tidak spontan kemana
arahpun disebut reaksi bukan eksergonik dan endergonik
2 Untuk Reaksi Umum:

2A + 3 B C + 2D
Greaktan = Gf1 Gproduk = Gf2 (Pada p,T)

dG  2μ A d  3μ B d μ C d  2μ D d
 d (μ C 2μ D - 2μ A 3μ B )
 dG 
   μ C 2μ D - 2μ A 3μ B
 d  p,T
 dG  (1b)
G r      V j μ j
 d  p,T j
Ket :
Vj = Koefesien reaksi (tanda – untuk reaktan, + untuk produk)
μj = Potensial kimia untuk semua komponen dari reaksi j

Hubungan ΔG dengan ΔGr  ΔG = ΔGr x n mol


c. Fungsi Gibbs Reaksi Standar (ΔG˚)

ΔG˚ adalah ΔG pada p = 1 atm dan t = 25˚C,


Sama seperti sebelumnya dapat diturunkan, misal
A B

 dG 
1. ∆G0 = n ∆Gf produk - ∆Gf reaktan 1. ∆G0r =   = -nAμA + nB μB
 dξ  p.T

2. ∆G0 = ∑ Vj ∆G0f 2. ∆G0r = ∑ Vj µj


j j

Keterangan :
∆G0 = Fungsi Gibbs standar reaksi.
∆G0r = Kemiringan fungsi Gibbs Standar reaksi yaitu
perubahan fungsi Gibbs Vs Δξ ( subskrip r menunjukkan,
disini ∆G0r merupakan kemiringan bukan selisih)
Vj = koef. Reaksi ( - untuk reaktan, dan + untuk produk)
Diket : Reaksi
CO + ½ O2 CO2(g)
ΔG˚f : -137.2 kJ/mol 0 -394.4 kJ/mol

Hitung ΔG˚ dengan memakai rumus 1 dan 2,

Jawab :
1. ΔG˚ = ΔG˚f produk - ΔG˚f reaktan
= -394.4 kJ/mol – (-137.2 kJ/mol)
= -257.2 kJ/mol
2. ΔGo  V G
j
j
o
f

 - 1(-137.2kJ/mol) - 1 .0  1(-394.4kJ/mol)
2
 137.2 kJ/mol - 394.4kJ/mol  -257.2kJ/mol
Buatlah kesimpulan akhir dari subbab 9.1.
1. Perubahan keadaan pada reaksi kimia dapat berlangsung
dalam 2 arah reaksi , difinisi dan contoh.
2. Pengertian arah reaksi menurut Thermodinamika dan
Kinetika
3. Makna arah reaksi berdasarkan ΔG dengan ΔGr (secara
thermodinamika dan kinetika)
4. Beri contoh point 3 ini dengan gambar
5. Bagaimana pengertian saudara mengenai reaksi
berdasarkan pengertian energi bebas Gibbs minimum
6. Bagaimana pengertian saudara mengenai energi bebas
Gibbs minimum standar
7. Cari contoh satu soal untuk masing-masing kelompok
menghitung ΔGo dengan ΔGro dari suatu reaksi.
9.2 Komposisi reaksi pada Kesetimbangan Reaksi

Indikator pengukur
komposisi reaksi

Konsentrasi

Gas Larutan

Tekanan Konsentrasi Mol Fraksi


(p) (c) (x)

Kesetimbangan dapat dinyatakan dalam potensial kimia ,


komposisinya dihitung dalam bentuk tekanan parsial atau
konsentrasi, mol fraksi sesuai dengan bentuk fisik pereaksi
Misal Reaksi :
aA + bB cC + dD
Untuk reaksi ini dapat diturunkan

Δμ  Δμ o  RT ln a ΔG  ΔG o  RT ln a

 a c
.a d
  a c
.a d

ΔG r  ΔG r  RTln a b 
o C D
ΔG  ΔG  RTln a b 
o C D

 a A .a B   a A .a B 

ΔG r  ΔG or  RT ln Q G  ΔG o  RT ln Q (2)

Keterangan : Q = Perbandingan konsentrasi produk dengan reaktan


Merupakan parameter penentu komposisi reaksi
Untuk rumus kesetimbangan (2) :
∆Gr = ∆G0r + RT ln Q dan ∆G = ∆G0 + RT ln Q

Saat kesetimbangan tercapai :

1. Q = Qeq = K Akibatnya : ∆G = ∆G0 + RT ln Q


2. ∆G = 0 0 = ∆G0 + RT ln K

∆G0 = - RT ln K (3)

Ket :
K = konstanta kesetimbangan
Untuk gas  K = Kp Kc
Untuk larutan  K
Kx
Komposisi reaksi dapat ditentukan dari persamaan 3
1. Bila ΔG˚ < 0  Kp > 1  komposisi produk > reaktan
2. Bila ΔG˚ > 0  Kp < 1  komposisi produk < reaktan
Ayo berfikir

1. Tulislah perbandingan konsentrasi (Qp) dalam kesetimbangan


reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6H2O(g)

a.Dalam nilai aktifitas (a)


b.Dalam nilai fugasitas (f)

2. Untuk reaksi N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)


Hitung : a. ΔG˚ reaksi
b. Kp
3. Untuk reaksi :4N O (g) 2NO(g)
2 4
Hitung Kp
1 Untuk reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g) 4NO(g) + 6H2O(g)


a  
4
a
 6

NO (g)  H O 
 2  (g)
a. Qp 
4 5
   
a  a 
 NH   O 
 3  (g)  2 

6
4 f 
f   H O
 NO   2 
H O
 po   4 .f 6
  po  f
NO
 
b. Qp   2

NH  O 
4 5 f 4 .f 5 .p o
f  f 
 NH   O  3 2
 3   o2 
 p o   p 
   

Catt : Pada tekanan <<< atau gas ideal f = p


2 Untuk reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3 (g)
∆G0f : 0 0 - 16,5 kJ/mol

a. ΔGo   j j
j
V ΔG o

 -1(0)  -3 (0)  2(-16.5) kJ/mol)  -33 kJ/mol


b. ΔG o  RTlnKp
 33 kJ/mol  2.48 kJ/mol lnKp Perh : ΔG = -
33 maka K > 1
lnKp   13.306
2.48
Kp  6 x 105

3 Untuk reaksi : N2O4 (g) 2NO2 (g)


∆G0f :7,89 kJ/mol 51,31 kJ/mol -
ΔGo  2(51.31) kJ/mol - 97.89 kJ/mol
 (102.62 - 97.89 ) kJ/mol  4.78 kJ/mol
 4.73 Perh : ΔG = +
lnKp   1.907  Kp  0.15 maka K < 1
2.48
Misal Reaksi : A 2B
 aB2

Tetapan Kesetimbangan (K)   
 aA 
K dinyatakan sebagai

Konstanta Kesetimbangan Konstanta Kesetimbangan


Thermodinamika Praktis
bila komponen reaksi Bila komponen reaksi 
dinyatakan dalam nilai-nilai dalam nilai2 konsentrasi misal
aktifitas (K) p, c dan x (Kp, Kc, Kx)

Hubungan K dengan ΔG saat kesetimbangan  ΔGo = -RT ln K


Mis : Untuk Reaksi : A 2B

Bila A dan B

LARUTAN LARUTAN
GAS (satuan dalam (satuan dalam
(gas ideal) konsentrasi C) konsentrasi mol
fraksi)

(p B / p o ) 2 CB
2
XB
2
 Kp   Kc   Kx 
pA / po CA XA
 G o  - RT ln K p  G  - RT ln Kc
o
 G o  - RT ln K x
A. Hubungan K dengan Kc
Untuk Reaksi : A 2B

Diketahui a = γ . c

K
a 2B

γ B .C B 

2
γ 2B C 2B
.  K .Kc
aA γ A .C A γ A CA
Untuk larutan ideal diasumsi Kγ = 1

K = Kc (4)
B. Hubungan Kp dengan Kx

Untuk Reaksi : A 2B

Diketahui pA = xA p dan pB = xB p

2 2
p
 B  x p
 B 

 po 
 
 po  2 2 1
  x B  p   p 
Kp       o   o 
 pA  x p
 A  x A p B  p A

 po 
 
 po 
   
ΔV
 p 
Kp  Kx  o  .. (5)
p 

Keterangan : ∆V = jumlah mol kanan - jumlah mol kiri


= 2 -1 = +1
C. Hubungan Kp dengan Kc

Diketahui untuk gas pV = nRT


p = n/V. RT
= cRT

Buktikan : Untuk Reaksi : A 2B

Kp = Kc [ RT ]∆V (6)

Keterangan :
Kc = K pada komposisi konsentrasi → C
2
CB
= CA
D. Hubungan Kp dengan

Untuk Reaksi : A 2B
V V
p x p
2

Dari pers (5) : Kp  Kx  o   B


 
p  x A  po 
A Mula-mula n → B : 0
Jumlah A dan B yg berubah -nα +2nα
A & B saat kesetimbangan n- nα 2nα
Jumlah total mol reaksi = n – nα + 2 nα = n + nα = n (1 + α)
n(1 - α) 1  α 2
mol fraksi A  x A   mol fraksi B  x B 
2 n(1  α) 1  α 1
 2α 
 
1  α  p 
1 1
1  α p 4α 2 4α 2 p
Kp   
 o  x  o
  o
1  α  p  1  α 1  α  1  α   p  1  α 2 p 
 
1  α  1
  2
 Kp 
Buktikan : α
p  . (7)
 Kp  4 
 po 
(Contoh 9.2)
Tentukan konstanta kesetimbangan dari reaksi :
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2 NH3 (g)
a. Dalam nilai-nilai tekanan p
b. Bila diketahui ΔGo N2(g) dan H2(g) = 0 dan ΔGo NH3 (g) = -16,5
kj/mol , hitung Kp dan Kc
2
 pNH 
Jawab :  3 

2
  0 2
 o  p  p 
 p   NH   
Kp      3 
 p N2
 o
 p H2
 o


3 p
N2

p
H2
3

p  p 
b. ΔGo reaksi = -1(0) + - 3(0) + 2( -16,5 kj/mol ) = - 33 kj/mol
→ ∆G0 = - RT ln Kp
ln Kp = - ∆G0 /RT = - 33,0 kj/mol /2,48 kj/mol = -13,3
Kp = 6,0 x 105
Kp = Kc [ RT ]∆V → Kc = Kp [ RT ]-∆V
Kc = 6,0 x 105 (2,48 )2 = 3,6 108
Selesaikanlah soal Latihan 9.2
PR mu lho

2.Reaksi dekomposisi PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g) , dibiarkan sehingga


berada dalam kesetimbangan. α2 P
Yang akan ditanya : a. Buktikan Kp = [ ][ 0 ]
2
1 α p
Jawab : PCl5(g)  PCl3(g) + Cl2(g)
Mula2 1 mol 0 0
Saat bereaksi -
Saat ke stb 1-
Jml total mol reaksi ; 1- + + = 1+
XPCl5 = 1  α XPCl3 = XCl2 = α
1 α 1 α
X PCl 3 . p ' . X Cl 2 . p ' Χ PCl3 Χ Cl2 , α α 1 α
Kp = = p = x x x p’
X PCl 5 . p ' Χ PCl5 1 α 1 α 1 α
α2
= p’
1 α
2
3. Kedalam bejana yang isinya 2 L dimasukkan 2.57 mol H2 dan
0.95 mol I2 . Setelah tercapai kesetimbangan ternyata konsen-
trasi I2 menjadi 0.02 mol/L
Hitung konstanta kesetimbangan

Jawab : H2(g) + I2 (g) 2HI(g)


Mula-mula 2.57 mol 0.95 mol 0
Saat ∆ mol 0.91 0.91 2 x 0.91
Saat keset 1.66mol 0.04 1,82 mol

2
 1.82 mol 
 
 2L 
K  49.9
 1.66   0.04 
 mol/2L. mol/2L
 2   2 
Buatlah kesimpulan akhir dari subbab 9.2.
1. Apa indikator untuk menentukan komposisi dari suatu
perubahan keadaan dalam suatu reaksi kimia gas dan
larutan
2. Difinisikanlah mengenai reaksi setimbang dan reaksi
saat kesetimbangan tercapai
3. Apa yang terjadi pada suatu reaksi saat kesetimbangan
ini tercapai ( 3 keadaan).
4. Tulis komposisi reaksi setimbang ini saat mula-mula,
saat perubahan dan saat kesetimbangan bila diketahui
konsentrasi awal semua komponen = 1mol/L
2A + 7B ↔ 4C + 6D
5. Tulis dalam bentuk rumus hubungan K dengan Kc , Kp
dengan Kx, Kp dengan Kc dan Kp dengan .
Respon Kesetimbangan terhadap kondisi (p,T)

Misalnya untuk Reaksi : A (g) 2 B(g)

Q 
a B 2
aA
2
Hukum
Saat aB Aksi masa
Qeq  K 
kesetimbangan a A.

•Konstanta Kesetimbangan
•Nilainya konstan kecuali • Perbandingan komposisi
oleh pengaruh suhu • Dapat dipengaruhi oleh
•Secara matematik kondisi
• Tak dapat dipengaruhi
 dK   dK   dK  oleh katalis
       0
 dp  T  dV  T  dc  T
Karena K = konstan, perbandingan komposisi dapat
berubah maka hubungan keduanya dinyatakan oleh:

Azas Le Chatelier
Bila sistem kesetimbangan mengalami
gangguan maka sistem akan memberikan
respon untuk meminimalkan efek
gangguan itu

A (g) 2B(g)
AZAS LE CHATELIER
Bila tekanan diper > untuk mengimbangi reaksi akan bergeser
kearah mol pereaksi yang kecil, kecuali bila mol pereaksi sama,
arah reaksi tidak akan dipengaruhi.
Jadi arah reaksi diatas kekiri (←) bila tekanan diperbesar
V
 p 
A (g) 2B(g) Kp  Kx  o  . (a)
p 
Tetap Dapat bertambah, berkurang/tetap
Untuk reaksi diatas berlaku
rumus Kp (karena reaksi gas):  Kp 
1/ 2

  o  (b)
 Kp  4p/p 
1
Ketentuan : K = 100 K = 100
1. Dari rumus a dan b
Kp = konst, ∆V= +, Kx >< p 0.8
 V
 p 
(sebab Kx  Kp  o .) dan 0.6 10
p 

a
berbanding terbalik dgn p
2. Bila p diperbesar, karena Kp 0.4
= Konstan maka Kx <, arti- 1.0
nya reaksi bergeser ke ← 0.2
3. Sebaliknya bila ∆V=-, Kx > 0.1
reaksi akan bergeser ke → 0
0 2 4 6 8 10 12 14
p/po
Ramalkanlah efek kenaikan tekanan 10 x pada
komposisi sintetis amonia pada kesetimbangan

Jawab :
Untuk reaksi : N2(g) + 3 H2(g) 2NH3 (g)
V 2 2
 p   p   p 
Kp  Kx  o  .  Kx  o  artinya Kx  Kp  o 
p  p  p 

Jumlah molekul gas berkurang dari 4 ke 2, maka menurut


azas Le Chatelier kenaikan tekanan akan menambah produk
atau arah reaksi bergeser ke →
Dari rumus Kx dapat disimpulkan, bila tekanan ditambah
10 kali, karena Kp tidak tergantung pada tekanan maka Kx (
komposisi sintetis amonia) akan bertambah 100 x
(Suhu mempengaruhi harga K (Konst Kesetimbangan)
dari reaksi eksoterm atau endoterm
Perhatikan ΔG o
ΔG  RTlnK  lnK  
o

rumus : RT
Pengaruh T : dlnK 1 ΔG 1
 d
dT R T T
Menurut Gibbs-Helmholtz (sub bab 5.2)

 ΔG o 1  ΔHo dlnK ΔHo Pers. Van’t Hoff


 d  p     (8 a)
 T T  T2 dT RT 2
Untuk melihat hubungan K dengan T, evaluasi pers 8a
dlnKT 2 ΔHo T2 1 dlnK ΔHo
 karena    
dT R dT d1/T) d1/T  R
ΔHo  1  (8 b)
maka :  dlnK  d .
R T
ΔH o  1 
Ketentuan untuk pers :  dlnK  d ............(8.b)
R T

1. Grafik – ln K vs 1/T garis lurus dengan tg α = ∆Ho/R


(penentuan ∆Ho dengan kalorimeter)
2. Bila ∆Ho positif (reaksi eksoterm) hubungan K dengan T,
berbanding terbalik. makin besar T maka K makin kecil dan
sebaliknya untuk reaksi endoterm bila T> maka juga K >
3. Integrasi dari pers 8.b , menghasilkan harga K untuk suhu
yang berbeda
K T
2 ΔH 2 1
 dlnK   d dan
K R T T
1 1

ΔH  1 1 
lnK  lnK      8c
2 1 R T T 
 2 1
4. Bila ∆G dan ∆Ho diketahui maka besaran TD yang lain juga dapat
ditentukan melalui persamaan

ΔG o  ΔHo  T ΔSo 8d
Diket reaksi: Ag2CO3(s) Ag2O(s) + CO2(g)
T 350 400 450 500
Kp 3.98 10-4 1.41 10-2 1.86 10-1 1.48
Hitung ∆ Ho secara grafik
Jawab : Pakai rumus 8.b
103 /T 2.86 2.50 2.22 2
-ln Kp 7.83 4.26 1.48 -0.39

ΔHo  1  ΔHo
 dlnK  d   tgα 
R T R
-ln Kp

.H 0  tg α .R  9.6 . 105 x 8.314


 80kJ/mol
α  Reaksi Endoterem
→ 103/T
Ketentuan :

1. Bila ∆H = negatif (-) → reaksi eksoterm


A ↔ 2 B + ∆H
Bila panas di naikkan , energi diabsorpsi
reaksi sebagai kalor .
Akibatnya arah reaksi bergeser ke ←
2. Bila ∆H = positif (+) → reaksi endoterm
A ↔ 2 B - ∆H
Bila panas di naikkan , reaksi mengarah
ke yang memerlukan kalor
Akibatnya arah reaksi bergeser ke →
Buatlah kesimpulan akhir dari subbab 9.3. dan 9.4
1. Apa perbedaan respon K dan komposisi reaksi terhadap
tekanan, konsentrasi dan temperatur.
2. Batasan apa yang diberikan azas Le Chatelier terhadap
reaksi setimbang
3. Dalam reaksi N2(g) + 3 H2(g) ↔ 2NH3(g), bila tekanan
diperbesar buktikan melalui rumus (5) reaksi bergeser
kekiri dan bila tekanan diperbesar 10 x komposisi reaksi
diatas Kx bertambah 100 x.
4. Temperatur sangat mempengaruhi nilai K . Tentukan
rumus yang menyatakan ini dan bagai mana menentukan
∆Ho reaksi dan bagaimana mengidentifikasi reaksi
eksotermis atau endoterm berdasarkan harga ∆Ho reaksi
dan harga K .
• Penerapan Pada Sistem
Terpilih

9.5. Ekstraksi Logam dari Oksidanya

Ekstraksi logam dari oksidanya melibatkan:


1. Reaksi 
2. Komposisi reaksi heterogen
3. Kurva hubungan ∆G° oksida logam vs T
4. Hubungan ∆G°, ∆S°, ∆H° melalui :
 dΔ G 
ΔG o  ΔHo  T ΔSo dan     ΔS
 dT  p
Ekstraksi logam dari oksidanya dapat dibuat melalui reaksi
reduksi logam oksida dengan karbon melalui salah satu
reaksi kesetimbangan berikut yang mengarahkan reaksi ke
kanan
Model reaksi reduksi logam oksida dengan karbon :
I. MO(s) + C(s) M(s) + CO(g)
II. MO(s) +1/2 C(s) M(s) + 1/2CO2 (g)
III. MO(s) + CO(g) M(s) + CO2 (g)
Menurut Hukum TD, proses ekstraksi melalui reaksi I atau II dapat
berlangsung melalui pasangan reaksi 1 dengan 2 , 1 dengan 3 atau
1 dengan 4
1. M(s) + ½ O2(g) MO(s) ∆G o1 → R1
2. 1/2C(s) + ½ O2(g) 1/2CO2(g) ∆G o2 → R2
3. C(s) + ½ O2(g) CO(g) ∆G o3 → R3
4. CO(g) + ½ O2(g) CO2(g) ∆G o4 → R4

Reaksi 1 : Merupakan afinitas (daya gabung) logam terhadap oksigen


untuk membentuk oksida
Reaksi 2,3 dan 4 merupakan kemungkinan reaksi karbon C dengan
oksigen
Gabungan reaksi 1 dengan 2 atau 3 atau 4 menghasilkan reaksi
I atau II akan terjadi (spontan) bila ∆G° gabungan = - (∆G° <0)
Perubahan Temperatur terhadap ∆G°

 d ΔG o 

 dT 
   ΔS
o

 p

Dari Tabel 2.10, ∆G° reaksi 2,3,4 yang paling kecil (negatif)
adalah pada reaksi 4 kemudian 2 dan seterusnya 3
 Pada reaksi 2 kuantitas mol gas tetap → ∆S → o sehingga
d ∆G dapat dinyatakan konstan dengan perubahan T
 Reaksi 3 kuantitas gas naik → ∆S > sehingga ∆S makin
besar dengan pertambahan suhu T
 Reaksi 4 kuantitas gas turun → ∆S < dengan T sehingga
∆G turun dengan tajam terhadap ∆T
 Reaksi 1→ ∆S turun dengan T, → ∆G juga turun pada
∆T . Keadaan ini digambarkan pada diagram Ellingham
(Gambar 9.5)
Gambar 9.5.
Diagram Ellingham 1. MO(s) + C(g) M(s) + CO(g)
dari ∆G o gabungan = ∆G o3 - ∆G o1
R3
2. MO(s) + ½C(g) M(s) + ½CO(g)
dari ∆G o gabungan = ∆G o2 - ∆G o1
R2
3. MO(s) + CO(g) M(s) + CO2(g)
R4 dari ∆G o gabungan = ∆G o4 - ∆G o1
Dimana masing-masing ∆Gogab ini harus
kecil.

Ternyata ∆G°gab ini akan negatif bila garis reaksi (1) terletak dibawah (lebih
positif) garis salah satu R2 atau R4
Contoh :
-Al2 O3 tidak tereduksi oleh karbon (stabil) kecuali pada suhu > 2000°C
-CuO dapat direduksi → Cu pada sembarang temperatur diatas temperatur kamar
-Ag2 O dapat terdekomposisi menjadi Ag (s) tanpa karbon pada t >200C.
Terjadinya patahan pada t > - di PbO disebabkan Pb menguap
- Cuo disebabkan pelelehan logam
- Ag2O disebabkan pelelehan logam
Kesimpulan :
-Dengan diagram ini dapat diramalkan reduksi untuk logam-logam lain
9.6. Thermodinamika ATP
(Aktifitas Biologis )
Aplikasi ∆Go pada aktifitas biologis

ATP
ATP = adenosin Tri Fosfat
 Zat biokimia yang berasal dari
Berasal dari dalam
hasil metabolisme makanan
asam amino tumbuh2an  Berfungsi sebagai penyimpan
Energi dan kemudian menyalur-
Sari makanan
kan /membagikan energi tsb
hasil metabolisme sesuai permintaan (misal : untuk
kontraksi otot, reproduksi dan
penglihatan melalui enzim dll)
Interaksi ATP :
eksorgenik
ATP(aq) + H2O(l) ADP(aq) + H3O+(aq) + Pi-

(aq)
Donor Kondisi standar biologis Adenosin Gugus pospat
ADP tubuh normal: pH 7 dan dipospat anorganik; H2PO4-
t = 37°C
Reaksi ini sangat eksergonik (artinya mampu mendorong reaksi
endorgenik lain dalam tubuh misalnya untuk :
• Reaksi biosintesa sukrosa dari glukosa dan fruktosa , ∆G¤= +23
• Reaksi biosintesa protein, ∆G¤ = + 17 kL/mol
Reaksi hidrolisis ATP diatas mempunyai energi cadangan
∆G¤ = -30 kJ/mol
∆H¤ = -20 kJ/mol Kode ¤ untuk keadaan standar biologis
∆S¤ = +34 jK-1mol (contoh soal 9.13)
Produk aktif dan berenergi tsb →ADP & Pi
Memegang peranan utama pada metabolisme aerob dan anaerob.
Metabolisme anaerop dan aerop
Metabolisme anaerop (tanpa O2)
Sumber energi dari proses Reaksi glikolisa dimana pada kondisi
standar biologis reaksi ini menghasilkan E →∆G¤ = -218 kJ/mol
dan ∆ H¤ = -120 kJ/mol
eksorgenik
Glukosa + 2 Pi + 2 ADP 2 laktat + 2 ATP + 2H2O

∆G ¤ = 2 x -30 kj/mol

∆G ¤ reaksi = [-218 – 2(-30 )]kJ/mol) = -158 kJ/mol


Diperoleh ∆G ¤ untuk cadangan = -60 kj/mol ( karena reaksi
diatas membentuk 2 mol ATP sebagai sumber energi kembali)
………..Sambungan Metabolisme anaerop dan aerop

Metabolisme aerop / pernafasan (dengan O2)


Glukosa + O2 + 38 Pi + 38 ADP 38 ATP + 6 CO2 + 44 H2O + urine

∆G reaksi penguraian melalui proses aerop ini adalah -2880 kj/mol

∆G ¤ reaksi = -2880 – (38 x -30 kJ/mol) = -1740 kJ/mol


Diperoleh ∆G ¤ cadangan = -1140 kj/mol
Hidrolisis
∆G ¤ = -30 kj/mol

ATP ADP + P +…

• anaerob ∆G ¤=-60 kJ/mol


• aerob ∆G ¤=- 1140 kJ/mol
Pemanfaatan ATP sebagai Energi Cadangan

 Yaitu membagikan energi ke reaksi endergonik.


 Dalam tubuh reaksi endergonik ∆G ¤ nya tidak lebih +30kj/mol
misal tanpa ATP
Biosintesa sukrosa → ∆G ¤ = + 23 kj/mol
Biosintesa amino → ∆G ¤ = + 17 kj/mol
n asam amino → protein
 n = ikatan peptida, dimana untuk 1 ikatan peptida dibutuh
kan 3 molekul ATP
Contoh :
 Mioglobin mempunyai 150 ikatan peptida. Berapa g glukosa
dibutuhkan untuk membuat 1 mol mioglobin → mioglobin
mempunyai 150 ikatan peptida
Jawab :
Pada proses aerob : 1 mol glukosa → 38 molekul ATP
150 ikatan peptida = 450 molekul ATP = 450/38 mol glukosa
= 11.842 mol = (11.84 x 180) g glukosa = 2131,4 g
Atau :
3 molekul ATP 1 mol glukosa
g glukosa  150 ik peptida x x x
1 ik peptida 38 molekul ATP
180 g glukosa
 2131,4 g
1 mol glukosa
Perhitungan ∆G ¤ dapat dipakaikan untuk:
1. kemungkinan pengekstraksian logam dari
oksidanya (subbab 9.5)
2. Menghitung jumlah energi cadangan dalam tubuh
dan pemanfaatannya sebagai reaksi eksorgenik
dalam membagikan energi ke reaksi endergonik
(subbab 9.6).
3. Menghitung korelasi jumlah glukosa dengan
energi yang dihasilkan dalam tubuh
4. Menghitung kemungkinan pembentukan protein
dari asam amino sesuai dengan jumlah ikatan
peptidanya (subbab 9.6)
MANA YANG AKAN ANDA
PILIH

?
ΔG o  ΔHo  T ΔSo
3. Pada reaksi H2(g) + I2 (g) 2HI
Tek mula2 1.980 atm 1.710 atm 0
Jika tekanan parsial H2 turun sebesar x selama reaksi berlangsung.
Hitung x bila diketahui K =- 92.6
Jawab : H2(g) + I2 (g) 2HI(g)
Mula-mula 1.980 atm 1.710 atm 0
Saat ∆ tek -x -x +2x
Saat keseti 1.980 – x 1.710-x 2x

K
2x 2  92,6 
4x 2
1.980  x 1.710  x  3,386 - 3,69 x  x 2
Buktikan :
 ( 341.694)  341.6942  488.6 313.525
x1 
2 x 88.6
 1.5044 atm atau 2.35 atm
Solusi sub bab 9.3

2A + 7B ↔ 4C + 6D
Diket kons awal semua komponen = 1mol
Mula2 1 1 1 1
Saat ∆ - 2x -7x +4 x +6x
Saat keset (1-2x) (1-7x) (1+4x) (1+6x)
Soal untuk ujian : Fosgen, COCl2 terbentuk dari CO dan Cl2 sesuai
dengan reaksi ;
Co(g) + Cl2(g) ↔ COCl2(g)
Str lihat K Modren hal 270 ( Contoh 9.3)

Anda mungkin juga menyukai