Anda di halaman 1dari 4

Materi

Bunga Tunggal, dan Bunga Majemuk

Perhitungan untuk bunga, penyusutan, pertumbuhan, dan peluruhan mengunakan konsep baris dan
deret pada aritmatika dan geometri. Sehingga sebelum mempelajari ini, terlebih dahulu mempelajari
konsep barisan dan deret.

Baris aritmatika merupakan baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku sebelumnya melalui
penjumlahan atau pengurangan dengan suatu bilangan b. Sedangkan, deret aritmatika merupakan
penjumlahan suku-suku dari suatu barisan aritmatika.

Baris geometri merupakan baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku sebelumnya melalui
perkalian dengan suatu bilangan r. Sedangkan, deret geometri adalah penjumlahan suku-suku dari
suatu barisan geometri.

BUNGA
Bunga (suku bunga) atau bank interest adalah pertambahan jumlah modal yang diberikan oleh bank
untuk para nasabahnya dengan dihitung dari presentase modal uang nasabah dan lamanya menabung.
Bunga juga bisa diberikan oleh pemberi pinjaman kepada pinjaman. Bunga ada dua jenis yaitu bunga
tunggal dan bunga majemuk. Berikut ini perbedaannya :

1. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang diberikan berdasarkan perhitungan modal awal, sehingga bunga
hanya memiliki satu variasi saja (tetap) dari awal periode sampai akhir periode. Contohnya saat
menabung di bank, kita akan mendapatkan bunga yang tetap tiap-tiap periode.
Modal adalah jumlah dari yang dibungakan, modal awal merupakan modal yang dikeluarkan pada
awal waktu usaha dan sebelum dibungakan. Modal akhir adalah hasil dari modal yang
dibungakan.Sedangkan suku bunga dinyatakan dalam persentase tiap satuan waktu.

Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:

Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x modal

Contoh secara sederhana :

Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga tunggal 2%/bulan. Maka bunga
tunggal setelah 1 bulan, 2 bulan, dan 5 bulan dapat diketahui sebagai berikut:

Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x Rp1.000.000,00 = Rp 20.000,00


Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x Rp1.000.000,00 = Rp 40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:

Bunga : B = M x i x t
100
Besarnya modal yang diterima di awal pinjaman : Bt = M + B
Jika modal awal sebesar mendapat bunga tunggal sebesar b (dalam persentase) per bulan, maka
setelah n bulan besar modalnya menjadi:

Contoh soal bunga tunggal:


Diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga sebesar per bulan, maka setelah 5 bulan
modalnya adalah ….

Jika modal awal sebesar , dan diketahui jumlah bunga tunggalnya B, maka besar persentase bunga
tunggalnya b adalah

Contoh lain: Diketahui bunga tunggal sebesar Rp50.000 untuk modal pinjaman Rp1.000.000, maka
presentasenya adalah

2. Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah bunga yang diberikan berdasarkan modal awal dan akumulasi bunga pada
periode sebelumnya.Bunga majemuk memiliki banyak variasi dan selalu berubah (tidak tetap) pada
tiap-tiap periode. Contohnya saat menjual sebuah kendaraan, harga kendaraan yang dijualakan
berubah setiap periode dan perubahannya bervariasi.
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa
pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode, maka
bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga berbunga (compound interest)

Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabungan Novia Irianti di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga 10%/tahun. Jika
bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi bank. Tentukan jumlah bunga
yang diperoleh X setelah modal mengendap selama 3 tahun.

Jawab:

Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku bunga x modal


= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00

Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 = suku bunga x modal


= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp 1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun:


= Rp100.000,00 + Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.

Sumber: thecalculatorsite.com

Jika modal awal sebesar mendapat bunga majemuk sebesar b (dalam persentase) perbulan, maka
setelah n bulan besar modalnya menjadi:

Contoh, diketahui modal pinjaman Rp1.000.000 dengan bunga majemuk sebesar per bulan, maka
setelah 5 bulan modalnya adalah

Jika modal awal sebesar disimpan di bank mendapatkan bunga sebesar b pertahun dan
perhitungan bunga dihitung sebanyak m kali dalam setahun, maka besar modal pada akhir tahun ke-
n adalah :

Contoh, , , , dan , maka

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 3tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!

2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%. Berapakah
besar modal setelah 2 tahun?

Anda mungkin juga menyukai