Yunita Artikel Non-Ilmiah
Yunita Artikel Non-Ilmiah
REMAJA
Dosen Pengampu :
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
Banyak permasalahan yang terjadi pada masa remaja, salah satunya peng-gunaan minuman
keras di kalangan remaja. Kebiasaan minum minuman keras di kalangan remaja merupakan
fenomena yang sering terjadi di Indonesia. Remaja merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak-anak ke masa dewasa (Willis Sofyan, 2005: 43).
Berbagai karakteristik remaja dan permasalahnya dapat memicu banyak remaja dalam
penggunaan minuman keras. Banyak faktor yang menyebab-kan mereka sering
menghabiskan waktu luangnya dengan minum minuman keras.
Faktor-faktor seperti ketidak stabilan dalam kehidupan sosial, krisis ekonomi, perceraian
orang tua, sikap, dan perlakuan orang tua dapat mempengaruhi psikologi pada remaja.
Permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadi-kan banyak ahli dalam
bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Banyak teori-teori
psikologi yang menggali lebih dalam pemecahan terhadap permasalahan remaja sesuai
psikologi remaja. Seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penelesaian krisis
pada masa ini.
Semakin banyanya remaja yang minum minuman keras apabila dibiarkan tentunya
akan menghambat keperibadian seseorang dan yang lebih jauh lagi menghambat
perkembangan bangsa Indonesia. Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan
permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan keenderungan yang
meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan,
perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme
2
pada kalangan remaja. Kalangan remaja merupakan generasi penerus bangsa dan aset bangsa
yang akan melanjutkan dan mengisi pembangunan bangsa Indonesia.
3
PEMBAHASAN
1. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Remaja bukan anak-anak lagi, akan tetapi belum mampu me-megang tanggung jawab seperti
orang dewasa. Karena itu pada masa remaja ini terdapat kegoncangan pada individu remaja.
Tingkah laku remaja labil dan tidak mampu menyesuaikan diri secara baik terhadap
lingkungannya (Willis Sofyan,2005:43).
Minuman keras memang identik dengan minuman yang mengandug alcohol. Alcohol
merupakan senyawa yang berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi. Jadi, dengan kata
lain minuman keras adalah alkohol. Minuman keras juga mengandung zat etanol, zak
psikoaktif yang akan menyebabkan hilangnya kesadaran seseorang. Minuman beralcohol juga
termasuk dalam minuman yang mengandung zat narkotika, tidak peduli berapapun kandungn
alcohol di dalamnya (http://blogkesehatan.net/pengertian-minuman-keras-beralkohol).
Remaja sangat mudah untuk terjerumus dalam penggunaan minuman keras. Faktor-faktor
yang menyebabkan remaja menggunakan minuman keras pada umunya, yaitu faktor ingin
menyelesaikan masalah dan faktor lingkungannya :
Remaja sebagai manusia akan mempunyai berbagai kebutuhan yang menuntut untuk
dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan remaja amat menentukan terhadap motif yang melatar
belakangi tingkah laku remaja (Willis Sofyan,2005:43-44). Jika kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi remaja tersebut tidak dapat tercapai maka akan memunculkan berbagai
problem pada remaja dan akan memicu perilaku-perilaku menyimpang, salah satunya
perilaku minum minuman keras.
Problem yang dialami remaja ini merupakan salah satu faktor pe-nyebab remaja
menggunakan minuman keras. Problem remaja, seperti problem di dalam keluarga, problem
di sekolah, problem penyesuaian diri di masyarakat, problem ekonomi, problem pendidikan,
4
problem mengisi waktu luang,dan problem agama sangat berperan dalam penggunaan
minuman keras pada remaja.Para remaja disini menganggap bahwa minuman keras bukan
suatu hal yang merugikan dan terlihat dari gejala untuk meniru budaya barat.
Negara negara Barat yang sudah menjadilkan minuman keras sebagai minuman
budaya, artinya setiap orang dewasa boleh meminumnya, misal-nya di pesta dan terutama
jika mengalami masalah pribadi yang sedang dialaminya maka mereka lari kepada minuman
keras (Willis Sofyan, 2005:158).
Hal itu adalah hasil tontonan di TV dimana jika orang barat mengalami masalah
pribadi maka lari ke minuman keras, dengan banyak minum lalu mereka mabuk, maka
kesusahannya akan hilang untuk sementara dan akibatnya menjadi kecanduan alkohol (Willis
Sofyan, 2005:159).
b) Faktor Lingkungannya
Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunya sifat selalu ingi tahu segala sesuatu
yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Misanya saja ingin tahu bagaimanakah
rasanya minuman keras. Remaja yang awalnya mencoba-coba kemudian menjadi kebiasaan.
Adanya ajakan atau tawaran dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang
memberikan contoh model pergaulan moderen.
Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah
mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-
kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya karena
minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan
dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.
5
B. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja Menjadi Ketergantungan Alkohol
Tahap pertama, remaja minum minuman keras atau minum minuman ber-alkohol
sebagai pelarian. Minum alkohol digunakan untuk melarikan diri dari kenyataan atau masalah
yang dialaminya. Alkohol digunakan remaja untuk mem-bantu melarikan diri dari tekanan,
ketakutan dan kekhawatiran. Remaja yang sudah menghadapi tahap awal kecanduan alkohol
telah terbiasa terhadap minum minuman beralkohol, dan mungkin tidak muncul mabuk.
Remaja yang sudah mengalami kecanduan alkohol pada tahap yang sangat awal biasanya
menunjukan dengan sangat suka meneguk minuman alkohol, menyelinapkan minuman
alkohol, dan penolakan untuk mendiskusikan minuman alkohol.
Tahap kedua, minum minuman alkohol menjadi suatu kebutuhan. Remaja akan
didorong untuk minum oleh keinginan batin yang tak tertahankan. Pada tahap ini remaja
pecandu mungkin memiliki perasaan untuk tidak ingin minum alkohol, tetapi dia akan selalu
minum kembali. Remaja akan berpikir minum minuman alkohol supaya mengurangi
masalahnya. Keinginan yang kuat untuk minum mulai membuat remaja tergantung pada
alkohol. Pada tahap ini remaja mungkin akan menampilkan perilaku yang agresif.
Tahap ketiga, minum tanpa kendali. Pada dua tahap diawal, walaupun sering minum
tetapi mash dapat mempertahankan kontrol, namun pada tahap ketiga ini pecandu tidak lagi
mempunyai kuasa atas kebutuhan alkohol. Tahap ini merupakan tahap yang paling mudah
untuk dikenali oleh teman ataupun keluarga. Semua kegiatannya mulai terbengkalai dan
mulai bermasalah dengan hukum.
6
emosi yang tidak stabil, dan intelektual yang semain hari semakin berkurang. Seseorang yang
mengkonsumsi alkohol juga akan kehilangan kemampuan mengambil keputusan. Selain itu,
alkohol juga menimbulkan perilaku kurang menghargai orang lain bahkan tidak hormat
terhadap orang lain, serta ke-hilangan kemampuan untuk membedakan hal yang baik dan
buruk. Pikirannya juga tidak bisa berjalan dengan baik dan cara bicaranya tidak jelas.
Dampak psikologis lainnya, para peminum alkohol juga akan kehilangan kemampuan
untuk membedakan alam nyata dan alam bawah sadar. Hal ini di-sebabkan alkohol bersifat
halusinogen. Alkohol juga mempengaruhi kewarasan pikiran manusia. Saat di bawah
pengaruh alkohol seseorang akan bertindak tanpa akal seat. Banyak tindakan tidak baik
seperti perkosaan terjadi saat berada di bawah pengaruh alkohol. Selain itu hilangnya
kewarasan ini membuat orang akan bertindak bodoh, bahkan sampai menghabisi nyawanya
sendiri.Dampak paling merugikan bagi pengguna alkohol adalah kematian.
Dampaknya tak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga orang lain. Banyak kejadian
kriminal yang terjadi seperti pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian terjadi saat berada di
bawah pengaruh alkohol. Banyak keelakaan mobil terjadi karena pengendara berada di bawah
pengaruh alkohol. Selian itu alkohol juga membuat orang lain menjauhi kita. Di Negara-
negara timur seperti Indonesia yang pendidikan moralnya masih tinggi, masyarakat akan
menghukum pengguna dengan cara mengasingkannya dari kehidupan bermasyarakat
(http://rampobanua.blogspot.com/2012/09/dampak-psikologis-mengkonsumsi-alkohol.html).
Dalam mencegah penggunaan minum minuman keras pada remaja sangat dibutuhkan
peran dari berbagai pihak, dari peran orang tua, peran sekolah, peran masyarakat, peran
aparat penegak hukum.
7
a) Peran Orang Tua
Orang tua harus mencipatakan kehidupan rumah tangga atau keluarga menjadi
kehidupan yang beragama sehingga menuntun anak menjadi anak yang bertaqwa dan
bermoral. Orang tua juga harus dapat menciptakan keluarga yang harmonis sehingga anak
menjadi nyaman dan merasa senang dirumah. Orang tua juga harus dapat memberikan kasih
sayang secara wajar kepda anak, tidak kurang atau lebih. Orang juga harus memberikan
perhatian yang memadai kepada anak. Memberikan pengawasan secara wajar terhadap
pergaulan anak remaja di lingkungan masyarakat.
b) Peran Sekolah
Peran sekolah tidak kalah pentingnya dengan upaya pencegahan di keluarga. Hal ini
disebabkan karena sekolah merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah keluarga. Guru
sebagai pendidik hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid sehingga memudahkan
guru dalam memberikan bantuan kepada murid-muridnya. Sekolah harus mengitensifkan
pelajaran agama atau acara keagamaan agar siswa dapat memenuhi kebutuhan religinya.
Mengintensifkan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor bisa membantu siswa secara
langsung maupun dengan berkolaborasi dengan orang tua dan guru wali kelas. Guru harus
memiliki tingkah laku yang baik dan ber-moral karena merupakan tokoh panutan dari siswa.
c) Peran Masyarakat
8
PENUTUP
Simpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://id.prmob.net/alkoholisme/minum/minuman-beralkohol-2792319.html, diakses
tanggal 18 April 2013
10