Anda di halaman 1dari 7

Nama : R Helkhan Sultan Fajar

NPM : 24052122060
Kelas :4/C
Mata Kuliah : Teknik Tenaga Listrik

Pada gambar di atas menunjukan suatu proses awal adanya listrik yang
melalui beberapa tahapan seperti saluran transmisi, gardu induk, gardu tiang dan
berbagai tahapan lainnya. Seperti yang ada pada gambar tersebut, awal mula listrik
diawali dengan adanya PUSAT LISTRIK TENAGA. PUSAT LISTRIK TENAGA dapat kita
jumpai di berbagai daerah khususnya di Negara kita sendiri yaitu Indonesia. Di
PUSAT LISTRIK TENAGA ada sejumlah pembangkit listrik, contohnya yaitu:

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


PLTA merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna
menghasilkan energi listrik. Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan
yang sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan energi listrik.Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang
merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses pengkondensasian di kondensor
dan make up water (air yang dimurnikan) dipompa oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


PLTG adalah sistem pembangkit listrik yang menggunakan gas sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan
energi listrik. Gas yang digunakan dapat berupa gas alam atau jenis gas lainnya, dan prosesnya melibatkan
pembakaran untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai
sumber panasnya.

5. Pembangkit Listrik Tenaga DIesel (PLTD)


Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai
penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan
energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi(PLTPB)


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi sebagai
sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan
memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara.

7. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)


Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) merupakan pembangkit dengan menggunakan sistem single-fuel
engine technology untuk power generation yang memiliki kapasitas 238 MW. Pembangkit ini dibangun untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik terutama untuk sistem interkoneksi Sumut-Aceh.

8. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)


Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) adalah salah satu pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah
lingkungan dan memiliki efisiensi kerja yang baik jika dibandingkan dengan pembangkit listrik energi terbarukan
lainnya.

9. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi dari cahaya
matahari untuk menghasilkan energi listrik.

10. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm)


Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) berbahan bakar bambu ini dibangun untuk menggantikan
Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang telah beroperasi di Pulau Siberut dengan kapasitas 1.300 kW.

Pada gambar di atas menunjukan awal proses pembangkit listrik yaitu PLTA
yang dimana PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik air (air terjun) untuk menghasilkan energi listrik. Awalnya
pembangkit listrik ini hanya memanfaatkan air waduk atau air terjun.Secara
sederhana, cara kerja PLTA adalah energi potensial yang ada di aliran air kemudian
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau biasa kita sebut dengan kincir. Turbin
atau kincir ini kemudian berputar dan menghasilkan energi mekanik karena
mendapat tekanan dari aliran air. Energi mekanik dari putaran turbin kemudian
diteruskan untuk memutar generator. Tidak hanya Pembangkit Listrik Tenaga
Air(PLTA) saja untuk membangkitkan listrik, Pada gambar di atas juga menunjukan
adanya Pembangkit Listrik Tenaga Uap(PLTU) yang dimana Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap
untuk menghasilkan energi listrik. Cara kerja Pembangkit Liatrik Tenaga Uap(PLTU)
yaitu Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi. Kedua, energi panas (uap) diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Ketiga, energi mekanik diubah
menjadi energi listrik. Adapun Keuntungan menggunakan PLTU adalah bahan bakar
yang mudah didapat, biaya operasional yang relatif murah, dan mampu
menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar. Meskipun mempunyai keuntungan,
PLTU juga mempunyai kelemahan yaitu terjadinya polusi akibat emisi gas buang dan
residu pembakaran.

Pembangkit listrik adalah sekumpulan peralatan dan mesin yang digunakan


untuk membangkitkan energi listrik melalui proses transformasi energi dari
berbagai sumber energi. Sebagian besar jenis pembangkit listrik menghasilkan
tegangan listrik arus bolak-balik 3-fasa. Selain itu, sebagian besar pembangkitan
listrik menggunakan generator sinkron yang didukung oleh penggerak mula yang
memperoleh energi dari bahan bakar atau sumber daya alam. Komponen utama di
dalam pembangkit listrik meliputi instalasi energi primer, instalasi penggerak mula,
instalasi pendingin dan instalasi listrik.

Listrik yang dihasilkan dari pembangkit kemudian dinaikkan tegangannya


melalui transformator step up (trafo penaik tegangan). Ini dilakukan untuk
mengurangi adanya pengurangan kehilangan energi pada saat transmisi listrik dalam
jarak jauh. Trafo step up menaikan tegangan dari yang asalnya 6-26 kilovolt menjadi
70-150 kilovolt. Lalu listrik yang telah dinaikan tegangannya ditransmisikan ke gardu
transmisi. Gardu transmisi adalah saluran udara transmisi listrik seperti SUTET, SUTR,
dan SUTT. Dari gardu transmisi kemudian membawa saluran udara yang mentransfer
energi listrik dari pembangkit listrik ke gardu ditribusi.

Transformasi stepdown adalah trafo untuk menurunkan tegangan yang akan


masuk kedalam sistem distribusi. Dalam trafo penurunan tegangan ini dibagi menjadi
dua jenis tegangan yaitu 150 kilovolt dan 20 kilovolt. Listrik yang berasal dari gardu
transmisi yang telah diturunkan tegangannya kemudian masuk kedalam gardu
distribusi atau gardu induk. Gardu transmisi memiliki dua sistem isolasi udara. Yang
pertama ada tegangan 150 kilovolt yang kemudian akan di salurkan ke industri yang
membutuhkan listrik dalam jumlah besar. Yang selanjutnya ada listrik yang
bertegangan 20 kilovolt yang akan disalurkan ke perumahan, fasilitas publik dan
sosial, juga bisnis beskala kecil. Sebelum disalurkannya listrik ke rumah warga terjadi
penurunan tegangan listrik sehingga listrik bertegangan 220volt yang terjadi di gardu
induk.

Dari gambar diatas pusat pembangkit listriknya ada dua yaitu dari PLTA dan
PLTU. Selanjutnya dari pusat pembangkit tersebut listrik ditransmisikan ke SUTET
atau SUTT menggunakan saluran transmisi kabel tembaga, energi listrik pertama kali
dihasilkan dari pusat pembangkit seperti yang telah di tuliskan diatas. Yang dimaksud
dengan SUTET adalah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi yang mengalirkan
tegang listrik yang sangat besar dari pusat pembangkit menuju gardu induk dan yang
dimaksud dengan SUTT adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi yang mana
didalamnya juga mengalirkan aliran listrik dengan tegangan yang tinggi. Setelah
energi listrik melewati SUTET atau SUTT selanjutnya melewati gardu induk dengan
menggunakan saluran transmisi kabel tembaga dan voltase energi listrik diturunkan
didalam gardu step-down menjadi tegangan menengah. Gardu induk ini merupakan
instalasi yang tersusun atas peralatan listrik dengan fungsi mengubah tegangan
listrik baik menaikan atau menurunkan tegangan. Ada 3 jenis Gardu induk ini, yang
pertama ada Gardu induk penaik tegangan: Gardu induk penaik tegangan berfungsi
untuk menaikkan tegangan listrik dari pembangkit listrik. kedua, Gardu induk
penurun tegangan: Gardu induk penurun tegangan berfungsi untuk menurunkan
tegangan listrik dari saluran transmisi. Ketiga, Gardu induk distribusi: Gardu induk
distribusi berfungsi untuk menyalurkan listrik dari saluran transmisi ke konsumen.

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI mempunyai
banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah : Pada GITET transformator daya yang digunakan
berupa 3 buah tranformator daya masing - masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan
rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.

Gardu induk memiliki beberapa tingkatan tegangan, yaitu:


1. Gardu induk tegangan ekstra tinggi (EHV): Tegangan 150 kV-750 kV.
2. Gardu induk tegangan tinggi (HV): Tegangan 70 kV-150 kV.
3. Gardu induk tegangan menengah (MV): Tegangan 20 kV-70 kV.
4. Gardu induk tegangan rendah (LV): Tegangan < 20 kV.
Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3
phasa dan tidak ada peralatan reaktor. Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri
dari:
1. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
2. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk :
1) Mengubah tenaga listrik tegangan tingi yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya atau
tegangan menengah.
2) Pengukuran, pengawasan, operasi serta pengaturan pengamanan sistem tenaga listrik.

Setelah melewati gardu induk energi listrik selanjutnya energi listrik


diturunkan lagi untuk disalurkan melalui JTM (Jaringan Tegangan Menengah) yang
merupakan jaringan yang akan menyalurkan ke JTR dengan menggunakan saluran
transmisi kabel tembaga. Jaringan distribusi tegangan menengah adalah jaringan
tenaga listrik yang menyalurkan daya listrik dari gardu induk sub transmisi ke
gardudistribusi. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) berawal dari Gardu Induk /
Pusat Listrik pada sistem terpisah.
Setelah dari JTM energi listrik selanjutnya ditransmisikan ke gardu tiang
menggunakan saluran transmisi kabel tembaga. Gardu tiang adalah merupakan
salah satu komponen instalasi tenaga listrik yang terpasang di jaringan distribusi.
Berfungsi sebagai trafo daya penurun tegangan dari tegangan menengah ke
tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan tersebut disalurkan ke konsumen.
Selanjutnya setelah dari gardu tiang energi listrik ditransmisikan ke JTR
(Jaringan Tegangan Rendah) dengan menggunakan saluran transmisi kabel
tembaga. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yaitu bagian dari distribusi tenaga listrik
yang menghubungkan antara distribusi transformator dengan Sambungan Rumah
(SR) yang merupakan titik akhir dari pelayanan listrik kepada konsumen. Sehingga
potret pelayanan dapat dilihat dari mutu tegangan dan tingkat kebisingan dari sisi
sambungan rumah. JTR merupakan jaringan yang mempunyai tegangan distribusi
dibawah 1000 volt yang memasok kebutuhun listrik tegangan rendah ke konsumen.
Dari JTR energi listrik kemudian ditransmisi kan ke SR (Saluran Rendah)
dengan menggunakan saluran transmisi kabel tembaga. SR merupakan jaringan
paling rendah sebelum energi listrik ditransmisikan ke rumah-rumah pelanggan.
Kemudian dari SR energi listrik ditransmisikan ke APP (Alat pengukur dan
pembatas) yang berada dirumah pelanggan. Yang dimaksud dengan alat pengukur
dan pembatas (APP) adalah alat yang berguna untuk mengukur dan membatasi
aliran listrik yang masuk kedalam rumah pelanggan. Alat Pembatas dan Pengukur
atau disebut dengan KWh meter merupkan suatu peralatan yang dipasang di rumah
atau tempat pelanggan untuk keperluan transaksi energi atau di pakai untuk
mengukur besar pemakaian energi yang digunakan kemudian untuk membatasi
daya yang digunakan oleh pelanggan sesuai dengan kontraknya.

Sistem pengukuran dibagi menjadi dua macam yaitu:


 Pengukuran primer atau yang disebut dengan pengukuran secara langsung.
Pengukuran primer 1 fasa digunakan untuk pelanggan dengan daya diatas
6600VA pada tegangan 220V/380V dan pengukuran primer tiga fasa untuk
pelanggan dengan daya diatas 6600V sampai dengan 33000VA pada
tegangan 220V/380V.
 Pengukuran Sekunder Tiga Fasa (Pengukuran tidak langsung).
pengukuransekunder memerlukan trafo arus biasanya digunakan untuk
pelanggan dengandaya53 KVA sampai dengan 197 KVa .

Dari APP selanjutnya energi listrik ditransmisikan ke PHB (Panel Hubung


Bagi) utama. Panel Hubung Bagi (PHB) adalah peralatan yang berfungsi menerima
energi listrik dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan, mengontrol sekaligus
penyaluran energi listrik tersebut melalui sirkuit panel utama dan cabang ke cabang
PHB atau langsung melalui sirkuit akhir kebeban. PHB utama pada gambar adalah
panel yang akan membagi energi listrik ke panel lainnya atau ke PHB lainnya. Dari
gambar diatas dari PHB utama ditransmisikan ke PHB 1 dan PHB 2. Dimana pada
PHB 1 terdapat KKB dan KKK. Stopkontak atau biasa juga disebut KKB (kotak
kontak biasa). Stopkontak ini digunakan untuk instalasi rumah dengan daya listrik
relatif kecil. Stopkontak biasa ini lebih banyak digunakan daripada stop kontak
khusus dalam pemasangan instalsi rumah. Stopkontak dibagi atas beberapa macam
berdasarkan bentuknya, yaitu stopkontak biasa, stopkontak dengan hubungan
tanah, dan stopkontak tahan air/tetesan. Sedangkan berdasarkan pemasangannya,
stopkontak dibagi menjadi dua jenis yaitu stopkontak yang dapat ditanam dalam
dinding dan stopkontak yang dipasang di permukaan dinding. Stopkontak khusus
ini merupakan stopkontak yang mempunya keamanan (sefety) dari jangkaun
anak anak. Stopkontak khusus atau biasa disebut juga dengan KKK (kotak kontak
khusus). Stopkontak ini digunakan untuk instalasi rumah dengan daya listrik yang
relatif besar. Stopkontak ini dipasang beberapa buah dalam pemasangan instalasi
rumah dibanding dengan stopkontak biasa . Contoh pemasangannya yaitu untuk
menyuplai listrik pada air conditioner (AC) atau water heater. Stopkontak khusus
dibagi menjadi dua jenis berdasarkan cara dan bentuk pemasangannya, yaitu
stopkontak khusus dapat dipasang di luar dinding atau ditanam di dalam dinding.
Pada PHB 1 juga terdapat saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan
mematikan lampu. Untuk PHB 2 pada gambar diatas tidak dipergunakan untuk
keperluan apapun.
Selain itu juga terdapat pemanfaatan energi listrik instalasi pelanggan besar,
untuk instalasi pelanggan besar ini energi listrik nya langsung mengambil dari
gardu tiang ke pelanggan yang membutuhkan energi listrik yang besar dan tidak
mengambil energi listrik dari SR (Saluran Rendah) yang biasanya digunakan untuk
keperluan energi listrik rumahan. Biasanya instalasi pelanggan besar ini digunakan
oleh pabrik, perusahaan, kantor, yang membutuhkan pasokan energi listrik yang
besar.

Kesimpulan dari penjelasan gambar diatas dapat kita pahami bahwa betapa
banyaknya tahapan - tahapan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat menuju
rumah atau tempat pemukiman warga yang mereka tinggal.

Anda mungkin juga menyukai