1. Mahasiswa mampu menggunakan prinsip Understanding by Design
(backward design) dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. 2. Mahasiswa mampu merancang asesmen untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Pada ujian tengah semester mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal, berikut referensi soal yang dapat digunakan:
1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding
by Design (UbD) atau biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang pembelajaran dengan prinsip ini!
2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus
merencanakan tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga komponen tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan pembelajaran. 3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya! 4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan masing-masing 1 contoh! 5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut! Jawaban: 1. Kerangka UbD mengembangan rancangan pembelajaran yang dimulai dari penentuan hasil belajar yang diinginkan. Hal ini dilakukan berdasarkan kesadaran bahwa tujuan dari proses belajar adalah mencapai pemahaman (understanding). Siswa memahami atau tepatnya menguasai ilmu yang dipelajarinya. Unsur utama dalam konsep ini adalah apa yang disebut sebagai backward design, yakni suatu pendekatan dalam merancang kurikulum atau pelajaran yang dimulai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran (RPP) sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan Berikut ini tahapan pada prinsip UbD: a. Menentukan Tujuan. Dalam melakukan berbagai aktivitas, tentunya kita memiliki tujuan. Begitupun dalam kegiatan pembelajaran, terdapat tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah sebuah istilah yang digunakan dalam kurikulum pendidikan Indonesia untuk mendeskripsikan kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, dimiliki, dan dikuasai oleh peserta didik dalam suatu kegiatan pembelajaran. b. Menentukan Asessment Setelah menentukan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, langkah selanjutnya ialah menentukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari proses dan hasil pembelajaran. c. Menentukan Kegiatan Pembelajaran. Anda sudah mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menentukan alat untuk mengukur ketercapaian tersebut. Selanjutnya, perlu menentukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan berpusat pada peserta didik, misalnya dengan menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Selain menentukan pendekatan pembelajaran Anda juga dapat memilih model, strategi, dan metode yang akan digunakan. 2. Perbedaan mendasar antara UbD dengan model kerangka berfikir dalam merancang pembelajaran lainnya adalah alur yang digunakan yaitu alur mundur (Backward Design). Urutan dalam merancang yang biasanya dimulai dari penentuan tujuan pembelajaran, kemudian kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi, maka dalam prinsip UbD perancangan dimulai dengan penetapan tujuan pembelajaran, menentukan alat ukur ketercapaian pembelajaran (evaluasi/assessment) dan diakhiri dengan merencanakan langkah kegiatan pembelajaran. Artinya strategi pengembangan pembelajaran dimulai dari penentuan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk mengukur ketercapaian sasaran tersebut dibuatlah suatu alat atau prosedur penilaian biasanya berupa instrument penilaian. Selanjutnya barulah dibuat strategi atau perencanaan pembelajarannya biasanya berupa intruksi kegiatan. Alur tersebut memberikan gambaran keterkaitan antara tiga komponen UbD yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan uraian di atas menurut saya jika diantara salah satu komponen dalam kerangka berfikir prinsip UbD tidak termuat ketika membuat rancangan pembelajaran, maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif. Sebagai contoh jika dalam pembelajaran tidak terdapat komponen asesmen, maka guru akan mengalami kesulitan dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran pada peserta didik, sama halnya jika pembelajaran tidak terdapat tujuan atau langkah pembelajaran, maka pembelajaran akan menjadi rancu atau tidak terarah. 3. Karena pada Prinsip UbD rancangan pembelajaran akan berfokus pada penentuan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kemudian menentukan alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran, lalu menyusun langkah atau cara mengajarkannya. Kelebihan rancangan pembelajaran Ubd antara lain dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan proses pembelajaran lebih optimal. Selain itu orientasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut selaras dengan pendapat (Wiggins dan McTighe) yang menyatakan bahwa Understanding by Design (UbD) mampu meningkatkan pemahaman mendalam bagi peserta didik dan berorientasi dengan student centered learning, yakni dengan pembelajaran yang mengacu pada hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian, serta pengajaran. 4. Asesmen Awal merupakan asesmen yang dilakukan guru di awal pembelajaran untuk melihat kompetensi awal dan memonitor perkembangan belajar peserta didik dari aspek kognitif maupun non kognitif. Hasil asesmen diagnosis digunakan untuk memetakan kebutuhan belajar sehingga guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan peserta didik. Contoh: Guru dapat memberikan tes tertulis yang mencakup pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Asesmen Formatif adalah asesmen yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk memberikan informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik pada setiap tahap pembelajaran. Hasil asesmen formatif berguna bagi guru untuk mengambil tindakan dan memastikan bahwa setiap peserta didik mencapai penguasaan yang optimum. Asesmen formatif dapat mendorong peserta didik mencapai tujuan belajar dengan melakukan penyampaian umpan balik yang dilakukan secara berkala. Contoh: Guru memberikan tugas kepada siswa berupa proyek dengan materi yang diajarkan. Proyek ini bisa dilakukan dengan berkelompok maupun sendiri. Misalnya pada pembelajaran IPAS di kelas V pada materi bernafas, guru dapat Meminta siswa membuat tugas proyek berupa pembuatan siklus pernapasan pada manusia secara berkelompok. Asesmen Sumatif adalah asesmen yang dilakukan guru setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Asesmen sumatif tidak selalu dilakukan di akhir pembelajaran. Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman peserta didik, serta mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi yang dituju. Contoh: mengadakan Ujian Akhir Semester. 5. Salah satu tujuan asesmen adalah memantau atau memonitoring kualitas pembelajaran. Asesmen dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran. Karena memiliki fungsi sebagai pemantau atau untuk memonitoring, maka asesmen bertujuan memahami posisi peserta didik dalam rentang pembelajaran tertentu. Dengan demikian, perkembangan belajar dapat teramati dari waktu ke waktu. Informasi ini membantu guru, peserta didik, orang tua dan sekolah untuk melakukan perbaikan ataupun peningkatan pembelajaran selanjutnya. Asesmen perkembangan peserta didik ini dilakukan untuk memahami sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, serta untuk mengidentifikasi area-area yang masih memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. Asesmen digunakan untuk mengukur kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan memantau perkembangan mereka secara teratur, pendidik dapat mengidentifikasi apakah ada peserta didik yang memerlukan bantuan tambahan atau perhatian khusus. Melalui asesmen, peserta didik dapat menerima umpan balik tentang kinerja mereka. Umpan balik ini dapat membantu mereka memahami kekuatan dan kelemahan mereka dalam pembelajaran, sehingga mereka dapat memperbaiki diri dan meningkatkan prestasi akademisnya. Asesmen memungkinkan pendidik untuk mengidentifikasi kebutuhan individu peserta didik. Hasil asesmen juga dapat digunakan untuk mengarahkan teknik pengajaran. Pendekatan pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik dapat membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional